General's Lady [Bahasa Indonesia] - Chapter 13
Shen Jin menatap seorang pria di hadapannya yang mengenakan pakaian berbordiran dengan wajah yang seindah giok dan penampilan yang memesona dan luar biasa.
Ia terkejut. Kemudian ia menatap Chu Xiuyuan yang duduk dan berbicara dengan pria itu, lalu menolehkan kepalanya untuk menatap An Ping yang ada di sampingnya. Terakhir, ia kemudian menatap pria itu lagi.
Ia masih tak percaya pria ini adalah Yong Ning Bo. Ini seperti rumput liar yang tiba-tiba berubah menjadi seekor anjing laut kecil…
Pria itu memperhatikan ekspresi Shen Jin. Tatapan Shen Jin yang berisi ketidak percayaan dan kebingungan menyebabkan dirinya tersenyum. Ia berkata, “Istriku, jangan-jangan kau tidak mengenali suamimu sendiri?”
‘Sejak awal aku memang tak mengenalimu, paham?!’ Shen Jin mengulum bibiarnya dan tidak mengatakan apa-apa. Tetapi ia tidak tahu, bahwa wajahnya sama sekali tak bisa menyembunyikan ekspresinya, dan pria itu tertawa.
Wajah Chu Xiuyuan masih sedikit pucat, tetapi tetap membawa senyuman saat ia berkata, “Kakak ipar, dia benar-benar kakak.”
Bukankah orang-orang sudah setuju bahwa wajahnya mirip seperti Zhongkui, wataknya kejam, suka memakan daging mentah, setiap hari meminum darah segar, dan ia tak segan membunuh orang untuk mencari kesenangan?
Shen Jin duduk di depan Chu Xiuming dan tidak mengatakan apa-apa. Sebaliknya, setelah tertawa, Chu Xiuming berkata, “Enam hari ke depan, pasukan pemerintah akan tiba.”
“Hmph. Perang sudah berakhir. Datang pun mereka sudah tidak ada gunanya,” kata Chu Xiuyuan dengan marah.
“Kalau mereka tidak datang, bagaimana dengan persediaan barang-barang?” Kalau dibandingkan dengan Chu Xiuyuan, Chu Xiuming tampak lebih tenang. Saat ia duduk seperti ini, ia tampak seperti orang yang ada di dalam lukisan.
Shen Jin merasa jika para gadis dari keluarga bangsawan di ibu kota benar-benar melihat penampilan Chu Xiuming ini, ia tidak tahu apakah mereka akan menyesal atau tidak.
Dan melihat keanggunan Chu Xiuming dalam bergerak, ia tidak tampak seperti orang yang tak berpendidikan….Kalau dilihat seperti ini, Chu Xiuming sedikit pun tidak tampak seperti seorang jenderal, sebaliknya ia tampak seperti seorang putra bangsawan.
Melihat istrinya yang termenung, Chu Xiuming mendesah dan menatap adiknya. Chu Xiuyuan mengangkat bahu. Ia dan kakak iparnya ini juga tidak begitu akrab dan ia tak pernah menyadari bahwa Shen Jin memiliki kebiasaan buruk ini. “Kakak ipar?”
“Kakak ipar?” panggil Chu Xiuyuan sembari memperbesar volume suaranya.
Shen Jin terkejut dan menatap Chu Xiuyuan. Wajahnya yang sudah susah payah sedikit ia buat gemuk kini sudah mengecil kembali, membuat matanya tampak bulat dan berair. “Ada apa?”
Chu Xiuming tersenyum dan berkata, “Istriku, apa yang kau pikirkan?”
Shen Jin mengulum bibirnya dengan wajahnya yang memerah. Ia merasa malu memberi tahu Chu Xiuming apa yang sudah ia pikirkan. “Tidak ada.”
Chu Xiuming tidak bertanya lebih lanjut dan hanya berkata, “Saat orang-orang dari pemerintah datang, apa kau mau membantuku untuk menerima mereka?”
“Aku?” Shen Jin menatap Chu Xiuming. Di seluruh wajahnya tertulis dua kata, tidak mau.
Chu Xiuming hanya bersikap seolah dirinya tidak melihat hal itu dan berkata, “Iya. Aku dan adikku terluka parah dan tidak bisa berdiri. Di kediaman ini, satu-satunya orang yang tersisa untuk bisa mengambil tanggung jawab adalah kau, istriku. Jadi aku hanya bisa merepotkanmu.”
Shen Jin menatap Chu Xiuming yang terluka parah dan tidak bisa berdiri itu dan menatap Chu Xiuyuan. Ia kemudian menjawab, “Oh.” Ia kemudian bertanya dengan lambat, “Aku perlu melakukan apa?”
Chu Xiuming berkata, “Aku akan meminta Bibi Zhao untuk memberi tahumu.”
“Baik,” jawab Shen Jin.
Chu Xiuming berkata, “Kalau begitu ayo makan.”
Dengan keaadaan saat ini, walaupun makanan untuk dimakan di Kediaman Jenderal tidak bisa selezat tempat lain, tetapi meja mereka tidak kekuarangan daging. Semua yang ada di atas meja mereka adalah daging kuda.
Kuda-kuda perang yang bertarung hingga mati dibawa kembali. Dalam jatah semua orang, terdapat daging kuda. Dan kuda-kuda perang yang terluka dan tak mati adalah kuda-kuda yang dibesarkan di pemerintah dengan baik, dan semuanya adalah kuda yang bagus.
Sebenarnya, daging kuda memiliki rasa yang sangat buruk, terutama daging kuda perang. Bukan hanya rasanya yang buruk, daging itu juga sangat keras. Setelah makan segigit, Shen Jin tidak mau memakannya lagi.
Perang sudah berakhir. Shen Jin berubah menjadi sedikit pemilih. Ia bukannya ingin membuang makanan, tetapi ia tidak bisa memaksa dirinya untuk memakan makanan yang sulit ditelan itu lagi.
Kakak beradik Chu Xiuming dan Chu Xiuyuan itu sebaliknya makan dengan sangat lahap. Dan Shen Jin hanya memakan roti kukus dari tepung kacang, sup, dan asinan sayur.
Setelah orang-orang itu selesai makan, An Ping pergi ke dapur untuk menuangkan semangkuk ejiao yang direbus dengan baik dan meletakkannya di depan Chu Xiuyuan.
“Kakak ipar…” Beberapa hari ini Chu Xiuyuan mampu menerima semangkuk benda ini sendirian. “Aku merasa aku sudah baik-baik saja.”
“Ini untuk menambah darahmu,” kata Shen Jin. “Aku sudah bertanya pada tabib. Tidak apa kalau kau memakannya sedikit lagi.”
Ejiao ini sangat bernutrisi untuk perempuan, jadi ada banyak herbal ini di dalam mahar Shen Jin. Tetapi memakannya sangat merepotkan. Semua obat-obatan yang ada di dalam mahar Shen Jin sudah habis, dan ejiao ini juga hanya tersisa sebagian besarnya.
Dan luka Chu Xiuyuan yang berat ini tidak sembuh-sembuh juga. Sekarang saat ia muda hal ini mungkin memang bukan apa-apa, tetapi saat ia tua nanti, ia akan menderita karena penyakit.
Setelah bertanya pada tabib, Shen Jin mulai mengatur untuk membuat Chu Xiuyuan meminum ejiao itu dengan tepat waktu. Ejiao itu berguna untuk menambah darah.
Melihat penderitaan Chu Xiuyuan saat meminumnya, Shen Jin memberi nasihat, “Beberapa hari lagi tonik-tonik lain akan tiba. Aku akan menggantinya untukmu.”
Chu Xiuyuan juga tahu bahwa Shen Jin memiliki tujuan yang baik. Tetapi ia merasa bahwa benda ini seharusnya diminum oleh perempuan. Dan orang yang paling lemah di dalam kediaman mereka jelas-jelas adalah Shen Jin.
Setelah Chu Xiuyuan meminumnya hingga habis, Shen Jin berdiri dan berkata, “Kalau begitu aku akan kembali sekarang.”
“Beberapa hari lagi setelah semuanya tidak sibuk, pindahlah dan tinggal di halamanku,” kata Chu Xiuming. “Sekarang kau bisa mengemas barang-barangmu.”
Wajah Shen Jin memerah. Ia dengan cepat melupakan hal ini. Ia menggigit bibirnya, tak menjawab, dan pergi.
Saat perang terjadi, Bibi Zhao yang disebut Chu Xiuming tidak berada di perbatasan. Tidak lama setelah akhir tahun, ia meninggalkan perbatasan untuk mengunjungi keluarganya. Dua hari lalu, ia membawa banyak sekali berbagai jenis makanan dan membawanya pulang.
Bibi Zhao tampaknya berusia sekitar empat puluhan. Ia memiliki wajah yang tampak baik, dan katanya awalnya adalah pelayan utama ibu Chu Xiuming dan adiknya.
Setelah Nyonya Chu meninggal, ia menyusui Chu Xiuyuan hingga besar. Jadi, di Kediaman Jenderal ia memiliki kehormatan yang cukup besar.
Tetapi Shen Jin dan dirinya tidak pernah berhubungan. Ketika Shen Jin baru saja menikah dengan keadaan seperti itu, Bibi Zhou juga tidak melayaninya. Tak lama kemudian, ia pergi mengunjungi kerabatnya.
Bibi Zhao sudah menerima perintah untuk menunggu Shen Jin di halamannya. Melihat Shen Jin, ia bangkit dan memberi hormat, “Nyonya.”
Shen Jin mengangguk sembari tersenyum dan berkata, “Maaf merepotkan bibi.”
Bibi Zhao berkata, “Bisa melayani nyonya adalah kehormatan bagi hamba.”
“An Ping, tuangkan teh untuk bibi,” perintah Shen Jin tanpa menjawab Bibi Zhao.
“Baik.” Setelah memberi salam, An Ping pergi untuk mempersiapkan teh.
Shen Jin berkata, “Bibi, silakan duduk.”
Setelah Shen Jin duduk, barulah Bibi Zhao duduk di atas kursinya. Shen Jin menatap sikap Bibi Zhao dengan mata yang menyipit. Saat Chu Xiuming baru saja menyebutnya sebagai Bibi Zhao, Shen Jin merasa curiga.
Bisa dipanggil sebagai Bibi dan bahkan menyusui putra majikannya, maka ia pasti berasal dari istana.
Hari ini tampaknya ada dua kemungkinan paling besar tentang Bibi Zhao, karena cara duduk dan etikanya bukan sesuatu yang bisa dipelajari oleh para pelayan.
Saat Putri Rui secara khusus meminta para pelayan tua dari istana untuk mengajari Shen Jin dan saudari-saudarinya, Shen Jin mempelajarinya dengan sangat serius. Karena itulah, ia familier dengan hal ini dan bisa mengetahuinya dalam waktu yang singkat.
Hanya saja Shen Jin merasa Bibi Zhao dan bibi yang mengajarinya saat itu memiliki sesuatu yang rasanya berbeda. Pendeknya, tampaknya Bibi Zhao tampak lebih natural dalam hal ini, dan yang ia pelajari saat itu tampak lebih bertele-tele dan lebih banyak yang harus diperhatikan.
Walaupun ia merasa tak yakin, tetapi Shen Jin tidak bisa menanyakannya. Walaupun sekarang tindak-tanduk di Kediaman Jenderal seolah sudah menerimanya, tetapi semuanya tetap saja tak sama.
Ia adalah putri Pangeran Rui dan Jun Zhu di pemerintahan. Dan di antara pemerintah dan perbatasan, tidak ada keharmonisan seperti di ibu kota.
An Ping menyiapkan tehnya dengan sangat cepat. Ia juga menuangkan air brown sugar untuk Shen Jin. Brown sugar ini adalah salah satu dari barang-barang yang dibawa kembali oleh Bibi Zhao.
An Ping tahu tentang siklus menstruasi Shen Jin. Kali ini mestruasi itu seharusnya tiba, tetapi ternyata tidak. Jadi, An Ping mencari kepala pelayan untuk meminta brown sugar dan meminta Shen Jin meminumnya.
Bibi Zhao menatap hal itu dan ia juga paham. Chu Xiuming memintanya datang bukan hanya untuk mengajari Shen Jin beberapa hal, tetapi juga ingin agar ia membantu Shen Jin menjaga tubuhnya, terutama tentang masalah tangan Shen Jin.
“Nyonya, minumlah selagi hangat,” nasihat An Ping dengan lembut.
Shen Jin mengangguk. Awalnya brown sugar ini tidak langka, tetapi saat ini di perbatasan brown sugar ini adalah barang yang langka. Ia memegang gelas air brown sugar itu dengan kedua tangannya dan meminumnya beberapa teguk.
Sembari tersenyum, ia berkata, “Bibi, tolong ajari aku. Jika pembawa pesan pemerintah tiba, bagaimana aku harus menerimanya?”
Bibi Zhao agak gemuk dan tampak lembut. Setelah ia mengambil cangkir teh dan menyesapnya sekali, ia meletakkan cangkirnya ke samping. Mendengar perkataan Shen Jin, ia berkata, “Mengapa nyonya begitu cemas tentang cara menerima mereka?”
“Mereka adalah orang-orang yang dikirim datang oleh Yang Mulia Kaisar.” Shen Jin menatap Bibi Zhao dan berkata, “Mereka mewakili Yang Mulia Kaisar.”
Bibi Zhao tidak mengatakan bahwa yang dipikirkan oleh Shen Jin adalah salah. Ia hanya berkata, “Kalau begitu, apa gelar nyonya?”
Shen Jin termangu. Ia memahami maksud Bibi Zhao. Ia adalah kerabat Kaisar. Gelar Jun Zhunya pun tidak perlu disebut lagi. Suaminya adalah Yong Ning Bo yang merupakan seorang Jenderal Besar yang menjaga puluhan ribu orang.
“Dan untuk hal ini, jika nyonya menerima mereka dengan sikap yang lembut dengan arak dan makanan yang lezat, pemerintahan pasti akan tenang,” kata Bibi Zhao dengan lembut.
“Aku mengerti,” kata Shen Jin sembari mengulum bibir.
“Di dalam kota juga ada pos kurir. Tidak apa jika nyonya langsung meminta mereka tinggal di sana.” Melihat Shen Jin mengerti, Bibi Zhao tersenyum. “Nyonya, dengan status Anda, sedikit angkuh juga adalah sesuatu yang harus dilakukan. Agar di ibu kota, tidak ada orang yang akan membuat nyonya menundukkan kepala.”
Shen Jin mengulum bibirnya dan berkata, “Aku akan berusaha.”
Angkuh? Shen Jin teringat wajah Shen Zi. Jika wajah itu berubah menjadi dirinya? Ia selalu merasa itu… tidak terlalu benar.
Bibi Zhao juga mengetahui status Shen Jin. Walaupun ia adalah Putri Pangeran Rui, tetapi dengan menikah kemari, ia takut itu bukan sesuatu yang membuatnya akan dihormati.
Walaupun Bibi Zhao merasa Chu Xiuming dan adiknya sangat baik, ia tetap tidak bisa melawan reputasi tidak baik mereka di luar sana. Tampaknya ia masih harus mengajari banyak hal.
Tetapi berdasarkan Shen Jin yang begitu menjaga Chu Xiuyuan, Bibi Zhao juga merasa tidak rela saat Shen Jin bekerja keras.
Dan Bibi Zhao juga mendengar tentang jasa Shen Jin di perbatasan. Ia merasa Shen Jin sangat cerdas dan seseorang yang menjanjikan…
Dengan cepat, Bibi Zhao merasa ia ingin menarik kembali komentarnya tentang Shen Jin. Ia merasa ada satu kalimat yang sempurna untuk mewakili Shen Jin: Saat terdesak, kelinci pun bisa menggigit orang. Shen Jin tampak seperti seekor kelinci. Hanya di saat bahaya sudah dekatlah ia bisa berdiri tegak.
Di hari-hari biasa, kelinci selalu memasang ekspresi lemah. Bahkan walaupun ada orang yang menarik telinganya atau mencolek perutnya, ia tampaknya seolah tak bisa marah. Paling jauh, ia mungkin hanya akan pindah dan terus bersarang di sana.
Tetapi saat di belakang kelinci itu berdiri seekor macan tutul, apa macan tutul itu ingin menarik telinganya? Mencolek perutnya? Haha, macan tutul itu hanya akan menggigitnya hingga mati.
.
.
.
Centinni menerjemahkan ini untukmu.
Kami juga membuka donasi via Gojek pay ya guys. Setiap Rp. 10.000 yang terkumpul, kalian akan dapat chapter ekstra. Dan kalian juga, jangan lupa tulis untuk buku apa kalian berdonasi yaa. Kode QR ada di halaman muka yaaa.
Bergabunglah bersama kami di discord untuk mendapatkan update terbaru dan kesempatan untuk bertemu penerjemah favorit Anda ~
Jadilah bagian dari komunitas Indonesia yang menyenangkan ~
Tautan discord: https://discord.gg/v4pveKG
Donasi pada kami dengan Gojek!
