The Great Mage Returns After 4,000 Years (Bahasa Indonesia) - Chapter 4
- Home
- The Great Mage Returns After 4,000 Years (Bahasa Indonesia)
- Chapter 4 - Murid Terburuk Akademi (4)
Penerjemah
Sleepyheadchick
Chapter 4
Murid Terburuk Akademi (4)
“Jack!”
Anthony bergegas memeriksa Jack.
‘Dia pingsan?’
Kenapa tiba-tiba? Mata Anthony tertuju ke arah Frey. Dia sedang duduk di bangkunya lagi, membaca buku pelajarannya.
‘Sejak saat itu, aku yakin keparat ini melakukan sesuatu.’
Tapi apakah dia punya bakat untuk itu? Bukankah dia hanyalah murid rendahan yang tak bisa menggunakan Magic Missile?
Tepat saat Anthony mencoba untuk berbicara, pintu terbuka dan Profesor Dio masuk. Telah masuk waktu untuk kelas pagi dimulai. Pandangannya tertuju kepada Anthony, yang terhuyung di tempatnya, dan Jack yang pingsan.
“Anthony, apa yang sedang terjadi? Mengapa Jack terbaring di lantai?”
“I-itu… dia tiba-tiba terjatuh.”
“Tiba-tiba?”
Bingung, Dio menghampiri Jack. Dia lalu membalikkan badannya dan memeriksa kondisinya.
‘Ini…’
Wajah Dio mengeras. Dia merasa akan pingsan, sisa-sisa mana di perutnya begitu lemah sehingga mereka tidak akan terlihat jika dia tidak memiliki persepsi yang tajam.
‘Ini adalah sisa-sisa jejak seni bela diri yang menggunakan mana.’
Hal ini berarti bahwa semua ini adalah pekerjaan dari prajurit sihir. Dan lagi, ini bukan sesuatu yang bisa dilakukan seorang murid biasa.
Cepat dan rumit. Dia yakin jika tak ada satupun profesor yang memiliki kemampuan setingkat ini. Siapakah yang melakukan hal ini? Mata Dio berkeliaran ke sekitarnya dan tertuju ke arah Frey. Dia sibuk membaca, tidak memedulikan Jack yang jatuh di dekatnya.
“Ceritakan detailnya padaku.”
Mata biru tajam Dio menyapu seluruh kelas. Setiap murid yang bertemu pandang dengannya tersentak. Setelah ragu sesaat, David akhirnya maju dan berkata.
“Jack dan Frey sedang berbincang untuk sesaat tapi…”
Mereka berdua? Berbincang? Bahkan Dio, yang memperlakukan murid-muridnya dengan acuh tak acuh, tahu hubungan David dengan Frey. Mereka tidak cukup akrab untuk berbincang.
David berhenti sejenak ketika dia bertemu pandang dengan Dio.
“tiba-tiba saja dia pingsan.”
Ketika Dio melihat jauh ke arahnya, David merasakan keringat dingin membanjiri punggungnya. Lalu Anthony berkata.
“P-Profesor, bagaimana keadaan Jack?”
“… Kelihatannya dia akan pingsan untuk waktu yang cukup lama. Jangan khawatir, ini tidak akan mengancam nyawanya.”
“Apa yang membuatnya pingsan?”
“Yah, ku rasa aku akan memeriksanya lebih lanjut.”
Tidak perlu untuk memberitahu murid itu tentang seni bela diri karena dia tidak akan paham. Dio berhenti sejenak, lalu berkata.
“Aku akan membubarkan kelas pagi.”
“Huh?”
“Aku akan mencari profesor pengganti. Semuanya, tunggu di kelas.”
Dio berencana untuk mempelajari gejala Jack lebih detail. Meskipun tak mungkin, hal itu bisa saja akibat dari ulah orang luar.
“Siapa profesor yang akan mengambil alih?”
“Profesor Kevin datang pagi hari ini. Aku tahu dia tidak ada jadwal pagi ini, jadi aku akan menanyakannya.”
Mendengar kata-kata Dio, para murid menjadi putus asa. Profesor Kevin. Dia juga salah satu dari tiga profesor yang paling terkenal di akademi, termasuk Dio. Namun, penilaiannya adalah yang terburuk di antara para murid.
Meskipun Dio memiliki kepribadian yang dingin, dia sangat dihargai oleh para murid. Kemampuannya luar biasa dan kelasnya yang bermutu tinggi mudah dipahami.
Tapi Kevin berbeda. Dia berperilaku sombong meskipun dia memiliki kemampuan terburuk di antara para profesor dan dia sangat kasar. Tak satupun murid menyukainya. Dia memiliki perasaan rendah diri yang parah, terutama terhadap Dio, juga profesor lainnya bernama Adelia. Jika Dio memintanya untuk menggantikannya, dia pasti akan langsung menerimanya berpikir dia bisa memperdayanya.
Dio pergi menggendong Jack di punggungnya.
Para murid menghela napas dan bersiap untuk menghadiri kelas Kevin. Ketika itu, David menghampiri Frey dan berucap dengan kecut.
“Apa yang telah kau lakukan?”
“…”
“Tidak, tak mungkin kau bisa melakukan sesuatu yang tak bisa tertangkap oleh mataku.”
David menyimpulkan bahwa itu hanyalah kebetulan dan tertawa untuk menenangkan dirinya
“Jangan bolos praktik sore ini.”
Lalu dia menatap lurus ke arah Anthony dan berkata.
“Kita harus bolos kelas.”
“Tapi ini kelas Profesor Kevin, apa tidak masalah?”
“Iya. Aku yakin Profesor Kevin akan mengerti.”
Ketika David berkata begitu dengan menyeringai, Anthony pun tersenyum. Kevin sadar bahwa dia tidak bisa menyentuh David.
Dia akhirnya menatap Frey. Bahkan dengan keributan yang terjadi beberapa saat lalu, hanya ada sedikit perubahan pada ekspresinya.
‘Ya, pertahankan sikap itu. Aku menantikan melihat wajah seperti apa yang akan kau buat ketika aku menghancurkanmu.’
Dia akan mengakhirinya dengan mematahkan tangannya, tapi sekarang dia berpikir akan lebih baik untuk waspada padanya juga.
Dengan itu, David dan Anthony pergi meninggalkan kelas.
“Ah, tentu.”
Kevin adalah pria paruh baya botak dengan setengah rambutnya telah hilang. Bibir bagian bawah yang menonjol, mata sipit, hidung bengkok, dan perut yang gendut membuatnya tampak seperti pencuri daripada seorang penyihir.
“Aku mengharapkan kerja samamu.”
Mendengar itu, Kevin tertawa terbahak-bahak.
“Jangan khawatir. Profesor Dio sendiri menunduk dan memohon kepadaku untuk melakukan yang terbaik! Haha!”
Dia memastikan untuk menekankan bagian “memohon”. Dio tidak menunduk maupun memohon, tapi dia mengangguk sekali karena dia tidak mau membuang waktu secara kekanakkan untuk berdebat dengannya. Kevin menuju ke kelas, menyeringai lebar. Sedari awal, dia tidak benci mengajar di kelas. Justru, itu lebih seperti prioritas.
Kebanyakan murid di Akademi Westroad menunjukkan kepercayaan dan rasa hormat kepada para profesor mereka. Bahkan jika mereka tidak suka, beberapa menunjukkannya secara terang-terangan.
Kevin menyukainya. Itulah salah satu alasan dia berusaha keras untuk menjadi salah satu profesor di Westroad. Dia berjuang hingga mimisan, tapi hasilnya sangat manis.
Jika dia tidak memiliki posisi profesor, dia tidak akan pernah diajak bicara dengan sopan oleh para petinggi seperti Dio dan Adelia. Dia akan beruntung jika tidak diberi perintah, apalagi dimintai bantuan.
Ketika Kevin membuka pintu dan masuk, hampir semua murid menatapnya. Nilai setiap mata pelajaran hanya bisa ditentukan oleh profesor yang mengajar. Dengan kata lain, jika seorang murid membuatnya kesal, mereka akan menerima nilai buruk terlepas dari nilai asli mereka.
Para murid yang cekatan tahu ekspresi yang Kevin suka. Ketika dia melihat mata berbinar para murid, Kevin tertawa pelan.
“Aku tak yakin jika kalian sadar, tapi karena keadaan yang tak dapat dihindari, aku akan mengajar pelajaran pagi ini. Baik, semuanya, buka buku pelajaran kalian.”
Para murid dengan cepat membuka buku pelajaran mereka. Paham dengan sifat cerewet Kevin, mereka semua mengeluarkan buku pelajaran mereka sebelumnya.
Frey bingung untuk sesaat karena dia tidak tahu pelajaran apa yang Kevin ajarkan. Dia melihat sekelilingnya dan melihat judul buku yang dikeluarkan seorang murid.
‘Sejarah Sihir.’
Untungnya, semua buku pelajarannya telah ada di atas mejanya. Dia mulai menyusun mereka satu per satu. Sosoknya menonjol dan menarik perhatian Kevin.
Awalnya, dia tidak mengenali Frey. Tapi saat melihat rambut abu-abu khasnya, dia segera menyadari identitasnya.
‘Frey Blake? Keparat itu kembali ke kelasku?’
Frey Blake. Dia adalah murid yang terkenal buruk di akademi, jadi Kevin pasti mengetahuinya. Dia tidak menyukai Frey. Dia ingin dihargai oleh anak-anak dari keluarga terkenal yang dengan hati-hati dipilih di seluruh penjuru negara. Dia tidak memiliki sedikitpun ketertarikan pada apa yang anak haram ini pikirkan tentangnya.
Justru, dia berpikir bahwa Frey lah yang menurunkan kualitas kelasnya. Setelah membuatnya paham bahwa usahanya tidak akan berhasil, Kevin mengeluarkannya dengan sangat kejam.
Frey Blake keluar dari kelas dengan wajah memerah dan tidak pernah menghadiri kelas lagi. Kevin berpikir dia tidak akan pernah melihatnya duduk di sana lagi.
‘Ada angin apa hari ini hingga hal seperti ini terjadi?’
Terlebih lagi, udara di sekitar Frey tampak sedikit berubah. Kevin tentu tidak bisa mengingat penampilan Frey secara rinci, tapi matanya yang ketakutan dan bahunya yang meringkuk tak mudah untuk dilupakan.
Tapi Frey yang sekarang mengesankan. Ada kekuatan di balik tatapannya, dan punggungnya tegak. Jika tidak karena warna rambutnya, Kevin tidak percaya dia adalah Frey.
‘Hmm.’
Tak masalah. Meskipun dia tidak tahu apa yang sebenarnya terjadi di pikiran Frey, menendang keparat lemah itu keluar bukanlah masalah besar. Menyeringai lebar, Kevin berkata.
“Frey, sudah lama aku tak melihatmu. Apa ada alasan khusus untuk tak menghadiri kelasku?”
Frey menemukan buku pelajarannya tepat waktu, dan menjawab sembari memasukkan yang lainnya.
“Saya tidak bisa menemukan waktu yang tepat.”
“Mungkin ada sesuatu yang menurutmu lebih penting dari kelasku?”
Kata Kevin tegas dengan gigi yang terkatup. Awalnya, itu adalah akibat dari pelecehannya, tetapi sekarang Frey berbicara seolah-olah dia telah menolak kelas Kevin.
Murid lainnya melihat ke arah Frey setengah khawatir dan setengah berharap. Kebanyakan dari mereka sadar bahwa Frey telah sedikit berubah dengan menyaksikan bagaimana dia menghadapi gerombolan David.
Namun, kali ini lawannya adalah Kevin, orang yang dibenci dari semua profesor. Dia tidak akan bisa memberontak seperti sebelumnya.
“Mungkin.”
“…”
Frey menjawab dengan ringan. Seorang di antara para murid berteriak keras. Mereka tidak sendirian, karena sebagian besar lainnya memiliki reaksi yang sama. Lalu,
“Oh…?”
Wajah Kevin mengeras.
**********
Bergabunglah bersama kami di discord untuk mendapatkan update terbaru dan kesempatan untuk bertemu penerjemah favorit kalian.
Jadilah bagian dari komunitas Centinni Indonesia yang menyenangkan!
Tautan discord: https://discord.gg/28tHT4e
Jangan lupa juga untuk bergabung dengan patreon Centinni di tautan: https://www.patreon.com/centinni
*Kami juga membuka donasi via Gojek Pay. Setiap donasi Rp. 10.000 dari kalian akan dapat 1 ekstra chapter. Dan jangan lupa untuk menulis judul buku apa yang kalian donasikan. QR codenya ada di halaman muka, ya~
- Home
- The Great Mage Returns After 4,000 Years (Bahasa Indonesia)
- Chapter 4 - Murid Terburuk Akademi (4)
Donasi pada kami dengan Gojek!
