Full Marks Hidden Marriage: Pick Up a Son, Get a Free Husband [Bahasa Indonesia] - Chapter 1020
Setiap rumah di Desa Taoyuan berjarak cukup jauh dari satu dengan yang lainnya, dan Song Jin, terutama, tinggal di tempat yang lebih jauh dari yang lain. Untuk datang kemari dan mencari seseorang untuk pertama kalinya, memang, adalah sebuah tantangan.
Untungnya, mereka dapat menemukan tempat ini dan pencarian mereka tidaklah sia-sia.
Mereka melihat halaman tua dan cerobong asap yang mengepul dari rumah yang tidak terlalu jauh. Di belakang rumah adalah hutan yang lebat dengan sawah sebagai latar belakangnya dan mereka dapat dengan jelas mendengar dengungan dari seekor sapi tua dari dalam halaman.
“Hutan yang lebat berbatasan dengan alam liar, sawah-sawah di dekat rumah; dan sebuah rumah dalam jarak sepuluh hektar dari rumah-rumah lain di sekelilingnya; pohon-pohon willow menaungi rumah dan buah persik di sekitar; di sebuah desa yang jauh, ada sebuah rumah, asap mengepul dari cerobong asap… huh, sepertinya tetua Song adalah fansnya Yuanming!” Ning Xi tertawa.
Setelah berlarian keliling seharian, Gong Shangze hampir saja pingsan karena kelelahan, namun dia berbalik dan melihat bahwa Ning Xi tanpa disangka masih penuh semangat dan bahkan tampaknya menyenandungkan sebuah puisi yang elok, membuatnya tidak bisa berkata apa-apa…
Tidak ada pintu menuju halaman. Hanya ada pagar yang dibuat dari kayu, dan mereka berdua merapikan penampilan mereka sebelum berjalan menuju pintu kayu.
“Halo, apakah tetua Song ada di rumah?” Gong Shangze bertanya ke arah halaman.
Tidak ada tanda-tanda pergerakan dari dalam. Namun, tampak dari cerobong asap yang aktif, pasti ada seseorang di rumah.
Mereka berdua memanggil beberapa kali lagi dan sesaat kemudian, sebuah bayangan berjalan keluar dari rumah. Orang tersebut memakai jubah kasar yang panjang. Dia memiliki janggut putih dan semangat yang membara, tampak seperti orang-orang immortal dari dalam dongeng.
Ketika dia melihat Song Jin dengan matanya sendiri, jantung Ning Xi berdegup kencang.
Sang sesepuh jelas-jelas nampak seperti seseorang yang tidak memiliki hasrat duniawi atau niatan untuk mencari apapun; orang seperti ini merupakan tipe yang paling susah untuk dihadapi!
“Tetua Song!” Gong Shangze merupakan fans terbesarnya. Rasa lelahnya hilang seketika saat dia melihat idolanya dan dia berkata dengan emosional, “Tetua Song, aku benar-benar mohon maaf telah mengganggu anda ketenangan Anda secara mendadak. Namaku adalah Gong Shanze dan saya adalah seorang desainer. Saya sangat menyukai karya Anda! Anda adalah penulis kaligrafi favorit saya dan saya bahkan mengoleksi mahakarya Anda dari ‘Ten Frogs’ sebelumnya..”
Gong Shangze benar-benar lolos sebagai seorang fans. Dia sangat paham tentang karyanya Song Jin dan gairah dan emosi di matanya itu nyata dan naif. Dari sudut pandang Ning Xi, jika ada fans yang imut datang jauh-jauh untuk menemuinya, dia paling tidak akan mengundangnya masuk untuk minum teh.
“Tidak ada penulis kaligrafi di sini, hanya ada orang tua. Silahkan kalian pergi.”
Akan tetapi, ekspresi Song Jin sangat berbeda ketika mereka pertama kali bertemu. Bahkan, matanya nampak tidak sedang melihat ke arah dua orang, namun hanyalah dua benda mati. Paling tidak, dia hanya mengucapkan kata-kata tadi sebelum dia berbalik masuk ke rumahnya.
Sambil dia melihat pintunya ditutup dengan kasar, Gong Shangze terlihat kecewa. “Meskipun aku sudah bersiap sebelumnya…”
Ning Xi menepuk pundaknya. “TIdak apa, paling tidak kamu telah bertemu dengan idolamu sekali!”
Gong Shanze mendapatkan semangatnya kembali dan mengumumkan, “Aku ingin menunggu lebih lama lagi.”
Ning Xi juga memiliki rencana yang sama juga. “Mari kita tunggu lebih lama lagi! Mungkin tetua Song akan mau menemui kita ketika melihat betapa tulusnya kita!”
Mereka menunggu di luar pintu sampai matahari terbenam.
Ketika dia melihat langit semakin gelap, Ning Xi menghela nafas, “Bahkan Surga pun tidak berpihak pada kita sekarang! Sepertinya akan turun hujan sebentar lagi dan mengacaukan suasana yang ada!”
Namun, cuaca memang tidak bersahabat dan hujan tidak turun sampai akhir malam. Tentu saja mereka tidak menunggu Song Jin untuk merubah pikirannya.
“Shangze, mari kita kembali besok hari! Jika kita tetap di sini lebih lama lagi, maka kita tidak akan bisa dapat bus terakhir!”
Meskipun Gong Shangze sangat tidak ingin pergi, mereka tidak punya pilihan lain.