The Legitimate Daughter Doesn't Care! (Bahasa Indonesia) - Chapter 20
Bergabunglah bersama kami di discord untuk mendapatkan update terbaru dan kesempatan untuk bertemu penerjemah favorit Anda ~
Jadilah bagian dari komunitas indonesia yang menyenangkan ~
Tautan discord: https://discord.gg/qHkcfMc
~o0o~
Happy reading^^
Liu Yating tentu saja bisa memahami langkah-langkah resep itu. Ia hanya ingin memanfaatkan kesempatan ini sebagai alasan untuk bicara dengan Tong Yan.
Ia dengan enggan melihat Tong Yan, lalu melihat Xu Xinduo, dan akhirnya ia pergi dengan gusar.
Xu Xinduo sudah tidak mempedulikannya lagi dan kembali membuat biskuit setahap demi setahap.
Ketika Xu Xinduo sedang menyesuaikan warna pencampurnya, Tong Yan mendekati Xu Xinduo dan berbisik: “Aku sedikit takut kalau Liu Yating berniat ingin mempermalukanmu. Dia punya sifat yang sangat buruk.”
“Tidak akan.”
“Kenapa sih kau ini selalu membelanya?”
“Dia benar-benar menyukaimu dan tidak akan melakukan hal yang tidak akan kau sukai. Dia tidak menyukaiku karena rumor yang tidak benar itu. Dia berpikir kalau aku tidak pantas berteman denganmu.”
Tong Yan menatap Xu Xinduo dengan ekspresi bingung dan bertanya: “Bagaimana kau akan menghadapi masalah ini?”
Xu Xinduo melirik Wei Lan dan melanjutkan menyesuaikan warna percampurannya.
Tong Yan berjalan mendekati Wei Lan, yang sedang membersihkan mentega dari celemek seragam sekolahnya dan mengatakan sesuatu tentang Liu Yating. Setelah itu, Wei Lan pergi menemui Liu Yating.
Wei Lan dan Liu Yating juga akrab satu sama lain. Lagipula, mereka sudah belajar bersama di Sekolah Internasional Jiahua sejak mereka masih kecil. Ia duduk di samping Liu Yating dan mendesah.
Liu Yating sedang dalam suasana hati yang buruk. Setelah melihat Wei Lan, ia bertanya, “Ada apa?”
“Aku mengejarnya.” Setelah berkata begitu, ia melihat ke arah Xu Xinduo dan melanjutkan, “Aku tahu kalau Zhen Longtao pasti akan mencari masalah dengannya di akhir minggu jadi aku mengajak Kakak Yan bersamaku. Akhirnya, Kakak Yan membantuku dengan menjadi kambing hitam.”
Setelah mendengar itu, Liu Yating menyadari situasinya lebih masuk akal dan seketika semuanya menjadi lebih jelas.
Ia memahami Wei Lan. Dia itu ceroboh dan mudah berubah-ubah. Normal saja kalau dia mengejar Xu Xinduo. Lagipula, dia tipe laki-laki yang hanya peduli pada kecantikan saja. Selain itu, ia yakin dia tidak akan mengencaninya terlalu lama karena dia hanya ingin bermain-main.
“Tong Yan yang memintamu menjelaskan padaku?” Liu Yating bertanya dengan senang.
Wei Lan menggelengkan kepalanya, tak berdaya. Ia khawatir jika ia tidak membuat semuanya menjadi jelas, Liu Yating akan salah paham terhadapnya. Bukankah itu berarti memberikan harapan palsu pada Liu Yating? Hal itu hanya akan menjadi penyiksaaan lebih panjang bagi Liu Yating.
Wei Lan berkata, “Tidak, tidak, Kakak Yan tidak peduli dengan hal-hal kecil seperti ini.”
Liu Yating tetap tidak bisa menerimanya, tapi ia memutuskan untuk menghentikan masalah ini untuk saat ini dan bertanya dengan cemas: “Kenapa kau tidak menjernihkan masalah ini?”
“Nanti aku akan membuat postingannya.”
“Jangan lupa menghapus postingan yang mempengaruhi reputasinya.”
“Baiklah, baiklah. Apa saya boleh kembali, Yang Mulia?” Wei Lan tersenyum dengan licik pada Liu Yating.
“Pergilah.”
Wei Lan pergi dengan tersenyum. Setelah itu, ia mengeluarkan ponselnya dan membalas postingan Zhen Longtao di forum sekolah untuk menjernihkan masalah: Akulah yang mengejar Xu Xinduo dan itu tidak hubungannya dengan Tong Yan.
Ini adalah cara yang paling aman untuk mengklarifikasi masalah ini. Lagipula, Wei Lan sangat mengganggu Xu Xinduo setiap hari.
Selain itu, Wei Lan pernah sekali berkata bahwa ia akan mengejar Xu Xinduo dengan serius kali ini.
Ini memang sungguh alasan yang paling masuk akal.
Setelah Wei Lan selesai mengklarifikasi, forum langsung banjir dengan komentar, semuanya berkata: Sudah jelas.
Tong Yan mengejar Xu Xinduo. Omong kosong apa itu?!
Xu Xinduo masih tetap fokus dengan pekerjaannya.
Biskuit yang ia buat sangat cantik-cantik.
Ia sangat teliti ketika memberikan hiasan. Setelah selesai memberikan hiasan, muncullah hasil akhir yang sudah selesai. Ia menyimpan biskuit-biskuit itu ke dalam kotak kardus kecil yang disediakan oleh sekolah dan lalu kembali ke kelasnya.
Ketika ia lewat di depan Kelas Percepatan, para siswa dari Kelas Percepatan sedang belajar sendiri dan tidak ada guru yang mengawasi.
Ia berhenti sejenak di depan pintu Kelas Percepatan, yang membuat banyak siswa yang melihat ke arahnya. Ketika Lou Xu melihat Xu Xinduo, ia dengan cepat keluar dan bertanya pada: “Apa kau mencariku?”
“Apa kau bisa keluar sebentar?”
“Kelas akan berakhir tiga menit lagi, jadi tak apa-apa.”
“Aku baru saja membuat biskuit ini di kelas memasakku. Rasanya cukup enak. Kau boleh mencobanya.”
Xu Xinduo memberikan pada Lou Xu sebuah kotak kardus kecil. Tidak terlalu ada banyak biskuit di dalamnya, hanya lima atau enam keping. Setelah biskuitnya dikeluarkan dari oven, biskuit-biskut itu dibagi-bagi oleh Wei Lan dan yang lainnya, hanya tinggal menyisakan ini.
Lou Xu sangat menyukainya, utamanya karena ia merasa biskuit itu terlihat sangat cantik. Ia memegang kotak kardus itu dengan sebelah tangannya dan menggunakan tangan sebelahnya lagi untuk mengambil foto biskuit itu: “Duoduo memberikannya padaku; aku harus memfotonya.”
Kebetulan sekali bel sekolah berbunyi saat itu, yang menandakan bahwa kelas telah berakhir. Para siswa mulai menata barang-barang mereka. Mu Qingyi memperhatikan ada Xu Xinduo. Ia keluar dari kelas, mendekati kedua orang itu dan bertanya, “Apa yang sedang kau lakukan?”
Xu Xinduo memberikan kotak kardus biskuit lainnya kepada Mu Qingyi dan berkata, “Aku membuat sendiri biskuit ini. Cobalah.”
Mu Qingyi menjawab dengan dingin, “Aku tidak menyukainya.”Meskipun dia berkata begitu, dia tetap mengulurkan tangannya dan mengambil kotak kardus biskuitnya.
Saat itu, banyak orang yang sangat ingin tahu melihat mereka berdua. Bahkan siswa dari kelas lain juga mendengarnya. Mereka keluar dari kelas dan ingin melihatnya.
Mu Qingyi pergi ke luar negeri untuk pertukaran pelajar sebelumnya. Setelah kembali ke Cina, ini adalah pertama kalinya mereka melihat Mu Qingyi dan Xu Xinduo berdiri bersama-sama. Perasaan yang mereka dapatkan melihat mereka berdua berdiri bersama-sama adalah … benar-benar hampir identik!
Benar sekali. Identik!
Seperti itulah seharusnya penampilan saudara kandung.
Meskipun kembar berbeda jenis kelamin tetaplah saudara kandung, tapi sangat jarang yang seperti Mu Qingyi dan Mu Qingyao. Tidak ada kemiripan sama sekali.
Penampilan Mu Qingyao bisa dibilang hanya di atas rata-rata. Bukannya yang mengagumkan atau terlalu cantik. Hanya sekedar antara rata-rata dan cantik.
Namun, para gadis bisa menggunakan riasan untuk menampilkan kelebihan utama mereka dan menyembunyikan kekurangan mereka. Setelah menggunakan sedikit riasan, Mu Qingyao bisa mendapatkan nilai enam penuh.
Tentu saja, Xu Xinduo bisa memperoleh nilai sembilan tanpa riasan.
Namun, perbedaan ini tidak pernah muncul sebelum kemunculan …. Xu Xinduo.
Sekarang setelah mereka melihat Xu Xinduo dan Mu Qingyi bersama-sama, hanya satu pikiran yang terlintas di benak mereka.
Bukankah begitulah saudara kembar yang asli itu harusnya terlihat?
Saat ini, seorang gadis datang mendekat dan menyapa Xu Xinduo: “Halo, namaku Li Xinning. Kau bisa memanggilku Xinning!”
Xu Xinduo sedikit terkejut, tapi ia tetap mengangguk dengan sopan: “Halo.”
Li Xinning berkata lagi: “Aku sangat menyukaimu. Kau bahkan jauh lebih cantik dari dugaanku. Aku dengar dari Lou Xu kalau kau suka skateboarding dan sangat mahir melakukannya. Bagaimana kalau aku ingin belajar skateboard, tapi aku tidak terlalu pintar melakukannya sendiri. Aku tidak berani meminta tolong pada anak-anak cowok. Sangat jarang sekali bisa bertemu dengan gadis yang sangat mahir bermain skateboarding, tapi untungnya, aku bertemu denganmu.”
“Oh…” Xu Xinduo tidak langsung setuju tapi melemparkan lirikan pertanyaan pada Lou Xu.
Lou Xu melihat Li Xinning dan tersenyum. Setelah itu, ia mendorong Li Xinning kembali ke kelas: “Kelas akan segera dimulai.”
Ketika dia pergi, dia terus saja melemparkan kedipan pada Xu Xinduo, yang mengindikasikan bahwa dia akan menjelaskan semuanya nanti.
Mu Qingyi melihat ketika Lou Xu dan Li Xinning kembali masuk ke dalam kelas sambil memegang kotak biskuit di tangannya. Setelah itu, ia berkata, “Aku akan kembali ke kelas dan bersiap-siap. Kau bisa pulang.”
“Baiklah.”
Mu Qingyi kembali ke kelasnya dengan kotak biskuit itu dan meletakkannya di atas mejanya.
Shao Qinghe melihat kotak biskuit itu dan bertanya: “Apa adik Duoduo yang memberikannya?”
‘Sejak kapan kau merubah nama panggilanmu padanya?’
“HHmm-hhmm.” Mu Qingyi melanjutkan mengepak tas sekolahnya.
Shao Qinghe mengulurkan tangannya, mengambil sekeping biskuit dan memasukkannya ke dalam mulutnya. Sambil mengunyah, ia berkata, “Rasanya lezat sekali.”
Mu Qingyi terhenti. Melihat bahwa sekarang hanya tinggal empat biskuit yang tersisa dari yang awalnya berjumah lima, tangannya langsung terulur dan ia merenggut leher Shao Qinghe: “Cepat keluarkan sekarang juga!”
Gerakan Shao Qinghe langsung terhenti seketika. Ia menatap Mu Qingyi tanpa rasa bersalah dan bertanya, “Apa kau yakin?”
Mu Qingyi juga berpikir bergitu tapi lalu ia menyerah. Ia lalu mengeluarkan sebuah kotak dari dalam mejanya, mengeluarkan Folder Bookmark buku di dalamnya, menyeka kotak itu dengan tisu basah, dan memasukkan kotak biskuit itu ke dalamnya, lalu memasukkannya ke dalam tasnya.
Shao Qinghe melihat tindakan Mu Qingy itu dengan tatapan kosong sambil ia menelan biskuitnya. Ia lalu mencangklong tasnya dan berkata: “Aku akan minta langsung padanya! Lihatlah betapa pelitnya kau.”
Mu Qingyi langsung mencengkeramnya dengan cepat: “Jangan pergi.”
“Kenapa?”
“Akhir-akhir ini dia jadi target.”
“Ah.”
Memang benar bahwa Tong Yan adalah cowok yang popular, tapi Shao Qinghe juga tidak kalah populer. Karena Shao Qinghe lebih kalem, para pengejarnya sudah bertekad mengincarnya. Meskipun mereka ditolak, mereka tidak akan menyerah dengan mudah.
Jika Shao Qinghe juga pergi menemui Xu Xinduo, maka pasti akan semakin menarik perhatian semua orang pada Xu Xinduo.
Meskipun Shao Qinghe menyetujuinya, ia tidak lupa memanfaatkan kesempatan, “Kalau begitu berikan aku biskuitnya lagi?”
“Pergi sana.”
***
Di lain tempat …
Seorang gadis berjalan ke samping Li Xinning dan mengejeknya: “Li Xinning, apa yang ingin kau lakukan dengan si anak angkat itu? Apa kau masih berpikir untuk menghadiri pesta ulang tahun Mu Qingyi setelah hubunganmu yang buruk dengan Mu Qingyao?”
Li Xinning tidak mempedulikan ejekan itu. Ia hanya tersenyum dan berkata, “Aku hanya merasa dia sangat cantik. Dia sangat mirip dengan Mu Qingyi, jadi aku ingin melihatnya lebih dekat.”
Setelah bicara begitu, Li Xinning berbalik dan bertanya pada Mu Qingyao: “Hei, Mu Qingyao, kenapa adikmu hanya memberikan biskuitnya untuk Lou Xu dan Mu Qingyi saja, bukan kau? Apa dia masih belum memafkanmu?”
Li Xinning saat ini adalah Bunga Kelas di kelas Percepatan.
(T/N: ‘Bunga Kelas’ maksudnya adalah gadis paling cantik di kelas.)
Beberapa orang ingin memilih Li Xinning sebagai Bunga Sekolah, tapi karena Bunga Sekolah yang sebelumnya sangat memukau dan Li Xinning tidak bisa menandingi mereka, tidak ada yang mendukung masalah ini.
Li Xinning dulu berteman dengan Mu Qingyao, tapi lalu dia memutuskan pertemanannya dengan Mu Qingyao. Hubungan mereka sangat buruk hingga ke titik di mana mereka mulai bertengkar bahkan untuk setiap hal yang tidak mereka sepakati.
Mu Qingyao berusaha keras untuk menyembunyikan kehadirannya. Ia tidak ingin orang lain menyadari kehadirannya.
Ia sedang menunggu masalah ini berlalu, tapi Li Xinning justru mengambil inisiatif untuk menyebutkan masalah itu lagi.
Melihat Li Xinning yang bersikap seolah ramah, Mu Qingyao ingin mengumpat, tapi ia menahan dirinya dan menjawab dengan sambil lalu: “Dia mungkin… tidak terlalu menyukaiku.”
Mu Qingyao berpura-pura menyesal, tapi tak ada ekspresi rasa bersalah sedikit pun di wajahnya.
Memberikan penjelasan adalah hal terakhir yang ingin ia lakukan. Jika diperhatikan, sepertinya Xu Xinduo mengabaikannya. Menurut pendapatnya, Xu Xinduolah yang berpikiran sempit dan tidak berbesar hati untuk memaafkannya.
Li Xinning mendengus. Setelah ia mengepak barang-barangnya, dia berjalan mendekati Lou Xu dan berkata: “Lou Xu, tolong bantu aku bertemu dengan Duoduo. Aku ingin lebih mengenalnya.”
Lou Xu tidak bodoh. Ia tahu bahwa Li Xinning sengaja ingin membuat Mu Qingyao marah, jadi ia tidak menyetujuinya dan hanya tersenyum hambar. Ia lalu meraih biskuitnya dan dengan cepat kembali ke kursinya untuk mengepak barang-barangnya.
Saat ia baru saja tiba di mejanya, Shao Qinghe merekbut biskuit dari tangannya: “Ini lezat sekali.”
“Dasar bandit?!”
“Dia bisa membuka toko kue dengan kemampuan memasaknya itu.”
Xu Xinduo pulang terlebih dahulu, dan beberapa saat berikutnya Mu Qingyi memutuskan untuk pulang bersama Shao Qinghe.
Segera setelah Shao Qinghe masuk ke dalam rumah, ia tersenyum dan berkata pada Xu Xinduo: “Adik Duoduo, aku juga ingin makan biskuit buatanmu.”
Xu Xinduo terkejut ketika melihat Shao Qinghe. Ia mengabaikan bagian kalimat biskuitnya dan bertanya: “Kau tadi panggil aku apa?”
“Adik Duoduo.”
Xu Xinduo merasa sangat tidak nyaman dengan panggilan ini. Ia berkata sambil mengernyit: “Aku tidak suka caramu memanggilku.”
“Kakakmu lebih muda dariku. Bukankah itu membuatmu jadi adikku juga kalau begitu?”
“Kau bisa memanggilku teman sekelas Xu.”
“Oke, teman sekelas Xu. Aku juga ingin makan biskuit, yang sama seperti yang kau buat di sekolah.”
Xu Xinduo berdiri di ruang tamu, melihat ke arah kotak-kotak yang baru saja dikirim. Kotak-kotak itu berisi barang-barang kebutuhannya sehari-hari yang baru ia beli. Di saat yang sama, ia menjawab: “Aku hanya membuat sedikit hari ini. Aku akan membuat yang lebih banyak saat kelas memasak berikutnya.”
“Kakakmu sangat pelit dan tidak mau membaginya denganku sama sekali.” Shao Qinghe sedkit centil ketika ia bicara. Setelah beberapa saat, ia menggumam, “Biskuit yang kubeli sebelumnya tidak selezat yang kau buat. Mungkin cara memasakmu sesuai dengan seleraku. Sama seperti waktu aku suka menebeng di mobil kakakmu.”
Xu Xinduo menatap Shao Qinghe dengan ekspresi tertegun.
Laki-laki ini…. Sedikit tidak normal.
Mu Qingyi berkata dengan dingin, “Abaikan dia.”
Xu Xinduo langsung setuju :“Oke.”
Shao Qinghe melihat ke arah sepasang kakak beradik ini dengan memelas, tapi ia masih bertanya pada Xu Xinduo: “Apa kau membutuhkan bantuan untuk membawakan kotak-kotak kardus ini ke ka..?”
Sebelum ia sempat selesai bicara, Mu Qingyi memanggil seorang pelayan dan memintanya untuk membawakan kotak-kotak itu ke depan pintu kamar Xu Xinduo.
Ketika Shao Qinghe melihat tindakan Mu Qingyi itu, ia mengambil nafas dalam. Ia mendekati Xu Xinduo lagi: “Teman sekelas Xu, apa kau mau jadi teman dansaku di pesta ulang tahun nanti?”
“Dia tidak membutuhkannya.” Mu Qingyi langsung memotong.
Shao Qinghe tidak menoleh ke arah Mu Qingyi dan melanjutkan bertanya, “Apa kau bahkan tahu caranya berdansa? Kalau tidak tahu, aku bisa mengajarimu. “
Mu Qingyi yang menjawabnya terlebih dulu: “Keluarga kami bisa mempekerjakan guru untuk mengajarinya.”
Xu Xinduo melihat ke arah mereka berdua, mengangkat tangannya dan berkata: “Kenapa kalian tidak mengobrol saja dulu?”
Shao Qinghe masih tersenyum manis, tidak mempedulikan Mu Qingyi sama sekalil: “Kita tidak perlu mempedulikannya.”
Mu Qingyi sekali lagi memotong dan berkata, “Shao Qinghe, pulang sana.”
Sementara mereka berdua masih beradu mulut, bel pintu berbunyi. Ketika pelayan membukakan pintu, Lou Xu langsung berjalan masuk dan memanggil, “Duoduo!”
Suaranya sangat keras.
Xu Xinduo pergi untuk menyambut Lou Xu dan membawanya ke lantai atas ke kamarnya. Ketika mereka menuju ke lantai atas, mereka juga membawa kota-kotak kardus yang masih tersisa, mengabaikan dua cowok itu.
Kedua cowok itu berdiri di ruang tamu dan memperhatikan ketika kedua gadis itu pergi. Lalu mereka saling melihat ke satu sama lain. Mu Qingyi akhirnya bertanya, “Apa kau tidak ingin pulang?”
Shao Qinghe berkata dengan nada suara yang sedih: “Aku masih ingin menumpang sedikit.”
“Kau tidak diterima.”
“Kumohon…”
Mu Qingyi memelotot pada Shao Qinghe sejenak sebelum akhirnya menyerah dan memberi perintah pada pelayan untuk menyiapkan kursi tambahan dan juga mangkuk dan sumpit. Shao Qinghe ingin makan di rumah mereka.
Setelah Lou Xu masuk ke dalam kamar Xu Xinduo, ia mendecak dua kali: “Ini kamar tamu, bukan? Kasur dan furniturnya sama sekali tidak seperti kamar seorang gadis! Setelah kau pindah kemari, apa kau tidak membeli yang baru?”
“Ini jauh lebih baik daripada yang ada di kampungku, dan furnitur di kamar ini senada dengan dekorasi di seluruh rumah.”
“Nanti kau harus mengganti semua yang ada di kamar ini. Aku tahu beberapa toko yang bagus. Keluarga Mu tidak pelit. Kau harus membiarkan mereka mengganti furniturnya untukmu.”
Lou Xu duduk di sofa dan menjelaskan pada Xu Xinduo apa yang terjadi hari ini: “Li Xinning dan Mu Qingyao punya hubungan yang buruk.”
Semua yang terjadi di sekolah tadi dijabarkan hanya dalam satu kalimat, memamerkan perilaku si kutu buku.
Setelah Xu Xinduo duduk, ia bertanya, “Apa kau bisa memberitahuku lebih banyak lagi?”
Lou Xu tersenyum dan mulai bergosip dengan Xu Xinduo: “Sebenarnya dua teh hijau* itu punya perselisihan pokok. Di tahun pertama sekolah SMA, mereka berdua benar-benar berteman baik. Mereka perlahan-lahan menyadari kebusukan masing-masing. Sampai akhirnya, pertemanan mereka putus. Alasannya sepertinya ada pada kenyataan kalau Li Xinning dan Shen Zhuhang menjadi semakin dekat satu sama lain. Mereka pergi ke bioskop bersama-sama tanpa Mu Qingyao.”
(T/N: Gadis teh hijau merujuk pada seorang gadis yang menampilkan dirinya sebagai seorang gadis yang lugu, manis, dan baik demi untuk mendekati para laki-laki yang mereka rasa berguna, memiliki potensial yang bagus dalam hal keuangan, kekuasaan, dan bisa memenuhi keinginan mereka.)
“Dia berselingkuh dari Mu Qingyao?”
“Li Xinning bilang dia melakukannya dengan sengaja, alasan utamanya karena Mu Qingyao sepertinya sudah membuat lelucon dengannya dengan mengatakan pada semua orang tentang sebuah kejadian yang tidak mengenakkan. Li Xinning ingin membalas dendam, jadi dia mengundang Shen Zhuhang untuk menonton film. Cowok murahan itu ternyata mau-mau saja.”
“Bagaimana dia bisa memaafkan Shen Zhuhang?” Xu Xinduo sangat terkejut.
“Shen Zhuhang menjelaskan bahwa Li Xinning baru saja putus dan sangat sedih. Dia yang memintanya untuk curhat padanya. Mereka berdua tidak tahu mau pergi ke mana jadi mereka memutuskan untuk pergi ke bioskop. Alasan kenapa dia mau diajak pergi adalah hubungan yang baik antara Mu Qingyao dan Li Xinning. Dia hanya menunjukkan kepeduliannya pada teman pacarnya!”
“……” Xu Xinduo tak tahu harus berkata apa.
Lou Xu melanjutkan bergosip: “Li Xinning sekarang mengejar Tong Yan. Dua hari yang lalu, dia bertemu dengan Lu Renjia dan mengatakan banyak hal buruk tentangmu padanya. Hari ini, Wei Lan mengklarifikasi semuanya dengan postingan, jadi dia mulai mengatakan kalau dia menyukaimu. Kalau kau mendengarnya bicara, anggap saja dia itu penghibur. Kau tidak perlu mengambil hati setiap kata-katanya atau berteman dengannya. Kalau tidak, hidupmu akan penuh dengan warna-warni dengan banyak kejutan-kejutan kecil yang menunggumu.”
“Oke, aku mengerti.” Setelah Xu Xinduo berkata begitu, tangannya menunjuk ke bawah yang merujuk pada Shao Qinghe di lantai bawah dan bertanya, “Bagaimana dengan Shao Qinghe? Kenapa tiba-tiba dia datang dan meminta biskuit padaku? Aku tidak pernah bicara dengannya sebelumnya.”
Xu Xinduo dan Shao Qinghe benar-benar sama sekali tidak saling kenal satu sama lain.
Ia bukanlah tipe orang yang akan berkeliling dan berkenalan dengan semua orang. Hanya ketika ia merasa jika orang tersebut adalah orang yang baik, maka ia akan mau dekat dengan mereka.
Xu Xinduo selalu berpikir kalau Shao Qinghe itu orang yang agak rumit. Mereka tidak terlalu banyak berinteraksi satu sama lain, tapi tiba-tiba dia mendekatinya. Itu benar-benar aneh.
Ia bahkan merasa sedikit jijik.
“Shao Qinghe adalah cowok yang sempurna. Dia peduli dengan orang lain dan anak yang ramah. Aku punya kesan yang bagus tentang dia. Jika karakternya buruk, kakakmu tidak akan pernah mau berteman dengannya. Kakakmu itu sangat cerdas.”
“Aku hanya merasa dia aneh. Kita kan sama sekali tidak saling kenal …”
“Kau hanya harus mengenalnya pelan-pelan. Dia punya hubungan yang sangat baik dengan kakakmu. Kau pasti akan semakin banyak berinteraksi dengannya nantinya. Dia juga sedang mencoba untuk berteman denganmu. Lagipula, apa kau tidak berpikir kalau Shao Qinghe itu sangat tampan? Dia memberikan perasaan seperti angin musim semi yang lembut.”
“……”
“Waktu acara hari olah raga di sekolah, Shao Qinghe memakai Hanfu. Dia terlihat sangat tampan memakai kostum tradisional itu, terlihat seperti putra bangsawan yang rupawan. Seluruh sekolah jadi heboh!” Lou Xu berkata sambil mencari beberapa foto di ponselnya untuk ditunjukkan pada Xu Xinduo.
“Bagaimana dengan Mu Qingyi?”
“Dia jadi pembawa acara, orang yang bertugas mengumumkan hasilnya. Sebagai wakil siswa baru tahun pertama di sekolah, dia memberikan pidato di depan seluruh warga sekolah di upacara pembukaan. Dia langsung terpilih sebagai ‘Rumput Sekolah’. Ada lebih banyak cerita soal itu.”
(T/N: ‘Rumput Sekolah’ artinya siswa cowok yang paling tampan.)
Lou Xu melepaskan sandalnya, memeluk lututnya dan melanjutkan bergosip dengan Xu Xinduo: “Waktu tahun pertama sekolah dimulai, Mu Qingyi menjadi ‘Rumput Sekolah. Semua orang merasa bahwa Mu Qingyi sudah menjadi cowok tampan yang sangat langka. Tapi, bukan itu masalahnya. Tak lama kemudian, dua orang masuk lagi. Salah satunya adalah Tong Yan, yang ikut berpartisipasi dalam konser di awal tahun untuk tahun pertama sekolah. Dia tidak berhasil datang ke sekolah tepat waktu dikarenakan pertunjukan solonya. Yang satunya lagi adalah Shao Qinghe.”
“Kenapa Shao Qinghe datang terlambat?”
“Kesehatannya buruk dan dia lama dirawat di rumah sakit. Dia baru datang ke sekolah setelah satu bulan.”
“Sakit apa?”
“Bermacam-macam penyakit. Aku sering melihatnya meminum obat di dalam kelas. Dia punya bermacam-macam penyakit, tapi aku tidak tahu penyakit apa saja tepatnya.”
Xu Xinduo tidak bertanya lagi. Ia berencana mengobrol dengan Lou Xu lebih lama lagi. Tapi, Lou Xu tiba-tiba bergerak dengan cepat mendekatinya dan membujuknya dengan sabar: “Duoduo, kau harus belajar lebih keras. Setidaknya cobalah sebisa mungkin untuk meningkatkan nilaimu, ya? Jangan punya nilai yang terlalu rendah. Aku sedih kalau dengar ada orang yang mengatakan kalau kau itu bodoh.”
“Sebenarnya, aku belajar dengan sangat keras.” Xu Xinduo mencoba menjelaskannya pada Lou Xu.
“Kau pikir aku tidak tahu? Aku juga mengikuti kelas tambahan yang sama denganmu. Aku mengamatimu selama di kelas!”
Xu Xinduo: (・_・)
Xu Xinduo memilih untuk tidak memberitahu masalah perutnya dan rahasianya yang bertukar tubuh dengan Tong Yan.
Setelah itu, Xu Xinduo belajar dengan penuh semangat di bawah pengawasan Lou Xu. Ia bahkan tidak bisa melihat ponselnya. Ia juga tidak makan malam dengan Mu Qingyi dan yang lainnya.
♠♠♠
29 Oktober 29 adalah hari ulang tahun Xu Xinduo.
Di malam tanggal 28 Oktober, ketika Xu Xinduo tetap tinggal di kamarnya untuk mengerjakan PRnya, ia mendapatkan panggilan telepon dari Tong Yan. Setelah terhubung, ia mendengar Tong Yan berkata, “Aku di jalan dekat rumahmu.”
Xu Xinduo terkejut. Ia langsung menuju ke balkon untuk melihat, tapi ia tidak melihat keberadaan Tong Yan, jadi ia menjawab, “Aku tidak bisa melihatmu. Kau di mana?”
Setelah ia bertanya begitu, ia melihat sebuah kilatan cahaya di balik semak-semak. Cahaya itu berkilat-kilat dua kali sebelum padam.
Xu Xinduo terkejut dan bertanya, “Bagaimana kau bisa masuk?”
Sangat sulit untuk bisa masuk di wilayah komunitas mereka. Tong Yan tidak tinggal di lingkungan mereka, jadi bagaimana dia bisa masuk?
“Oh, agar aku lebih mudah menghubungimu, aku membeli rumah di lingkungan ini.”
“Memang terdengar seperti kau.”
“Cepatlah turun. Aku akan membawamu ke suatu tempat.”
“Ke mana?”
“Turunlah; aku bukan orang yang sabaran.”
Setelah Xu Xinduo menutup teleponnya, ia segera mengganti pakaiannya dan lalu melompat turun langsung dari balkon.
Kamarnya berada di tingkat tiga. Setelah melompat turun, ia berada di lantai dua. Ia lalu melompat dari lantai dua ke lantai satu. Tong Yan sangat terkejut ketika ia melihatnya dan iangin datang mendekat untuk membantunya. Namun, sebelum ia sempat melakukan apa-apa, Xu Xinduo sudah mendarat lebih dulu di tanah.
Memakai jaket tipis, Xu Xinduo berlari dengan cepat mendekati Tong Yan. Tong Yan bertanya, “Apa kau ini macan? Melompat begitu dari bangunan.”
“Aku tidak bisa keluar dari pintu depan. Kalau tidak, Mu Qingyao akan membuat masalah denganku.”
Tong Yan memberikan helm sepeda motornya pada Xu Xinduo dan menepuk kursi belakang motornya: “Naiklah.”
“Apa kau sudah mengganti motormu?”
“Aku punya banyak motor. Kau saja yang tidak tahu.”
“Bukannya kau paling suka dengan Devil King (nama motornya)?”
“Jangan cerewet. Pegangan erat.”
“Oke.”
Xu Xinduo duduk di belakang Tong Yan dan melihat ke arah punggung Tong Yan. Ia ragu-ragu sejenak sebelum mengulurkan tangannya untuk berpegangan di pinggang Tong Yan.
Ia sangat akrab dengan tubuh Tong Yan. Ia sudah mandi, makan, tidur menggunakan tubuh itu.
Namun, ini pertama kalinya ia memegangnya dengan menggunakan tubuhnya sendiri.
Karakter Tong Yan sangat rewel dan satu-satunya orang yang sudah terbiasa dengan hal itu adalah Xu Xinduo. Dia tidak takut dengan langit dan bumi, tapi hanya takut dengan ‘iblis wanita kecil’ ini.
Meskipun hubungan di antara dua orang itu agak aneh, mereka adalah teman sejak kecil yang tumbuh besar bersama. Tentu saja, hubungan mereka sangat kuat.
Ini adalah pertama kalinya ia mengendarai motor bersama dengan Xu Xinduo, jadi ia dengan sengaja memelankan kecepatannya. Motornya dengan landai berjalan keluardari lingkungan.
*Di Tempat Lain*
Shao Qinghe tadinya datang untuk membantu Mu Qingyi. Mereka berpikir untuk merayakan ulang tahun Xu Xinduo sendiri setelah tengah malam. Mereka ingin membuatnya bahagia.
Namun, Xu Xinduo muncul di halaman sebelum mereka selesai menyiapkan lokasinya.
Mu Qingyi dan Shao Qinghe mematikan lampu hampir secara bersamaan. Mereka berdiri di balik kaca dan melihat Xu Xinduo berlari ke arah Tong Yan, dan lalu pergi bersamanya.
Kelihatannya … hubungan mereka cukup dekat.
“Jadi Tong Yan benar-benar mengejar Adik Duoduo!?” Shao Qinghe menyisihkan apa yang sedang ia pegang dan bersiap pergi keluar.
“Merka berdua tidak cocok untuk satu sama lain.”
“Mereka cukup cocok. Yang satu setinggi 1.7 meter dan yang satunya setinggi 1.8 meter, hampir 1.9 meter. Mereka seperti pasangan yang sempurna saat berdiri berdampingan.”
Mu Qingyi mengerucutkan bibirnya dan berjalan keluar tanpa mengatakan apa pun.
Shao Qinghe juga tidak tinggal diam di sana. setelah meninggalkan taman, dia pergi pulang. Ia tahu kalau Mu Qingyi tidak akan menemaninya lagi hari ini.
*Di Vila Keluarga Tong *
Kepala pelayan keluarga Tong berjalan masuk ke ruang kerja dan membungkuk pada seorang wanita yang sedang duduk di dalam. Lalu ia berkata, “Tuan Muda pergi ke vila keluarga Mu dan lalu menjemput putri angkat keluarga Mu.”
Yin Hua sedang membaca naskah. Meskipun setelah mendengar laporan itu, ia tidak mengangkat kepalanya dan bertanya, “Apa dia menghabiskan ulang tahunnya sendiri bersama gadis itu?”
Beberapa hari yang lalu, Tong Yan membuat rencana untuk perayaan ulang tahun yang kecil, tapi tidak memberitahu siapapun mengenai hal itu, yang mana sangat aneh.
Ketika Yin Hua mengetahui hal itu, ia mengirim kepala pelayan untuk membantunya mengawasi Tong Yan. Hari ini, akhirnya Tong Yan mulai beraksi.
“Tidak, di sana juga ada seorang wanita tua.”
Yin Hua akhirnya mengangkat kepalanya untuk melihat ke arah kepala pelayan dan bertanya dengan penasaran, “Wanita tua?”
“Nenek yang membesarkan si putri angkat.”
Tong Yan menemukan seorang gadis cantik untuk merayakan bersama. Yin Hua bisa memahami hal itu. Lagipula, dia hanya akan masih berumur 17 tahun setelah hari ini. Dia masih muda dan bodoh.
Namun, kenapa dia membawa seorang wanita tua di acara perayaan itu?
Ia berpikir sejenak dan bertanya: “Kapan ulang tahun gadis itu?”
“30 Oktober.”
“Bagaimana mereka bisa saling mengenal?”
“Gadis itu adalah murid pindahan dan saat ini menjadi teman sebangku Tuan Muda.”
“Sudah berapa lama mereka saling mengenal?”
“Mereka baru bertemu setelah Tuan Muda kembali ke Cina.”
Yin Hua meletakkan naskahnya dan berjalan mendekat untuk mengambil tablet dari tangan si kepala pelayan. Ia melihat foto Xu Xinduo, yang secara diam-diam diambil oleh seseorang. Foto itu terlihat tidak terlalu jelas.
Setelah ia membesarkan gambar foto itu, ia melihat bahwa Xu Xinduo memiliki sebuah tindakan kebiasaan menggigit kukunya …
Yin Hua meletakkan tablet itu di atas meja dan bertanya: “Apa nama yang tertera di atas hadiah yang dibawa Tong Yan dari luar negeri. Bukanlah namanya seperti Duo sesuatu?”
“Benar, nama gadis itu adalah Xu Xinduo.”
“Tetapi, mereka masih belum saling mengenal saat itu, bukan?”
Kepala pelayan itu tidak bisa menjawab.
Yin Hua berkata lagi: “Teruskan mengawasi mereka berdua. Aku ingin sebuah video. Akan lebih baik kalau bisa menangkap perilaku dan kebiasaan mereka.”
“Baiklah.” Kepala pelayan itu segera meninggalkan ruang kerja.
Yin Hua duduk kembali di kursinya dan mengambil tablet untuk melihat foto Xu Xinduo lagi. Ia memperbesar foto itu dan memperhatikan wajah Xu Xinduo dengan seksama. Ia mengusap-usap dagunya.
‘Wajah ini bisa jadi populer di industri entertainmen …’
~o0o~
Kami juga buka donasi via gojek pay guys. Setiap Rp 10.000, kalian akan dapat 1 ekstra chapter. Dan kalian juga perlu nulis untuk buku apa kalian berdonasinya. QR codenya ada di halaman muka yaa
Donasi pada kami dengan Gojek!
