The Legitimate Daughter Doesn't Care! (Bahasa Indonesia) - Chapter 04
Bergabunglah bersama kami di discord untuk mendapatkan update terbaru dan kesempatan untuk bertemu penerjemah favorit Anda ~
Jadilah bagian dari komunitas indonesia yang menyenangkan ~
Tautan discord: https://discord.gg/qHkcfMc
~o0o~
Happy reading^^
Pada akhir pekan, Xu Xinduo pergi ke kelas tambahan dengan Mu Qingyao. Meskipun disebutnya kelas tambahan, tapi lebih terlihat seperti vila yang terpisah.
Vila itu terletak di dekat rumah mereka, hanya perlu berjalan sekitar 10 menit atau lebih. Meski begitu, keluarga Mu mengantar mereka ke sana dengan mobil.
Mu Qingyao dan Mu Qingyi juga mempunyai supir pribadi mereka sendiri yang membuat mereka nyaman saat berpergian kapanpun. Xu Xinduo baru saja masuk ke keluarga mereka dan hanya bisa menggunakan supir yang sama dengan Mu Qingyao.
Vila ini tampak tidak berbeda dari vila-vila lain kecuali adanya plakat yang terpahat yang ditempelkan di pintu dengan nama sebuah institusi.
Tampaknya seseorang sengaja membeli sebuah vila untuk memberikan kursus pelatihan, terutama kepada anak-anak dari keluarga besar di area sekitarnya.
Ketika ia berjalan masuk, ia melihat ada banyak ruang di dalamnya. Setelah ia masuk, seseorang datang untuk menyambut mereka dan membawa mereka ke atas.
Xu Xinduo mengikuti ke lantai tiga dan dibawa ke sebuah ruang sendirian. Kemudian seorang guru masuk, memegang kertas ujian di tangannya, dan bertanya dengan sopan, “Kau yang bernama Xu Xinduo?”
“Um.”
“Pada hari pertama, siswa baru diharuskan untuk mengikuti tes. Ini membantu kami untuk memahami fondasi mereka dengan lebih baik. Kau tinggal di sini sebentar dan selesaikan pertanyaan terlebih dahulu. Aku harus pergi ke kelas. Aku akan mengambil kertasmu nanti. Waktunya sekitar 90 menit. Apakah itu oke? “
Xu Xinduo melihat kertas itu sekilas dan mengangguk setuju.
Mendapat jawaban itu, guru itu tersenyum lembut dan berjalan keluar ruangan.
Ruangan itu berada di dekat ujung koridor. Jendelanya terbuka dan angin bertiup di luar. Saat itu, angin sepoi-sepoi masuk melalui jendela dan meniup kertas ujian.
Xu Xinduo mengambil pena dari tasnya. Sebelum ia sempat bisa meraih penanya, tubuhnya bergetar.
Tong Yan tiba-tiba muncul di tubuh Xu Xinduo dan merasa aneh melihat lingkungan di sekitarnya.
Ia menunduk ke bawah dan melihat tas yang diletakkan di pangkuannya. Ia tampaknya sedang menganalisa situasi. Ia mulai melihat ke sekeliling, hanya sebuah meja kecil yang diletakkan di depannya. Tak ada yang lain.
Apa yang dilakukan Xu Xinduo tadi?
Kenapa ia ada di sini?
Kenapa tidak ada orang lain lagi di ruangan ini yang bisa memberinya petunjuk apapun ?
Tong Yan menggerakkan ‘tubuhnya’ dengan kikuk lalu mengeluarkan ponsel baru Xu Xinduo. Ia menemukan bahwa Xu Xinduo belum mengatur kunci sidik jari atau kunci wajah pada ponselnya. Ia hanya bisa mencoba memasukkan kata sandi tapi pada akhirnya, ia tidak bisa membuka kunci ponsel itu sama sekali.
Setelah menyerah pada usahanya yang gagal, ia hanya bisa berdiri dan berjalan-jalan di dalam ruangan. Ia ingin melihat di mana ia berada. Setelah melihat-lihat, ia berpikir, bukankah ini … lingkungan tempat tinggal Xu Xinduo?
Tong Yan duduk di ambang jendela dan melihat ke sekeliling kamar itu, menggaruk-garuk kepalanya dengan tidak sabar.
Kenapa ia dipaksa bertukar lagi?
Xu Xinduo dan Tong Yan mulai bertukar tubuh mereka ketika mereka berusia tujuh tahun. Pertama kali itu hal itu terjadi, keduanya terkejut.
Xu Xinduo masih tetap lebih tenang. Ia pertama-tama mengkonfirmasi keadaan tubuhnya, lalu kemudian mencoba untuk mengenali lingkungannya. Ia mencoba memastikan apa yang sedang terjadi dengan tenang.
Namun, Tong Yan awalnya sangat ketakutan, tapi lalu mau tidak mau ia akhirnya bisa menerimanya. Ia berkeliaran ke mana-mana saat di desa, menangkap ikan di sungai dan bahkan mendaki gunung untuk mencari buah. Ia sangat bersenang-senang.
Saat mereka masih kecil, mereka dipaksa untuk bertukar. Dalam arti, terkadang, dalam keadaan yang tidak pasti, mereka terpaksa bertukar (saling bertukar tanpa ada keinginan). Terkadang juga mereka bertukar kembali setelah beberapa menit. Namun, ada juga saat mereka tidak bisa bertukar kembali hingga beberapa hari berlalu.
Kemudian, mereka mulai meninggalkan pesan di rumah masing-masing sehingga bisa saling berhubungan satu sama lain.
Setelah kedua anak kecil itu saling bicara di telepon, mereka mulai mempelajari tentang masalah kehidupan masing-masing. Mereka tidak memberitahu para orang dewasa di rumah mereka, tapi perlahan mereka menerima takdir aneh yang dianugerahkan pada mereka.
Mereka saling bertukar informasi dan bicara tentang banyak hal. Selain itu, mereka juga membentuk peraturan untuk mereka sendiri. Setelah beberapa lama, mereka bisa bertukar tubuh kapanpun mereka ingin.
Namun, tetap saja ada pembatasannya. Mereka bisa saling bertukar tubuh maksimal sebanyak 4x dalam sehari. Bertukar lalu kembali ke tubuh masing-masing – maka dihitung sebagai 2x. Mereka bisa bertukar bolak-balik 2x dalam 24 jam.
Dalam dua tahun sebelumnya, mereka berdua bisa saling bertukar tubuh atas keinginan mereka sendiri. Selama tidak melebihi jumlah batas maksimalnya, biasanya tidak pernah ada masalah.
Hanya saja setelah dua tahun berikutnya, pertukaran tubuh di luar kehendak membuat Tong Yan lengah. Ia sering berakhir dalam situasi yang aneh, tak tahu harus berbuat apa. Ia sering berakhir dalam situasi yang aneh, tak tahu harus berbuat apa. Seperti misalnya hari ini. Seluruh ruangan itu tampak aneh dan ia benar-benar tidak tahu apa yang sedang terjadi.
Ia duduk diam selama lebih dari satu jam. Tak ada yang masuk ke dalam dan ia juga tidak pergi keluar. Ia takut melakukan kesalahan sehingga ia berpikir akan lebih aman untuk tetap berada di tempatnya.
Misalnya seperti, Xu Xinduo masuk ke ruangan ini dengan biasa saja. Jika ia keluar dan bertanya apa yang sedang ia lakukan di sini, maka itu akan menimbulkan kecurigaan orang lain. Lebih mudah mengatasi masalah ini kalau ia tetap diam di sana.
Setelah beberapa lama, ia merasakan kalau Xu Xinduo ingin bertukar kembali ke tubuhnya, jadi ia langsung membantunya.
Xu Xinduo kembali ke tubuhnya dan melihat bahwa ia ternyata duduk di ambang jendela. Ia segera turun dan menepuk-nepuk pipinya untuk menghilangkan rasa sebal yang sebelumnya ia rasakan.
Ketika ia masuk ke dalam tubuh Tong Yan, ia mendapati dirinya sedang berada di ruang ganti. Ada lebih dari selusin orang yang sedang berganti pakaian di sekitarnya. Hampir saja ia pingsan. Ia tidak bisa menahannya lebih lama lagi dan ia bergegas kembali ke tubuhnya sendiri.
‘Kau ini bukannya pergi kompetisi ke luar negeri?’
‘Aku tidak bisa menunggu setengah bulan lagi!’
Xu Xinduo melihat ke sekeliling, ia membungkuk untuk mengambil kertas di bawah dan melihat kertas itu masih kosong. Ia hanya bisa duduk kembali. Ia mengeluarkan pulpennya dan mulai menjawab pertanyaan.
Tak mengejutkan Tong Yan tidak memperhatikan kertas yang jatuh di bawah meja. Hanya saja waktunya sudah banyak yang terlewat. Total pertanyaannya berjumlah tiga set. Meskipun pertanyaannya tidak terlalu banyak, tapi ia harus bergegas.
Ia menjawab pertanyaan-pertanyaan yang lebih simpel dengan cepat, menyisihkan pertanyaan-pertanyaan yang menyita waktu untuk ia kerjakan nanti. Ia menyelesaikan bagian pertanyaan simpel dari setiap rangkaian pertanyaan dalam waktu singkat. Tapi tetap saja, tidak banyak waktu tersisa. Ia hanya memiliki sisa waktu delapan menit untuk menjawab setiap rangkaian pertanyaan.
Ketika guru itu datang untuk mengumpulkan lembar pertanyaan tersebut, Xu Xinduo tak lagi berkutat dan dengan cepat menyerahkan lembar jawabannya.
Guru melihat lembar jawaban itu dan membawa Xu Xinduo ke ruang kelas.
Saat memasuki ruang kelas, Xu Xinduo semakin yakin bahwa ini adalah kelas kecil karena di ruang kelas itu hanya ada tujuh siswa, termasuk ia. Bahkan ditambah dengan Mu Qingyao, hanya ada delapan siswa di kelas ini.
Ada meja panjang besar di tengah kelas dan para siswa duduk di kedua sisi.
Gurunya menunjuk ke sebuah kursi kosong dan ia berkata kepada Xu Xinduo, “Kau bisa duduk di sini. Tidak ada yang duduk di sini.”
Xu Xinduo menganggukn lalu ia duduk.
Ketika ia duduk, ia melihat ke sekeliling dan ia melihat bahwa Mu Qingyao dan Shen Zhuhang duduk di seberangnya. Keduanya menatapnya dengan dingin.
Ada seorang cowok yang duduk di depannya. Dia menatapnya dan tersenyum. Dia kelihatannya orangnya manis. Kulit cowok itu sedikit kurang sehat dan halus, dia terlihat sakit dan lemah. Wajahnya tampan seperti Dewa dan terlihat halus.
Xu Xinduo mengangguk padanya sebagai jawaban.
Guru mengambil lembar jawaban Xu Xinduo dan mulai memeriksanya. Kemudian ia menulis tanda di atasnya dan berkata, “Tidak apa-apa. Kau sudah lulus ujian. Akurasinya juga bagus. Cobalah untuk menjawab lebih banyak pertanyaannya lain kali.”
Xu Xinduo mengangguk. “Baik.”
Mendengar komentar guru, Mu Qingyao tidak bisa menahan tawa.
Dia lulus ?! Benar-benar berlebihan sekali.
Tidak terlalu banyak pertanyaan di lembar kertas mereka dan mereka menggunakan sistem persentase. Mereka juga telah melakukan tes ini. Sebagian besar dari mereka mencetak lebih dari 90 poin. Hanya Shao Qinghe yang mencetak nilai penuh. Rasanya konyol kalau Xu Xinduo baru saja lulus ujian. Yang benar saja, bahkan kalau kau murid unggulan di SMA kota, tidak akan mudah masuk ke kelas ini.
Shen Zhuhang berbisik pada Mu Qingyao, “Akan lebih baik kalau dia tidak menyerahkan lembar jawabannya.”
“Jangan bilang begitu – dia tumbuh besar di kota kecil.” Meskipun Mu Qingyao tampaknya seperti membela Xu Xinduo, tapi berulang kali ia menyebutkan lingkungan tempat tinggal Xu xinduo.
Mereka berdua sebenarnya bicara dengan suara yang lirih, tapi karena ruangan kelas itu kecil dan ditambah dengan jumlah orang yang sedikit di dalamnya, suara mereka terdengar dengan jelas oleh semua orang.
Guru mereka langsung berkata, “Semua diam, kita mulai kelas kita.”
Para murid itu tidak mengatakan apapun dan baru mereka mulai memindahkan kursi mereka.
Xu Xinduo sedikit bingung tapi ia juga memindahkan kursinya ke belakang. Ini adalah kursi beroda sehingga mereka bisa dengan mudah memindahkannya ke belakang.
Setelah para murid itu mundur ke belakang, guru menekan sebuah tombol, dan meja yang awalnya berbentuk panjang itu berubah menjadi meja berbentuk V, mengembang ke luar. Kursi yang pada awalnya berada di garis depan menjadi tempat duduk terakhir di kelas setelah pengaturan posisi itu.
Xu Xinduo dan cowok yang duduk di seberangnya adalah pemilik bangku terakhir. Tak heran kursi ini kosong.
Xu Xinduo tak terlalu peduli. Sebenarnya, tak masalah dimanapun ia duduk. Ia mengeluarkan sebuah buku dan oena dari tasnya dan mulai mendengarkan dengan seksama.
Ia memperhatikan bahwa cewek yang duduk di sampingnya sedang mengintip ke arahnya. Sekali, dua kali… cewek itu sudah lima kali mengintip ke arahnya!
Xu Xinduo melihat dengan aneh pada arah tatapan itu datang dan menemui seorang gadis yag manis sedang mengintip padanya. Namun ketika dia melihat Xu Xinduo balas menatap ke arahnya, dia buru-buru berpaling, terlihat merona dan malu.
Xu Xinduo tak peduli. Ia hanya melanjutkan mendengarkan.
Cewek itu menutupi kepalanya dengan hati-hati, lalu mengeluarkan ponselnya dan mengirim pesan.
Xu Xinduo memperhatikan gerakan kecil cewek itu saat menulis pesan dan ia berbisik, “Apa kau tak apa-apa?”
Cewek itu melambai berulang-ulang. “Tidak… aku tak apa-apa.”
Xu Xinduo tidak bertanya lagi.
Lou Xu merasakan jantungnya yang berdetak sangat cepat
Ia suka melihat orang berwajah cantik/tampan dengan agak berlebihan. Kapanpun ia melihat orang seperti itu, ia merasa sangat senang. Sebelum hari ini, ia merasa bahwa kelas tambahan ini sudah seperti surga dunia dengan adanya Mu Qing dan Shao Qinghe di sini.
Di sekolah, Mu Qing sangat populer. Shao Qinghe juga sosok yang sangat populer di antara para gadis.
Ketika mereka berkumpul untuk pelajaran kelas tambahan ini? Rasanya seperti berada di perkemahan mewah. Menyenangkan sekali rasanya bisa sekelas dengan mereka.
Sekarang, tambah satu lagi wanita cantik di kelas mereka. Lou Xu sangat senang sekali, terutama ketika cewek itu aktif mengajaknya ngobrol dan perhatian padanya!
‘Tidak harus begitu juga sih. Kau sangat cantik. Abaikan saja aku!!!’
Lou Xu begitu senangnya hingga ia ingin sekali melompat dan berputar-putar karena kegirangan. Cepat-cepat ia menggunakan ponselnya untuk mengirim pesan pada teman-temannya.
[Aku lihat cewek cantik! Aku sampai gak berani nafas keras-keras!]
Shao Qinghe bersandar ke belakang sambil mendengarkan pengajarnya. Ia bisa melihat Xu Xinduo yang duduk di depannya.
Ia melihat ke arah wajah Xu Xinduo, lalu terpikir dengan Mu Qingyao. Akhirnya, ia menoleh ke arah Mu Qingyao dan tak tahan mengulum bibirnya.
Keluarga ini benar-benar menarik sekali.
Ia melihat ada selembar kertas yang diletakkan di samping kursinya. Ia meraihnya dan menyadari bahwa kertas itu merupakan lembar jawaban Xu Xinduo.
Tulisan tangan Xu Xinduo sangat rapi. Kelihatannya dia secara khusus melatih tulisan tangannya. Ia melihat lembar jawaban itu, lalu mengangkat kedua alisnya. Ada sedikit kejahilan di matanya.
Xu Xinduo tidak menjawab banyak pertanyaan. Namun, pertanyaan manapun yang dia jawab, semua jawabannya benar. Selain itu, dia kelihatannya secara spesifik mengkalkulasi nilainya. Selama dia mencapai batas nilai kelulusan pada setiap pertanyaan, dia tidak lagi mengerjakan sisa pertanyaannya. Karena itulah, dia hanya mencapai batas nilai kelulusan.
Kalau dia menjawab semua pertanyaan itu, mungkin saja tidak akan ada jawabannya yang salah, iya kan?
Kalau begitu kenapa tidak menjawab semuanya?
Shao Qinghe memegang dagunya dan semakin berpikir. Ia merasa jika keluarga Mu akhir-akhir ini memiliki situasi yang menarik. Ia melipat lembar jawaban Xu Xinduo dan menulis beberapa rencana di atasnya. Akhirnya, ia melemparkannya ke dalam keranjang tempat sampah di dalam kelas.
Sembunyikan saja milik ‘anak adopsi’ ini.
~o0o~
Kami juga buka donasi via gojek pay guys. Setiap Rp 10.000, kalian akan dapat 1 ekstra chapter. Dan kalian juga perlu nulis untuk buku apa kalian berdonasinya. QR codenya ada di halaman muka yaa
Donasi pada kami dengan Gojek!
