The Legitimate Daughter Doesn't Care! (Bahasa Indonesia) - Chapter 01
Bergabunglah bersama kami di discord untuk mendapatkan update terbaru dan kesempatan untuk bertemu penerjemah favorit Anda ~
Jadilah bagian dari komunitas indonesia yang menyenangkan ~
Tautan discord: https://discord.gg/qHkcfMc
~o0o~
Happy reading^^
Xu Xinduo duduk di ruang makan, ia makan dengan tenang.
Ruang makan keluarga Mu seperti taman yang terpisah. Di bagian depannya, terdapat jendela yang menjulang dari lantai hingga ke langit-langit menghadap ke taman kecil. Di bagian dalam ruang makan, ada tanaman-tanaman pot dan rak anggur besar dengan berbagai jenis anggur.
Saat ini di tengah malam, jendela yang menjulang dari lantai ke langit-langit memantulkan cahaya yang dipancarkan oleh lampu kristal, tampak seperti kunang-kunang di malam hari.
“Orang tua” yang ia temui beberapa hari yang lalu duduk di hadapan Xu Xinduo dan berbicara tentang sesuatu. Di sampingnya duduk Mu Qingyao yang telah tinggal di keluarga Mu selama 16 tahun sebagai ganti dirinya.
Suasananya aneh dan canggung.
Kali ini, Tuan Mu yang bicara, “Xinduo, kami akan mengatur kepindahanmu. Kami harap kau juga pindah ke sekolah yang sama dengan Yaoyao dan Xiaoyi.”
Xu Xinduo tidak bicara dan masih tetap duduk tegak, memakan makanan yang diletakkan di depannya.
Gerakannya tidak lambat atau cepat. Ketika ia makan, ada sedikit kemalasan dalam setiap gerakannya. Ia memiliki temperamen seorang bangsawan yang tidak dapat diganggu gugat yang sangat konsisten dengan penampilannya.
Xu Xinduo memiliki wajah yang sangat cantik, tetapi temperamen dan fitur wajahnya secara keseluruhan akan memberi orang perasaan “lelah”.
Seluruh dirinya begitu dingin dan cantik, tapi tak ada yang diizinkan mendekatinya.
Tanpa menunggu jawaban, Tuan Mu melanjutkan. “Uh … Xinduo, apakah ada masalah? Atau kau ingin tetap sekolah di sekolah lamamu?”
Xu Xinduo perlahan meletakkan sumpitnya, memandang ke atas dan berkata kepada Tuan Mu, “Maaf, aku tidak terbiasa berbicara ketika makan. Aku ingin pindah ke sekolah lain. Anda bisa mengaturnya.”
Tuan Mu tiba-tiba tersentak.
Banyak yang mengatakan bahwa seseorang tidak boleh berbicara sambil makan. Namun, keluarga Mu tidak memiliki aturan ini. Bahkan, sepertinya mereka tidak punya aturan.
Tuan Mu tersenyum dan berkata, “Itu kebiasaan yang baik. Kami akan mengatur agar kau pergi ke kelas reguler di Sekolah Internasional Jiahua. Kami awalnya ingin mengatur agar kau bisa masuk ke kelas jalur cepat. Yaoyao dan Xiaoyi juga berada di kelas jalur cepat. Tetapi kelas ini membutuhkan nilai tertentu. Kau tidak bisa masuk secara langsung. Kau harus berusaha keras untuk bisa masuk ke kelas jalur cepat dengan lulus ujian. “
Mu Qingyao berkata sambil menyuap penuh nasi ke dalam mulutnya, “Menurutku itu tidak masalah buat Xu Xinduo. Aku dengar prestasinya di SMA desa tidak terlalu buruk.”
Namun, semua orang bisa membayangkan jika cara mengajar para guru di SMA desa sangat berbeda dengan sekolah internasional. Masih menjadi pertanyaan apakah Xu Xinduo bisa mengejar pelajarannya di sekolah ini, apalagi jika masuk ke kelas jalur cepat. Rasanya itu hanya mimpi.
Xu Xinduo tiba-tiba berkata, “Aku ingin masuk ke sekolah internasional. Aku memilih masuk ke Kelas Empat.”
Mendengar hal ini, Mu Qingyao memakan satu suapan lagi.
Tunangannya harusnya menjadi tunangan Xu Xinduo. Dia juga berada di Kelas Empat. Ia langsung melirik ke arah Xu Xinduo dan dalam hati ia mengumpat. ‘Dia ingin mengambil kembali tunangannya?’
‘Konyol!’
‘Mana munkin pacarku akan menyukai orang udik seperti dia?’
Terlebih lagi, sekarang ini status Xu Xinduo hanyalah sebagai anak adopsi.
Tuan Mu sedikit terkejut dan bertanya heran: “Kau ingin nelanjutkan sekolah ke luar negeri? Semua kelas di sekolah internasional diajarkan dalam Bahasa Inggris. Tak ada yang akan menerjemahkannya untukmu. Apa kau bisa mengikutinya?”
“Bisa.” Xu Xinduo menjawab dengan mantap.
Mu Qingyao langsung menyela, “Bersikaplah lebih rasional. Kau tidak akan bisa mencerna apa yang kau dengar dan kau hanya akan membuat dirimu sendiri sebagai bahan tertawaan seluruh kelas.”
Xu Xinduo mengabaikannya.
Mu Qingyao melihat sikap tak acuh Xu Xinduo dan ia menggertakkan giginya.
Tuan Mu juga membahas masalah lainnya. “Kami ingin merubah namamu. Apa ada nama yang kau sukai?”
Tidak ada yang menyangka bahwa Xu Xinduo akan menolak dengan tegas.
“Tidak!”
Tuan Mu masih memaksa. “Bagaimanapun, kau adalah anak dari keluarga Mu kami. Bagaimana mungkin kau tetap menggunakan marga Xu?”
“Aku dibesarkan oleh keluarga Xu dan kebaikan mereka yang telah mengasuhku tidak bisa dilupakan. Sama seperti kakakku yang memilih untuk tinggal di keluarga Mu meskipun mengetahui identitas aslinya. Dia menutup mata terhadap keluarga aslinya. Namaku tidak perlu diubah. “.”
Jawaban ini membuat Tuan Mu terdiam dan ia tidak bisa menyanggah apapun.
Nyonya Mu juga seketika melihat ke arah Xu Xinduo. Ekspresi wajahnya berubah buruk tapi ia tidak berkata apapun.
Xu Xinduo adalah putri kandung mereka, namun mempertimbangkan bahwa Mu Qingyao telah hidup bersama mereka selama 16 tahun, mereka memutuskan untuk mengklaim bahwa Xu Xinduo terlihat mirip dengan mereka dan mendapatkan pengalaman hidup yang kurang beruntung, jadi mereka memutuskan untuk menerimanya sebagai putri angkat mereka dan merahasiakan identitas aslinya.
Mereka benar-benar sudah salah kaprah.
Ia lahir dengan memiliki hubungan darah dengan mereka, tapi bagaimanapun ia tetaplah orang asing bagi mereka.
Melihat Mu Qingyao menangis keras dan mempertimbangkan hubungan mereka selama 16 tahun, membuat mereka memilih mengambil keputusan yang kejam ini.
Dalam pandangan mereka, mereka harus mengkompensasi Xu Xinduo dengan baik.
Dengan begitu, Xu Xinduo tidak akan protes atau bahkan marah, yang membuat mereka merasa lega.
Namun sekarang, Xu Xinduo menolak untuk merubah namanya yang membuat mereka jadi bingung. Mereka tidak bisa mengatakan apapun, karena jika mereka menolak keputusannya, mereka khawatir Xu Xinduo akan mengungkap masalah tentang identitasnya.
Tak akan masalah jika dia mengubah namanya, karena dengan begitu dia tidak akan dianggap sebagai anak angkat.
Wajah Mu Qingyao justru yang tampak lebih marah.
Kalimat ini sungguh ironis baginya!
‘Lucu sekali, bagaimana mungkin aku menjadi anak keluarga sederhana itu? Aku adalah putri dari keluarga Mu!’
‘Aku tidak akan mau mengakuinya!’
Setelah makan, Xu Xinduo dan Mu Qingyao menuju ke lantai atas bersama-sama. Mu Qingyao dengan cepat mengejar Xu Xinduo yang berjalan di depannya. Ia menggertakkan giginya dan berkata dengan suara lirih, “Kakakku sedang mengikuti program pertukaran pelajar di tempat yang jauh. Dia tidak akan kembali dalam waktu dekat. Aku akan memberikanmu tur di sekolah setelah kau pindah.”
“Bagus.” Xu Xinduo menjawab dengan dingin dan berjalan kembali ke kamarnya.
Mu Qingyao melihat ke arah pintu kamar Xu Xinduo dan mendengus.
‘Pura-pura!’
‘Dasar tukang pura-pura!’
‘Anak udik dari kampung sikapnya sok elegan sekali. Aku ingin lihat berapa lama kau bertahan.’
***
Di hari pertama sekolah, Xu Xinduo menerima ponsel barunya dari Tuan Mu.
Ia memasukkan kotak ponselnya ke dalam tas sekolah dan masuk ke dalam mobil keluarga Mu.
Ketika ia masuk ke dalam mobil, Mu Qingyao melihat ke arah Xu Xinduo yang memakai seragam sekolah. Tatapannya setajam belati.
Xu Xinduo terlahir dengan wajah yang sangat cantik, dengan bentuk tubuh yang seperti seorang Dewi. Dia sangat pendiam di hari-hari biasanya dan memiliki selera fashion yang bagus.
Namun, Mu Qingyao tidak menyukainya.
Kakak mereka, Mu Qingyi, juga merupakan cowok paling tampan di sekolah.
Xu Xinduo dan Mu Qingyi hampir mirip sekitar 80%. Wajahnya halus sempurna dan dia memiliki tinggi badan yang diinginkan banyak remaja perempuan. Dia memakai seragam blazer dengan lengan yang mengetat, kaki jenjangnya yang terpampang tanpa noda.
Dulu, Mu Qing Yao selalu berpikir kenapa ia tidak mirip dengan kakaknya. Ia hanya mengira bahwa ia mungkin terlahir dari ibu yang berbeda. Sekarang ia tahu bahwa ternyata ia tidak memiliki hubungan sama sekali dengan kakaknya.
“Apa SMA di desamu ada kelas Bahasa Inggrisnya?” Mu Qingyao tiba-tiba mempertanyakan pertanyaan yang sedikit kasar ini. Bahkan supir yang duduk di depan kemudi pun merasakan pertanyaan ini sedikit kasar.
Bisa dibayangkan kalau keluarga Mu tidak menyukai anak angkatnya ini.
“Hmm.” Xu Xinduo menjawab sambil lalu, masih dengan memegang buku di tangannya dan melihatnya dengan terfokus.
Mu Qingyao melihat buku itu. Ternyata buku itu sebuah novel berbahasa Inggris! Seketika ia menutup mulutnya. ‘Apa kau bahkan mengerti artinya?’
Bahkan sebagian besar siswa di kelas internasional tidak merasa perlu membaca semua novel berbahasa Inggris.
‘Dia ini baru keluar dari kampung, kan?Bagaimana bisa dia berpura-pura sepintar itu?’
Setelah itu, hanya ada keheningan di sepanjang jalan mereka menuju ke sekolah.
Setelah tiba di sekolah, masih belum banyak siswa yang datang.
Ketika Mu Qingyao melihat Xu Xinduo masih membawa koper, ia tiba-tiba berkata, “Xu Xinduo, ayo kuajak kau melihat-lihat ke sekeliling sekolah.”
“Tidak.” Xu Xinduo menjawab dengan dingin.
Ada banyak jenis seragam yang berbeda-beda di Sekolah Internasional Jiahua termasuk seragam berenang, seragam tenis, seragam basket, dan lain-lain. Seragam-seragam para murid itu disimpan dalam kabinet kecil milik setiap murid. Xu Xinduo baru saja tiba dan hanya bisa membawa seragamnya di dalam koper.
Mu Qingyao langsung menggandeng tangan Xu Xinduo seolah ia memiliki hubungan yang baik dengannya. “Ayolah, sekolah kita sangat luas. Kalau kau tersesat, orang tua kita akan menyalahkanku nanti. Kau tahu kan, kalau mereka memarahiku karena kau, aku bisa mati dengan tidak adil!”
Xu Xinduo tidak memiliki pilihan lain selain mengikuti Mu Qingyao berkeliling sekolah dengan koper di tangannya.
Sepertinya Mu Qingyao memilih melewati tangga dengan sengaja. Ia juga tidak memiliki niat untuk membantu Xu Xinduo membawakan barang-barangnya.
“Apa kopernya berat?” Mu Qingyao bertanya pada Xu Xinduo.
“Lumayan.”
“Maaf, aku tidak pernah melakukan pekerjaan berat di rumah. Karena kau tumbuh besar di kampung, kau pasti tidak punya masalah membawanya sendiri, kan?”
“…”
Xu Xinduo sungguh tidak ingin berdebat dengan orang yang tidak terlalu mengenalnya dengan baik.
Mu Qingyao merasa Xu Xinduo sangat menyebalkan, tapi ia tahu saat ini ia tidak bisa menyulut masalah. Kecantikannya, sikapnya yang acuh tak acuh, dan semua yang berhubungan dengannya benar-benar menyebalkan.
Di sisi lain, Xu Xinduo tahu bahwa tak ada orang lain lagi selain Mu Qingyao yang paling memperhatikannya saat ini. Sekarang, ia hanya bisa bicara sesedikit mungkin di depan Mu Qingyao tanpa menunjukkan emosi apapun, sehingga nantinya ia bisa lebih sedikit memainkan trik.
Jika tidak, orang pertama yang akan menyadari bahwa ia dan Tong Yan bisa bertukar tubuh adalah Mu Qingyao, si ‘teh hijau-kelas rendah’ ini.
Saat ini, Mu Qingyao terlihat sedang menemui beberapa temannya dan menyapa mereka.
Ketika beberapa gadis berkumpul bersama dan mengobrol, mereka beberapa kali melihat ke arah Xu Xinduo, tampak jelas mereka sedang membicarakannya. Mereka tidak berusaha untuk melakukannya secara diam-diam.
Xu Xinduo berdiri di satu sisi dan melihat ke sekeliling. Lalu, tatapannya jatuh pada seorang remaja pria dan ia langsung memanggilnya, “Su Wei.”
“Ah?!” Su Wei yang sedang berjalan melewatinya terkejut karena dipanggil oleh seorang gadis yang sangat cantik.
Xu Xinduo memberikan padanya tas kopernya. “Tolong aku letakkan tasku di Kelas Empat, terima kasih.”
Nada suaranya terdengar tidak asing dan tanpa sadar Su Wei mengambil tas koper itu dari tangan Xu Xinduo dengan ekspresi bingung.
Xu Xinduo juga melepaskan tas sekolahnya. “Tolong aku bawakan ini juga ke kelas.”
“Ah? Kau siapa?”
‘Siapa sih orang ini?!’
“Murid pindahan baru di kelasmu.” Setelah menjawab, Xu Xinduo mendekati Mu Qingyao dan bertanya, “Apa kau masih ingin berkeliling?”
Sekarang, Su Wei sedang membawa tas sekolah Xu Xinduo dan mendorong tas kopernya. Di tengah-tengah jalan, ia tiba-tiba berseru dalam hati. ‘Aku ini lagi ngapain sih?!’
Su Wei menoleh ke belakang, ia melihat Xu Xinduo sudah berlalu pergi.
‘Sudahlah, bawa saja tas ini ke kelas. Tapi, kenapa suara gadis cantik itu tadi terdengar gak asing ya?’
Mu Qingyao melihat Xu Xinduo memberikan tas sekolahnya kepada siswa Kelas Empat dan ia terkejut. “Apa kau kenal dengannya?”
“Waktu aku lihat kartu kelasnya, aku memintanya membawakan tasku.”
“Kau … benar-benar …” Mu Qingyao tidak tahu harus berkata apa.
‘Apa itu bukannya karena kau cantik?’
Keitika mereka melanjutkan tur ke seluruh sekolah, teman-teman Mu Qingyao mengkuti di belakang mereka, mengobrol dengan lirih.
Siswi 1: “Beruntung sekali. Sepertinya ayam kampung sudah berubah jadi burung Phoenix hanya dalam waktu jentikan jari. Dia berlari keluar dari kampung dan masuk ke dalam keluarga yang kaya dan berkuasa.”
Siswi 2: “Ini seperti dongeng saja. Yaoyao baik sekali mau menerima hal seperti ini. Kalau itu aku, aku tidak akan tahan punya saudara seperti dia. Yang benar saja!”
Siswi 3: “Coba lihat dia. Hanya anak palsu saja. Apa dia kira dia itu nona besar?”
Xu Xinduo menoleh ke belakang dan mereka langsung berhenti bicara.
‘Kita lihat ekspresi seperti apa yang akan kau tunjukkan ketika kami mencaci-makimu.’
“Benar, palsu itu menjijikkan,” kata Xu Xinduo.
Mereka tidak tahu bahwa di mata Xu Xinduo, mereka terlihat konyol.
Kemudian Mu Qingyao membawa Xu Xinduo ke kolam renang. “Ini kolam renang sekolah kami. Ini satu-satunya kolam renang di luar. Di gimnasium juga ada beberapa kolam renang dan disana juga ada area untuk menyelam. Kau harus mencobanya lain waktu.”
Siswi 1 langsung menyela, “Aku rasa di kampung pasti tidak ada fasilitas seperti ini, jadi dia pasti tidak bisa berenang, ya kan?”
Siswi 2: “Tidak, di kampung biasanya ada sungai. Dia pasti suka mandi liar begitu.”
Beberapa gadis itu secara kompak tertawa bersama-sama.
Xu Xinduo mendesah.
‘Aku malas bicara sama mereka.’
“Ayo kembali,” kata Xu Xinduo.
Mu Qingyao tahu bahwa Xu Xinduo pasti tidak senang.
Melihat Xu Xinduo yang tidak senang, Mu Qing Yao tertawa sendiri. Ia menarik tangan Xu Xinduo dan berkata, “Jangan langsung pergi ke gedung multimedia sendirian. Paling mudah tersesat kalau di tempat itu. Desainnya berbentuk lingkaran.”
Mereka berjalan masuk ke dalam gedung multimedia. Ruang kelas yang paling menonjol di lantai pertama adalah kelas musik.
Saat masuk, Mu Qingyao mulai menjelaskan. “Kau belum pernah melihat berbagai macam jenis instrumen musik sebelumnya, kan?”
Siswa 1: “Pipa organ di sini harganya cukup untuk membangun vila di kampung mereka.”
Xu Xinduo tidak memperdulikan apa yang mereka katakan. Ponsel lamanya bergetar beberapa kali. Ia mengeluarkannya dan melihat pesan di WeChat.
Tong Yan: Tukar Tubuh! Ikut Kompetisi Piano gantikan aku.
Xu Xinduo mengetik jawaban: Aku sudah bilang padamu rajin-rajinlah berlatih main piano, kenapa kau ini tidak pernah mau mendengarkanku?!
Tong Yan: Bukankah aku punya kau?
Para gadis di samping Xu Xinduo tidak bisa melihat ia sedang chatting dengan siapa. Mereka hanya bisa melihat layar ponsel Xu Xinduo yang sudah pecah. Mereka bahkan tak tahu bahwa layar ponsel itu dipecahkan oleh Tong Yan ketika dia berada di dalam tubuh Xu Xinduo. Ketika ‘dia’ marah, ‘dia’ melemparkan ponsel itu hingga layarnya pecah.
Xu Xinduo berjalan ke depan piano dan meletakkan tangannya di atas piano, terlihat melihat piano itu dengan sangat berhati-hati. Tetapi sebenarnya, sedang memastikan bahwa tubuhnya tidak akan terjatuh ketika sedang melakukan pertukaran tubuh.
Tidak paham dengan apa yang sedang terjadi, Mu Qingyao melanjutkan. “Piano ini adalah harta berharga bagi sekolah ini karena ini benda antik. Sekolah tidak akan membiarkan sembarangan orang menyentuhnya. Kalau kau sudah mendapatkan sertifikat ujian piano, guru mungkin akan mengizinkanmu memainkannya beberapa kali.”
Siswi 1: “Memangnya piano semudah itu dipelajari? Kalau kau baru mulai belajar di usia ini, paling-paling kau hanya bisa memainkan <Bintang Kecil>.”
Siswi 2: “Benar ah, satu-satunya orang berbakat yang pernah memainkan piano ini adalah Yaoyao. Terakhir kalinya, saat dia memenangkan juara III dalam kompetisi.”
Setelah Tong Yan berpindah ke tubuh Xu Xinduo, ia menggerakkan lehernya dan menoleh ke arah keempat gadis di belakangnya.
“Kalian tadi bilang apa?”
Sudut bibirnya terangkat membentuk senyuman mengejek. Matanya dipenuhi oleh: 30% mengejek dan 70% penghinaan.
~o0o~
Kami juga buka donasi via gojek pay guys. Setiap Rp 10.000, kalian akan dapat 1 ekstra chapter. Dan kalian juga perlu nulis untuk buku apa kalian berdonasinya. QR codenya ada di halaman muka yaa
Donasi pada kami dengan Gojek!
