The Legitimate Daughter Doesn't Care! (Bahasa Indonesia) - Chapter 12
Bergabunglah bersama kami di discord untuk mendapatkan update terbaru dan kesempatan untuk bertemu penerjemah favorit Anda ~
Jadilah bagian dari komunitas indonesia yang menyenangkan ~
Tautan discord: https://discord.gg/qHkcfMc
~o0o~
Happy reading^^
Keesokan harinya, ketiga bersaudara keluarga Mu itu pergi bersama-sama untuk mengikuti pelajaran tambahan.
Xu Xinduo dan Mu Qingyao berada di mobil yang sama, sementara Mu Qingyi berada di mobil yang terpisah. Setelah Xu Xinduo dan Mu Qingyao turun dari mobil, mereka melihat Mu Qingyi berdiri di depan pintu. Melihat mereka berdua berjalan mendekat, Mu Qingyi masuk ke dalam tanpa menyapa mereka.
Xu Xinduo tidak tahu apa yang sedang mereka lakukan ini.
Setelah masuk, Lou Xu menyapa lebih dulu: “Wow! Qingyi, kau sudah kembali?”
Mu Qingyi juga menjawab dengan dingin, “Jangan panggil aku seperti itu.”
Setelah Mu Qingyi duduk, ia melihat Shao Qinghe tersenyum padanya, lalu melihat ke arah Xu Xinduo.
Terkadang, Shao Qinghe si penyuka gosip itu terlihat seperti seorang wanita tua yang membuat Mu Qingyi sakit kepala.
Ekspresi Shen Zhuhang tidak terlihat baik, tapi dia tetap menyapa Mu Qingyi. Dalam sudut pandangnya, Mu Qingyi akan menjadi kakak iparnya di masa depan.
Mu Qingyi juga melihat ke arah Shen Zhuhang dan berbisik, “Lain kali jangan terlalu gegabah.”
Shen Zhuhang mengangguk: “Oke.”
Lu Renjia melihat ke sekeliling, lalu matanya akhirnya jatuh pada Zhen Longtao. Lagipula, dia juga salah satu selebriti paling populer di forum. Zhen Longtao belum berkata apapun sejak kehebohan itu. Dia bahkan tidak pergi ke sekolah selama beberapa hari. Ia sangat penasaran tentang dia.
Ketika Zhen Longtao masuk ke dalam kelas, ia melirik ke sekeliling ruangan kelas, dan lalu ia berjalan ke samping Xu Xinduo dan menendang kursinya.
Namun, kursi putar itu sama sekali tidak bergerak.
“Kau benar-benar luar biasa. Ada banyak sekali rumor yang beredar tentangmu akhir-akhir ini.” Zhen Longtao mengertakkan gigi dan berkata sambil menggeram.
Xu Xinduo mengangkat kelopak matanya dengan malas: “Terima kasih atas pujianmu.”
“Kuberitahu kau, jangan sampai kau memaksaku, atau aku bisa melakukan segalanya.”
“Apa kau akan melakukan segalanya?”
“Iya!” Zhen Longtao menjawab dengan tegas.
Xu Xinduo dengan tenang mengeluarkan kertas dari tasnya dan meletakkannya di atas meja: “Lembar tugas Perekonimian Dunia Barat, kerjakan.”
Zhen Longtao melihat ke kertas itu: “ō_ō”
“Tidak bisa?”
Lou Xu yang sedang duduk di samping Xu Xinduo berpikir untuk ikut campur dalam pertikaian. Tapi ketika ia melihat adegan itu, ia tak bisa menahan diri untuk tertawa.
Shao Qinghe selalu suka menonton sesuatu yang menghebohkan. Saat ini, ia melihat Xu Xinduo dengan kekaguman. Jelas-jelas ia terlihat sedang mencoba menahan tawanya.
Mu Qingyi tiba-tiba berkata: “Zhen Longtao, jangan mempermalukan dirimu sendiri.”
Zhen Longtao sangat marah hingga ia balas menatap Mu Qingyi dan akhirnya mengumpat “Persetan” dan pergi meninggalkan kelas.
Lu Renjia melihat Zhen Longtao pergi lagi dan tiba-tiba ia merasa bosan. Ketika ia sedang memilah-milah bukunya, ia melihat ke arah Xu Xinduo dan bertanya, “Hei, Xu Xinduo, sulit sekali jadi teman sebangku Tong Yan, kan?”
“Biasa saja.” Xu Xinduo mengerjakan sendiri tugas makalah Perekonomian Dunia Barat sebelum gurunya datang.
“Kudengar dia selalu membuat masalah denganmu.”
“Biasa saja.” Lu Renjia merasa bosan dengan jawaban yang sama berulang-ulang.
Lu Renjia mencari perhatiannya lagi: “Apa kau tahu ada orang di sekolah yang mengejar-ngejar Tong Yan? Murid paling cantik di kelas ini mengejar-ngejar Tong Yan, tapi sayangnya, Tong Yan bahkan sama sekali tidak mau melihatnya. Oh, ya, juga ada Liu Yating dari Kelas Tiga internasional. Keluarganya punya hubungan yang baik dengan keluarga Tong Yan. Kedua keluarga mereka sudah saling mengenal satu sama lain sejak mereka masih kecil, tapi Tong Yang tetap menolaknya bahkan tanpa memikirkannya. Keluarga Tong Yan sangat memperhatikan status sosial keluarga. Sangat tidak mungkin untuk gadis adopsi sepertimu.”
Lou Xu tidak bsia menahan diri lagi dan berkata: “Begitukah biasanya caramu menghibur dirimu sendiri?”
Para gadis itu tidak ada yang berhasil mengejar, begitu juga dengan Lu Renjia!
Lu Renjia sedikit kesal dan menatap tajam pada Lou Xu: “Aku hanya ingin dia melihat dirinya dengan jelas. Kalau dia tidak duduk di samping Tong Yan tanpa rasa malu, Tong Yan bahkan tidak akan bicara padanya. Aku hanya menasehati demi kebaikannya sendiri!”
Setelah mendengar kata-kata itu, Xu Xinduo menghela nafas: “Waktu aku masuk ke dalam kelas, cuma ada tempat kosong di sana. Selain itu, aku baru saja tiba di sini dan tidak akrab dengan semua hal. Bagaimana mungkin aku tahu siapa itu Tong Yan? Lagipula, kakakku juga tidak memperkenalkan dia padaku.”
Lu Renjia terkejut dan berkata, “Seseorang pasti sudah memberitahumu.”
“Seseorang pasti sudah memberitahuku? Itu hanyalah sebuah kursi. Bagaimana bisa kau bahkan mengarang berbagai cerita?” Xu Xinduo sangat kesal. Lu Renjia menjadi terdiam.
Saat ini, guru mereka masuk ke dalam kelas. Bibir Lu Renjia menekuk, dan akhirnya dia tidak mengatakan apa-apa.
Dia hanya iri pada Xu Xinduo karena sudah menjadi teman sebangku Tong Yan.
Namun, dia yakin bahwa Tong Yan pasti sangat bosan dengan Xu Xinduo.
♠♠♠
Di akhir pelajaran tambahan saat sore hari pada pukul 3:30, Lou Xu mengundang Xu Xinduo saat dia sedang berkemas-kemas: “Duoduo, ikut aku pergi ke Shiyan Square denganku.”
“Apa yang mau kita lakukan di sana?”
“Kalau malam, ada banyak adik-adik kecil yang latihan skateboard di sana. Mereka semua sangat tampan-tampan!”
“Aku tidak tertarik dengan hal semacam itu.”
“Kalau kau berdiri di sana sebentar saja, banyak adik-adik kecil yang akan meminta WeChat darimu. Aku paling suka melihat skenario seperti itu, terutama melihat para “anjing serigala” kecil itu berakting sok malu-malu.”
(T/N: “Anjing Serigala” biasanya digunakan untuk menggambarkan remaja-remaja kecil yang tampan, keren, dan mendominasi.)
Xu Xinduo tertawa setelah mendengar kata-kata Lou Xu: “Bukannya keren dimintai WeChat? Kenapa kita harus pergi ke sana cuma untuk hal seperti itu?”
“Kau tidak mengerti! Yang paling aku suka itu melihat mereka ditaklukkan oleh kecantikan. Selain itu, mereka yang mengambil inisiatif tidak harus tampan. Kalau memang benar-benar ada cowok yang tampan, aku akan langsung mendekat.”
“Kau memang punya sirkuit otak yang ajaib.”
“Oh, ayolah ikut aku!”
“Baiklah.”
Xu Xinduo tidak punya kesibukan apa-apa malam itu. Setelah memikirkannya, ia setuju ikut pergi ke Shiyan Square bersama Lou Xu.
Begitu kedua orang itu meninggalkan kelas, Lu Renjia mengirim pesan pada Zhen Longtao, mengatakan bahwa Xu Xinduo dan Lou Xu pergi ke Shiyan Square bersama-sama.
Saat Mu Qingyao dan Lu Renjiao pergi makan siang bersama, matanya tanpa sengaja melihat layar ponsel Lu Renjia, tapi dia tidak mengatakan apapun dan hanya mengikuti Lu Renjia dengan tenang.
Mu Qingyao selalu bersama Lu Renjia. Lu Renjia berkali-kali melihat ke arah ponselnya. Ketika Mu Qingyao memesan makanan, ia mendengar Lu Renjia menerima pesan suara: “Kami melihat mereka berdua.”
Mu Qingyao masih tidak terburu-buru. Setelah makan dengan Lu Renjia, dia berkata dia akan pergi ke kamar mandi dan pergi keluar untuk menelepon Mu Qingyi.
Dia jelas tidak sedang terburu-buru. Namun, ketika Mu Qingyi mengangkat teleponnya, ia berkata dengan nada suara yang cemas: “Kakak, sepertinya aku baru saja dengar pesan suara kalau Zhen Longtao akan pergi mencari masalah dengan Xu Xinduo. Dia membawa sekelompok orang ke Shiyan Square untuk mencari Xu Xinduo dan Lou Xu! Apa yang harus kulakukan sekarang? Apa Xu Xinduo akan dapat masalah?”
Mu Qingyao tidak bodoh.
Ia bisa melihat bahwa Mu Qingyi juga kecewa dengan keputusan keluarga mengenai status Xu Xinduo. Selain itu, Mu Qingyi juga tahu bahwa ia tidak menyukai Xu Xinduo dikarenakan kejadian yang sebelumnya.
Meskipun kejadian yang sebelumnya itu terlihat disebabkan oleh Shen Zhuhang dan Zhen Longtao, taruhan Shen Zhuhang dengan Zhen Longtao juga berimbas terhadap kesan Mu Qingyi terhadapnya.
Jadi kali ini, ia ingin memberi kesan yang lebih baik pada Mu Qingyi, agar Mu Qingyi tahu bahwa ia benar-benar peduli pada adiknya itu. Ia sudah mengatur waktu yang tepat untuk menelepon. Pada saat itu, Xu Xinduo pasti sudah dihabisi oleh orang-orang yang dibawa Zhen Longtao.
Setelah menutup telepon, Mu Qingyao tidak bisa menahan tawa, dan kembali ke hotel dengan suasana hati yang baik.
Lu Renjia sepertinya sedang terburu-buru untuk pergi. Ia menarik Mu Qingyao dengan penuh semangat dan berkata, “Aku akan membawamu ke suatu tempat untuk melihat pertunjukan menarik.”
“Di mana?”
“Itu kejutan.”
Mu Qingyao tidak bertanya lagi. Ia tahu bahwa Lu Renjia sangat ingin melihat pemandangan saat Xu Xinduo sedang dihabisi.
###
Xu Xinduo dan Lou Xu pertama-tama pergi ke rumah Lou Xu dan meninggalkan tas mereka di rumah. Kemudian mereka memilih dua skateboard di rumah Lou Xu.
Rumah Lou Xu cukup dekat dengan rumah Xu Xinduo, tetapi Lou Xu jelas merupakan tuan putri kecil di rumahnya. Kamarnya besar, dan bahkan benda-benda seperti skateboard memiliki pajangan kamar kecil yang terpisah.
Xu Xinduo memilih skateboard yang paling biasa, sementara Lou Xu memilih skateboard yang keren, lalu mereka berdua pergi ke Shiyan Square dengan mobil bersama-sama.
Ketika ia tiba di Shiyan Square, ia menemukan bahwa tempat itu memang tempat berkumpul banyak anak muda.
Shiyan Square adalah tempat yang lumayan besar.
Di sana ada bangunan yang dihiasi dengan lampu-lampu di sekitarnya, melepaskan bebagai macam cahaya saat malam hari. Di sana juga ada banyak Shopping Mall dan bioskop untuk menonton film yang terlerak tidak jauh. Benar-benar tempat yang bagus.
Setelah sebuah video pendek berjudul ‘Fire’ menjadi populer, banyak orang datang ke tempat ini untuk membuat rekaman video pendek. Mereka mengambil foto dari orang-orang yang berpakaian bagus. Terkadang, orang-orang bahkan diwawancarai oleh mereka di jalanan.
Di sana juga ada banyak anak muda yang berlatih skateboard. Tujuan Lou Xu datang kemari adalah sekelompok anak-anak remaja laki-laki ini.
Setelah melihat kerumunan pemain skateboard, Lou Xu melambaikan tangannya ke Xu Xinduo: “Inilah surga, bukan begitu?”
Xu Xinduo memandang Lou Xu dan berkata, “Menurutku kau lebih manis.”
Lou Xu melihat seorang cowok membuat video tarian. Setelah melihat tarian itu Lou Xu mendekat ke depan Xu Xinduo dan lalu menari. “Aku juga bisa menari seperti itu.”
Lou Xu rupanya telah mempelajari tarian hip-hop. Dia melakukan satu set gerakan dengan sangat rapi, yang mana sangat indah.
Xu Xinduo langsung bertepuk tangan dan memujinya. “Kau menari dengam sangat indah. Apa kau mempelajarinya karena idolamu?”
Xu Xinduo juga tahu bahwa tarian ini adalah tarian untuk para laki-laki.
“Tidak, tidak ada yang spesial. Aku suka semua hal yang terlihat indah! Aku tidak punya idola tertentu. Kalau sesuatu itu indah, aku bersedia menghabiskan uangku untuk hal itu. “
“Yah … sangat oke.”
Lou Xu berjalan ke dekat Xu Xinduo dan berbisik, “Aku akan mengajarimu bermain skateboard. Jangan masuk ke dalam kerumunan, atau kau akan mudah tertabrak.”
“Sebenarnya, aku tahu caranya bermain skateboard.”
“Kau tahu?!”
“Nah, kenapa kau selalu berpikir kalau aku tidak tahu apa-apa?”
Lou Xu menjawab sambil merengut. “Oh, aku sudah salah.”
Xu Xinduo pertama mencoba kekerasan papan skateboardnya. Lalu ia berjalan mengelilingi Lou Xu di atas papan skateboardnya dan mempertunjukkan gerakan ‘dolphin flip’ di depannya.
Lou Xu langsung bersorak, “Wow”.
Setelah itu, Xu Xinduo menyelinap sedikit lebih jauh dan melakukan ‘alpha flip’ di tempat yang tidak terlalu ramai.
Ketika Xu Xinduo mundur, Lou Xu merasa bersemangat lagi.
“Apa lihat-lihat, adik kecil? Lihat kemari!” Lou Xu berkata pada para anak-anak cowok.
Xu Xinduo tidak berhenti. Ia berdiri di atas papan skateboard dan melompat di atas pagar.
Lou Xu baru menyadari bahwa Xu Xinduo tidak hanya bisa bermain skateboard, tapi dia juga sangat mahir mempermainkannya.
Saat ini, Zhen Longtao bersama gengnya muncul.
Zhen Longtao tidak ingin memukul seorang gadis tapi ia sangat marah dan tak bisa menahan diri untuk memanggil beberapa gadis. Para gadis ini berasal dari sekolah olah raga dan sudah lebih dari cukup untuk berurusan dengan Xu Xinduo.
Segera setelah mereka tiba, mereka melihat Xu Xinduo lewat di depan mereka dengan kilasan cepat. Setelah beberapa saat, mereka melihatnya lewat lagi di depan mereka.
Zhen Longtao memanggil Xu Xinduo: “Hei, Xu Xinduo.”
Panggilan itu cukup keras, yang menarik perhatian Lou Xu. Ia memperhatikan gadis-gadis yang berdiri di belakang Zhen Longtao dan ia berjalan mendekat. “Zhen Longtao, mau apa kau?!”
“Tidak ada.”
“Kalau kau datang buat cari masalah lagi, apa kau tak takut orang lain akan menertawakanmu lagi?! Kau sudah cukup mempermalukan dirimu sendiri. Lebih baik kau pergi.”
Pada saat ini, Xu Xinduo menghentikan skateboardnya di depan Zhen Longtao.
Ketika ia hanya berdiri diam di sana, rambutnya langsung jatuh ke bahunya, dagunya sedikit terangkat. Tiba-tiba ia mendekati Zhen Longtao dan bertanya, “Mencariku?”
Zhen Longtao melihat penampilan cantik Xu Xinduo, dan tiba-tiba tergagap: “Y-ya, ya, aku mencarimu.”
Seorang gadis dari sekolah olahraga yang berdiri di belakang Zhen Longtao tiba-tiba mengumpat: “Sialan.”
Lalu dia berkata dengan suara yang hanya bisa didengar oleh beberapa dari mereka: “Cewek ini cantik banget, ya gak??”
~o0o~
Kami juga buka donasi via gojek pay guys. Setiap Rp 10.000, kalian akan dapat 1 ekstra chapter. Dan kalian juga perlu nulis untuk buku apa kalian berdonasinya. QR codenya ada di halaman muka yaa
Donasi pada kami dengan Gojek!
