Full Marks Hidden Marriage: Pick Up a Son, Get a Free Husband [Bahasa Indonesia] - Chapter 1028
“Tentu saja.” Song Jin mengangguk.
Ning Xi berjongkok dan melihat ke arah Little Treasure kemudian bertanya, “Little Treasure, apakah kau bersedia untuk belajar melukis dari Kakek Song?”
Little Treasure membelai bulu kelinci di tangannya dan berkedip, dia melihat ke arah paa, mama, dan kemudian kakek itu…
Pada akhirnya, di bawah tatapan gugup Song Jin, Little Treasure akhirnya menangguk.
Pada saat dia mengangguk, Song Jin menjadi sangat emosional dan hampir menangis, “Luar biasa! Luar biasa! Luar Biasa.. Kau akan menjadi satu-satunya anak didik Song Jin! Dan sebagai mastermu, aku pasti akan mewariskan semua teknik melukis yang aku miliki selama kehidupan ini kepadamu!”
Lalu, dengan arahan dari mamanya, Little Treasure mengikuti langkah-langkah formal untuk menjadi anak didik dari grandmaster seni dan dengan patuh menyajikan teh kepada Song Jin, dan membuat semuanya menjadi resmi.
Setelah upacaranya selesai, Lu Tingxiao berpikir tentang sesuatu sebelum bertanya, “Akan tetapi, ada satu masalah. Tetua, Anda tinggal terlalu jauh..”
“Itu bukan masalah, aku bisa saja memindahkan semua kehidupanku di sini demi muridku yang patuh ini, aku akan pindah dekat dengan dimanapun kalian tinggal!” Song Jin berkata dengan spontan. Semakin dia melihat Little Treasure, semakin dia menyukainya.
Teknik dan kemampuan artistiknya membutuhkan bakat dan kepintaran yang luar biasa. Meskipun dia telah berhenti untuk berharap mencari penerus yang memenuhi kriterianya, Dewa memang sangat baik padanya dan membimbingnya kepada takdir yang mempertemukannya dengan anak ini.
Ning Xi tidak tahu apa yang harus dikatakan kepada Song Jin. dia telah berjalan melewati gunung dan lembah untuk bertemu dengan Grandmaster ini. Namun sebaliknya, karena little bun lah Elder Song mau untuk berkunjung untuk mengajarinya.
Babyku yang luar biasa!
Karena hari sudah larut, dan hujan masih mengguyur diluar, Song Jin mempersilahkan mereka untuk tinggal malam ini, ini juga karena dia moodnya juga sedang sangat baik.
Lu Jingli dan Jian Muye tidur satu kamar, sedangkan Ning Xi, Lu Tingxiao, dan little bun tinggal di kamar lain.
Sebelumnya, Lu Tingxiao telah melihat kelinci di pelukan anaknya. Sekarang dia berbalik ke arah Ning Xi dan bertanya, “Dari mana asal kelinci itu?”
Ning Xi menjawab dengan senang, “Aku yang menangkapnya! Aku ingin memanggangnya namun tadi Little Treasure suka pada kelinci itu, jadi aku biarkan dia bermain dengannya! Imut bukan? Bulunya tebal dan lembut!”
“Memang imut.” Lu Tingxiao membuka lebar jarinya dan membelai kuping kelinci itu.
Ketika Little Treasure melihatnya, dia cepat-cepat membawa kelinci itu ke arah mamanya. Punyaku, tidak boleh sentuh.
Lung Tingxiao terdiam.
Melihat ekspresi sedih Lu Tingxiao, Ning Xi tertawa dan membaringkan kepalanya kebada Lu Tingxiao. “Jangan sedih, aku akan membiarkanmu membelaiku!”
Little bun merasa ragu dengan hal ini. Di cepat-cepat menjejalkan kelinci itu kembali ke Lu Tingxiao. Papa, kau harusnya membelai kelinci ini saja!
“Hahahaha….” Ning Xi tertawa terbahak-bahak sambil memegangi perutnya.
Dia melihat ke arah anaknya dan menghela nafas. Meskipun ayah dan anak ini berada di sisi yang sama, namun mereka selalu memperebutkan siapa yang lebih dimanja oleh Ning Xi.
“Ah, ini sungguh luar biasa! Selain baby kita memiliki guru bela diri, sekarang dia memiliki guru seni. Dia memang benar-benar master pedang dan pena!” kata Ning Xi senang.
“Ning Xi”
Lu Tingxiao tiba-tiba memanggilnya dengan wajah serius, membuat bingung Ning Xi. “Apa?”
“Terima kasih.”
“Kenapa kau tiba-tiba berterimakasih kepadaku?”
“Terima kasih karena kau telah begitu baik pada Little Treasure.”
Ning Xi mengelus kepala little bun dengan tatapan penuh kasih sayang. “Bukanya memang sudah seharusnya aku baik kepada anakku? Benarkan, little bun?”
Little Treasure mengangguk.
Malam terus berlalu, dan hujan terus mengguyur dan rintik-rintik air seperti mengetuk jendela dan udara dipenuhi dengan bau tanah yang segar. Little Treasure perlahan tertidur dengan nyenyak sekali…