The Sleepless Princess [Bahasa Indonesia] - Chapter 5
Saat tengah malam, Bai Liqi masih menjaga pintu masuk dan menunggu dengan cemas. Sebenarnya malam ini Tuan Jenderalnya pergi ke mana? Mengapa ia belum kembali ke kediamannya?
Saat mendengar suara ketukan pintu yang kecil, ia dengan cepat membuka pintu kediaman jenderal. Xue Yao langsung masuk dan berjalan menuju ruang belajar sambil menutupi bahunya. Ia masih mengenakan pakaian hitamnya.
Bai Liqi menarik panah, menghentikan pendarahan dengan mahir, lalu membalut luka itu. Wajah Xue Yao tidak berubah seolah ia tak merasakan rasa sakit apa pun, tetapi dahinya mengeluarkan selapis tebal keringat. Bai Liqi menatap panah yang berlumuran darah itu, lalu menatap segel keluarga kerajaan yang ada di atasnya.
Ia lalu berkata dengan keterkejutan, “Apa Tuan Jenderal memasuki istana? Setelah Anda pulang dengan penuh kemenangan atas Xi Zhao dan disertai dukungan rakyat, Yang Mulia Kaisar jelas-jelas sudah merasa sangat takut kepada keluarga Xue. Mengapa Anda kali ini tergesa-gesa menyelidiki di dalam istana?”
Xue Yao memberikannya sebuah surat. “Ketika aku membersihkan barang-barang kakak siang tadi, aku menemukan surat yang belum selesai ditulis ini.”
“Pada malam kelima belas yang sangat panas, kirimkan sejumlah besar pasukan untuk menjaga Paviliun Guo Xi dengan ketat…” Ekspresi Bai Liqi berubah. “Bukankah itu artinya malam ini? Jadi karena inilah Tuan Jenderal tergesa-gesa memasuki istana?”
Setelah mendengar informasi yang Xue Yao dapat dari istana, Bai Liqi berpikir sejenak. “Yang Mulia Kaisar tidak memiliki banyak orang putri. Putri yang Anda bicarakan bernama Chu Yue. Ia adalah yatim piatu dari Maha Guru Kerajaan yang sebelumnya, yang diadopsi oleh Yang Mulia Kaisar dan Beliau besarkan di dalam istana. Putri Chu Yue ini bukan putri favorit, dan ia hanya berhubungan baik dengan Pangeran Shun, Xu Xingchen. Yang Mulia Kaisar tampaknya akan menyelidiki masalah pembunuhan ini. Jika Tuan Putri itu bangun, apakah ia akan mengenali Anda? Agar tak menyebabkan masalah di masa depan, bagaimana jika saya mengatur orang untuk mengatasinya…”
Xue Yao menggelengkan kepalanya. “Saat ini, jangan lakukan apa pun padanya. Kakak sudah mengetahui pembunuhan malam ini sejak lama. Para pembunuh ini tampaknya mengenal kakak. Jika kau membunuhnya sekarang, kita takkan mengetahui hubungan semua ini dengannya.”
Xu Chuyue… Xue Yao menatap tulisan tangan familier yang ada di atas kertas, lalu berpikir dalam-dalam. Ia sudah memeriksa semua barang peninggalan kakaknya dengan hati-hati, tetapi tidak ada satu kata pun yang menyebut putri ini di sana. Ia juga tidak pernah mendengar bahwa dua orang ini saling mengenal. Ia harus memata-matai putri ini nanti. Ia tak tahu kapan tuan putri ini akan bangun.
Ia mengingat saat-saat di mana Chu Yue terkena panah beracun karena dirinya. Seorang wanita yang lemah, sebenarnya benar-benar berani untuk menghadang dirinya saat itu. Saat ia pingsan setelah keracunan saat itu dan berbaring di dalam pelukannya, wajahnya begitu pucat karena kehilangan darah, benar-benar seperti rembulan yang terbit.
‘Makam kakak Xue Mu yang bijaksana.’
Jemari Xue Yao mengelus ukiran huruf yang ada di atas sebuah batu nisan. Huruf-huruf ini adalah huruf yang ia ukir dengan tangannya sendiri, setiap goresannya masih memberi tekanan seberat ribuan pon di dalam hatinya.
Setelah ia akhirnya kembali dengan penuh kemenangan dari Xi Zhao setelah bertempur selama bertahun-tahun, para rakyat ibu kota sudah menghiasi rumah-rumah mereka dengan lampion dan berbaris di kedua sisi jalan, lalu meneriakkan nama pasukan Xue.
Saat itu, Yang Mulia Kaisar mengadakan sebuah perjamuan makan malam untuk menyambutnya. Tumpukan hadiah bahkan sudah menunggunya, tetapi ia tak memedulikan semua itu. Yang ia pedulikan adalah ia bisa menemui kakaknya setelah ia memasuki istana, lalu memberi tahu kakaknya bahwa ia sudah memenangkan sebuah peperangan, dan ia tak membuat kecewa kakak dan orang tuanya.
Tetapi kakaknya tidak berada di dalam istana. Yang Mulia kaisar yang duduk di singgasana kaisar yang tinggi menampilkan ekspresi simpati, lalu berkata, “Beberapa malam lalu, Aula Ying Hua terbakar di malam hari. Demi menyelamatkan papan peringatan para leluhur keluarga kerajaan, Komandan Xue meninggal dunia terbakar di dalam api. Sangat disayangkan sekali. Tetapi Komandan Xue sangat setia, jadi hal ini bisa dikatakan sebagai kematian yang pantas. Jenderal, jangan terlalu bersedih.”
Kaisar sangatlah mencurigakan dan ia takkan mungkin membiarkan kedua bersaudara Xue itu berada di dalam pasukan ketentaraan. Demi masa depannya, kakaknya sudah melepaskan ambisinya, meminta untuk masuk ke istana menjadi seorang pemimpin prajurit, dan selalu berada di bawah pengawasan Kaisar.
Ia jauh lebih mengenal karakter dan kemampuan kakaknya lebih dari siapa pun. Terbakar hingga meninggal di dalam Aula Ying Hua demi menyelamatkan papan peringatan para leluhur keluarga kerajaan? Ia tak percaya. Tetapi karena kaisar sudah menutup peti matinya, ia hanya bisa menerimanya dengan patuh, dan menyelidiki serta mencari bukti secara diam-diam.
.
.
.
Centinni menerjemahkan ini untukmu.
Kami juga membuka donasi via Gojek pay ya guys. Setiap Rp. 10.000 yang terkumpul, kalian akan dapat satu chapter ekstra. Dan kalian juga, jangan lupa tulis untuk buku apa kalian berdonasi yaa. Kode QR ada di halaman muka yaaa.
Bergabunglah bersama kami di discord untuk mendapatkan update terbaru dan kesempatan untuk bertemu penerjemah favorit Anda ~
Jadilah bagian dari komunitas indonesia yang menyenangkan ~
Tautan discord: https://discord.gg/v4pveKG
Donasi pada kami dengan Gojek!
