Number One Lazy Merchant of the Beast World [Bahasa Indonesia] - Chapter 83
- Home
- Number One Lazy Merchant of the Beast World [Bahasa Indonesia]
- Chapter 83 - Keseharian Membesarkan Anak-Anak di Bumi (1)
Kepala Rong Mingshi pusing. Ia duduk dan mengerjap beberapa kali sebelum ia bisa melihat lingkungan di sekelilingnya. Itu bukanlah lampu-lampu besar tak berbayangan dan langit-langit putih yang ia lihat kapan pun ia kehilangan kesadaran di atas meja operasi. Ada pepohonan yang lebat dan beberapa batu tak jauh dari sana.
Rong Mingshi mengangkat tangannya untuk menggosok kepalanya sebelum menatap pada pakaian yang menutupi tubuhnya. Mantel itu sangat lebar. Ia tak tahu bahannya apa tetapi teksturnya tampak bagus. Ada sebuah lencana di atas pakaian itu tetapi gayanya bukan salah satu gaya yang pernah ia lihat sebelumnya. Ia menebak bahwa pakaian ini mungkin didesain seperti milik militer.
Karena pakaian ini bukan miliknya, pasti ada orang lain di sekitarnya. Karena itulah, Rong Mingshi memegang pakaiannya dan menggunakan pohon di sampingnya untuk berdiri. Hanya saja ketika ia bergerak, kedua kakinya menyentuh sesuatu yang bulat dan ia terkejut. Ia membuka mantel yang menutupi tubuhnya dan melihat dua butir telur yang indah, satu hitam dan satu putih…
Telur-telur apa ini? Mengapa mereka begitu besar? Telur burung unta? Telur dinosaurus? Fokus, apakah telur ini asli atau palsu?
Rong Mingshi terkejut sesaat sebelum meraih untuk menyentuh mereka. Ia tak menyangka telur-telur itu terasa bagus. Ia meraih dan mengangkat dua butir telur itu. Telur hitam itu panas ketika telur yang putih terasa dingin.
Karena itulah, Rong Mingshi menyimpulkan bahwa telur-telur ini sepenuhnya palsu! Ia belum pernah menyentuh telur tetapi bagaimana bisa telur-telur asli memiliki suhu yang panas atau dingin?
Rong Mingshi hanya membalikkan kedua telur itu dan bertanya-tanya apakah telur-telur ini adalah sebuah jenis mainan baru ketika sebuah suara tiba-tiba terdengar. “Aku sudah memeriksanya dan lubang cacing ruang dan waktu itu tak memengaruhi mereka. Mereka akan menetas dengan sehat, jangan khawatir.”
Rong Mingshi segera mendongak ke arah suara itu. Seorang pria tinggi muncul dari batu yang tak jauh dari sana. Wajahnya dingin, hidungnya mancung, dan kedua alisnya seperti sebuah pisau. Ia melompat dari batu itu dengan tenang, ada sebuah burung pegar di tangannya.
Pria itu berjalan mendekat saat ia berbicara. Ia berdiri di hadapan Rong Mingshi dan sedikit berjongkok, menarik pakaian yang akan jatuh ke tanah dengan tangan yang tak memegang si burung pegar. Ia memegang bahu Rong Mingshi dan bertanya, “Apa ada yang tak nyaman?”
Sebelumnya, Aojia sudah memindai data tubuh macan tutul saljunya. Analisis komputer menujukkan bahwa macan tutul itu sehat tetapi pesawat itu tak sengaja melalui sebuah lubang cacing ruang dan waktu, membawa keluarga mereka yang terdiri atas empat orang itu melalui waktu dan ruang yang berbeda. Mereka tak memiliki anggur energi lain yang disimpan dan Aojia khawatir nukleus binatang macan tutul kecil itu akan terpengaruh.
Rong Mingshi mendengar keterangan pria itu dan menggelengkan kepalanya sembari memegang dua butir telur itu. Orang ini memiliki nada dan suku kata yang aneh. Itu bukan bahasa Mandarin yang Rong Mingshi ketahui tetapi ia… tampaknya mengerti. Tetapi, bahkan jika ia mengerti, ia tak tahu apa artinya. Apa itu sebuah lubang cacing ruang dan waktu? Apa maksud menetas itu?
Rong Mingshi menunduk pada dua butir telur yang ia pegang. Apa dua butir telur ini benar-benar hidup? Rong Mingshi tanpa sadar menundukkan kepalanya ke salah satu telur itu dan memiringkan kepalanya untuk mendengarkan.
Aojia melihat gerakan itu dan bibirnya melengkung. ‘Macan tutul bodoh, bagaimana mungkin ada suara ketika telur itu belum menetas…’
Rong Mingshi melihat senyuman orang ini dan menyadari bahwa tindakannya tampaknya sedikit bodoh…
Kemudian, Rong Mingshi melihat orang ini sedikit meniup burung pegar yang ditangani dengan cepat olehnya. Sebuah api muncul di udara dan mengelilingi burung pegar yang sudah dikuliti itu, memanggangnya. Segera, sebuah aroma terbakar memenuhi udara.
Rong Mingshi yang memegang dua butir telur itu menegak, kedua matanya membelalak ketika ia menatap adegan di hadapannya itu dengan ragu. Apa ia buta? Dari mana api itu datang? Bagaimana itu terbakar?
Aojia merasa macan tutul salju itu sedang menatap si burung pegar dan bertanya, “Apa kau lapar?”
Apa yang orang ini katakan? La…lapar? Apakah api yang muncul dari udara itu sesuatu yang normal? Tetapi, ia mencium udara yang harum dan Rong Mingshi benar-benar merasa sedikit lapar.
“Tunggu sebetar, ini akan segera selesai.”
Aojia dengan saksama mengendalikan api untuk membakar si burung pegar dengan baik. Burung pegar panggang itu mengeluarkan aroma menggoda. Rong Mingshi tanpa sadar menggerakkan tengorokkannya. “Aromanya enak…”
Ia baru saja berbicara ketika ia berhenti. Ia menyadari bahwa ia tampaknya berbicara dengan bahasa yang sama dengan orang ini. Aojia mendekat dengan burung pegar panggang, duduk di samping Rong Mingshi dan merobek sedikit burung pegar yang panas. Burung pegar yang dipanggang dengan suhu tinggi itu seharusnya seenak baunya.
Rong Mingshi menjilati bibirnya dan mengangkat kedua lengannya untuk membuka pakaian yang menutupi dirinya. Entah telur-telur ini asli atau palsu, ia dengan hati-hati meletakkan mereka ke dalam pakaiannya. Pria ini dengan baik memakaikan pakaiannya pada Rong Mingshi dan memberinya makanan. Rong Mingshi tidak boleh memecahkan telur orang ini.
Kemudian pandangan Rong Mingshi mengikuti gerakan Aojia. Aojia tersenyum dan merobek sedikit dagingnya, membiarkannya mendingin sebelum memberikannya. Rong Mingshi secara alami menggigit daging dari tangan orang lain itu dan rasanya tak bisa lebih baik lagi. Rong Mingshi mengunyahnya dan mengangguk dengan keras, kedua matanya cerah saat ia memuji, “Lezat! Kau harus mencobanya juga.”
Aojia tertawa dan terus mengoyaknya menjadi potongan-potongan kecil, mendinginkannya sebelum memberikannya pada Rong Mingshi.
Saat ia fokus pada si burung pegar panggang, Rong Mingshi mendengar orang itu terus menggunakan bahasa yang aneh. “Ruhr dan pembantu rumah tangga sudah mengunci posisi kita yang melewati ruang dan waktu. Akan butuh beberapa waktu jadi kita akan tinggal di planet ini hingga saat itu. Pertama, kita perlu membuat kondisi penetasan untuk dua telur ini.”
Rong Mingshi berhenti mengunyah dan tak bisa menahan diri untuk tak menoleh dan menatap dua butir telur di dalam pakaiannya. Sebuah perasaan yang tak bisa dijelaskan memenuhi hatinya saat ia berbisik, “Membuat kondisi penetasan?”
Aojia menjelaskan, “Telur yang putih memerlukan suhu rendah sementara telur yang hitam memerlukan suhu yang tinggi. Ini berhubungan dengan kekuatan mereka.”
Kekuatan… Apa pria ini memiliki kekuatan untuk mengendalikan api?
Rong Mingshi merasa lebih dan lebih bingung. Orang ini memiliki sebuah sikap yang familier dan suara yang ia percaya, seolah mereka sangat familier atau bahkan intim…
Ketika Aojia memberikan daging panggang itu lagi, Rong Mingshi menggelengkan kepalanya dan menolak. “Aku kenyang.”
Aojia sedikit mengernyitkan dahinya. “Apa kau merasa tak nyaman?”
Di saat yang sama, ia meluncurkan program pemindaian tubuh di komputernya dan memindai tubuh macan tutul kecil itu. Rong Mingshi melihat teknologi proyeksi yang hanya bisa dilihat di film-film fiksi ilmiah dan merasa ragu sejenak. Ia bertanya, “Apa kau seorang alien? Apa kau datang melalui sebuah lubang cacing ruang dan waktu? Apa kau menemukan telur-telur dinosaurus ini?”
Setiap pertanyaan itu menusuk hati Aojia, menyebabkan dirinya berdiri di sana dengan kaku.
Benak Aojia kosong sesaat sebelum ia memegang bahu Rong Mingshi, menatap kedua matanya dengan serius. “Hei, kau harus memberi tahuku ketika kau merasa sakit kepala!”
Hal pertama baginya sekarang bukan membiarkan macan tutul kecil itu mengebalikan ingatannya tetapi untuk mencoba dan membuat anggur energi untuk menstabilkan nukleus binatangnya yang lebih besar daripada beastman biasa.
Rong Mingshi mengangguk ketika ia melihat ekspresi serius pria itu dan perhatiannya yang tersembunyi. Entah bagaimana, ia merasa bahwa ekspresi orang ini dengan aneh menyentuhnya, menyebabkan sebuah keinginan besar di dalam hatinya. Ia memiliki sebuah ide untuk meraih dan memeluk leher pria ini, menarik pria ini mendekat saat ia dengan serius bertanya, “Bisakah alien jatuh cinta dengan orang-orang Bumi?”
Naga hitam yang sudah menikah itu menggerakkan mulutnya ketika ia meraih dan memeluk kekasihnya. “Dasarnya demikian.”
Rong Mingshi mendengar balasan orang ini dan mendesah lega. “Kalau begitu teman alien, bisakah kau memberi tahuku namamu?”
Aojia dengan lembut menyentuh dahinya. “Aojia.”
Rong Mingshi menatap kedua mata Aojia dan sedikit tersenyum. “Sekarang Aojia, mari tetaskan telur-telur dinosaurus ini.”
Rong Mingshi melepaskan kedua lengannya dan berbalik untuk mengangkat dua butir telur itu. Aojia menatap punggung macan tutul kecil itu, menarik sedikit napas, mengangkat burung pegar yang tersisa, memakannya dengan cepat dan membakar tulang-tulangnya yang tersisa.
Kemudian ia menarik sebuah ransel keluar dari tombol ruang dan mengisyaratkan Rong Mingshi untuk meletakkan telur-telur itu ke dalam ransel. Ia siap untuk membawa ransel itu ketika Rong Mingshi terlebih dahulu meraih talinya. “Aku akan membawanya. Ke mana kita akan pergi?”
Aojia membantunya memakai ransel itu dan menjawab, “Aku sudah menemukan sebuah rumah di kota kecil di bawah gunung. Kita akan langsung pergi ke sana.”
“Oke.” Rong Mingshi menjawabnya dan bersiap menuruni gunung.
Aojia mengangkat kedua alisnya dan langsung berubah menjadi seekor naga hitam, cakar-cakarnya dengan hati-hati mencengkeram orang itu saat ia mengepakkan sayap-sayapnya. “Atau aku akan membawamu turun sambil terbang.”
Rong Mingshi terkejut dengan ketinggian yang tiba-tiba dan hanya meraih-raih. Ia mendongak pada naga hitam jahat itu dan kedua matanya langsung bersinar-sinar. Alien kesayangannya ini adalah dari sebuah dunia sihir! Naga hitam besar yang mengenakan baju besi emas gelap itu terlalu keren dan tampan!
Aojia mengaktifkan persembunyian baju besi sambil memikirkan sebuah masalah. Telur dinosaurus apa yang baru disebut oleh macan tutul saljunya? Apa ada seorang beastman naga di dunia ini?
- Home
- Number One Lazy Merchant of the Beast World [Bahasa Indonesia]
- Chapter 83 - Keseharian Membesarkan Anak-Anak di Bumi (1)
Donasi pada kami dengan Gojek!
