Number One Lazy Merchant of the Beast World [Bahasa Indonesia] - Chapter 64
- Home
- Number One Lazy Merchant of the Beast World [Bahasa Indonesia]
- Chapter 64 - Naga Hitam Kecil yang Bodoh, Imut, dan Mungil
Dokter itu melihat ekspresi bosnya yang tak bisa dipahami itu dan berkata, “Pak, berdasarkan gejala-gejala saat ini, saya menduga bahwa macan tutul kecil ini perlu minum sebotol anggur energi berstandar kekaisaran setiap hari. Efek sebuah botol yang sudah disimpan seharusnya yang paling terbaik. Jika Anda cemas tentang macan tutul yang menjadi mabuk, Anda bisa memperhitungkan jumlah anggurnya berdasarkan waktu yang berbeda-beda.”
Aojia menatap ke arah kamar dan berkata, “Tak ada minum anggur.”
“…”
Apa yang ia maksud dengan tak ada minum anggur?
“Ia tak perlu menyentuh tetesan anggur sedikit pun. Ia bisa mabuk hanya dengan aromanya.”
“…Sebenarnya ada metode lainnya, berdasarkan apakah bos ingin membesarkan macan tutul itu menjadi seekor hama anggur atau seekor macan tutul gemuk.”
Aojia dengan tenang menatap dokter itu.
Dokter itu menjelaskan, “Pendeknya, buka sebuah botol anggur atau langsung membuat macan tutul kecil itu meminumnya. Selama kualitas anggur energi itu cukup bagus, takkan ada efek samping lainnya. Atau biarkan macan tutul itu terus memakan makanan kaya energi. Tetapi, macan tutul itu harus makan sepanjang waktu karena isi makanan energi jauh lebih sedikit daripada anggur energi…”
Mata Aojia menyipit saat ia menimbang keuntungan dan ketidak untungan dua metode untuk macan tutul kecil itu.
Dokter itu melanjutkan, “Jika Anda memilih makanan energi, saya perlu meresepkan beberapa obat untuk macan tutul kecil itu dan mengembangkan sebuah rencana penurunan berat badan jangka panjang karena macan tutul kecil itu perlu memakan setidaknya sepuluh makanan berukuran medium selama satu hari.”
“…”
“…”
Aojia dan Baba si Pembantu Rumah Tangga menatap pada dokter itu. Mereka semua tahu jumlah makanan yang dimakan macan tutul kecil dan paling banyak itu, setengah porsi…
Aojia tidak cemas tentang macan tutul kecilnya yang menjadi gemuk. Seekor macan tutul kecil yang gemuk juga bagus selama kesehatannya baik-baik saja. Tetapi, apakah ia akan mampu makan sepuluh makanan berukuran medium selama satu hari?
Aojia langsung memberi tahu dokter itu, “Kau kembalilah dulu. Data hasil pantauan tubuh macan tutul kecil itu akan langsung dikirim ke komputermu. Kau harus memperhatikan kondisi fisik macan tutul kecil itu sepanjang waktu dan kalau ada masalah apa pun, langsung hubungi aku.”
“Baik pak!”
Dokter itu diperintahkan untuk pergi. Aojia menoleh pada macan tutul salju besar dan setelah menatapnya sejenak, ia berbisik, “Maafkan saya.”
Ia memindahkan macan tutul salju besar itu ke ruangan di samping kamar. Itu adalah ruangan yang awalnya diatur untuk macan tutul kecil itu. Ia selesai meletakkan macan tutul salju itu ke dalam sana dan kembali ke kamar.
Macan tutul salju berbentuk manusia itu masih tidur saat ini. Wajahnya sedikit merah, mulutnya sedikit terbuka dan napasnya masih berbau alkohol. Aojia mandi air dingin sebelum berbaring di sampingnya di dalam selimut. Aojia itu merasakan gerakan dan berbalik. Pria itu mengangkat kakinya dan meletakkannya di bagian bawah perut Aojia, kepalanya berada di atas dada Aojia saat ia berbisik, “Aoji…”
Aojia meraih dan menggosok kepala halus itu dan menutup matanya, berbaring kaku dan dalam sikap tak bergerak.
…Sabar.
Rong Mingshi terlambat bangun. Ketika ia membuka kedua matanya, langit sudah cerah.
Matahari bersinar melalui tirai dan menghangatkannya. Macan tutul kecil itu berguling di atas tempat tidur, mendongak menatap langit-langit, menguap dan membuka selimut dengan kedua cakar belakangnya. Ia meregangkan cakar-cakar depannya dan melihat ban lengan di sekeliling cakar depannya. Ia tak bisa mengingat kapan ia mengenakan ban lengan ini.
Rong Mingshi melompat turun dari tempat tidur dan berjalan menuju wastafel untuk mencuci mukanya. Ia memegang sikat gigi cerdas dan dengan hati-hati menggosok giginya dua kali karena ia merasakan sebuah rasa yang aneh dalam mulutnya. Ada aroma anggur dan sebuah rasa membara.
Macan tutul kecil itu menggosok mulutnya yang dipenuhi busa dan memikirkan tentang apa yang terjadi kemarin malam. Pasti naga hitam besar itu yang minum anggur dan memakaikan ban lengan padanya. Kemudian ia menjadi manusia dan dicium. Ia pasti menjadi mabuk karena alkohol sisa di dalam mulut naga hitam besar itu jadi ia tak memiliki ingatannya sama sekali. Itu masuk akal.
Tetapi, ciuman-ciuman Aojia yang sebelumnya dipenuhi hasrat. Ia tak tahu apakah Aojia yang mabuk sudah menjadi lebih bergairah dan bersemangat. Ada sedikit penyesalan karena ia tak mengingat apa pun.
Ia selesai mandi dan Rong Mingshi keluar dari kamar. Kemudian macan tutul kecil itu berhenti dengan kaku. Pemandangan di luar kamar itu sangat aneh. Seluruh koridor lantai dua itu dan lobi di lantai pertama berisi naga-naga hitam kecil dengan berbagai gaya di setiap tempat yang terlihat!
…Hal yang terjadi kemarin malam tampak sedikit berbeda dari apa yang ia pikirkan.
Rong Mingshi menatap aneh pola naga hitam jahat di dinding. Ia bergerak ke tangga dan melihat naga hitam asli yang berdiri di atas tangga lantai satu, menunduk pada sebuah naga hitam kecil cekung di atas pegangan tangga.
“Aojia…”
Rong Mingshi memanggil. Naga hitam besar itu melambai padanya. Macan tutul kecil itu menjilati bulunya dan berjalan menuruni tangga pada Aojia.
Aojia meraih dan mengetuk ukiran di susuran tangga. Ada sebuah telur naga yang ia pegang dalam cakar-cakar naganya. Sayap-sayap naga itu mengambil bentuk sebuah tanda hati di belakangnya dan ia menampakkan empat giginya dengan cara yang bodoh, matanya menyipit menjadi keliman. Aojia membuka mulutnya. “Ukiran ini bagus.”
“…”
Macan tutul kecil itu duduk di atas tangga dan menolehkan kepalanya, seolah berpura-pura tak ada yang terjadi. Tetap saja, ia tak bisa menahan diri untuk tak mencuri pandangan pada naga hitam kecil yang terutama sekali tampak bodoh. Ia bodoh dan ekspresi angkuhnya benar-benar lucu!
Macan tutul kecil itu tak bisa menahan diri untuk tak menatap sedikit lebih lagi hingga pandangannya jatuh pada susuran tangga di hadapannya. Dekorasi manor itu aslinya sangat sederhana dan susuran tangganya tidak didekorasi. Sekarang ada sebuah ukiran pemandangan sempurna yang meluas hingga ke susuran tangga di lantai kedua, menunjukkan sebuah perang di antara seekor naga hitam dan seekor raja tikus jelek. Ia tak tahu apa bentuk binatang Duke Oran tetapi dalam alam bawah sadarnya, ia mungkin memikirkan Duke Oran sebagai raja tikus itu.
Aojia menatap naga hitam yang paling mencolok dan bengis yang sedang membakar raja tikus itu dan memuji tanpa keraguan, “Itu hebat dan sangat tepat. Mengalahkan semua penjahat dan menjadi tak terkalahkan.”
Rong Mingshi tak menahan diri. Ia menggunakan paha Aojia untuk melompat ke atas lengannya dan bertanya, “Apa kau benar-benar berpikir begitu?”
Aojia mengelus kepalanya. “Alami. Ukiran itu bukan hanya artistik, itu juga menceritakan sebuah cerita.”
Macan tutul kecil itu sangat bangga dan ekor tebalnya bergerak melingkar. “Apa kau menyukainya?”
Aojia secara alami mengangguk. Ia tak berpikir bahwa ada sesuatu yang salah dengan dekorasi bagian dalam manor yang menjadi sarang seekor naga hitam kecil. Hanya saja naga hitam kecil itu terlalu kesepian. Aojia menambahkan, “Mereka kekurangan macan-macan tutul kecil.”
Rong Mingshi menatap ke sekeliling dan berkata, “Tak mungkin. Tak ada tempat lagi untuk mengukir mereka.”
Mata Aojia bergerak melingkar. “…Kau benar.”
Tetap saja, selalu ada cara lain.
Setelah makan, Aojia memberi tahu macan tutul kecil itu berbicara tentang kata-kata dokter itu kemarin dan membiarkannya memilih rencana pengobatan. Rong Mingshi langsung menyerah dengan makan sepuluh makanan itu. Ukuran macan tutul kecilnya tak sebesar makanan sepuluh orang yang digabungkan. Ia takkan mampu menahannya.
Rong Mingshi dengan serius menatap naga hitam besar itu. “Aku takkan melakukan apa pun yang gila setelah mabuk karena anggur kan?”
“Tidak.”
Semangat yang khusus setelah minum itu tidak dihitung.
“Kalau begitu minum. Bagaimana pun, aku bisa melatih toleransi alkoholku.”
Rong Mingshi membuat sebuah keputusan dan memutuskan untuk menjadi percaya diri dengan dirinya sendiri! Aojia tersenyum dan mengelus kepala Rong Mingshi. “Ya, aku akan kembali setiap malam dan menemanimu untuk minum.”
Diskusi itu selesai dan pria tampan itu pergi ke departemen militer untuk mengurus bisnis resminya. Rong Mingshi sudah melewati waktu pembukaan perpustakaan kemarin dan tak ada gunanya pergi ke universitas, jadi ia meminta izin absen dari Kepala Sekolah Stewart.
Mulut Kepala Sekolah Stewart berkedut dan membiarkan liburan Murid Rong. Murid ini sudah menjadi master dari kedelapan belas orang master tetapi ia masih begitu rendah hati. Ia pantas dikagumi!
Macan tutul kecil itu menatap pola-pola naga di ruang tamu dan berjalan ke dalam ruangan di mana batu-batu energi disimpan. Ia melihat setumpuk pahatan binatang yang dilemparkan ke lantai olehnya. Ia berjalan mendekat dan mengangkat mereka dengan cakar-cakarnya. Ada delapan belas dan mereka adalah pesanan-pesanan dari kedelapan belas orang pembeli.
Maka menjadi mabuk dan memahat dengan gila memiliki beberapa keuntungan…
Tetapi, ia tak membuat uang apa pun dari lucky draw itu. Macan tutul kecil itu menyapa pembantu rumah tangga dan mengirimkan semua kedelapan belas pesanan dengan bantuan pembantu rumah tangga itu. Kemudian ia lanjut mempelajari semua naga-naga hitam kecil yang yang ia pahat di ruang tamu.
Tanda penerimaan kedelapan belas orang pembeli itu segera tiba tetapi Rong Mingshi tak menyadarinya. Ia selesai mempelajari pola-pola naga dan berlari ke ruang belajar Aojia. Ia masih memiliki sepuluh batu-batu energi kelas tinggi yang belum ia pahat selama beberapa hari. Sementara itu, area pertukaran pembeli toko daring kecil itu sekali lagi sibuk setelah melihat pesanan-pesanan kedelapan belas pembeli yang beruntung.
–Pemilik toko menyelesaikan delapan belas pahatan dalam semalam!
–Master pemilik toko… ini mungkin sangat tak baik tetapi mengapa Anda meletakkan kereta di depan kuda? Mengapa Anda begitu cepat ketika Anda tidak membuat uang tetapi lambat dengan pemesanan khususnya? (Suara kecil)
–Tunjukkan, menantikan pertunjukkan!
Kemudian seekor ular piton emas muncul terlebih dahulu.
–Hahaha! Aku sudah bilang bahwa bentuk binatangku adalah yang paling kuat! Lihat itu! Aku juga memasukkan kotoran emas yang sebelumnya dibuat oleh Bisnis Memahat Oran yang sampah itu! Kalian bisa melakukan sebuah perbandingan jika kalian mau.
Bentuk ular yang asli itu entah bagaimana suram dan penampilannya licin, membuat orang tidak nyaman secara visual.
Mereka tidak mendapat perasaan ini dari pahatan pemilik toko sama sekali. Ular piton emas itu berada di atas pohon dengan sisik-sisik emasnya, garis-garis putih dan sebuah postur melilit. Ia tampak kuat dan fleksibel, tidak dingin dan suram. Pahatan itu sama dengan pembeli ular piton emas, angkuh dan sangat kaya.
Terlebih lagi, tak diketahui mengapa tetapi semua orang yang melihat ular piton emas ini merasakan sejenis vitalitas dan kekuatan yang meledak-ledak. Seolah ular piton emas itu akan menyambar batang pohon tempatnya bergulung dan kemudian mulutnya akan melebar di saat berikutnya.
Berada di samping pahatan ini adalah ular piton emas yang sederhana. Kekontrasan itu memengaruhi indera semua pembeli.
-Master pemilik toko, Anda benar-benar mengangumkan! Apa yang harus dilakukan? Aku ingin menangis.
–Karya-karya pemilik toko, entah itu kelas tinggi atau kelas rendah, layak, tak peduli ada berapa banyak bintangnya!
.
.
.
Centinni menerjemahkan ini untukmu.
Kami juga membuka donasi via Gojek pay ya guys. Setiap Rp. 10.000 yang terkumpul, kalian akan dapat satu chapter ekstra. Dan kalian juga, jangan lupa tulis untuk buku apa kalian berdonasi yaa. Kode QR ada di halaman muka yaaa.
Bergabunglah bersama kami di discord untuk mendapatkan update terbaru dan kesempatan untuk bertemu penerjemah favorit Anda ~
Jadilah bagian dari komunitas Indonesia yang menyenangkan ~
Tautan discord: https://discord.gg/v4pveKG
–Aku benar-benar berharap melihat pemilik toko yang serajin ini setiap hari!
- Home
- Number One Lazy Merchant of the Beast World [Bahasa Indonesia]
- Chapter 64 - Naga Hitam Kecil yang Bodoh, Imut, dan Mungil
Donasi pada kami dengan Gojek!
