The Sleepless Princess [Bahasa Indonesia] - Chapter 20
- Home
- The Sleepless Princess [Bahasa Indonesia]
- Chapter 20 - Jiwa Orang Mati di bawah Bunga-Bunga (2)
Di dalam kamar, Chu Yue duduk di samping jendela sembari berusaha sekuat tenaga untuk menjaga matanya agar tetap terbuka dan menatap rembulan.
‘Aku menyedihkan sekali. Aku benar-benar sangat lelah.’ Ia mengulurkan tangannya dan mencubit pahanya dengan penuh kebencian. ‘Langit akan segera terang. Aku harus menahannya. Aku harus menunggu langit terang dulu sebelum tidur.’
Terdengar suara langkah kaki yang samar-samar dari taman. Ada orang yang berjalan semakin dekat. Orang itu berjalan sambil berbicara. Eh? Bukankah itu tampaknya suara Xue Yao dan Bai Liqi? Chu Yue merasa bersemangat, lalu ia menajamkan pendengarannya untuk menguping.
Dua orang itu saat ini sedang menggali tanah dengan suara yang keras, disertai dengan suara tanaman di taman yang bergemirisik lembut. Ia hanya mendengar Xue Yao berkata, “Kepala yang ini sudah rusak, sudah tidak bisa hidup lagi… Yang ini juga hanya tersisa satu kaki. Sekarang masukkan kakinya itu di sini. Yang lengannya tidak sempurna dan kakinya pendek itu juga langsung masukkan ke sini saja. Jika membusuk di dalam tanah, dia kebetulan bisa menjadi pupuk. Bunga yang ada di atasnya pasti bisa tumbuh dengan lebih baik.”
Bai Liqi berkata, “Jenderal, kepala yang satu ini belum terpotong habis.”
Xue Yao berkata, “Dia juga tidak bisa hidup lagi. Langsung pelintir dan putuskan saja.” Kata-kata Xue Yao diikuti oleh suara ‘krak’ yang jelas.
Mendengarnya, Chu Yue merinding. Ya Tuhan, apa dua orang ini sedang mengubur mayat di taman malam ini?! Pantas saja semua orang berkata Xue Yao adalah alat pemenggal kepala yang hebat. Pantas saja tanaman dan bunga-bunga di Kediaman Xue tumbuh dengan baik. Ternyata di bagian bawah tanaman itu seluruhnya terkubur tulang belulang orang mati! ‘Ini, ini… Jika aku membuatnya marah, dia takkan mungkin menguburku juga kan?’
Di dalam hatinya, mengambang sebuah gambaran: Di samping bambu tutul yang ada di taman, ada sebuah lubang yang baru digali. Xue Yao menatapnya dan tersenyum suram. “Di dalam namamu ada huruf yang berarti rembulan. Di atas makammu nanti, aku akan menanam sebuah pohon salam1.”
- Chu Yuè: 初月. Huruf Yue di sini berarti bulan.
Pohon salam: yuè guì (月桂)keduanya memiliki aksara bulan (yue) yang sama.
Dan omong-omong, bahasa mandarin hantu adalah 鬼 (gui juga).
Chu Yue ketakutan hingga seluruh tubuhnya gemetar. Lonceng di kakinya bergemericing. Ia tergesa-gesa berlari ke samping tempat tidur, membuka selimut, dan masuk ke dalamnya, seperti seekor lalat tak berkepala2. Ia menutup kepalanya dan hampir tak berani bernapas dengan keras.
- Sejenis metafora untuk seserorang yang berlari terburu-buru dengan kalut.
Terdengar suara pintu kamar yang dibuka. Xue Yao membawa Bai Liqi masuk ke dalam, lalu ia berdiri tegap di samping tempat tidur. “Tuan Bai, apa kau mendengar suara barusan? Tampaknya istriku sedang berjalan dalam tidurnya. Cepat ambil satu set jarum akupuntur untuk menyembuhkannya.”
Chu Yue terburu-buru mengangkat kepalanya dan berpura-pura menguap. “Malam musim panas ini panas sekali. Benar-benar tidak bisa membuat seseorang tidur dengan tenang…. Eh, suamiku, Tuan Bai, mengapa kalian ada di kamarku?”
Xue Yao diam. Tangannya memegang sebuah gunting kebun. Di bawah cahaya rembulan, ujung gunting yang tajam itu memantulkan sinar yang dingin. Chu Yue terburu-buru menyusutkan dirinya di atas tempat tidur.
Ia berkata dengan gemetar, “Mari berbicara dengan baik-baik. Untuk apa kita berkelahi? Aku jujur padamu. Aku sudah mengetahui semua rahasiamu. Jika kau berani melukaiku, aku akan, aku akan memberi tahu Ayahanda Kaisar!”
Xue Yao tetap tampak dingin. “Oh? Kalau begitu katakan, kau tahu rahasiaku yang mana?”
“Kau sangat ingin aku mengatakan apa yang tidak harus kukatakan?” Chu Yue menangis. “Apa hati nuranimu tidak sakit? Semua itu, semua itu adalah nyawa orang yang masih hidup!”
Nyawa? Xue Yao tidak mengerti. ‘Kapan dia melihatku membunuh orang?’
Chu Yue terus menyalahkan, “Kematian seseorang adalah sesuatu yang besar. Tidak peduli orang-orang yang di luar sana itu dibunuh olehmu atau oleh orang lain, kau seharusnya memulangkan mayatnya kembali agar keluarganya bisa menguburnya dengan baik. Kau tidak boleh menguburnya begitu saja di halaman ruamhmu! Terlebih lagi, ada banyak sekali cara untuk memberi pupuk pada tanaman. Jika kau mau meletakkan pisau jagalmu itu, aku bisa mengenalkanmu pada paman pengurus kebun istana…”
Bai Liqi tak bisa menahan dirinya untuk tetap serius. Suara tawanya keluar. Melihat ekspresi Xue Yao yang tidak bagus dan bahkan memelototinya, ia tergesa-gesa bergerak keluar.
Xue Yao tidak mengira rahasia dalam pandangan Chu Yue ternyata adalah hal ini. Seluruh perasaannya campur aduk untuk sesaat.
“Xu Chu Yue… Aku benar-benar ingin membuka kepalamu dan melihat isinya. Sepanjang hari kau memikirkan apa saja?”
Chu Yue tergesa-gesa mengangkat selimut yang menutup kepalanya. “Jangan! Tidak perlu membukanya. Di dalam otakku hanya ada dua kata, ‘selamatkan aku’. Aku mohon!”
Xue Yao tersenyum. “Ini… mudah ditangani.”
Chu Yue langsung waspada. “Menangani apa?”
Tiba-tiba bagian belakang lehernya terasa sakit. Xue Yao memukulnya dengan gunting di tangannya. Suara rendahnya membawa seutas tawa, “Menanganimu.”
.
.
.
Centinni menerjemahkan ini untukmu.
Kami juga membuka donasi via Gojek pay ya guys. Setiap Rp. 10.000 yang terkumpul, kalian akan dapat chapter ekstra. Dan kalian juga, jangan lupa tulis untuk buku apa kalian berdonasi yaa. Kode QR ada di halaman muka yaaa.
Bergabunglah bersama kami di discord untuk mendapatkan update terbaru dan kesempatan untuk bertemu penerjemah favorit Anda ~
Jadilah bagian dari komunitas Indonesia yang menyenangkan ~
Tautan discord: https://discord.gg/v4pveKG
- Home
- The Sleepless Princess [Bahasa Indonesia]
- Chapter 20 - Jiwa Orang Mati di bawah Bunga-Bunga (2)
Donasi pada kami dengan Gojek!
