The Sleepless Princess [Bahasa Indonesia] - Chapter 28
- Home
- The Sleepless Princess [Bahasa Indonesia]
- Chapter 28 - Mengonfrontasi Gubernur Su (4)
Xue Yao berjalan memasuki aula. Gubernur Su yang sudah menunggunya sejak waktu yang lama menyapa Xue Yao, “Saya dengar Putri Chu Yue akhirnya sudah bangun. Saya berkunjung kemari atas perintah dari Yang Mulia Kaisar. Jenderal Xue, silakan tunjukkan jalannya.”
“Nona Su juga datang?” Xue Yao menatap Su Nannan sekilas. “Sejujurnya, istri saya sudah bangun sejak lama. Tetapi karena hati saya sakit melihatnya baru terbangun dari penyakit yang parah dan kondisinya tidak terlalu baik, saya tidak segera melapor. Yang Mulia Kaisar benar-benar mencintai putrinya. Saya benar-benar tersentuh karena perintah ini. Gubernur Su, silakan ikuti saya.”
Sekelompok orang itu tiba di depan pintu kamar Chu Yue. Gubernur Su mengetuk pintu itu. “Saya, Su Mo, memohon untuk bertemu Tuan Putri.”
Chu Yue sudah mengganti pakaiannya. Ia berdeham dan menjawab, “Silakan masuk, Tuan Su.”
Xue Yao dan Su Nannan sama-sama berpikir untuk ikut masuk. Tetapi, Gubernur Su mengedip ke arah Su Nannan dan berkata dengan suara kecil, “Ingat, tahan Xue Yao di luar sini. Jangan biarkan dia masuk dan membuat masalah.”
Su Nannan tergesa-gesa maju dan menghadang Xue Yao. “Kakak seperguruan, tunggu sebentar. Lihat aku membawakan apa untuk kakak–”
Xiao Dao memberikan Su Nannan pot bunga yang ia bawa. Su Nannan membawa sebuah pot dengan kedua tangannya dan bergerak mendekati Xue Yao. “—Lili gunung, azalea, dan peoni. Semuanya adalah tanaman yang kakak suka! Selain itu, aku secara khusus sudah memilih jenis bunga yang langka dan terkenal. Ini semua lebih bagus dibandingkan tanaman yang aku rusak dan potong dulu.”
Xue Yao tampak acuh tak acuh. “Terima kasih, adik seperguruan.”
Su Nannan menarik lengan baju Xue Yao dengan pelan. Kepalanya menunduk dan air mata hampir menetes dari matanya. Ia berkata dengan suara yang lemah, “Kakak seperguruan, apa yang terjadi kemarin adalah karena kecerobohan Su Nannan. Nannan minta maaf pada kakak. Kakak maafkan Nannan ya?”
Xue Yao tak bisa menahan diri untuk tak melihat Su Nannan dari atas hingga bawah. “Hari ini kau… mengapa kau tampaknya sangat berbeda?”
Su Nannan tersenyum dalam tangisannya. “Untuk bertemu kakak hari ini, aku secara khusus memakai pakaian baru. Kakak menyadarinya? Aku tahu. Kakak masih memedulikan aku di dalam hati kakak. Oh ya kakak, belakangan ini aku baru mempelajari beberapa buah puisi. Aku ingin kakak mendengarkanku saat aku mendeklamasikannya—Dua ekor burung bulbul kuning di atas willow hijau bernyanyi bersisian, barisan burung bangau putih mengendarai langit yang biru…”
Xue Yao mengangguk untuk membuat Su Nannan senang. “Kau sudah semakin berkembang.”
Su Nannan merasa sangat bangga dan lanjut membaca puisi yang ia ingat, “Lalu lalu, Aku pulang ke rumah sebagai seorang pria tua; ketika aku muda, aku meninggalkan rumahku, e…”
Xiao Dao menunjuk mulutnya, lalu ia menunjuk rambutnya. Ia kemudian mengedipkan matanya untuk memberi kode pada Su Nannan. Melihat nonanya masih belum bisa mengingatnya, ia dengan perlahan menggerakkan bibirnya. “Aksenku… masih… belum… berubah…”
Su Nannan menganggukkan kepalanya. Di dalam kepalanya, ia sudah memiliki sebuah gambaran. “Ha ha. Aku pulang ke rumah sebagai seorang pria tua; ketika aku muda, aku meninggalkan rumahku. Untuk membedakanku sebagai pria atau wanita, diperlukan ketenangan!”
Xue Yao mengibaskan lengan bajunya dengan canggung. “Bakatmu bagus sekali. Aku paham.”
Su Nannan semakin bersemangat. “Benarkah?! Masih ada satu puisi lagi yang menurutku sangat cocok dengan kakak! Itu…” Ia diam-diam menatap Xiao Dao. Xiao Dao membuat sebuah gerakan merusak barang.
Mata Su Nannan bersinar-sinar. “…Terus berpikir hingga waktunya habis, memberi tanda pada jenderal untuk melepas mantel perang!”
Xue Yao merona malu. “Cukup.”
Su Nannan merasa sangat sedih. “Mengapa kakak marah… Aku bekerja keras untuk ini dan berharap kakak bisa memaafkanku…”
“Tidak perlu. Masalah beberapa hari lalu itu sejak awal memang tidak kumasukkan dalam hati.” Xue Yao berbalik dan akan pergi.
Su Nannan memeluk Xue Yao dan menghentikannya. “Kakak! Aku… sudah lama aku tidak memelukmu seperti ini. Nannan selalu ingat, dulu Nannan begitu pendek dan gemuk. Semua teman-teman Nannan mengganggu Nannan. Hanya kakak yang melindungiku. Maju untukku, dan bahkan tidak sedikit pun takut pada orang-orang yang menggangguku.”
Xue Yao memandang dengan kosong dan berkata dengan senyuman yang dibuat-buat, “Itu karena… saat itu bahkan walaupun aku menggangu orang, ada kakakku yang akan maju untukku.”
“Aku tahu. Di dalam hati kakak, kakak masih mendendam pada ayahku yang saat itu menuduh kakak Xue Mu. Setelah kakak Xue Mu memasuki istana, kakak berubah. Sekarang kakak Xue Mu sudah tidak ada. Aku juga sangat sedih. Tetapi ini semua adalah dendam di antara kalian para lelaki. Ini semua tak ada hubungannya denganku…” Setelah mengatakan hal ini, air mata mulai menetes lagi di wajah Su Nannan.
Xue Yao mendorong Su Nannan dalam diam, berbalik, dan berjalan menjauh.
.
.
.
Centinni menerjemahkan ini untukmu.
Kami juga membuka donasi via Gojek pay ya guys. Setiap Rp. 10.000 yang terkumpul, kalian akan dapat chapter ekstra. Dan kalian juga, jangan lupa tulis untuk buku apa kalian berdonasi yaa. Kode QR ada di halaman muka yaaa.
Bergabunglah bersama kami di discord untuk mendapatkan update terbaru dan kesempatan untuk bertemu penerjemah favorit Anda ~
Jadilah bagian dari komunitas Indonesia yang menyenangkan ~
Tautan discord: https://discord.gg/v4pveKG
- Home
- The Sleepless Princess [Bahasa Indonesia]
- Chapter 28 - Mengonfrontasi Gubernur Su (4)
Donasi pada kami dengan Gojek!
