You Are Too Ugly, I Refuse (Kamu Terlalu Jelek, Aku Menolak) - BAB 2
- Home
- You Are Too Ugly, I Refuse (Kamu Terlalu Jelek, Aku Menolak)
- BAB 2 - Pergi Atau Tidak Pergi
BAB 2, PERGI ATAU TIDAK PERGI
TL by HellowYellow78
Keadaan alam Baitingzhou (catatan TL: 汀’白洲’ pinyin ‘bǎiting zhou’, ‘benua pasir putih’) adalah datar, ada beberapa tanjakan dan turunan. Hanya ada satu gunung tinggi yang disebut Puncak Poyun (TL note: ‘puncak awan yang rusak’, ‘破云峰’ pinyin ‘Pò yún fēng) yang tidak diinginkan. Ada banyak keluarga pembudidaya dan sekte-sekte di bawah gunung. Impian mereka adalah bisa mencapai Puncak Poyun, tetapi paling banyak, manusia hanya bisa mendaki sampai ke sisi gunung, sehingga sangat sulit untuk naik sampai ke puncaknya. Bahkan jika Anda adalah seorang kultivator hebat yang memiliki keahlian terbang yang tinggi, Anda segera akan dihempaskan kembali oleh angin yang sangat kencang begitu Anda mendekati puncak gunung.
Meskipun demikian, masih banyak sekali orang yang mencoba mendaki gunung peri ini setiap tahunnya. Ada batu besar yang berdiri kokoh seperti monumen di bawah kaki gunung, pada monumen itu terukir nama dari gunung peri tersebut, ‘Puncak Poyun’. Selain nama gunung juga ada banyak huruf-huruf dengan karakter cina yang ditulis kecil-kecil, yang isinya memberitahukan kepada semua orang di dunia mengenai cara dan rute yang dapat ditempuh agar semua orang dapat berhasil mendaki sampai ke puncak gunung. Tulisan itu juga memberitahukan tentang bagaimana caranya agar bisa menghindari serangan guntur dan angin kencang dengan aman, sehingga semua orang dapat langsung menuju ke negeri peri dengan mudah.
Karena itu, tidak hanya manusia, tetapi juga hantu, iblis, monster, roh, dan segala jenis roh lainnya selalu mencoba mendaki Puncak Poyun setiap hari, dengan harapan bahwa suatu hari mereka bisa berada dikelas yang sama dengan peri.
Bagian puncak paling teratas dari Puncak Poyun adalah Gerbang Pedang Awan-Gerbang Yunjian milik Yun Caiye.
Matahari bersinar dengan cerah. Yun Caiye melangkah masuk ke dalam Gerbang Yunjian, ia berjalan selangkah demi selangkah di atas jalan setapak yang diaspal dengan menggunakan batu safir yang indah. Jubah ‘Zhaosan’nya yang berwarna ungu dipakai dengan longgar menjulur panjang sampai kebawah mencapai ke mata kaki, menutupi pakaian putih yang dipakai di dalamnya. Jubah itu sedikit berkibar mengikuti irama ayunan langkah kakinya. Para murid yang kebetulan berada disana segera menghentikan aktivitas mereka, dan bahkan para pejalan kaki yang juga berada disana berhenti dan berdiri mematung. Mata mereka menatap ke arah Yun Caiye yang sedang berjalan melewati jalan itu, dengan penuh rasa kekaguman dan pemujaan yang sangat dalam, yang dapat dilihat dari tatapan mata mereka. (TL note: ‘罩衫随’ pinyin ‘Zhàoshān suí’ adalah pakaian seperti kemeja atau jubah panjang biasanya sampai ke mata kaki, yang dikenakan longgar diatas pakaian yang lain).
“Shizun, Jiu Yi-peri terhormat dari Puncak Gunung Anggur, datang untuk berkunjung” (TL note: ”Guru yang sangat dihormati’, 师尊’, pinyin’ShīZūn’, gelar tersebut biasanya digunakan di dunia persilatan). Seorang wanita dengan rok bersulam berwarna biru kehijau-hijauan maju ke depan dan berkata dengan kepala tertunduk. (TL note: ‘Jiu Yi; ’酒 嶷’ pinyin ‘Jiǔ Yí’, adalah salah satu peri tingkat tinggi di dalam negeri peri yang tinggal di Puncak Gunung Anggur, yang disebut Peri Anggur karena kemanapun ia pergi selalu membawa arak anggur dalam botol labunya dan selalu seperti mabuk. Ia juga terkenal dengan sebutan Dewanya Anggur-arak atau dewa pesta atau dewa mabuk ‘Dionysus’; ‘酒神’, pinyin ‘Jiǔ shén’).
“Yah, aku tahu.” Suara itu lembut, seperti mutiara yang jatuh dari piring, tiga poin acuh tak acuh, tujuh poin dingin.
Setelah mendengar kata-kata itu, Qingyuan tidak bisa menahan senyum dan dia mundur. “Kakak kedua! kakak telah berbicara dengan Shizun!!” Qingying memandang punggung Shizun sampai menghilang di sudut aula awan, sebelum ia berani melompat keluar dari belakang rumput semak-semak, lalu segera bergegas ke depan Qingyuan dan berbicara dengan penuh semangat.
Qingyuan tersenyum tipis, “Sebenarnya itu adalah Jiu Yi, Peri Anggur yang datang untuk mengunjungi Shizun, mengapa kamu tidak berani memberitahu Shizun secara langsung?”
“Hei, hei, hei … aku takut aku akan terus menatap wajah Shizun, ketika aku melihat Shizun, dan aku akan mati jika aku tidak bisa mengatakan apa-apa. ‘
“Huh, nakal.”
Peri Anggur sedang duduk di Paviliun Wuhua (TL note: ‘paviliun tanpa bunga’, ‘ 无花亭中 ‘ pinyin ‘Wú hua Tíng zhōng’) menyeduh sepoci anggur dalam tungku kecil. Setelah melihat Yun Caiye, dia dengan cepat bangkit dan tersenyum, “Caiye, muridmu bilang kamu keluar kemarin, kenapa kamu kembali begitu terlambat?”
Yun Caiye duduk di bangku batu sebelum menjawab, “Saya pergi untuk melakukan sesuatu.”
“Aku pikir…Apakah kamu akan menjemput seseorang?”, Jiu Yi dengan kejam menyindir kebohongan Yun Caiye. “Aku telah mendengarnya, tadi malam kamu mengayunkan pedang di Sungai Dingju (TL note: ‘定 举’ pinyin ‘Dìng Jǔ’, ‘sungai yang tidak bergerak atau tetap’’) dan mengacau kan Istana Naga air. Membuat Raja Naga merasa terganggu dan kesal. Pagi ini beliau pergi menemui Kaisar Langit untuk mengeluh.”
Yun Caiye menyeringai, “Aku hanya mengayunkan pedang saja. Jika dia menolak untuk menerimanya, bahkan jika dia datang kepada ku untuk belajar, aku akan menemaninya sampai akhir. “
Jiu Yi meletakkan gelas anggur di depan Yun Caiye, sambil menuangkan anggur ke dalamnya, dan membujuknya dengan lembut, “belajar dari satu sama lain, kamu membunuh dan membunuh sepanjang hari, aku tanya, mengapa kamu melakukan begitu banyak urusan?”
“Apakah ini yang disebut urusan?” Yun Caiye merentangkan tangannya dan memperlihatkan pedang ‘Du Sheng’-nya. “Dia adalah Raja Naga yang luar biasa, dan dia telah membiarkan kerang itu menarik perhatian orang-orang di sungainya dan melakukan kejahatan dengan menghisap roh orang-orang itu. Menurutku dia salah. Apakah yang telah aku lakukan adalah salah? Aku hanya akan membunuh orang-orang yang memiliki karma, tidak akan pernah membunuh orang-orang yang tidak bersalah tanpa pandang bulu ..”
“Oke .. oke .., aku hanya bicara dengan santai, begitu kamu menarik pedangmu, kamu akan menyapu bersih sekelilingmu. Bagaimana jika tanpa sengaja kamu melukai orang yang tidak bersalah? Apakah aku tidak boleh khawatir dengan kamu? “
Yun Caiye menoleh dan berkata dengan acuh tak acuh, “Aku memiliki penilaian sendiri. Jika suatu hari nanti aku tidak sengaja melukai orang yang tidak bersalah, aku akan membayarnya seumur hidup.”
“Hei, kita sama-sama sangat realistis. Yah, aku tidak akan membicarakannya lagi. Kemarilah dan mari kita coba anggur pear blossom yang baru aku seduh.” Jiu Yi dengan cepat melambaikan tangannya dan berkata kepada Yun Caiye dengan bersulang.
Mata Yun Caiye tertunduk ke bawah, bulu matanya yang panjang tampak seperti tirai, menutupi tatapan matanya yang mencela. Dia melihat gelas anggur safir di depannya, lalu mengangkat tangan untuk memegangnya dan meminumnya. (TL note: gelas anggur safir adalah gelas anggur-wine, memiliki kaki pegangan panjang dan terbuat dari kristal, walaupun biasanya gelas anggur memiliki warna yang bening dan jernih tetapi ada juga yang dapat memantulkan cahaya berwarna biru).
“Bagaimana?” Jiu Yi menatap Yun Caiye dengan penuh perhatian.
“Lumayan.”
Jiu Yi menampar pahanya dan melotot, “masih saja ‘lumayan’, tidakkah kamu akan mengatakan hal lain?”
“Tapi aku mengatakan yang sebenarnya.”
“Tidak. Kamu harus ikut dengan ku.” Jiu Yi duduk sebentar, menarik lengan baju Yun Caiye dan pergi.
“Pergi kemana?” Yun Caiye masih duduk dengan tegak di bangku batu, dan menolak untuk melangkah. “Kamu hanya mencicipi anggur yang saya buat dan hanya mengomentarinya dengan ‘lumayan’. Aku akan membawamu ke orang yang telah mengajariku cara menyuling anggur ini. Jika namanya tidak berubah, saya benar-benar ingin memanggilnya Dionysus!!!” (TL note: ‘dionysus’; ‘酒神,’ pinyin ‘Jiǔ shén’ adalah Dewa Kegilaan-Dewa Pesta-Dewa Mabuk akan ekstasi spiritual, anggur dan alkohol secara umum).
Yun Caiye tidak bisa menahan Jiu Yi lagi, dia hanya bisa bangun dan mengikutinya berjalan di bawah Puncak Poyun.
“Kenapa tidak terbang dengan pedang?” Yun Caiye dan Jiu Yi berjalan di jalan yang panjang dan berliku menyerupai tangga yang terbentang di sepanjang Puncak Poyun, agak bingung.
Jiu Yi bertanya kepadanya, “Mengapa kamu harus terbang dengan pedang? kamu lihat, di jalan ini ada berapa banyak orang yang datang karena mengagumi peri. Mereka berjalan siang dan malam mendaki jalan peri ini, dan terus bergerak maju. Hanya kamu dan aku yang berjalan dari arah sebaliknya. Tidakkah menurut kamu itu menarik?” “
“Membosankan.”
“Kamu yang membosankan.”
“…..Berisik.”
‘Jalan peri yang mendaki’-Jalan Dengxian adalah satu-satunya jalan menuju Puncak Poyun. Jalan tersebut berupa tangga yang sangat panjang dan berliku mulai dari kaki gunung sampai ke puncak gunung, dan merupakan jalan yang pertama kali di aspal atas perintah Peri Batu. Jalan yang diaspal oleh Peri Batu tidak bisa dihancurkan. Walaupun sudah puluhan ribu tahun, jalan itu tetap utuh seperti masih baru, tidak retak sedikitpun.
Selama puluhan ribu tahun terakhir, tidak tahu sudah berapa banyak orang yang telah berjalan di jalan ini. Beberapa manusia dengan tingkat kultivasi yang biasa-biasa saja menemui ajalnya, dan menolak untuk dilahirkan kembali. Sehingga mereka berubah menjadi kultivator hantu dan melanjutkan pendakian. Bahkan batu-batu di pinggir jalan mendapatkan sedikit energi dari peri dan ada juga yang berubah menjadi roh. Mereka bergabung dengan barisan iblis dan berjalan mendaki sepanjang tangga berliku, hanya untuk berubah menjadi Peri.
Namun, keluarga-keluarga kultivator dan sekte-sekte kultivator yang tinggal di kaki gunung jauh lebih pintar daripada para kultivator level biasa. Mereka berlatih di bawah gunung setiap hari tanpa membawa peri roh kecil apa pun yang berada di bawah ‘Gunung Batu Anggur’- Puncak Jiuyan ke Puncak Poyun. Pada awal musim semi setiap tahun, banyak sekte memilih murid-murid mereka yang telah memenuhi syarat untuk mencoba mendaki tangga panjang yang berliku. Begitu mereka tidak lagi dapat bergerak maju lebih jauh, mereka harus kembali turun dan terus berlatih.
Hari ini, adalah hari pendakian tahunan dari gerbang sekte terbesar di antara sembilan sekte di bawah gunung.
Yun Caiye dan Jiu Yi, turun dari puncak gunung, dan tidak lama setelah berjalan keluar dari Gerbang Yunjian, ada beberapa pejalan kaki di jalan. tetapi Mereka yang bisa sampai ke sini seringnya adalah peri-peri iblis, tetapi hantu para kultivator dan para kultivator manusia sangat jarang. Yun Caiye dan Jiu Yi membuat tubuh mereka tidak terlihat, bukan berarti peri tidak bisa melihat mereka sama sekali.
“Sayangnya, orang-orang ini berpikir untuk mengambil jalan pintas. Bukankah mereka juga bisa menjadi peri abadi jika melatih spiritual mereka dengan sangat baik? Mengapa kamu harus menghabiskan waktu yang berharga ini untuk mendaki tangga yang panjang dan berliku, yang bahkan tidak akan pernah bisa mencapai puncak gunung?” Jiu Yi mengguncangkan kipasnya, dan menghela nafas, “Banyak orang memiliki pikiran yang macam-macam, tapi saya pikir roh-roh jahat ini secara alami sederhana dan dapat melangkah lebih jauh. Mungkin suatu hari mereka akan benar-benar datang ke Gerbang Yunjian Anda.”
Yun Caiye tidak peduli. Bukannya tidak ada orang yang berjalan di Jalan Dengxian, tetapi orang-orang itu, tanpa kecuali, berpikiran teguh. Memiliki bakat yang langka dengan ketekunan yang luar biasa.
“Jika seseorang benar-benar datang ke Gerbang Yunjian, saya secara alami akan memberitahu Kaisar Surgawi untuk membiarkan orang itu memilih Peri Gerbang untuk beribadah.”
“Itu pastinya di bawah pintumu lagi. Siapa yang tidak tahu bahwa kamu memiliki murid terbanyak di Negeri Peri ini. Aku sudah berada di Puncak Jiuyan selama dua ribu tahun, dan selama dalam periode itu, tidak ada seorangpun yang datang berkunjung di bawah pintu ku. kecantikan itu salah. ” Peri Anggur berkata sambil mengguncangkan kipasnya.
Yun Caiye mengerutkan kening mendengar kata-kata itu, tetapi kerutan itu tidak mengurangi ketampanan wajahnya yang tiada tara, seluruh tubuhnya mengeluarkan aura seperti dewa yang sangat luar biasa, “Apakah kamu tidak bisa berhenti bicara ketika sedang melalui jalan Dengxian ini?”
“Oh, jangan mengatakan hal ini lagi, kamu belum memberitahu mengapa kamu kembali begitu terlambat kali ini.”
“Setelah aku membunuh kerang iblis di Sungai Dinggao, tiba-tiba aku melihat Awan Ungu muncul dan bersinar dari timur ibukota kekaisaran, terlihat seperti ular naga yang datang dari arah timur, tidak terbendung ….”.
Jiu Yi mengangkat alisnya dan menggerakkan kipasnya, “Awan ungu datang dari timur, ini pertanda keberuntungan, mengapa, sekarang kamu tidak hanya harus berurusan dengan hal-hal buruk, kamu bahkan juga harus menginjakkan kaki dalam peristiwa yang membahagiakan?”
Yun Caiye berjalan selangkah demi selangkah dan tiba-tiba berhenti ketika dia mendengar suara itu, dan melihat ke samping ke arah Jiu Yi, lalu menjelaskan, “Itu bukan tanda keberuntungan. Aku menyaksikan kabut merah mengalir dari Awan Ungu, menutupi bintang-bintang dan menutupi bulan, pasti ada iblis yang keluar…”
“Kenapa kamu tidak mengatakannya? Jika saya mengatakan bahwa bahkan jika ada iblis yang lahir, karena ia ditemani oleh Awan Ungu, itu adalah hidup orang tersebut. Apa urusanmu? Terlebih lagi, jangan katakan tentang fenomena astronomi, ini bukanlah lelaki tua dari perbintangan itu …”
“Hush … “Yun Caiye mengangkat jari-jarinya dan menekan bibirnya, memberi tanda pada Jiu Yi untuk menutup mulutnya. Kemudian menyeretnya untuk bersembunyi di pohon tinggi yang ada di dekatnya.
“Apa yang salah?” Jiu Yi bertanya dengan pelan, tetapi Yun Caiye tidak mengatakan apa-apa, hanya mengerutkan kening pada sekelompok orang di bawah pohon
- Home
- You Are Too Ugly, I Refuse (Kamu Terlalu Jelek, Aku Menolak)
- BAB 2 - Pergi Atau Tidak Pergi
Donasi pada kami dengan Gojek!
