Number One Lazy Merchant of the Beast World [Bahasa Indonesia] - Chapter 76
- Home
- Number One Lazy Merchant of the Beast World [Bahasa Indonesia]
- Chapter 76 - Telur Emas Itu Bagus
Sang marsekal baru saja berjalan keluar dari istana Zerg ketika ia mendengar kata-kata dari macan tutul saljunya. Dari kakinya, sisik-sisik naga muncul dengan cepat hingga kasat mata dan menyebar di seluruh kulitnya. Sementara itu, api yang membara membumbung ketika sayap-sayap naganya yang sudah ia tahan dan muncul…
Situasi itu menyebabkan Hoss yang ada di sampingnya melompat. Ia tiba-tiba bertaransformasi menjadi seekor harimau ketika ia menatap sang marsekal dengan gugup. Ia baru saja menyaksikan kekuatan serangan sang marsekal dan jika ada sebuah ledakan mania, ia takut seluruh istana Zerg itu akan hancur.
Faktanya, Hoss saat ini merasa cemas di dalam hatinya. Sang marsekal sudah memasuki teritori Zerg dengan tenang dan tanpa ketakutan apa pun karena ia membawa beberapa orang bawahannya. Jika sang marsekal tidak merencanakannya lebih awal, mereka mungkin sudah meninggal dalam pengepungan pasukan wanita Zerg.
Tepat ketika mereka berhasil, mereka mendengar tentang aktivitas-aktivitas rahasia sang kaisar dari pemimpin pasukan wanita Zerg. Jika Hoss adalah sang marsekal yang menemukan bahwa sang kaisar mengorbankan ratusan juta orang untuk menjadi mesin kesuburan negeri musuh hanya untuk memerangkap dirinya di antara para Zerg, ia juga pasti akan gelisah.
Hoss berteriak pada sang marsekal yang akan meledakkan api, mengingatkan sang marsekal untuk bangun dan mengendalikan dirinya.
…Hoss ingin kembali dan memeluk anaknya.
Sementara itu, pahatan naga hitam dalam ban lengan Aojia memberikannya kekuatan penenang yang secukupnya, jadi ia tak menjadi teralu emosional dan meledak dalam manianya. Kedua mata emasnya terus menerus membesar ketika ia menatap kedua mata macan tutul kecil itu, menjawab dengan suara yang serius dan tegas. “Oke.”
Entah itu adalah sebuah janji atau usulan, itu seharusnya dilakukan olehnya. Tetapi, sekali dan sekali lagi, macan tutul saljunya sudah menawarkan hal itu… tak ada yang jauh lebih penting ketimbang macan tutul saljuya. Tak ada yang jauh lebih penting ketimbang kembali untuk menikahi macan tutul saljunya.
Di sisi lain, macan tutul kecil itu baru saja mendengar kata-kata Aojia ketika panggilan itu terputus! Di saat yang sama, gambar yang ditampilkan di hadapannya menghilang dan macan tutul kecil yang terkejut itu menatap si pembantu rumah tangga dalam kepanikan.
Baba si Pembantu Rumah Tangga menepuk kepalanya untuk menenangkannya. “Saya akan bertanya.”
Tak peduli berapa banyak Baba si Pembantu Rumah Tangga mencoba untuk menghubungi Ruhr yang jauh, ia tak menjawab sama sekali. Ini menyebabkan Baba si Pembantu Rumah Tangga mengomelinya dengan marah, “Kau kecerdasan kecil sia***, mengapa kau menjatuhkan rantai itu ketika kau sedang diperlukan! Urus dirimu sendiri!”
Akhirnya, rantai data Ruhr meraih rantai data Baba si Pembantu Rumah Tangga. Ia terkadang bergoyang dengan kuat ketika ia mengirimkan informasi, “Baba, Baba, aku berguna. Aku sedang memberimu sinyal kontak dalam keadaan bergerak yang cepat. Jangan memberikan persepsi yang salah pada virus dalam rantai datamu.”
Keadaan bergerak yang cepat…apa ia kembali? Betapa daruratnya perasaan naga hitam itu? Selain itu, mengapa ini berhubungan dengan program virusnya?
“Apa hubungan virus itu dengan ini? Jangan berbicara omong kosong! Sang marsekal? Sinyal?”
“Marsekal meminjam rantai dataku untuk menyesuaikan kembali kekuatan kapal luar angkasa, menyebabkan panggilan itu terputus. Sang marsekal saat ini berada dalam perjalanan kembali sambil menaikkan kecepatan kapal luar angkasa. Aku hampir tidak bisa terhubung dengan komputer kuantumnya…. beri tahu macan tutul kecil itu agar tak cemas dan menunggu untuk menikah. Baba, aku tak bisa menahannya lagi. Aku akan lepas dulu…”
Baba si Pembantu Rumah Tangga dengan penuh kepercayaan memberi tahu kata-kata Ruhr pada macan tutul kecil itu. Mendengar kata-kata ini, macan tutul kecil itu duduk di atas meja dan menatap lusinan naga-naga kecil, sambil merasa lega… ia akan menikah?
Sementara itu, dalam ruang kendali kapal misi luar angkasa, Hoss dan para prajurit beastman dengan erat mencengkeram sabuk pengaman mereka, semua mata melekat pada sang marsekal yang berada dalam posisi kendali kapal luar angkasa.
Jantung Hoss ada dalam tenggorokannya. Ia sudah menjadi menteri luar negeri selama beberapa tahun dan hanya ada beberapa hal di dunia ini yang belum pernah ia lihat. Ia sudah pernah melihat kendaraan-kendaraan suspensi, pesawat-pesawat tempur, dan jet-jet tempur, tetapi ia tak pernah melihat kapal ruang angkasa sejenis ini!
Itu adalah sebuah kapal ruang angkasa dengan kecepatan secepat ini! Ini jauh lebuh menegangkan ketimbang melihat sang marsekal yang mendatangkan malapetaka dalam keadaan maniknya. Di keadaan kecepatan tingkat tujuh ini, ladang-ladang bintang di luar sana membengkok menjadi langsing…
Jangan bicarakan tentang penyerangan, bahkan jika rute itu diketahui dan sebuah kapal perang sudah diatur di sepanjang jalan, kapal itu harus bisa mencapai kecepatan ini dahulu! Kecepatan tingkat dua saja sudah merupakan kecepatan cahaya. Sebuah kapal perang biasa dengan pemasangan tingkat atas bisa mencapai kecepatan tingkat lima. Yang tak terduga, kapal luar angkasa sang marsekal bisa mencapai kecepatan tingkat tujuh.
Tentu saja, sebuah konspirasi itu bukan apa-apa di hadapan kekuatan dan teknologi yang mutlak.
Untuk agen pembunuh rahasia yang begitu dicemaskan oleh si macan tutul kecil itu, kesampingkan saja para prajurit binatang yang merasakan rasa memuja dan kekaguman pada sang marsekal, para beastman yang diatur oleh sang kaisar harus memiliki kekuatan di atas sang marsekal, beastman terkuat di kekaisaran.
Kapal luar angkasa itu tiba-tiba terlepas dari keadaan bergeraknya dan kelompok prajurit itu, termasuk Hoss, hampir terkejut karena perubahan di ruang angkasa yang tiba-tiba. Naga hitam itu membuka pintu kapal luar angkasa dan bangkit dari posisi kendali. Di hadapan para prajurit, ia dengan berhati-hati mengatur kerah dan topi baret seragam militernya dan turun dari kursi kendali. “Hoss, aku akan menyerahkan yang lain padamu.”
Hoss termenung ketika sang marsekal membuka pintu kapal luar angkasa dan mengendarai sebuah kendaraan suspensi keluar. Di kejauhan, gunung bersuspensi tertinggi dan terkenal di ibu kota bisa tampak dari pintu kapal luar angkasa…. ibu kota? Ini jelas-jelas awalnya adalah sebuah perjalanan satu hari tetapi sang marsekal menyelesaikannya hanya dalam dua jam?
Apa ia terburu-buru untuk menikah? Apa ia terburu-buru untuk memiliki seorang bayi?
Hoss memikirkan sang marsekal yang sedang mengatur pakaiannya dan mengingat sesuatu yang tak bisa dijelaskan ketika ia pertama kali melamar istrinya. Sang menteri luar negeri yang akhirnya sudah beradaptasi dan tak lagi pusing, “…”
Selama saat ketika kapal luar angkasa yang dikendarai oleh Aojia itu tiba di stasiun ibu kota, sang kaisar menerima sebuah laporan dari seorang pejabat. Sang kaisar, yang sedang mempertimbangkan untuk membangun kembali laboratorium, hampir berpikir bahwa ia sudah salah dengar, “Mereka sudah kembali?”
Bukankah seluruh kelompok misi sudah dilenyapkan oleh sang kaisar Zerg? Ia sangat menyadari obsesi para Zerg dengan Ladang Bintang Wicken dan pemindahan seluruh Ladang Bintang Wicken seharusnya cukup untuk menggoda sang kaisar. Atau dia hanya mengurus si marsekal?
Penjabat itu berkata, “Yang Mulia, mereka sudah tiba di ibu kota dan menteri luar negeri pertama, Hoss sudah segera datang untuk memberi sebuah laporan.”
Kaisar itu sedikit mengernyitkan dahinya. Ia merasa tibanya kapal luar angkasa itu terlalu tiba-tiba. Bukan hanya kaisar itu tak mengirimkan pesan, bahkan tak ada siulan dari kapal-kapal yang dia atur dalam rute. Tetapi, karena yang datang adalah Hoss, tampaknya kaisar Zerg itu tetap sudah melaksanakan persetujuan.
Sang kaisar itu menenangkan diri dan lanjut memikirkan tentang laboratorium sambil menunggu Hoss untuk melaporkan. Ia bahkan berpikir tentang bagaimana cara mengatur pelayanan militer. Beberapa menit berlalu sebelum Hoss datang dengan dua orang sekretaris misi.
Sang kaisar tak melihat sang marsekal dan merasa lebih tenang. Ia menunjukkan sebuah ekspresi kebingungan. “Bagaimana dengan marsekal? Mengapa aku tak melihatnya?”
Hoss yang tenang itu sudah mengetahui kebenaran dan melaporkan dengan cara yang lambat dan keras. “Yang Mulia, selama pembicaraan damai dengan Zerg, sang marsekal…”
Terbunuh? Bagus, sangat bagus! Sang kaisar mulai tertawa di dalam hatinya.
“…Pulang ke rumah terlebih dahulu.” Bagian kedua kalimat Hoss mengikuti dengan perlahan.
Wajah sang kaisar menjadi kaku dan ia mengulang dengan ketidak percayaan. “Ia pulang ke rumahnya?”
“Ya, Yang Mulia. Ketika pembicaraan damai gagal, mania marsekal tiba-tiba meledak. Kebetulan ada sebuah batu energi raksasa di rumah marsekal jadi Beliau hanya bisa pulang ke rumah dahulu, agar tak menyebabkan masalah pada kaisar.”
Hoss membicarakan omong kosong. Tentu saja, ada sesuatu yang benar. Aojia memang memiliki sebuah pahatan batu energi raksasa di rumahnya.
Wajah sang kaisar berkedut. “Marsekal melakukan hal yang benar. Apa yang terjadi dalam pembicaraan damainya? Mengapa itu gagal?”
“Yang Mulia, para Zerg tiba-tiba mengalami sebuah perang saudara. Tidak baik jika kami para beastman ikut campur dalam perjuangan internal Zerg dan kami hanya bisa kembali.”
Mendengar ini, sang kaisar hampir terbatuk darah. Sang marsekal benar-benar beruntung untuk bahkan menghadapi perang saudara Zerg!
.
.
.
Dalam dua jam ini, macan tutul yang gelisah itu tak memiliki tempat untuk meletakkan cakar-cakarnya. Pada akhirnya, ia menoleh pada sebuah batu energi dengan campuran putih, emas, dan hitam, dan mulai memahatnya untuk menenangkan dirinya.
Batu itu spesial. Bagian emasnya menutupi permukaannya dan pisau yang melekat pada cakar Rong Mingshi tanpa sadar membuat sebuah bentuk sketsa selimut emas. Ketika ia selesai memahatnya, keadaan Rong Mingshi perlahan menjadi stabil. Pisau memahatnya menggores bagian emas dan membentuk dua buah bagian menonjol. Salah satu bagian menonjolnya adalah bulat ketika yang lainnya memiliki dua buah sudut yang panjang.
Kemudian dari ujung lain selimu emas, di sisi lain batu, Rong Mingshi melubanginya sedikit demi sedikit, memahat seekor naga hitam kecil dengan sayap-sayap naga kecilnya yang menyokong selimut emas, beserta seekor macan tutul salju kecil dengan kepalanya yang muncul dari dalam selimut emas.
Ekor naga hitam kecil itu membungkus bagian punggungnya dan cakar-cakar naganya yang menojol sedikit terangkat untuk menyentuh cakar-cakar tebal macan tutul kecil itu. Cakar-cakar tebal macan tutul kecil itu ia sentuh dengan hati-hati. Kedua mata macan tutul kecil itu bulat dan mulut berbulunya sedikit terbuka, seolah ia sedang tersenyum dengan bahagia pada sesuatu yang ditunjukkan oleh naga hitam kecil itu padanya.
Di dalam cakar-cakar macan tutul kecil yang sedikit terbuka itu adalah sebuah…. telur emas yang cemerlang!
Awalnya, macan tutul kecil itu ingin memahat sebuah batang emas tetapi ia berakhir memahat sebuah telur emas. Um… terutama karena telur emas itu bagus! Ya, itu benar!
.
.
.
Centinni menerjemahkan ini untukmu.
Kami juga membuka donasi via Gojek pay ya guys. Setiap Rp. 10.000 yang terkumpul, kalian akan dapat chapter ekstra. Dan kalian juga, jangan lupa tulis untuk buku apa kalian berdonasi yaa. Kode QR ada di halaman muka yaaa.
Bergabunglah bersama kami di discord untuk mendapatkan update terbaru dan kesempatan untuk bertemu penerjemah favorit Anda ~
Jadilah bagian dari komunitas Indonesia yang menyenangkan ~
Tautan discord: https://discord.gg/v4pveKG
- Home
- Number One Lazy Merchant of the Beast World [Bahasa Indonesia]
- Chapter 76 - Telur Emas Itu Bagus
Donasi pada kami dengan Gojek!
