Full Marks Hidden Marriage: Pick Up a Son, Get a Free Husband [Bahasa Indonesia] - Chapter 1735

“Little Treasure bersama Xiao Xi di bangsal.”

Lu Tingxiao kemudian melanjutkan, “Kejadian kali ini telah menyebabkan trauma besar pada anak itu karena dia merasa sangat bersalah. Dia tidak bisa menghadapi kenyataan bahwa Xiao Xi mungkin telah mati untuk menyelamatkannya. Setelah dia bangun, dia tidak bisa mendengar siapa pun. Dia tidak makan, tidak minum, dan tidak mengatakan apa-apa. ”

Wajah Zhuang Zongren langsung menegang. 

“Bagaimana itu bisa terjadi? Bagaimana kabar anak itu sekarang?”

“Belakangan, aku memberitahunya bahwa Xiao Xi sedang koma sekarang dan ibunya membutuhkannya. Kemudian, dia mulai pulih perlahan dan dia berjaga dengan ketat di sisinya. Little Treasure tidak bisa meninggalkan ibunya sekarang, dan aku percaya bahwa dengan kebersamaan hati ibu dan anak, Little Treasure adalah orang yang paling mungkin membangunkan Xiao Xi.”

Zhuang Zongren, yang sebelumnya memperlakukan Lu Tingxiao dengan benci, sekarang mengangguk pada semua yang dikatakannya. “Itu benar, kau sangat masuk akal! Kita pasti tidak bisa memisahkan Little Treasure dan Xi sekarang!”

Zhuang Zongren menoleh ke Lu Tingxiao dan bertanya, “Bagaimana menurutmu?”

Lu Tingxiao berhenti sejenak sebelum dia menyarankan, “Dengan koneksi Tetua Zhuang, Anda jelas bisa mendapatkan perawatan medis yang lebih baik daripada aku, jadi aku mendukung Anda membawa pergi Xiao Xi.”

Ketika Zhuang Zongren mendengar pendapat Lu Tingxiao tidak seperti orang tuanya yang ingin menjaga Xiao Xi secara membabi buta, kemarahan yang tersisa di hatinya menghilang dan dia mengungkapkan ekspresi puas.  

“Setidaknya, kau tahu apa yang baik dan apa yang buruk.”

“Tapi Little Treasure pasti tidak bisa dipisahkan dari Xiao Xi, jadi bagaimana kalau kita membiarkan Little Treasure pergi denganmu?”, kata Lu Tingxiao.

Ketika Zhuang Zongren mendengar ini, dia sangat gembira karena itulah yang dia inginkan.  “Biarkan Little Treasure ikut denganku? Jelas itu yang terbaik! Tapi apakah kau yakin bisa membuat keputusan tentang ini?”

Lu Tingxiao mengangguk. “Orang tuaku akan setuju. Jangan khawatir.”

Zhuang Zongren segera bertepuk tangan dengan gembira. “Itu luar biasa. Mari kita putuskan nanti!”

—

Tidak terlalu jauh, ketika Zhuang Rongguang melihat bahwa kakeknya masih berbicara dengan pria itu untuk waktu yang lama, dia tidak bisa menahan dan mulai khawatir.

Keduanya memunggungi mereka, sehingga mereka tidak bisa mendengar apa pun atau melihat ekspresi mereka. Mereka tidak tahu apa yang mereka bicarakan sampai begitu lama.

Ketika dia mempertimbangkan apakah dia harus diam-diam menyelinap dan menguping, kedua orang itu akhirnya kembali dari ujung koridor.

“Kakek! Kakek, kau kembali! Kau pasti tidak mendengarkan bujukan curang orang ini, kan?”  Zhuang Rongguang dengan cepat berjalan mendekati kakeknya dengan ekspresi yang penuh penantian.

Zhuang Zongren menatap cucunya. “Omong kosong apa yang kau keluarkan?”

Zhuang Rongguang dengan cepat memijat bahunya untuk menyenangkannya. “Aku tahu Kakek pasti tidak mungkin! Sekarang, kita bisa membawa sepupu pergi, bukan?”

Zhuang Zongren menjawab, “Mmm, tentu saja kita perlu membawanya.”

Zhuang Rongguang langsung senang, sementara Lu Chongshan dan Yan Ruyi mengungkapkan ekspresi cemas di hadapan mereka.

“Lin Jian …”

Zhuang Liaoyuan hendak memerintahkan orang-orangnya untuk masuk dan menjemputnya ketika Zhuang Zongren dengan sedih menyela dia, “Tunggu, jangan bergerak! Semuanya, mundurlah. Ada begitu banyak dari kalian. Bagaimana jika kalian menakuti mereka? Aku akan pergi sendiri!”

Zhuang Liaoyuan mengerutkan kening dan Zhuang Rongguang bingung.

Ketakutan? Kak Xi koma! Siapa yang akan ketakutan?

Zhuang Zongren secara pribadi berjalan dan tentu saja, tidak ada yang berani menghentikannya.

Dengan demikian, kerumunan itu hanya bisa menyaksikan Zhuang Zongren berjalan menuju bangsal Ning Xi dengan ekspresi muram.

Setelah dia masuk, dia melihat seorang pria kecil yang lembut berbaring di samping tempat tidur Ning Xi. Tangan kecilnya berada di telapak tangan ibunya saat dia menatapnya tanpa berkedip seolah takut dia akan menghilang, seolah di matanya, hanya ada dia dan ibunya di seluruh dunia ini …

Zhuang Zongren tersentuh ketika melihat ini. Air mata mulai mengalir di matanya. Dia mencoba yang terbaik untuk berbicara dengan nada lembut karena tidak ingin mengejutkan pria kecil itu. 

“Little Treasure… Hey, Little Treasure! Kemari ke Kakek Zhuang…”

—