Number One Lazy Merchant of the Beast World [Bahasa Indonesia] - Chapter 8
- Home
- Number One Lazy Merchant of the Beast World [Bahasa Indonesia]
- Chapter 8 - Pergi ke Ladang Batu yang Asli
Planet AUT-3 yang kecil itu jauh dari bintang kekaisaran yang paling makmur dan tak terlalu dikenal. Itu hanya sebuah planet kecil dengan angka yang luar biasa dalam peta bintang, bahkan walaupun planet ini memiliki lapisan batu energi terbesar di kekaisaran, yang memproduksi banyak batu energi berwarna solid berkelas tinggi.
Semua batu-batu energi itu dieksploitasi melalui Kelompok Sumber Daya Antar-Bintang. Setelah beberapa perputaran, asal batu-batu energi itu pun tersembunyi dengan baik. Tak ada yang tahu bahwa planet kecil yang tak dikenal itu memiliki sumber daya yang termahal di kekaisaran dan memiliki persediaan hampir setengah batu energi berkelas rendah yang murah di kekaisaran.
Pesawat Aojia melalui sistem pertahanan sumber daya jarak dekat dan mendarat langsung di aspal daerah pertambangan utama. Calant mengetuk pintu kamar komandan mereka. Aojia, yang telah mengganti pakaian menjadi pakaian hitam kasual membawa macan tutul kecil itu yang brbulu putih dengan bintik-bintik hitam.
Macan tutul itu masih belum terbangun dan membaringkan diri di lengan komandan mereka. Cakar tebalnya menutupi wajahnya, dan telinga bulat putihnya yang lembut menyentuh baju hitam komandan mereka yang cocok secara mengejutkan. Itu membuat komandan mereka tampak lebih lembut.
Ada sebuah ide yang tak bisa dijelaskan dalam kepala Calant. Di masa depan, ini mungkin adalah tipe pemandangan jika komandan mereka memiliki anak. Ia akan menjadi ayah yang penyayang dan agung. Penampilannya ketika ia memegang anaknya sediri sangat hangat dan tak tertahankan.
Ketika Calant mendapat ide ini, ia dengan tak berdaya menahannya. Tak mungkin. Kekuatan komandan mereka terlalu kuat dan sudah sulit baginya untuk menahan manianya sebelum menikah. Jika ia menikah dan sepenuhnya memasuki periode estrus, jenis kehancuran apa yang harus nonanya tahan di masa depan? Duke Oran sudah memperhitungkan dan ingin membuat putri kecilnya bertunangan dengan komandan mereka.
Ia tak takut mania Aojia bisa secara langsung merobek putrinya.
Tingkat utilisasi batu energi di ban lengan komandan mereka sangat tinggi tetapi batu energi itu terlalu kecil… Calant hanya bisa berharap bahwa pemahat level master yang komandan mereka temukan bisa membuat yang lain lagi.
Aojia meninggalkan pesawat dan bergerak ke bintang sumber daya. Abel menyapanya, “Pak!”
Aojia menanyainya, “Apa semuanya sudah siap?”
Abel segera menjawab, “Ya, pak. Semua batu energi yang telah ditambang sudah diletakkan di dalam gudang. Segera setelah kami menerima perintah Anda, kami berhenti memotong dan mengekspor batu energi.”
Aojia mengangguk dan Abel tak menanyakan hal lain lagi. Ia langsung menuntun Aojia ke arah gudang. Dokter itu dengan bijak mengikuti komandannya dengan sebuah pemindai kecil.
Yang pertama mereka pilih adalah batu-batu energi warna solid berkelas tinggi yang telah dipotong dan menunggu untuk dikemas. Jumlahnya tak begitu banyak dan mereka disusun dengan rapi dalam rak. Abel memulai mesin dan menurunkan berbagai macam batu-batu energi warna solid dari raknya secara bergantian.
Aojia menatap macan tutul kecil yang ada di lengannya, meraih cakar tebal macan tutul itu dan menggaruk telinganya yang berbulu lembut. Macan tutul kecil itu terganggu dan mengulurkan cakarnya yang tebal yang satunya, menutup kepalanya ketika kepalanya semakin masuk dalam dekapan Aojia.
Terlalu mengantuk…
Aojia menyentuh ekor tebal hewan kecil itu dan meremasnya sedikit. Binatang buas kecil itu kelelahan tetapi ada hal terpenting yang harus dilakukan dahulu. Aojia tersenyum tipis saat ia memegang kedua kaki depan macan tutul itu dan meletakkan macan tutul itu di atas meja yang ada di hadapannya. Tindakan ini membuat kepala macan tutul kecil itu kehilangan tempatnya bersandar dan ia bangun secara alamiah. Ia membuka mata macan tutulnya yang berkabut dan menatap Aojia dengan ekspresi linglung.
Aojia menepuk kepalanya dan melepaskan cakar tebalnya. “Pilih batu energimu dahulu.”
Pemandangan ini membuat Abel, yang berdiri di samping mesin itu, dan dokter yang memegang pemindai menghentikan gerakan mereka dan menatap Aojia dengan keterkejutan. Pak! Apa Anda baru saja mengganggu (menggoda) macan tutul kecil itu? Tambahan, apa Anda baru saja tersenyum?
Itu menakutkan…
Entah itu Abel maupun sang dokter, mereka telah mengikuti Black Dragon Aojia di medan perang. Mereka sudah pernah melihat komandan mereka yang haus darah di medan perang tetapi mereka tak pernah melihat komandan mereka yang lembut seperti ini.
Macan tutul itu melihat banyak batu energi berwarna solid di hadapannya dan rohnya tiba-tiba terkejut. Ia tak tahu apa benda-benda ini tetapi mereka bagus untuk dipahat. Semuanya tampak bagus dan cakarnya gatal. Aojia menatap macan tutul kecil yang berdiri di atas meja yang panjang dan menatap batu-batu energi itu. Kemudian ia menatap sang dokter.
Dokter itu menggelengkan kepalanya. “Pak, tak ada yang cocok di antara semuanya.”
Aojia mengangguk dan Abel segera mengambil semua batu energi itu. Ia pergi ke sekumpulan batu yang lain dan mengganti batu-batu energi itu lusinan kali hingga semua batu energi berwarna solid yang mereka punya telah dites. Tetapi tak ada satu pun yang cocok untuk macan tutul itu.
Abel menyingkirkan batu-batu terakhir dan bertanya, “Pak, apa Anda ingin mencoba batu-batu berkelas rendah dan menengah?”
Mungkin harapan komandan mereka untuk macan tutul kecil itu terlalu tinggi dan macan tutul itu tak cocok dengan batu berkelas tinggi. Aojia mengangguk sedikit dan menatapnya saat Abel mengganti batu-batu itu dengan batu-batu kelas menengah.
Batu-batu yang muncul kali ini lebih berwarna dari sebelumnya. Beberapa memiliki dua warna dengan batasan yang jelas ketika beberapa memiliki pola yang saling bercampur. Batu itu tak sebaik batu-batu berwarna solid yang sebelumnya tetapi di mata Rong Mingshi, mereka adalah bahan bertipe lain yang menggelitik cakarnya. Bahan ini membutuhkan kepandaian dan penggunaan yang pantas karena tekstur bahannya bisa membuat pahatan yang lebih indah.
Macan tutul kecil itu menatap bahan-bahan itu dengan sangat tertarik tetapi dokter itu sekali lagi menyesal. “Tak ada satu pun.”
Abel diam-diam mendesah. Macan tutul kecil ini seharusnya cocok dengan batu energi kelas rendah, yang artinya kekuatannya pasti sangat biasa. Dengan kekuatan ini, akan sangat berbahaya baginya untuk tetap bersama komandan mereka. Adalah sayang sekali bahwa binatang buas yang telah membuat komandan mereka tersenyum dan menggodanya pada akhirnya akan dikirim pergi.
Abel memulai mesin, menyingkirkan semua batu-batu energi kelas menengah dan meletakkan batu-batu energi keals rendah. Dibandingkan dengan kedua tipe yang pertama, batu energi kelas rendah lebih melimpah dan ada banyak tumpukannya yang sangat kotor. Batu energi ini adalah batu energi yang paling umum di lapisan ini. Setelah mereka ditambang, mereka dipotong dengan sederhana dan segera dikirim untuk diberikan gratis pada para beastman di kekaisaran.
Ketika batu-batu itu muncul, mata Rong Mingshi hanya bisa dideskripsikan sebagai terang benderang. Batu-batu itu semuanya beraneka warna. Hampir semua dari mereka terdiri atas campuran tiga warna dan beberapa bahkan memiliki banyak warna. Tak peduli berapa banyak warnanya, tekstur batu itu sangat bagus. Jika Rong Mingshi memiliki ide bagus, ia mungkin akan bisa membuat pahatan yang sangat indah.
Kali ini, macan tutul kecil itu tak menahan diri dan langsung mengulurkan cakarnya untuk meraih sebuah batu. Ini adalah sebuah batu dengan campuran hitam, merah, dan emas, menyebabkan sebuah ide terbentuk di kepala Rong Mingshi. Rong Mingshi dengan gembira menariknya dari tumpukan batu-batu.
Ketika macan tutul kecil itu menariknya. Abel menarik napas dan berpikir bahwa macan tutul kecil itu telah menemukan sebuah batu energi yang cocok dengannya. Kemudian ada sejenis dorongan. Itu benar-benar batu energi kelas rendah.
Abel tak pernah melihat batu energi seorang beastman yang begitu sulit untuk dicocokkan. Pada umumnya, beastman hanya perlu menemukan sebuah batu energi yang cocok dengan warna tubuh mereka. Contohnya, komandan mereka bisa menggunakan batu apa pun yang memiliki campuran warna hitam. Kemudian mereka akan memilih kelas batu berdasarkan kekuatan dan serangan mania mereka.
Kemudian saat berikutnya, dokter itu tiba-tiba berkata, “Batu ini tak cocok dengan macan tutul kecil ini.”
Tak ada reaksi dari pemindai kecil itu. Aojia menatap macan tutuk kecil yang menarik sebuah batu tanpa keraguan. Mata macan tutul yang bercahaya itu dipenuhi kesenangan, sama seperti saat ia melihat sarang dengan telur-telur burung.
Batu itu ditarik ke depan macan tutul kecil itu dan Aojia mengambilnya. Batu itu hangat dan seukuran telapak tangannya. Itu sepenuhnya hitam dengan sedikit warna merah dan emas. Ini seharusnya bisa menjadi batu energi kelas tinggi. Rong Mingshi menatap batu itu dan menyukainya lebih dari pemikirannya untuk memahat sesuatu di kepalanya. Macan tutul kecil itu melangkah ke tangan Aojia dan menepuk batu di tangannya.
Aojia mengelus kepalanya. “Ya, ini untukmu.”
Rong Mingshi membuka mulutnya, menampakkan gigi macan tutulnya yang kecil saat ia tersenyum pada Aojia. Bibir Aojia melengkung saat ia memeluk macan tutul kecil itu dan mengisyaratkan agar Abel lanjut melakukan pekerjaannya.
Mata Abel dan dokter itu mati rasa saat mereka secara mekanis menyingkirkan batu-batu dan memindai batu-batu. Mereka tak mengerti. Ada banyak tipe-tipe batu yang berbeda. Bagaiman mungkin tak ada satu pun yang cocok untuk macan tutul keicl itu? Siapa tepatnya macan tutul kecil ini dan bagaimana ia tumbuh dengan aneh seperti ini?
Macan tutul kecil yang bosan itu berbaring di lengan komandan mereka, memegang batu energi kelas rendah yang sederhana dan menguap…
Mereka menghabiskan banyak waktu dalam gudang dan tetap tak menemukan sebuah batu energi kelas rendah yang cocok untuk macan tutul kecil itu. Aojia menggendong macan tutul kecil itu dan berdiri. “Ayo pergi ke ladang batu yang asli.”
“…”
“…”
Yah, ialah sang komandan dan ia yang membuat keputusan… karena itu tak bisa ditemukan, ia akan pergi langsung ke tambang?
.
.
.
Terjemahan ini milik Centinni
Bergabunglah bersama kami di discord untuk mendapatkan update terbaru dan kesempatan untuk bertemu penerjemah favorit Anda ~
Jadilah bagian dari komunitas indonesia yang menyenangkan ~
Tautan discord: https://discord.gg/qHkcfMc
Kami juga membuka donasi via Gojek pay guys. Setiap Rp. 10.000 yang terkumpul, kalian akan dapat satu chapter ekstra. Dan kalian juga, jangan lupa tulis untuk buku apa kalian berdonasi yaa. Kode QR ada di halaman muka yaaa.
- Home
- Number One Lazy Merchant of the Beast World [Bahasa Indonesia]
- Chapter 8 - Pergi ke Ladang Batu yang Asli
Donasi pada kami dengan Gojek!
