Full Marks Hidden Marriage: Pick Up a Son, Get a Free Husband [Bahasa Indonesia] - Chapter 1786

Di sebuah gedung di Deer Town

Setelah semua dokter menerima perintah mereka, mereka bersiap-siap dan waspada.

Ketika Ning Xi tiba-tiba menyadari bahwa ruangan itu perlahan-lahan dipenuhi oleh orang-orang dengan pakaian putih dan alat-alat yang rumit, dia langsung merasakan seluruh situasinya membuat dia gelisah.

Lu Tingxiao segera merasakan kegelisahannya.  

“Dengarkan aku. Tubuhmu harus menjalani pemeriksaan lengkap. Ini akan cepat.”

Ning Xi mengangguk dengan patuh.

Setelah pemeriksaan menyeluruh.

“Bagaimana?”  

Bibir tipis Lu Tingxiao menegang membentuk garis. Di sampingnya, Lu Jingli juga terlihat gugup.

Dokter Kepala membetulkan kacamata di pangkal hidungnya dan menatap secara emosional, namun dengan gembira ke arah Lu Tingxiao.  

“Semua indikator kesehatan Nyonya Lu normal. Jika saya boleh mengatakannya, baginya untuk dapat mempertahankan kondisi seperti itu adalah keajaiban. Semua ini bisa karena fondasi tubuh yang sempurna Nyonya Lu, perawatan yang tepat, dan yang terpenting, salep yang dibuat oleh dokter muda yang sangat terampil itu. Sungguh, memiliki efek sihir!”

Pakar ini, yang lebih tua dari mereka semua, mengungkapkan seruan yang tulus dalam nadanya.

Pada awalnya, Lu Tingxiao bersikeras untuk mempercayai dokter muda itu untuk membiarkan pasien menggunakan obat yang tidak diketahui asalnya. Dokter telah berkali-kali mengajukan keberatan dan bahkan merasa otoritasnya sedang diganggu.

Pada saat ini, dia benar-benar tidak bisa menahan diri dan mengakui bahwa tidak ada batasan dalam pengobatan. Masih terlalu banyak misteri dan ahli di antara orang-orang yang tidak dia ketahui di dunia ini.

“Sekarang, dia merasa tubuhnya kaku, kekuatannya lemah, napasnya terganggu, dan tenggorokannya tidak nyaman. Apakah semua ini normal?”, Lu Tingxiao bertanya satu per satu dengan serius. Dia tidak berani menurunkan kewaspadaannya sama sekali.

Ketika dokter mendengar gejalanya, dia menghiburnya dengan nada rileks, “Tuan Lu, saya sudah memeriksanya secara menyeluruh. Tidak ada masalah besar. Bagaimanapun, dia sudah lama berbaring! Semua sempurna dan normal. Nanti, saya akan mengatur rencana rehabilitasi lengkap untuk Nyonya. Saya yakin dengan tubuhnya, dia akan dapat pulih dengan sangat cepat.

Hanya, pastikan untuk mengambilnya selangkah demi selangkah! Kau tidak bisa menjadi tidak sabar agar tidak menyakiti tubuhnya. Tubuh miliknya perlu memulihkan diri dengan benar!”

Lu Tingxiao mencatat semuanya.  

“Terima kasih.”

“Kak Xi …” 

Pada saat ini, terdengar suara seorang gadis yang sedikit gemetar dan tidak percaya dari pintu.

“Annie!”

Ketika dia mendengar suara familiar gadis itu, Ning Xi segera turun dari tempat tidur dan berjalan menuju pintu.

“Kak Xi, pelan-pelan! Kau tidak bisa bergerak dengan cepat sekarang!”

Annie panik saat dia menghampiri untuk menyapa dan memeluknya. Detik berikutnya, matanya berkaca-kaca.  

“Kak Xi, kau benar-benar sudah bangun … Ketika Tuan Kedua meneleponku, aku pikir aku sedang bermimpi!”

Ning Xi dengan lembut menepuk punggung gadis itu saat dia tersedak oleh isak tangisnya.  “Jangan menangis! Apa aku tidak bangun sekarang? Annie, terima kasih atas kesusahanmu selama ini. Kata dokter, salep yang kau buat untukku sangat berguna!”

Annie dengan cepat menggelengkan kepalanya.  

“Kak Xi, tidak masalah sama sekali. Sebenarnya, aku tidak melakukan apa-apa. Ketika kau sakit parah dan koma, aku tidak bisa membantu apa pun. Satu-satunya hal yang bisa aku lakukan adalah mencoba yang terbaik untuk memperlambat penurunan fungsi tubuhmu. Pengumpulan ramuan herbal dan perawatanmu semua diurus oleh Tuan Lu.”

“Annie, bisakah aku merepotkanmu untuk memeriksa denyut nadi Ning Xi?”  

Di samping mereka, Lu Tingxiao meminta tolong.

Saat ini, Annie teringat akan hal terpenting. Dia dengan cepat membantu Ning Xi untuk duduk.  

“Kak Xi, kemari dan duduk. Biar aku lihat!”

“Baik!”  

Ning Xi duduk di dekat meja dan mengulurkan tangannya.

Annie meletakkan jarinya di denyut nadi Ning Xi, wajahnya penuh konsentrasi.

Semua orang menahan napas saat mereka melihat Annie, menunggu diagnosisnya.
—