Full Marks Hidden Marriage: Pick Up a Son, Get a Free Husband [Bahasa Indonesia] - Chapter 1698

“Apa katamu? Diculik? Kapan?”

Xing Wu menyeka keringat di dahinya. “S-sore tadi… Sekitar jam 6…”

“Apa?! Kenapa kau baru memberitahu kami sekarang sementara kejadiannya tadi sore? Ceritakan situasinya sekarang!”, seru Lu Jingli. 

Lu Tingxiao tidak mengatakan apapun. Mata gelapnya seperti jurang, ia lalu berkata dengan dingin,” Apa mereka masih hidup?”

Lu Jingli yang sebelumnya murka langsung membeku mendengar pertanyaan kakaknya, seakan seluruh darah di tubuhnya terhisap. Mereka menjaga kejadian ini agar tidak menganggu kakaknya di waktu penting ini. Namun, kenapa mereka begitu ingin memberitahu kakaknya sekarang? 

Sesuatu pasti terjadi…

Thud. 

Xing Wu berlutut, bibirnya gemetar, melontarkan,” Sekarang… tidak diketahui…”

“Hanya ada hidup atau mati! Apa maksudmu tidak tahu?!”, seru Lu Jingli dengan marah. 

“Tujuan mereka… sepertinya bukan ingin mengancam… tapi…”

Xing Wu tidak bisa melanjutkan lagi, namun Lu Tingxiao dan Lu Jingli paham apa yang ingin ia katakan. Mereka mengingkinan nyawa!

Lu Tingxiao membuat sebuah panggilan dan memberikan sebuah perintah lalu berbicara pada Xing Wu. 

“Ceritakan dari awal.”

“Kita diserang setelah meninggalkan Kuil Fahua. Pengemudinya sudah disuap. Tuan Muda dibawa ke helikopter. Nona Ning Xi, memaksa masuk ke helikopter dan mengikuti mereka…”, kata Xing Wu. 

“Kakak ipar pasti khawatir Little Treasure akan sendirian jadi ia mengikutinya!”

Lu Tingxiao tidak berekspresi, wajahnya seperti biasa. Ia melakukan panggilan lain lagi. Suara lemah Lu Chongshan terdengar di telepon. 

“Halo, Tingxiao… Maafkan aku… Ini salah ayah… Cepat….”

Lu Tingxiao memotongnya,” Kirimkan rekaman teleponnya.”

Lu Chongshan tertegun, ia lalu membalas,” Baiklah.”

Walaupun Lu Tingxiao belum yakin dengan seluruh situasinya, dia sudah mengira mereka akan membuat video call. Namun, jika Lu Tingxiao melihat video itu…

“Jangan khawatir aku tidak bisa melihatnya.”, kata Lu Tingxiao sebelum mematikan telepon. 

Lu Chongshan menatap kosong ponselnya. Jika mungkin, dia lebih memilih putranya untuk tidak melihat kejadian itu, namun mungkin ada petunjuk penting di video itu. 

Dengan cepat, Lu Tingxiao mendapatkan video itu dan memutarnya. 

Sambil melihat video itu hingga selesai, Lu Jingli meninju dinding di sebelahnya. Darah di kepalan tangannya. 

“Bajingan! Akan kubunuh mereka!”, seru Lu Jingli geram. 

Lu Tingxiao seperti sebuah mesin tanpa emosi, dia tidak menunjukkan apapun dan menonton video itu dengan diam. Mereka mendengar suara keras di akhir dan melihat dinding tebal itu meledak dan jatuh menutupi tubuh gadis itu. Darah mengalir di tanah. 

Setelah beberapa lama, dua pria bertopeng berjalan dan menyeret gadis itu dari reruntuhan. Tubuhnya tertutup darah dan ia masih meringkuk hingga akhir. Dia menahan semuanya dan melindungi anak di dekapannya. 

—