Number One Lazy Merchant of the Beast World [Bahasa Indonesia] - Chapter 57
- Home
- Number One Lazy Merchant of the Beast World [Bahasa Indonesia]
- Chapter 57 - Hati-Hati Tertipu
Pagi-pagi keesokan harinya, Rong Mingshi pergi ke universitas dengan sebuah batu energi kelas tinggi. Hari ini, perpustakaan dibuka dan ia bermaksud untuk pergi ke gudang batu energi universitas untuk menunggu.
Pada awalnya, ia seharusnya menyelesaikan pesanan batu energi kelas tinggi yang ia ambil dahulu. Tetapi, ketika ia mempelajari foto-foto binatang yang diberikan oleh para pembeli, dua sketsa Aojia selalu muncul dalam kepalanya.
Rong Mingshi tak mampu berkonsentrasi pada foto-foto para pembeli dan membuka sketsa-sketsa Aojia dalam komputer kuantumnya. Cakar-cakar tebal Rong Mingshi menarik sketsa-sketsa itu ketika ia mengendarai kursinya untuk memilih bahan-bahan. Ia kembali dengan sebuah batu campuran, berpindah ke bagian belakang beberapa robot pelengkap dan mulai memahat.
Saat itu, kedelapan belas master gagal memperoleh informasi kontak master masa depan mereka dari Kepala Sekolah Stewart. Beberapa master tak bisa menunggu untuk memastikan status master dan murid dan menggunakan status mereka sebagai profesor untuk akhirnya menetapkan posisi Murid Rong melalui robot-robot pelengkap universitas.
Para master itu tiba dan melihat Murid Rong yang bercampur dengan beberapa robot untuk mempelajari sebuah batu. Karena itulah, para master berhenti bergerak dan melihat lekat-lekat dari jarak yang dekat. Dalam pandangan Rong Mingshi, sketsa-sketsa hanya sebuah sketsa. Ide-idenya tak perlu sama dengan sketsa itu dan ia perlu memodifikasi beberapa rincian. Sebuah karya yang terbatas itu tidak bagus!
Macan tutul kecil itu dipenuhi oleh pemikiran-pemikiran ini ketika ia memulai peralatan cakar macan tutulnya dan memotong batu energi itu menggunakan pisau.
Ini adalah seekor naga hitam kecil yang membuat telur dadar. Ia memiliki cakar-cakar naga yang bulat, salah satunya memegang sebuah spatula dan yang lainnya memegang sebuah wajan. Di dalam wajan itu adalah telur burung berperut merah dan bersayap empat. Kuning telurnya berwarna kuning cerah dan halus dan ada area putih seperti susu. Itu seperti sebuah matahari kecil, ujung-ujungnya sedikit melengkung dan ada sebuah kuning yang membara.
Tetapi, kedua mata naga hitam kecil itu tidak berada pada telur dadar yang sedang dimasak di dalam wajan. Alih-alih, kepalanya sedikit menoleh ke belakangnya. Sayap-sayap naganya memiliki seekor macan tutul salju hebat yang mengendarai mereka.
Kedua telinga macan tutul salju itu berdiri tegak, matanya terpaku pada bagian depan dan sangat keras. Ekor tebalnya diletakkan di atas punggung naga hitam itu, cakar-cakar depannya menyentuh leher naga itu ketika cakar-cakar belakangnya dengan kokoh mencengkeram pinggang naga itu dengan kuat. Gerakan itu sangat stabil dan momentumnya kuat. Itu seolah macan tutul kecil itu adalah seorang kesatria yang mengendarai seekor naga.
Rong Mingshi memahat macan tutul kecil ini dengan sangat mulus. Seluruh pahatan itu dipenuhi dengan kegembiraan dan tak ada rasa malu yang tak bisa dijelaskan yang ia rasakan ketika ia pada awalnya mulai memahat. Selain itu, ia memperbaiki sketsa naga hitam itu seperti ini dan diam-diam merasa sedikit licik dan cerdik.
Karena itulah, macan tutul salju di punggung naga hitam kecil itu memiliki emosi-emosi seperti itu yang digabungkan. Ujung ekor itu sedikit mengait dan punggung berbulunya sedikit bergelung. Seolah ia ingin menggulung ekornya dan tubuhnya karena ia sedang mengendarai naga hitam!
Untuk keseeimbangan, ia memahat ekor naga di samping sayap-sayap naga di udara. Tindakan ini membuat macan tutul kecil itu tampak sedikit tak berdaya, seolah naga hitam itu sedang merentangkan ekornya sebagai persiapan untuk menyokong macan tutul kecil yang mengendarai punggungnya.
Ketika pahatan itu selesai, Rong Mingshi menatap sketsa-sketsa Aojia di komputernya. Yah… itu bagus. Naga kecil, macan tutul kecil, dan telur semuanya ada. Ia tak sepenuhnya membuang sketsa itu.
Para master melihat bahwa Murid Rong sudah menyelesaikan pahatannya dan masuk dari luar. Rong Mingshi mendengar pergerakan dan mendongak. Ia melihat para master yang mendekat dan tiba-tiba memiliki sebuah pemikiran yang tak bisa dipercaya dalam kepalanya. Ada delapan belas murid di tokonya.
…Master-master tua ini, tentu saja mereka takkan berlari ke internet untuk menjadi pembohong kan?
Rong Mingshi secara alami menyapa lebih dari selusin master itu. “Halo master.”
Master-master itu mengingat peringatan Stewart untuk tetap normal dan mengangguk secara alami. “Murid Rong juga di sini.”
Kemudian mereka mencari batu-batu energi kelas rendah, seolah tak ada yang lain lagi. Mereka sudah melihat proses memahat macan tutul kecil itu dua kali dan memahami banyak hal. Karena itulah, mereka tak bisa menunggu untuk mencobanya. Para master masing-masing mengambil sebuah batu dan menoleh pada Rong Mingshi. “Murid Rong, hari ini kami semua siap untuk memahat batu-batu energi kelas rendah. Apa kamu mau datang dan mendiskusikannya dengan kami?”
Rong Mingshi belum pernah melihat proses memahat para master dan merasa bahwa menonton mereka memahat mungkin akan membuatnya memahami beberapa hal. Jadi ia mengangguk menyetujui. Rong Mingshi berjalan menuju ruang belajar dengan para master. Sepanjang jalan, Rong Mingshi selalu merasa bahwa pandangan master-master ini tampak jauh lebih tak sabaran daripada kemarin.
Itu membuatnya tiba-tiba berpikir sesuatu. Kemarin, ia memedulikan masalah pengkhianat dan melupakan tentang pahatan capung yang sudah ia buat. Capung ini diukir di bawah pandangan semua master! Dengan kata lain, master-master ini mungkin tahu bahwa ialah si pemilik toko…
Kepala Sekolah Stewart sudah menyebutkan nama-nama master ini ketika ia memperkenalkan mereka kemarin tetapi ada lebih dari selusin nama dan Rong Mingshi tak mengingat mereka dengan sangat baik. Nama-nama yang ia lihat kemarin malam di area pertukaran pembeli sangat familier!
Uh…
Ia tiba-tiba tak ingin pergi ke ruang belajar. Macan tutul kecil itu tiba-tiba menghentikan kursi bola itu dan sekelompok master itu segera menolehkan kepala mereka. “Murid Rong?”
Macan tutul kecil itu menelan salivanya dan berkata, “Saya tiba-tiba ingat bahwa perpustakaan sudah buka dan saya tiba-tiba memiliki informasi yang perlu saya periksa. Saya tak bisa mengamati proses memahat master hari ini. Maaf!”
Sekelompok pria-pria tua itu segera menyadari bahwa mereka terungkap dan tentu saja, mereka tidak berencana untuk bersembunyi lama-lama. Mereka bukan Stewart dan tak ada yang perlu mereka cemaskan. Karena itulah, lebih dari selusin master itu menatap si macan tutul kecil. “Master, tolong jangan pergi.”
Macan tutul kecil itu mendengarkan kata-kata ini dan kagum. “Saya adalah seorang murid yang datang untuk mendengarkan kelas Anda…”
“Master, tidak perlu rendah hati. Kami sangat memerlukan arahan master. Keahlian master sudah jauh di atas kami.”
“…Saya memiliki fondasi yang buruk dan teori saya tidak bagus. Persepsi saya tidak dikendalikan dengan baik.”
“Wawasan master tinggi dan Anda sudah menerobos tanpa kata-kata.”
“…”
“Masih ada beberapa waktu sebelum perpustakaan dibuka. Master, apakah Anda akan menuntun kami?”
Semua master tampak sangat tak sabaran…
Macan tutul kecil itu tak tahu bagaimana cara menolak dan berjalan menuju ruang belajar dengan naga hitam kecil yang membuat sebuah telur dadar. Lebih dari selusin master itu melihat teman sekelas Rong dalam jarak dekat. Selain pemikiran mereka tentang pahatan, ekspresi di wajahnya sedikit ragu.
Akhirnya seorang master bertanya, “Master, siapa naga hitam ini?”
Macan tutul kecil itu tidak nyaman mendengar gelar ini tetapi ia mencolek naga hitam kecil itu dan menjawab, “Ini adalah orang terdekat saya. Omong-omong, Anda tidak perlu memanggil saya Master…”
Ekspresi para master itu menjadi lebih aneh. Mereka mempelajari beberapa informasi tentang macan tutul kecil itu dari Kepala Sekolah Stewart dan tahu bahwa macan tutul itu adalah seorang beastman dewasa yang tinggal dengan sang marsekal. Ketika mereka mendengar master macan tutul itu menegaskan hal ini sendiri, salah satu master itu terbatuk dan berkata, “Master masih muda dan perlu memikirkan lebih tentang ini.”
“Apa yang sedang Anda bicarakan?” Macan tutul kecil itu mendongak padanya dengan sebuah ekspresi yang tak diketahui.
“Kami tidak seharusnya mengatakan hal-hal ini tetapi ini melibatkan hidup bahagia master di masa depan.”
Macan tutul kecil itu sedikit gugup saat ia menyatukan cakar-cakarnya bersama dan menatap master-master ini dengan hati-hati. “Apa masalahnya?”
Kedelapan belas master itu berkata bersamaan dan dengan sikap yang memberengut. “Ini karena naga hitam ini mungkin memiliki kecacatan fisik.”
Rong Mingshi segera panik. “Cacat? Cacat apa? Apa hidupnya dalam bahaya?”
“Hidupnya tak dalam bahaya.”
“Jenis kecacatan fisik apa itu?”
“Tidak, bukan itu.”
Setelah mendengar kata-kata ini, bulu macan tutul kecil itu menegak dan cakar-cakar tebalnya menghantam meja saat ia menatap mereka dengan mata biru macan tutulnya. Para master yang terkejut berpikir bahwa macan tutul itu tiba-tiba mengetahui kebenaran dan melanjutkan.
“Enam bulan lalu, kami menerima pahatan batu energi kelas tinggi dari Marsekal Black Dragon.”
“Saya sudah pernah melihat bentuk binatang naga. Saya mempelajarinya dengan hati-hati (hanya setengah menit) dan menemukan bahwa…”
“Naga hitam itu telah mencapai kedewasaan untuk waktu yang lama dan timbulnya mania hanya diakibatkan oleh peningkatan kekuatan. Ini sepenuhnya bukan karena faktor estrus.”
“Dengan kata lain, naga hitam itu tak memasuki periode estrus setelah kedewasaan. Ini sepenuhnya tidak sama dengan karakteritsik semua beastman berbentuk naga mana pun.”
“Anda tahu, marsekal kekaisaran sebelumnya, ayahnya, menikahi seseorang di usia dua puluh tahun dan memilikinya di tahun berikutnya.”
Sekelompok master itu secara tidak langsung menyatakan bahwa salah satu bagian naga hitam besar itu tidak bisa bangkit…
Ekor macan tutul kecil itu bergerak dengan marah ketika ia mendengar ini. Siapa yang jauh lebih tahu tentang keadaan Aojia selain dirinya? Jika bukan karena ia tak mampu mempertahankan bentuk manusianya untuk waktu yang lama, mereka pasti sudah akan berguling di atas seprai selama ratusan kali!
…Yah, ratusan kali itu agak berlebihan tetapi itu tetap saja akan terjadi lusinan kali!
“Maka demi masalah sek**** Anda di masa depan, bukankah Master seharusnya berganti beastman?”
“Kami bisa memperkenalkan Master pada orang-orang yang sangat dapat diandalkan dalam aspek ini.”
“Berhati-hatilah ketika memilih seorang beastman untuk seumur hidup. Anda tak bisa mengabaikan indeks kebahagiaan yang paling penting hanya karena kekuatan naga hitam itu.”
“Berani untuk bertarung melawan kekuatan utama. Semua orang akan memberi tahu Anda bahwa tak ada yang jauh lebih penting daripada se**.”
Sekelompok master ingin memberikan pengalaman hidup mereka untuk membuat macan tutul kecil itu bahagia.
“Untuk naga hitam yang menyembunyikan masalah penting seperti ini dari Anda, saya memiliki beberapa pemikiran sinis.”
“Mungkin ia hanya mengejar kemampuan memahat Anda dan ingin menggunakan Anda untuk melawan Duke Oran.”
“Itu benar!”
Cakar-cakar tebal macan tutul kecil itu bergetar.
Apa yang tidak diungkit? Apa yang merupakan hati Aojia yang sebenarnya?
Setelah ia datang ke dunia ini, selain ayah pembantu rumah tangganya, satu-satunya yang paling baik padanya adalah naga hitam besar itu. Ia membawa Rong Mingshi untuk menemui seorang dokter, mencarikan sebuah sekolah untuknya dan menemaninya untuk berbelanja!
Aojia dalam diam mengawasi karier Rong Mingshi dan tak pernah memberikannya tekanan apa pun. Bahkan ketika batu energinya sendiri rusak, ia diam-diam memasangnya kembali dan tak meminta Rong Mingshi untuk memahat batu-batu kelas tinggi untuknya! Apa yang naga hitam itu ingin ia pahatkan bukan bentuk binatangnya tetapi adegan-adegan di mana naga hitam kecil dan macan tutul kecil itu muncul bersama.
Rong Mingshi hanya bisa membeli batu-batu dan memahat batu-batu untuk naga hitam besar itu. Bisa dikatakan bahwa ialah yang memiliki tujuan jahat… Ia belum yakin apakah ia bisa menjadi manusia tetapi ia masih memahat manset dan meminta pernikahan, menandai kepemilikannya atas naga hitam kecil.
Tetai, macan tutul itu tak berbicara dengan banyak orang di kehidupannya yang sebelumnya dan di hidup ini dan ia tak tahu bagaimana cara melindungi Aojia. Sulit baginya untuk berbicara pada lusinan master ini. Ketika ia sudah bertransformasi menjadi manusia dan mencium naga hitam itu, ia benar-benar merasakan sesuatu melawannya… itu terlalu privat untuk dikatakan.
Kepala Sekolah Stewart tak menipunya. Tentu saja, kepala sekolah adalah yang paling bisa diandalkan. Macan tutul kecil itu melihat bahwa para master tidak memiliki sebuah kehendak yang jahat tetapi ia tetap sangat marah. Bulunya secara alami menegak karena kemarahan…
Oleh karena itu, macan tutul kecil itu menggunakan cakar-cakarnya yang bergetar untuk membuka toko dan untuk pertama kalinya, ia menggunakan area bagian belakang pemilik toko untuk membuat sebuah pengumuman.
“Para pembeli yang terhormat, pemilik toko dengan ini menyatakan bahwa saya belum menerima murid-murid apa pun. Semua pembeli, tolong berhati-hati agar tidak tertipu!”
Ketika pengumuman pemilik toko keluar, area pertukaran pembeli tiba-tiba berada dalam hiruk pikuk.
–Apa yang sudah kulihat? Apa aku bermimpi? Maka para master itu sedang melakukan sebuah penipuan dalam jaringan?
–Menonton para master yang diusir oleh master mereka dalam jaringan!
–Hahahaaa, aku pikir para master ingin membuat keputusan sendiri dan pemilik toko menolak!
–Pemilik toko kita begitu malas. Menerima delapan belas orang murid akan secara alami membuatnya kelelahan hingga mati dan akan menghabiskan waktu di mana ia bisa membuat uang. Secara alami, ia pasti akan menolak dengan tegas!
–Hahaha, aku ingin menanyai para master, bagaimana dengan wajah kalian?
“…”
“…”
“…”
Kedelapan belas orang master itu menatap macan tutul kecil yang membuat sebuah pengumuman dan tanpa sadar menyentuh wajah-wajah tua mereka. Tidak apa. Wajah mereka sangat tebal dan ada banyak lapisan yang tampak. Hal yang paling penting saat ini adalah…
“Master, jangan pergi! Kami belum mulai memahat!”
.
.
.
Centinni menerjemahkan ini untukmu.
Kami juga membuka donasi via Gojek pay ya guys. Setiap Rp. 10.000 yang terkumpul, kalian akan dapat satu chapter ekstra. Dan kalian juga, jangan lupa tulis untuk buku apa kalian berdonasi yaa. Kode QR ada di halaman muka yaaa.
Bergabunglah bersama kami di discord untuk mendapatkan update terbaru dan kesempatan untuk bertemu penerjemah favorit Anda ~
Jadilah bagian dari komunitas indonesia yang menyenangkan ~
Tautan discord: https://discord.gg/fbqJYJX
- Home
- Number One Lazy Merchant of the Beast World [Bahasa Indonesia]
- Chapter 57 - Hati-Hati Tertipu
Donasi pada kami dengan Gojek!
