The Legitimate Daughter Doesn't Care! (Bahasa Indonesia) - Chapter 23
- Home
- The Legitimate Daughter Doesn't Care! (Bahasa Indonesia)
- Chapter 23 - Dalam Pelukannya
Bergabunglah bersama kami di discord untuk mendapatkan update terbaru dan kesempatan untuk bertemu penerjemah favorit Anda ~
Jadilah bagian dari komunitas indonesia yang menyenangkan ~
Tautan discord: https://discord.gg/qHkcfMc
~o0o~
Happy reading^^
Gerakan Tong Yan yang sedang mengikat tali seragam Taekwondo Xi Xunduo terlalu pelan, karena ia tidak terbiasa melakukan itu untuk orang lain. Dengan mengandalkan tinggi tubuhnya, ia menarik Xu Xinduo mendekat ke tubuhnya dan menunduk ke arahnya.
Tinggi tubuh Xu Xinduo adalah 175 cm, sementara tubuh Tong Yan sedikit lebih tinggi darinya dengan ketinggian 188 cm.
Xu Xinduo merasa sedikit tidak nyaman bersandar di lengan Tong Yan. Ia tidak merasakan apa-apa selama mereka bertarung berusan tadi. Namun, ketika ia berdiri diam seperti ini, ia tiba-tiba mencium aroma tubuh Tong Yan.
Tong Yan tidak pernah menggunakan parfum pada tubuhnya, tapi pelayan selalu meletakkan dupa di lemarinya sepanjang tahun penuh. Aromanya bertahan lama dan tidak yang terlalu kuat. Aromanya samar-samar, tapi berbau menyenangkan.
Tubuh Tong Yan selalu membawa aroma ini sepanjang waktu.
Setelah ia merasa tenang, ia bertanya dengan suara yang lembut, “Apa maksudmu tadi bilang aku plin-plan?”
Tong Yan menjawab yakin: “Bukankah kita berdua punya perjanjian? Kita tidak boleh jatuh cinta! Kenapa kau main tebar pesona begitu? Kalau aku di dalam tubuhmu dan ada laki-laki di samping’ku’, menarik tangan’ku’ dan mencium’ku’, aku bisa menghajarnya sampai mati.”
“Aku tidak mengerti apa maksudmu. Aku hanya berpikir karena dia sangat akrab dengan Mu Qingyi. Aku hanya tidak ingin hadiahku tidak disukai oleh Mu Qingyi.”
Mendengar hal itu, Tong Yan merasa bersalah.
Jika bukan karena rasa tidak sukanya Tong Yan yang begitu kentara terhadap hadiah yang diberikan Xu Xinduo, dia tidak akan kebingungan dan tidak akan berpikir untuk mencari bantuan Shao Qinghe.
Tong Yan selesai mengencangkan sabuk talinya, lalu melepaskannya, dan berjalan keluar kelas bersamanya. Saat mereka berjalan, ia berkata, “Aku mengirimkan sesuatu ke rumahmu.”
“Apa yang kau kirim?”
“Gaun… yang cocok dengan jam tangannya.”
“Gaun…?”
“Aku mau kau memakai gaun itu dengan jam tangannya! Aku akan menemuimu malam ini, tunggu aku.”
Ketika Tong Yan dan Xu Xinduo berjalan keluar dari ruang kelas, mereka menyadari bahwa Wei Lan dan Su Wei sedang menunggu mereka. Para cowok itu berjalan bersama menuju ke ruang loker untuk laki-laki sementara Xu Xinduo menuju ruang loker wanita.
Setelah masuk ke dalam ruang loker, Wei Lan mendesah dalam dan berkata: “Kakak Yan, kalau kau benar-benar menyukainya, aku akan menyerah.”
Wei Lan ternyata masih tetap mencoba mengejar Xu Xinduo. Melihat saudaranya dan Xu Xinduo berduaan di dalam kelas, membuat imajinasinya menjadi liar dan akhirnya ia memutuskan untuk menyerah.
Ketika Tong Yan sedang mengganti bajunya, ia menjawab: “Bukannya aku menyukainya. Aku hanya merasa kau tidak akan bisa merayunya.”
“Oh, baiklah, aku menyerah. Aku berhenti. Lagipula sudah lumayan lama aku pasiv.”
Tong Yan menoleh ke arah Wei Lan dan merasa kalau Wei Lan pasti akan tetap mencoba dan memainkan banyak trik pada mereka, tapi ia tidak tahu apa yang direncanakan Wei Lan, jadi ia tidak berkata apa-apa.
Setelah pulang sekolah, Xu Xinduo meminta Deyu untuk mengantarnya ke mall. Sebelum tiba, ia bertanya tentang sebuah toko dan langsung menuju ke tempat itu.
Tempat itu hanyalah sebuah toko biasa yang menyediakan khusus untuk “Empat Harta Belajar”.
(T/N: Kalian bisa googling tentang “Four Treasures of the Study” atau Empat Harta Belajar, yang antara lain adalah Kuas, Tinta, Kertas, Batu Tinta. Semua benda itu digunakan untuk membuat seni tulis dalam tradisional Cina.)
Xu Xinduo berkeliling di dalam toko sejenak dan memperhatikan, mungkin ia bisa menulis sebuah pesan pada sebuah kipas kertas. Ia mengambil sebuah kuas, juga tinta dan batu tinta. Setelah itu, ia menulis sebuah puisi di atas kipas kertas menggunakan kuas:
Di sudut dinding tumbuh beberapa pohon Plum;
Berdiri tegak melawan angin dingin meniup bunganya yang berwarna putih.
Sang penyendiri menyadari ia bukanlah salju,
Harum yang semerbak samar melayang di udara.
Dari Puisi “Bunga Plum”.
Xu Xinduo benar-benar tidak bisa memikirkan apa pun untuk ditulis. Jadi akhirnya, ia hanya menuliskan sebuah puisi, yang bisa dibilang sejalan dengan pola pikir Mu Qingyi.
Ketika Xu Xinduo sedang menuliskan puisinya, penjaga toko datang mendekat dan mengamati dari pinggir, setelah beberapa lama, penjaga toko itu berseru: “Nona, tulisan tanganmu bagus sekali. Apa kau sudah lama berlatih?”
Xu Xinduo tidak menyangkalnya: “Saya berlatih sejak berumur tujuh tahun.”
“Kau sangat berbakat.”
Setelah itu, Xu Xinduo memilih seperangkat ‘Empat Harta Belajar’ sebagai hadiah.
Xu Xinduo benar-benar sudah kehabisan akal karena ia sungguh tidak pintar dalam memberikan hadiah.
Ketika Xu Xinduo pertama tiba di kediaman keluarga Mu, mereka memberinya kartu ATM untuk uang sakunya sehari-hari. Xu Xinduo pernah sekali pergi ke bank untuk memeriksa berapa banyak uang di dalamnya tapi ia tidak menarik terlalu banyak uang. Ada 200,000 RMB yang tersimpan di dalamnya.
Tuan Mu berkata bahwa keluarga mereka akan memberikan Xu Xinduo uang saku bulanan, dengan jumlah yang sama yang diterima anak-anak mereka lainnya.
Setelah membayar untuk hadiah itu, Xu Xinduo melihat ada tambahan uang sejumlah 50,000 RMB di dalamnya. Tampaknya keluarga Mu memberikan anak-anak mereka uang saku sejumlah 50,000 RMB per bulan sebagai biaya hidup.
Sebenarnya, bagi keluarga kaya seperti keluarga Mu, biaya hidup sebesar 50,000 RMB per bulan untuk anak-anak mereka bisa dibilang lumayan rendah. Namun jumlah itu sudah cukup bagi Xu Xinduo yang dibesarkan dengan cara yang keras.
Seperti Tong Yan, dia memiliki kurang dari 10 juta di dalam kartu ATMnya, ditambah lagi yang diberikan oleh keluarga atau kerabat lainnya di setiap minggu, itu hanyalah sejumlah kecil hingga terkadang dia akan menggunakannya untuk membeli sebuah rumah atau motor baru.
Biaya hidup bulanan Tong Yan setidaknya sebesar setengah juta, dan itu masih sebagai efek dari perilaku Tong Yan yang suka berkelahi dan membuat masalah. Keluarganya begitu marah hingga mereka memutuskan untuk menghukum berat Tong Yan dengan memangkas uang saku bulanannya menjadi sebesar setengah juta. Mereka ingin lihat bagaimana dia bisa melanjutkan hidup dengan hanya uang segitu!
Kedua keluarga itu sungguh sangat jauh bertolak belakang.
‘Empat Harta Belajar’ yang dibeli Xu Xinduo untuk Mu Qing Yi ditambah kipas dengan kerangka dari tulang dan biaya pembuatannya, menghabiskan uang sejumlah lebih dari 90,000 RMB. Xu Xinduo juga membeli banyak bahan makanan, dan sisa uang bulanannya tiba-tiba menjadi semakin sedikit.
Kipas itu buatan tangan. Jika dilihat-lihat, mungkin hadiahnya memang hanya sekedar kipas, tapi kipas berkerangka tulang itu sangat istimewa, tapi pilihan Xu Xinduo juga sangat bagus, dan harganya juga jauh lebih mahal.
Setelah membeli hadiah itu, Xu Xinduo duduk di dalam mobil. Ia hendak menginstal kartu untuk pengingat pesan, tapi ternyata untuk bisa melakukannya, ia harus pergi ke konter dan menggunakan kartu identitasnya. Xu Xinduo akhirnya menyerah.
Ia bersandar di kursinya dan memejamkan matanya sejenak, tapi ketika ia tiba di rumah, tak banyak orang yang ada di dalam rumah itu. Pesta ulang tahunnya diadakan di sebuah gedung untuk pesta yang berada di lingkungan tempat tinggal mereka. Keluarga Mu sudah menyiapkan tempat acara pesta itu, dan saat ini banyak orang dari keluarganya yang diperbantukan di tempat acara.
Ketika Xu Xinduo kembali ke kamarnya, ia melihat sebuah kotak besar di atas tempat tidurnya. Di dalam kotak itu ia melihat ada sebuah gaun, yang pasti sudah disebutkan Tong Yan tadi.
Gaun itu terasa berat di tangannya ketika ia mengangkatnya. Ia mengambilnya dan mencoba mengepasnya di depan kaca. Ia tertawa, lalu ia mencoba memakai gaun itu.
Gaun yang disiapkan Tong Yan untuknya berwarna biru azura, agar terlihat cocok dengan cahaya bintang malam, dengan kilauan berlian yang tersebar di permukaan gaun, yang berkilauan ketika gaun itu bergerak berayun.
Model gaun itu terlihat terbuka di bagian atasnya, tapi sebenarnya ada bahan transparan yang berfungsi sebagai tali gaun, dan di bagian punggungnya juga dilapisi dengan bahan transparan, disulam dengan pola bunga-bunga dan sulur yang rumit, tampak seolah seperti sebuah tato yang cantik di punggung yang terpampang terbuka, tapi tetap tidak terlihat norak.
Gaun ini jelas dipilih sendiri oleh Tong Yan dengan seksama, untuk memamerkan kelebihan Xu Xinduo, lehernya yang jenjang, tulang belikatnya yang cantik dan bahunya yang melekuk lurus. Juga tulang punggungnya yang seperti kupu-kupu, dan pinggangnya yang ramping.
Gaun itu membalut di bagian pinggul dan melebar membentuk garis-A di bagian paha, menonjolkan seluruh lekuk tubuh.
Ia sendiri merasa tidak lagi diperlukan perhiasan apa pun. Gaun itu sendiri sudah cukup mengagumkan.
Ia memakai gaun itu dan terdengar ketukan di pintu, menyuarakan seseorang hendak membantunya berhias. Ia duduk dan bertanya pada si tukang rias, “Apa mereka semua sudah berangkat?”
“Belum semua, rekanku berada di kamar sebelah sedang merias kakakmu perempuanmu, hanya kakak laki-lakimu yang sudah berangkat dan dia sama sekali tidak butuh riasan.”
“Oh.”
“Kau sangat mirip dengan kakak laki-lakimu, tapi lebih baik kutambahkan eye shadow dan lipstik saja, bagaimana kalau rambutmu di sanggul ke atas?”
“Oke.”
Akhirnya Xu Xinduo sedikit terlambat karena sebelumnya tadi ia harus pergi membeli hadiah, dan setelah ia menyelesaikan riasannya, ia menyadari kalau Mu Qing Yao juga sudah pergi ke tempat acara.
Ia tidak memiliki jaket yang sesuai dengan gaunnya, jadi ia hanya asal mengambil sebuah jaket, membawa hadiah untuk Mu Qingyi di tangannya, dan sekali lagi masuk ke mobil De Yu.
Ia memakai sepatu hak tinggi, rasanya tak terlalu nyaman ketika ia berjalan ke tempat acara, dan ketika ia berjalan masuk, ia melihat di tempat acara sudah banyak orang yang hadir.
Pesta ulang tahun itu baru saja mulai sekitar dua puluh menit, dan pemeran utamanya berada tepat di tengah-tengah, jadi Xu Xinduo memutuskan tidak ikut berbaur, tapi memilih menunggu pemandu acara yang sedang menghangatkan suasana selesai bicara, ia berdiri di pojok di sepanjang acara.
Ketika pembukaan acaranya selesai, seseorang menyadari kehadiran Xu Xinduo, dan ia sudah menemukan tempat untuk duduk dengan tenang.
Orang itu mengambil inisiatif untuk bicara kepada Xu Xinduo terlebih dahulu, “Kenapa kau memakai jaket yang konyol begitu? Tak merasa nyaman memakai gaun untuk pertama kalinya?”
Xu Xinduo menjawab dengan cukup ramah, “Lebih tepatnya aku takut kedinginan.”
Ia sebenarnya memang benar-benar tidak tahan dingin, dan jika cuacanya sedikit lebih dingin, maka ia harus memakai pakaian yang tebal. Saat itu sudah akhir Oktober, cuacanya sudah mulai dingin, dan bawahan roknya tidak panjang, dan ia juga belum menghangatkan diri sejak masuk ke dalam ruang tempat acara.
Mu Qing Yao datang mendekat, terlihat seperti seolah menolong hari buruk Xu Xinduo: “Kau sudah datang, aku bahkan tidak tahu kau sudah datang, lepaskan jaketmu, kelihatan norak, berikan saja pada plelayan.”
Xu Xinduo tidak membantah, ia mengangguk setuju, meletakkan hadiahnya di atas kursi dan melepaskan jaketnya.
Ketika ia berdiri, tanpa sadar Mu Qing Yao melangkah mundur. Tubuh Xu Xinduo pada dasarnya sudah tinggi, dan ia juga memakai sepatu hak tinggi, dan sekarang tingginya seperti melewati angka 180. Ditambah lagi, Xu Xinduo sudah memiliki kecantikan yang mengagumkan, dan kali ini dia memakai gaun yang cantik, seolah jika ia berada di dekat Xu Xinduo, ia akan tampak sebagai si buruk rupa.
Xu Xinduo memiliki postur tubuh yang menonjol, dengan gaun bertabur berlian, seperti bintang malam, tapi itu hanyalah sebuah bungkus. Sosoknya sendiri adalah sebuah kecantikan yang sejati.
Kulit yang selembut lemak daging domba dan seputih giok itu, dikarenakan rasa dinginnya tadi, sebuah lapisan warna yang hangat muncul di bahunya. Sulit membayangkan pipinya tidak berkelas tinggi dengan sosoknya yang seperti itu.
Ada banyak orang yang hadir di sana yang tidak mengenal Xu Xinduo, juga ikut melihat ke arah mereka setelah Mu Qing Yao, sang pemeran utama, datang mendekatinya, dan lalu bertanya siapa gadis itu.
Mu Qing Yao merubah topik saat itu dan menunjuk pada kotak di atas kursi, bertanya, “Apa hadiah itu untukku?”
Di sana ada dua kotak hadiah, dan Mu Qing Yao merasa bahwa salah satunya pastilah untuknya.
Siapa sangka, Xu Xinduo tidak memberinya muka dan tersenyum, “Bukan, itu untuk kakakku.”
Situasinya seketika menjadi canggung.
Dengan sikap Xu Xinduo yang seperti itu, masalah tentang tidak memafkan itu tidak bisa lagi ditutupi.
Mu Qingyi juga datang mendekat saat itu dan bertanya pada Xinduo, “Kenapa kau tidak memakai gaun yang kupillih?”
Menurut pendapat Mu Qingyi juga, gaun Xu Xinduo ini …… sedikit terlalu terbuka ……
Memalukan!
“Menurutku ini bagus.” Xu Xinduo menjawab dan menunjuk pada kotak hadiah, “Hadiah ulang tahun untukmu.”
Mu Qingyao merajuk pada Mu Qingyi di sampingnya, “Adikku bahkan tidak memberikan hadiah untukku, apa aku boleh lihat apa hadiah yang diberikannya untukmu?”
Kalimatnya bermakna sebaliknya dari yang dimaksudkannya (untuk mempermalukan Xu Xinduo).
Mu Qing Yi tampak enggan, tapi efeknya, semua orang di dalam ruangan itu saling berbisik-bisik. Namun akhirnya, Mu Qing Yi tetap membuka kotak hadiah itu dan mengeluarkan Empat Harta Belajar, dan diikuti sebuah kipas.
Mu Qing Yi membuka kipasnya dan melihatnya, lalu bertanya, “Apa kau yang menulis ini?”
“Hmm.”
“Kata-kata yang bagus.”
Mu Qing Yi adalah tipe orang yang canggung, jarang memuji orang, dan ini adalah sebuah pujian yang langka.
Shao Qinghe bahkan lebih menyukai hal-hal sejenis kaligrafi dan upacara minum teh. Ia melihat kipas itu dan tersenyum, “Pilihanmu cukup elegan, dan tulisan tanganmu juga lumayan bagus. Biasanya, tulisanmu menggunakan gaya sapuan tipis, tapi tulisan gaya naskah berlari* ini juga lumayan bagus, andai saja kau tahu lebih banyak tentang seni upacara minum teh, kau harus lebih sering datang ke kelas upacara minum teh kami.”
(T/N. Naskah Berlari atau Running Script merupakan salah satu gaya penulisan dalam seni kaligrafi Tionghoaa tradisional. Kalian bisa mencari tahu tentang macam gaya penulisan kaligrafi Tionghoa di sini:Shufa Tiongkok
Mu Qingyi juga ikut mengamati Shao Qinghe, selalu merasa kalau sahabatnya yang pecinta gosip ini, yang baru-baru ini suka mempelajari adiknya, bukanlah hal yang bagus untuk dibayangkan.
Bukan hal yang bagus kalau sampai adiknya selalu diikuti oleh Shao Qinghe.
Mu Qing Yao tidak tahu sejak kapan Xu Xinduo dan Shao Qinghe menjadi akrab, dan rasanya sulit untuk tidak merasa sebal.
Apa Xu Xinduo tidak akan memberinya muka sama sekali di pesta ulang tahunnya, bahkan sekalipun hanya pura-pura saja?
~o0o~
Kami juga buka donasi via gojek pay guys. Setiap Rp 10.000, kalian akan dapat 1 ekstra chapter. Dan kalian juga perlu nulis untuk buku apa kalian berdonasinya. QR codenya ada di halaman muka yaa
- Home
- The Legitimate Daughter Doesn't Care! (Bahasa Indonesia)
- Chapter 23 - Dalam Pelukannya
Donasi pada kami dengan Gojek!
