Full Marks Hidden Marriage: Pick Up a Son, Get a Free Husband [Bahasa Indonesia] - Chapter 877

Ketika mereka sampai di rumah, pipi Ning Xi kembung dan menilai dari cibirannya, dia jelas tidak senang.

Mata Lu Tingxiao jatuh pada tanda samar di leher gadis itu yang merupakan akibat dari kehilangan kendali sebelumnya. “Tidak bahagia?”

Ning Xi langsung mengangguk dengan penuh semangat.

Lagipula, siapa yang akan cemburu pada wanita!?

 

“Suatu hari, jika kau melihatku dan pria lain dalam posisi seperti itu, apakah kau akan merasa terganggu?” Lu Tingxiao berkata dengan jelas.

“Kau … kau dan laki-laki lain dalam situasi yang mirip dengan milikku sebelumnya!?” Ning Xi memvisualisasikan gambar di kepalanya untuk sementara waktu dan hampir mulai berdarah dari hidungnya. “Bagaimana mungkin aku tidak terganggu!?”

Ketika dia melihat wajah kecil bersemangat gadis itu, jelas bahwa dia tidak terpengaruh oleh kecemburuan …

Mata Lu Tingxiao bersinar dengan tak berdaya. “Kau …? Baiklah …”

Ning Xi melihat ekspresi kelelahan Lu Tingxiao dan berlari mendekatinya dalam langkah-langkah kecil. “Marah?”

Lu Tingxiao menatapnya tajam. “Jika aku benar-benar marah kepadamu, apakah kau pikir aku masih hidup?”

Cara dia mengatakan itu terdengar seperti dia akan mati karena marah atau sesuatu …

Dia hanya menyebabkan keributan kecil karena dorongan sesekali … dan tanpa sengaja mencuri hati gadis-gadis sesekali juga …

Tak lama setelah Lu Tingxiao pergi, Ning Xi bekerja sebentar. Ketika dia akan tertidur, teleponnya berdering.

Dia melihat layar ponsel. Itu Zhuang Keer. Mereka telah bertukar nomor sebelum ini.

Kenapa dia menelepon pada jam ini?

Ning Xi dengan curiga mengangkat telepon itu. “Halo, Keer?”

“Xiao Xi, kau sudah tidur? Apakah aku mengganggumu?” Zhuang Keer bertanya dengan hati-hati.

“Jangan khawatir, aku belum tidur!”

“Oh …”

Zhuang Keer tidak melanjutkan lebih jauh.

Ning Xi hanya bisa mengambil inisiatif untuk mengatakan, “Yah, apa pun yang terjadi sebelum ini … aku benar-benar minta maaf … bahwa aku telah menyebabkanmu salah paham …”

Zhuang Keer menjawab dengan lembut, “Tidak ada yang perlu disesali. Kau tidak punya niat untuk berbohong kepada siapa pun. Sebaliknya, aku harus berterima kasih. Terima kasih telah datang untuk menyelamatkanku saat itu. Aku selalu … selalu ingin berterima kasih dengan bertatap muka …”

Ketika dia mendengar nada malu-malu dan gugup gadis itu dari ujung yang lain, Ning Xi menggosok hidungnya dan dengan cepat berdeham untuk berkata, “Tidak apa-apa, itu hanya sedikit usaha di pihakku.”

“Um, Xiao Xi, kau punya waktu besok?” Zhuang Keer dengan ragu bertanya lagi.

“Besok … aku harus mampir ke perusahaan besok. Manajerku punya sesuatu untuk dibicarakan denganku dan aku tidak yakin jam berapa aku akan selesai. Apakah ada … sesuatu yang kau butuhkan untukku?” Ning Xi mencoba menyelidiki.

“Bukan apa-apa … tidak ada yang penting kok! Sekarang kita dianggap sebagai teman, bukan? Kau tahu bahwa aku biasanya tidak punya banyak teman, jadi aku hanya ingin mengajakmu berbelanja, makan, atau apalah. ..tidak apa-apa jika kau sibuk! Pekerjaan didahulukan!” Zhuang Keer mengatakan ini dengan sedikit kesulitan.

Ketika dia mendengar nada kecewa gadis itu yang berusaha disamarkan sebagai tidak peduli, Ning Xi hampir tidak bisa menahan diri dan dia ingin segera menyetujui segalanya.

Akhirnya, dia dengan bijaksana berkata, “Mari kita jalan-jalan ketika kita punya waktu!”

Ketika dia mengatakan ini, ujung telepon yang lain tiba-tiba terdiam beberapa saat.

Ning Xi mengerutkan kening. “Halo? Keer, apakah kau masih di sana?”

“Xiao Xi, apakah kau … apakah kau membenciku?” Suara Zhuang Keer sedikit bergetar.

Setelah mendengar suara di ujung lain di ambang air mata, Ning Xi terkejut dan dia dengan cepat berkata, “Tentu saja tidak! Mengapa kau berpikir begitu?”