Number One Lazy Merchant of the Beast World [Bahasa Indonesia] - Chapter 66
- Home
- Number One Lazy Merchant of the Beast World [Bahasa Indonesia]
- Chapter 66 - Paketnya Terlalu Besar
Pemilik toko yang seimut ini… Hati Gult berdarah-darah. Ia awalnya berpikir bahwa pemilik toko memiliki keahlian memahat yang sehebat itu dan juga ia sudah menerima kedelapan belas orang master sebagai muridnya. Mungkin pemilik toko tidak terlalu muda dan mereka hanya bisa menjadi pasangan jiwa.
Pada akhirnya, Gult tak bisa menahan api-api kecil yang membara dalam hatinya. Ia mengambil selangkah maju dan menunduk pada macan tutul kecil itu. “Pemilik toko, saya adalah ular piton emas yang Anda pahat. Karya Anda luar biasa. Terima kasih banyak.”
Macan tutul kecil itu sedang memegang naga hitam kecil dan tak mengangkat kepalanya.
Gult, “…”
‘Master pemilik toko, lihat aku… mungkin kau akan berubah pikiran jika kau melihatku?’
Tetapi, kedua mata macan tutul kecil itu sepenuhnya hanya untuk naga hitam kecil. Saat ini, cakar-cakar tebalnya memukul kedua lengan Aojia, “Xiao Hei, biarkan dia terbang sekali!”
Aojia meraih dan mengangkat naga hitam kecil itu. Ia mengangkat lengannya dan melemparkannya!
Api kecil dalam hati Gult seketika padam dan emosi yang tak terkendali lainnya keluar. Darah benar-benar menyembur keluar! Ia dikalahkan oleh dua orang ini…
Ini adalah pahatan pemilik toko! Apa dua orang ini tahu betapa sulitnya untuk meraihnya? Jika para pembeli yang menunggu di Jaringan Bintang mengetahui hal ini, mereka akan seberapa gila?
Tentu saja, Aojia tak benar-benar melempar naga hitam kecil itu. Ia mengeluarkan sedikit napas membara ketika naga hitam itu meninggalkan tangannya. Napas panas membawa naga hitam kecil itu dan naga hitam kecil itu benar-benar terbang. Sudut pandang ini dan kecepatannya membuatnya seolah naga hitam itu sedang terbang sambil memegang koin emas. Ekor macan tutul kecil itu bergoyang dengan bahagia.
Tentu saja, naga hitam kecil itu akhirnya mendarat di atas tanah. Untungnya, kekuatan batu energi kelas rendah itu sudah diaktifkan. Kecuali energinya habis, benda itu umumnya takkan rusak. Postur naga hitam kecil itu saat mendarat di atas tanah tidak elegan. Ia tampak agak kotor dan bodoh.
Macan tutul kecil itu tertawa dalam pelukan Aojia. Aojia bertindak seolah tak ada yang terjadi saat ia mengangkat naga hitam kecil itu dan memberikannya pada si macan tutul kecil.
Gult merasa sedikit tenang. Ia akan menjadi lebih baik jika ia bisa menendang ekor naga hitam kecil ini…
Di saat yang sama, Gult yang darahnya mengalir terlalu banyak itu sedikit lega. Suasana di antara kedua orang ini cukup manis untuk membunuh seseorang. Jelas sekali bahwa tak ada seorang pun yang bisa menyelip di antara mereka. Gult mendesah dan melambai pada dua orang itu sebelum masuk ke mobil suspensinya.
Setelah bermain dengan naga hitam kecil itu beberapa kali, cakar-cakar tebal macan tutul kecil itu menyentuh kepala si naga hitam kecil dan menatap pada koin emas dalam cakar-cakar naga itu. Semakin ia melihat bahwa koin emas itu cocok dengan naga hitam kecil itu, semakin ia berpikir bahwa naga besar yang jahat itu sedang memegang sebuah koin.
Macan tutul kecil yang mabuk itu tak sabar untuk mencobanya. Ketika Aojia membawanya kembali ke ruang tamu, ia menggunakan cakar-cakarnya untuk membuka Jaringan Bintang. Matanya membara saat ia memilih sebuah ornamen bulat berbentuk koin kekaisaran yang super besar dari emas murni. Macan tutul kecil itu tak memeriksa ukurannya dan langsung memilih nomor maksimum. Senang memiliki uang karena ia bisa membeli apa pun yang ia inginkan!
Aojia yang menyaksikan seluruh proses itu, “….”
Macan tutul kecil itu selesai membeli barang dan jiwanya bergetar lebih dan lebih lagi. Cakar-cakar tebalnya menarik mantel yang menyelimutinya hingga terbuka dan ia berjuang untuk keluar dari lengan Aojia. Aojia memegang cakar-cakarnya dan bertanya, “Apa yang mau kau lakukan?”
Macan tutul kecil itu menunjuk ruang belajar. Karyanya masih belum selesai dan ia pada dasarnya harus bekerja! Membuat uang untuk membeli banyak batu dan banyak emas!
Rong Mingshi masuk ke ruang belajar dan melompat dari pelukan Aojia ke atas meja. Kesadaran macan tutul kecil itu mungkin kebingungan tetapi inspirasinya sangat jelas. Kedelapan batu-batu energi yang tersisa sudah memiliki ciri-ciri yang khusus dalam kepalanya.
Macan tutul kecil itu menjilati cakar-cakarnya dan memulai peralatan cakar macan tutulnya. Ia langsung terbenam dalam proses pemahatan. Kemabukannya tak bisa dilihat sama sekali selain kecemerlangan yang tak normal dalam kedua matanya.
Aojia menatap macan tutul kecil itu sebentar sebelum menghubungi dokter. “Bagaimana kondisi fisik macan tutul kecil itu?”
Dokter itu sudah menatap informasi tubuh macan tutul kecil itu sepanjang hari dan segera membalas, “Melapor pada bapak, tak ada masalah! Setelah macan tutul kecil itu minum anggur energi, semua kekuatan yang masuk mengalir ke nukleusnya. Proses mengabiskan energi menyebabkan lapisan energi di sekeliling nukleus binatangnya perlahan-lahan meningkat.”
Aojia mengangguk. “Jika ada masalah langsung laporkan padaku.”
“Baik pak!”
Aojia mematikan telepon ke dokter itu, menarik kursi dan duduk di serberang mejanya. Macan tutul kecil itu sedang duduk di sana, dengan cepat mengendalikan peralatan memahatnya ketika ia memahat batu-batu energi kelas tinggi tanpa keraguan.
Di bawah cakar-cakar macan tutul kecilnya, seekor badak terbentuk menggunakan sebuah batu energi kelas tinggi perunggu transparan yang berukuran setengah kepalan tangan. Pahatan ini tidak memiliki tambahan lain dan setiap lipatan badak itu penuh dan halus.
Keahlian memahat macan tutul kecil itu belakangan ini meningkat dengan pesat. Pahatan-pahatannya realistis dengan cermat sekali sehingga menghasilkan bentuk binatangnya dengan sempurna. Yang terpenting, ia sekarang akan menangkap pesona bentuk binatangnya dengan sangat akurat. Kedua mata dan gerakan ototnya berarti seolah menteri kekaisaran yang asli tampak. Selama saat ketika badak itu perlahan-lahan mengambil bentuknya, pahatan yang merupakan milik beastman sudah bisa terlihat.
Macan tutul kecil itu saat ini menerima sepuluh batu-batu energi kelas tinggi dari entah para penjabat peringkat tinggi atau orang-orang kaya dari planet-planet lain. Ketika macan tutul kecil itu selesai memahat dua buah batu energi kelas tinggi, Baba si Pembantu Rumah Tangga membuka pintu untuk mengingatkan macan tutul kecil itu bahwa sebuah paket sudah sampai.
Kedua telinga macan tutul itu seketika bergerak saat ia sedang memahat. Ia mengangkat cakar-cakar tebalnya dari batu energi kelas tinggi yang hanya memiliki bentuk dasar yang selesai dibuat sketsanya dan tak ragu untuk terburu-buru ke bahu Aojia, lalu menatapnya.
Aojia mengelus bulu punggung macan tutul kecil itu dan keluar dari ruang belajar. Ruang tamu itu kosong dan tak berisi paket besar yang diimpikan oleh macan tutul kecil. Baba si Pembantu Rumah Tangga menunjuk ke luar. “Paket itu terlalu besar untuk masuk lewat pintu. Paketnya diletakkan di luar.”
Aojia, “…”
Ia membawa macan tutul kecil itu ke luar ruang tamu dan berjalan ke paket besar yang diletakkan di samping pahatan raksasa manor.
Macan tutul kecil itu terutama sangat gembira. Ia menekankan cakar-cakarnya pada kunci cerdas dan paket kilat itu terbuka, menampakkan sebuah cahaya keemasan yang terutama sangat mencolok. Koin emas itu benar-benar sebuah matahari besar dibandingkan dengan Gult si emas. Rong Mingshi meletakkan cakar-cakarnya bersama dan mendongak pada naga hitam besarnya, matanya cukup bersinar untuk membuat sebuah bintang.
Naga hitam besar, “…”
Apa lagi yang bisa ia lakukan? Aojia mengelus kepala macan tutul kecil itu dan meletakkan macan tutul kecil itu di samping pembantu rumah tangga, yang secara akurat mengutarakan simpati yang jarang. Kemudian ia mengatakan bahwa pembantu rumah tangga itu harus bergerak mundur.
Ketika pembantu rumah tangga itu sudah mengungsi bersama macan tutul kecil itu ke posisi yang tepat, Aojia sedikit mengangkat tangannya dan langsung meluncurkan sayap-sayap naganya yang besar dan kuat. Ia menoleh pada seekor naga hitam besar dan terbang ke udara. Kali ini, Aojia menunjukkan bentuk penuhnya sebagai binatang nomor satu kekaisaran, sebuah bentuk super besar yang belum pernah macan tutul kecil itu lihat sebelumnya.
Macan tutul kecil dalam pelukan pembantu rumah tangga itu dipenuhi kegembiraan. Terlalu jahat, terlalu jahat, tetapi ia sangat menyukainya!
Di bawah mata macan tutul kecil yang membara, naga hitam jahat mencengkeram koin emas itu dengan cakar-cakarnya dan terbang ke atas. Koin emas itu membuat suara yang jelas saat ia terbang tinggi, berada di dalam cakar-cakar naganya dengan kokoh.
Macan tutul kecil itu terdiam sesaat sebelum mengulurkan cakar-cakar tebalnya ke arah si naga hitam besar, sambil meneriakkan, “…Aoji Aoji Aoji!”
Ia tak mengatakan hal lain.
Pembantu rumah tangga yang menggendong macan tutul kecil itu, “…”
Anaknya yang mabuk tampak sedikit tak patuh tetapi marsekalnya benar-benar baik!
Ruhr yang belum meninggalkan tubuh si pembantu rumah tangga, “…”
Marsekal kuat! Tetapi… apa Baba baru saja memuji sang marsekal? Ternyata Baba menyukai ukuran tubuh sebesar ini?
Karena itulah, Ruhr langsung membuat sebuah keputusan. Ia menarik informasi Baba si Pembantu Rumah Tangga keluar dari tubuh simulasi dan sepanjang jalan menuju Jaringan Bintang. Baba si Pembantu Rumah Tangga belum merespons ketika ia ditarik ke bintang sumber daya terdekat dan ditarik ke area pertambangan robot terbesar.
Ruhr dengan bangga membawa pembantu rumah tangga itu untuk mengendalikan robot raksasa dan melompat 360 derajat ke dalam area pertambangan cerdas tanpa manusia sedikit pun…
Rantai data pembantu rumah tangga bergetar (karena kemarahan). Ia sedang melihat anaknya ketika kebijaksanaan sia*** ini menariknya ke sebuah tempat tanpa anaknya? Pasti ada sebuah virus di data kecerdasan kecil itu!
Si pembantu rumah tangga tak ragu untuk memukul rantai data Ruhr, keluar dari robot raksasa yang hampir sebesar naga hitam itu dan kembali ke manor melalui Jaringan Bintang. Pembantu rumah tangga itu hanya berada jauh selama beberapa detik. Saat ini, naga hitam besar itu sudah turun dari udara dan meletakkan koin emas raksasa itu kembali ke atas lantai.
Naga hitam itu menjadi seorang manusia dan mengulurkan tangannya untuk memegang macan tutul kecil yang gembira yang menggoyangkan ekornya dalam pelukan si pembantu rumah tangga. Ia hanya memeluk macan tutul kecil itu. Ia tak tahu gangguan saraf mana yang menekan macan tutul kecil yang tergesa-gesa membuka Jaringan Bintang dan memesan banyak koin-koin emas dengan berbagai ukuran….
Seluruh beastman kekaisaran pada dasarnya menggunakan koin-koin bintang virtual dan menjual koin-koin yang hanya diperlukan untuk berbelanja luar jaringan.
Aojia, “…”
Pada akhirnya, apa ia yang terobsesi dengan emas atau apakah macan tutul kecil itu jauh lebih terobsesi dengan emas? Macan tutul kecil itu memesan sejumlah besar koin-koin emas dan kemudian menyentuh wajah berbulunya. Ia merasa bahwa ia tetap tak memiliki uang yang cukup. Akhirnya, macan tutul kecil yang aktif sepanjang siang itu menutup matanya dan jatuh tertidur dalam pelukan Aojia.
.
.
.
Centinni menerjemahkan ini untukmu.
Kami juga membuka donasi via Gojek pay ya guys. Setiap Rp. 10.000 yang terkumpul, kalian akan dapat satu chapter ekstra. Dan kalian juga, jangan lupa tulis untuk buku apa kalian berdonasi yaa. Kode QR ada di halaman muka yaaa.
Bergabunglah bersama kami di discord untuk mendapatkan update terbaru dan kesempatan untuk bertemu penerjemah favorit Anda ~
Jadilah bagian dari komunitas Indonesia yang menyenangkan ~
Tautan discord: https://discord.gg/v4pveKG
- Home
- Number One Lazy Merchant of the Beast World [Bahasa Indonesia]
- Chapter 66 - Paketnya Terlalu Besar
Donasi pada kami dengan Gojek!
