Number One Lazy Merchant of the Beast World [Bahasa Indonesia] - Chapter 65
- Home
- Number One Lazy Merchant of the Beast World [Bahasa Indonesia]
- Chapter 65 - Macan Tutul yang Imut dan Bodoh
Setelah ular piton emas itu, para pembeli beruntung lainnya menunjukkan pahatan mereka secara bergiliran. Seluruh area pertukaran pembeli dipenuhi lebih dari selusin pahatan, membuat orang-orang yang tak mengambil sebuah pesanan khusus menjadi penuh keirian.
Perasaan ini sebenarnya bukan benar-benar kelegaan tentang menenangkan mania mereka, tetapi sebuah perasaan tidak sabar yang sudah lama. Mereka tak bisa menunggu pemilik toko untuk mengembuskan sebuah napas dan memproduksi ribuan pahatan. Bahkan yang lebih lucunya, beberapa orang berpikir akan sempurna jika seluruh kekaisaran ini adalah satu orang.
Tentu saja, tak peduli bagaimana ributnya toko daring itu atau berapa banyak orang yang menangis dan berteriak agar pemilik toko menjadi rajin, Rong Mingshi tidak pergi ke area pertukaran pembeli sama sekali. Ia sedang berkonsentrasi untuk mempelajari sepuluh buah batu energi kelas tinggi itu.
Ia meletakkan sepuluh batu itu ke atas meja dan kemudian foto-foto berbentuk binatang yang diberikan oleh kesepuluh orang pembeli. Sepuluh batu itu berwarna cerah atau gelap tetapi mereka semua memiliki satu warna. Rong Mingshi bisa merasakan sebuah kekuatan yang murni dan sepenuhnya berbeda yang menggelora di dalam mereka.
Macan tutul kecil itu menepukkan kedua cakarnya bersamaan dan memulai peralatannya. Kemudian ia memikirkan tentang murid-muridnya dan membuka fungsi perekaman video komputer kuantumnya. Ia sibuk hingga siang dan menyelesaikan dua buah pahatan batu energi kelas tinggi. Ia berjalan keluar untuk makan siang dan tidur siang. Ia baru saja tiba di lantai pertama ketika naga hitam besar itu kembali.
Macan tutul kecil itu berjalan mendekat. Aojia meraih macan tutul kecil itu dan menggosok kepalanya. “Aku sudah mengatur seorang pembuat anggur untuk datang dan mencampur rasa anggur energi favoritmu.”
Kemudian seseorang berbicara. “Pembuat anggur apa? Kau mengatakannya seolah aku ini ditarik begitu saja dari sebuah bar. Aku adalah kepala pembuat anggur kekaisaran, seorang pembuat anggur kelas satu!”
Rong Mingshi menolehkan kepalanya pada suara itu dan melihat seorang pria yang melangkah ke dalam ruang tamu. Pakaian emasnya yang berkilau hampir membutakan macan tutul kecil itu. Rong Mingshi mengangkat cakar-cakarnya dan menghalangi setengah wajahnya. Melalui celah di antara cakar-cakarnya, ia menatap pakaian emas itu dan mulutnya terbuka lebar. Selera ini benar-benar amat buruk.
“Apa kau beastman Aojia yang belum menikah?” Pria itu mencondongkan tubuhnya pada macan tutul kecil itu dan mengangkat kedua alisnya. “Bukankah menurutmu aku jauh lebih tampan dan penuh selera? Pakaiannya hitam seperti seekor gagak dan jelek.
“…”
Cakar-cakar Rong Mingshi menyentuh bahu Aojia. Ia merasa bahwa Aojia bukan seekor gagak sama sekali.
…Bahkan seekor gagak jauh lebih menyenangkan ketimbang matahari kecil ini!
Pria itu berbicara dengan penyesalan, “Yah, tidakkah kau tahu betapa menyoloknya dirinya pada pakaian? Tidak ada satu pun pakaianku yang bisa cocok dengannya. Jika Aojia bukan sang marsekal maka ia takkan perlu mengenakan seragam militer gelap ini.”
Huh? Macan tutul kecil itu menatap naga hitam dengan keterkejutan.
Aojia menatapnya kembali dengan tenang. “Apa kau mempercayainya?”
Macan tutul kecil itu langsung menggelengkan kepalanya.
…Walaupun ada sebuah legenda bahwa naga-naga hitam suka menimbun emas.
“Macan tutul kecil, kau terlalu mudah tertipu…” Pria itu dengan lembut menubruk bahu Aojia. “Apa binatang yang belum menikah bersamamu ini diselingkuhi olehmu?”
“Pangeran kedua,” panggil Aojia dengan ringan.
Ketika ia mendengar gelar ini, Gult berbicara dengan kegelisahan yang besar. “Hentikan. Kau tahu betapa sulitnya aku bekerja untuk menyingkirkan status bangsawanku. Ini menyegarkan dan bersih. Bagaimana aku bisa melakukan bisnis jika identitasku diungkapkan olehmu?”
Gult seperti matahari berjalan ketika ia berjalan ke ruang tamu. “Berapa lama sejak aku terakhir kali ke manormu? Aku bilang, berapa banyak anak binatang yang kau inginkan? Apa kegunaan mendekorasi ruang tamu? Cepatlah menikah dan ajukan pembuatan anak genetik. Berapa banyak yang kau inginkan untuk memastikan bahwa kediamanmu akan kacau?”
Naga hitam dan macan tutul kecil itu belum berbicara ketika Baba si Pembantu Rumah Tangga tiba-tiba muncul di hadapan Gult. Senapan ion besar di atas bahunya diarahkan ke kepala Gult.
‘Berani untuk mengusik macan tutul kecilku, aku akan memborbardirmu!’
Mulut Gult berkedut. Sejauh yang ia ketahui, robot-robot pertahanan keluarga-keluarga di kekaisaran hanya bisa diatur untuk tak memiliki senjata yang mematikan atau memegang proyektor berkekuatan jaring. Tetapi, benda di hadapannya jelas-jelas sebuah senapan ion dan itu diarahkan ke kepalanya.
Aojia duduk di atas sofa sambil memegang cakar-cakar macan tutul kecil itu. Ia berkata, “Pembantu Rumah Tangga, Gult di sini untuk membuat anggur untuk macan tutul kecil.”
Baba si Pembantu Rumah Tangga menatap macan tutul kecil itu. Karena macan tutul kecil itu harus meminum sebotol anggur setiap hari, penting untuk menyesuaikan rasanya. Karena itulah, ia menyerah. Tentu saja, senapan ion itu tetap berada di atas bahunya.
Gult menyentuh hidungnya, bergerak ke sisi seberang sofa dan duduk dengan pakaiannya yang berkilau. Macan tutul kecil itu menatap semua emas di hadapannya dan matanya sakit. Ia menoleh dan menatap naga-naga hitam kecil bodoh di susuran tangga….
Makan siang selesai dan Aojia mengatur macan tutul kecil itu memperoleh bahan-bahan untuk mencampur anggur energi dari kendaraan suspensi Gult. Gult mungkin mengenakan pakaian yang megah, tetapi keahliannya tidak biasa. Macan tutul kecil itu mendengarkan suara ritmis yang familier dan berbalik untuk menatapnya.
Gult memiliki lusinan anggur-anggur energi di hadapannya. Dalam waktu yang singkat, ada sebaris gelas-gelas kecil di atas meja yang dipenuhi cairan-cairan dengan berbagai warna yang memancarkan aroma yang kaya. Macan tutul kecil itu mencium aroma berbagai rasa yang berbeda di udara. Ia sedikit pusing.
Gult memberi tahu Aojia, “Cobalah dan lihat yang mana yang disukai oleh beastmanmu yang belum menikah ini. Aku akan memberikanmu yang satu itu di masa depan dan mengirimkannya.”
“Oke, aku akan mengirimkan pemesanannya besok. Kau bisa pergi.”
“…”
Ia tak bisa mendengar apa pun.
Aojia melihat orang itu tak bergerak dan mengulangi, “Gult, kau boleh pergi.”
Saat ini, Rong Mingshi sudah melompat ke atas meja, menurunkan kepalanya dan minum. kepalanya sedikit turun tetapi ia sudah dengan jelas sekali telah melewati beberapa gelas kecil. Bibirnya meregang keluar dan ia menjilat beberapa bulu basah di sekitar mulutnya.
Gult terkejut. “Bukankah beastmanmu yang belum menikah ini minum terlalu cepat?”
Aojia meraih macan tutul kecil itu sambil memerintahkan, “Pembantu rumah tangga, antar dia keluar!”
“Hei, aku sudah lama tak minum denganmu selama bertahun-tahun. Biarkan aku duduk sebentar sebelum pergi!” Gult sedang berbicara ketika ia diangkat oleh pembantu rumah tangga yang kuat dan harus melihat Aojia yang pergi dengan macan tutul kecil dalam pelukannya.
Ini adalah diskriminasi… sifat yang sama menenggelamkan sifat yang berbeda! Gult menoleh pada pembantu rumah tangga yang tinggi, kuat, dan kejam. “Tidak perlu angkat aku. Tidak bisakah aku pergi sendiri?”
Pembantu rumah tangga itu melepaskan dan menatapnya mengambil beberapa langkah. Pembantu rumah tangga itu baru saja melihat Gult mencapai taman di luar ketika Ruhr, yang sebelumnya sibuk di militer, tergesa-gesa menuju tubuh simulasi si pembantu rumah tangga dan menghantam data pembantu rumah tangga itu.
“Bababababa, apakah kau sedang memikirkanku? Aku kelelahan dua hari terakhir ini. Kau pasti memiliki banyak data sampah untuk dibersihkan, ya kan? Ayo, mari bersihkan sampah di dalam dulu!”
“Menyingkirlah dari sini!”
“Babababa, inilah apa yang kaujanjikan padaku sebelumnya. Bukankah kau bilang bahwa aku boleh datang untuk mempelajari penggunaan tubuh simulasi yang fleksibel?”
“Ada banyak simulasi di dalam ruangan. Kau boleh berlatih di yang satu itu dan aku akan masuk ke yang satu ini. Apa ada virus dalam data mastermu? Yah… nyaman, di sana…”
Gult merasa bahwa pembantu rumah tangga yang menatapnya itu tampaknya berhenti, jadi ia menolehkan kepalanya untuk melihat. Pembantu rumah tangga itu sedang berdiri di sana tanpa bergerak dan ekspresinya agak sedikit berubah. Gult emas itu mengangkat bahunya dan mendongak ke arah lantai dua. Ia siap untuk berbalik dan pergi ketika ia melihat sesuatu menerobos jendela dan terjatuh di kakinya.
Gult menunduk dan melihat bahwa ada sebuah batu energi kelas rendah yang dipahat dalam bentuk seekor naga hitam. Sayap-sayap naga kecilnya terbuka, kedua mata emasnya memantulkan kekaisaran dari koin bintang kekaisaran. Gigi-gigi naga yang tajam tampak dalam senyum angkuhnya dan cakar-cakar naganya memegang sebuah koin bintang emas yang tebal.
Pahatan itu bukan fokusnya. Fokusnya adalah bahwa pahatan naga hitam kecil ini terlalu indah, memberi Gult ilusi bahwa naga hitam kecil itu benar-benar mencoba terbang tetapi koin emas itu terlalu berat.
Gult hanya pernah melihat sebuah karya yang mirip dari pemahat teratas di Jaringan Bintang. Dengan kata lain, jiwa yang membuatnya jatuh cinta, pemilik toko yang usianya tak ia pedulikan.
Dekorasi-dekorasi di ruang tamu Aojia bukan batu-batu energi jadi ia belum memperhatikannya dengan hati-hati. Sekarang kalau ia memikirkannya, bukankah pola-pola berbagai macan naga itu dipahat oleh si pemilik toko? Apa Aojia mengenal si pemilik toko? Jika begitu, ia memiliki sebuah kesempatan besar untuk bertemu dengan pemilik toko itu sendiri! Untuk sesaat, Gult ingin tertawa.
Kemudian Aojia memegang macan tutul kecil yang dibungkus dalam sebuah mantel dan turun dari lantai dua. Kepala macan tutul kecil itu terjulur keluar dari mantel, mata cerahnya menatap ke sekeliling. “Ke mana naga hitam kecil yang aku pahat itu terbang?”
Kata-kata ini seberat seribu orang. Senyuman di wajah Gult menjadi kaku dan ia berkedut. Pertama, ia merasa gembira dan kemudian ia hancur….
Hal yang paling menyedihkan adalah bahwa ia sudah jatuh cinta dengan seseorang. Ia bahkan tak mengenalnya ketika ia menemukan bahwa orang itu sudah menikah dan itu juga dengan teman terbaiknya.
Ia adalah seekor ular piton emas yang kuat yang sudah membuat uang yang cukup untuk menyokong keluarganya. Penampilannya juga tampan dan seleranya cukup tinggi. Ia bisa dipanggil sebagai seorang bintang di ibu kota kekaisaran dan ia memiliki sebuah impian yang tinggi. Sulit baginya untuk menyukai seseorang tetapi itu berakhir bahkan sebelum dimulai.
Aojia memberikan naga hitam kecil di atas lantai pada macan tutul kecil itu dan menatap temannya yang berdiri kaku di sana. “Gult, tolong jaga identitas macan tutul kecil ini sebagai sebuah rahasia.”
Gult mengangguk. Ia pasti takkan mengkhianati master pemilik toko. Tetap saja… Gult ingin menangis. “Apa ada kemungkinan kalian putus?”
Mata naga hitam besar itu sedikit menyipit. “Apa?”
Gult patah hati. “Aku bilang, aku berharap kau bahagia…”
Ia berpikir ia perlu kembali ke gudang bawah tanah anggurnya sejenak.
Macan tutul kecil itu tidak mendengarkan dua orang itu. Ia memegang naga hitam kecil itu dan berkata dengan penuh semangat, “Aoji, Aoji, apa kau terbang dengan sebuah koin emas ketika kau masih kecil?”
Aojia mengelus kepala macan tutul kecil itu dan berpikir dengan sebuah tawa, ‘Dia tidak sedang terbang, dia dilemparkan keluar olehmu, macan tutul bodoh.’
.
.
.
Centinni menerjemahkan ini untukmu.
Kami juga membuka donasi via Gojek pay ya guys. Setiap Rp. 10.000 yang terkumpul, kalian akan dapat satu chapter ekstra. Dan kalian juga, jangan lupa tulis untuk buku apa kalian berdonasi yaa. Kode QR ada di halaman muka yaaa.
Bergabunglah bersama kami di discord untuk mendapatkan update terbaru dan kesempatan untuk bertemu penerjemah favorit Anda ~
Jadilah bagian dari komunitas Indonesia yang menyenangkan ~
Tautan discord: https://discord.gg/v4pveKG
- Home
- Number One Lazy Merchant of the Beast World [Bahasa Indonesia]
- Chapter 65 - Macan Tutul yang Imut dan Bodoh
Donasi pada kami dengan Gojek!
