Number One Lazy Merchant of the Beast World [Bahasa Indonesia] - Chapter 44
- Home
- Number One Lazy Merchant of the Beast World [Bahasa Indonesia]
- Chapter 44 - Tidak Bagus dalam Belajar
Untuk mata rantai apa yang hilang, Rong Mingshi tak bisa memikirkannya sama sekali. Ia melihat tanggal-tanggal di catatan museum dan catatan itu sudah berusia ribuan tahun berdasarkan kalendar kekaisaran beastman.
Rong Mingshi mendongak pada Aojia. “Aojia, apa ada catatan-catatan tentang leluhur putra duyung?”
Aojia melihat tatapannya dan menjawab, “Ada beberapa gambar leluhur yang mengajar di perpustakaan Akademi Memahat Kekaisaran.”
Macan tutul kecil itu mengangguk. “Kalau begitu aku akan pergi ke universitas besok untuk memeriksanya.”
Aojia meremas cakar-cakarnya. “Kau tak memiliki wewenang yang cukup.”
Macan tutul kecil itu kebingungan. “Aku memerlukan izin untuk memasuki perpustakaan universitas?”
“Aku akan mendapatkan izin untukmu dari Kepala Sekolah Stewart besok.”
“Ya.” Macan tutul kecil itu menguap.
Aojia menggosok kepalanya. “Pulang?”
Macan tutul kecil itu memegang ekor tebalnya dan mengubur kepalanya dalam lengan Aojia. “Ya, pulang dan tidur.”
Aojia menggendong tubuh macan tutul kecil itu, mengeluarkan sebuah mantel dari tempatnya dan menutupi macan tutul itu dengannya.
Saat ini, kerumunan yang bersuara parau di lobi pada lantai pertama museum telah tenang. Semua tamu telah pergi, hanya meninggalkan keluarga Duke Oran yang menunggu para penjaga kekaisaran untuk memutuskan keamanan sebelum pindah ke manornya yang lain. Dua buah manor mewah di tengah ibu kota telah diledakkan dan sekarang keluarga Duke Oran hanya bisa pergi ke sebuah manor terpencil.
Duchess itu berbisik pada duke itu tentang isteri menteri luar negeri yang membatalkan pesanan. Hanya saja Duke Oran yang marah tak memiliki waktu untuk memedulikan masalah ini dan sangat cepat marah. “Biarkan dia membatalkannya. Itu hanya satu pemesanan khusus.”
Di bawah mantel itu, macan tutul yang mengantuk tiba-tiba menbuka matanya dan menggerakkan cakar-cakarnya. Suara ini sedikit familier.. Ia pernah mendengarnya ketika ia baru terlahir. Duke itu? Rong Mingshi berdiri di atas lengan Aojia dan menampakkan kepalanya dari balik bahu Aojia.
Orang yang berbicara itu dikelilingi oleh beberapa robot pengawal. Jasnya yang awalnya dijahit dan dibuat dengan tangan kini hangus dan sobek. Ia tegang karena pemikiran bahwa sebuah bom ion mungkin akan datang kapan saja dan ekspresinya tak begitu bagus.
Aojia mengangkat sebelah tangannya dan menekan kepala macan tutul itu. Ia berbisik, “Jangan lihat.”
Rong Mingshi mendengar kata-kata ini dan menggigit kerah Aojia. Ia menariknya dengan sedikit tenaga sebelum turun kembali dari bahu Aojia. Aojia dan macan tutul kecil itu meninggalkan museum melalui jalan keluar lain.
Dalam perjalanan kembali, macan tutul kecil yang mengenakan topi mantel itu dengan patuh duduk di kursi penumpang. Ia melihat Aojia mengendarai mobil suspensi melalui langit ibu kota kekaisaran. Aojia menoleh untuk menatap kedua telinga macan tutul yang bulat di bawah topi mantel itu dan matanya yang tidak fokus. Ia selalu merasa bahwa macan tutul kecil ini sedang merencanakan sesuatu…
Ketika mereka kembali ke kamar mereka, Aojia membawa macan tutul kecil itu untuk mandi. Seperti biasa, satu mandi di bawah pancuran ketika yang lainya berendam di dalam wastafel. Cakar-cakar macan tutul kecil itu membuai gelembung-gelembung itu. Seluruh tubuhnya ditutupi oleh gelembung dan ia menggunakan cakar-cakarnya untuk menyalahkan keran cerdas dan membersihkan gelembung-gelembung itu.
Kali ini, Rong Mingshi selesai mandi jauh lebih cepat daripada marsekal. Ia melompat turun dari wastafel dengan bulunya yang basah, menjilati cakar-cakarnya yang tebal dan menggoyangkan kepalanya untuk mengeringkannya dari air. Ia berdiri dan menarik turun handuk cerdas, memasukinya dan dengan sengaja mengeringkan dirinya sendiri. Kemudian dengan bulunya yang lembut, ia berjalan langsung ke kamar.
Sebaliknya, sang marsekal lebih lama dari sebelumnya. Estrus selalu sedikit sulit untuk ditangani dan kondisi fisiknya…
Sang marsekal membersihkan dengan air dingin beberapa kali dan muncul di kamar mandi. Ia tak melihat sosok macan tutul kecil itu di wastafel dan berjalan menuju kamar. Di dalam kamar, jejak-jejak pemadam api yang tepat itu sudah ditangani oleh si pembantu rumah dan selimut yang robek juga sudah ditukar. Di bawah selimut yang baru ditukar, kedua telinga macan tutul yang bulat itu dan sedikit kepalanya tampak.
Aojia berjalan mendekat. Kemudian ia mendengar sebuah suara yang keraa dan bagian depan selimut itu sedikit menonjol keluar. Macan tutul kecil yang ada di dalamnya belum menemukan sebuah sudut yang tepat dan melompat ke dalam selimut sebelum memantul keluar…
Aojia menangkapnya dan menatap macan tutul kecil yang jengkel. Macan tutul itu merencanakan hal ini? Macan tutul salju yang merupakan keluarganya ingin menjadi manusia dan tidur di dalam selimut? Hanya memikirkan hal ini membuat tubuh naga hitam itu memanas dan ia hampir tak bisa menahan sayap-sayap naganya. Tentu saja, ia benar karena membersihkan dirinya dahulu selama beberapa kali dengan air dingin.
Sementara itu, macan tutul kecil yang menggantung di tangannya memelototi batu yang gagal ia pahat. Batu ini terlalu angkuh! Ia mandi begitu cepat karena ia ingin datang dan mencoba lagi untuk melihat apakah ia bisa mendapat sebuah ciuman selamat malam. Ia tak menyangka batu itu akan menolaknya!
Kaki-kaki macan tutul kecil yang frustrasi itu terkulai dan ia tampak malang.
Marsekal tak menahan diri. Ia menggendong macan tutul kdcil itu dengan kedua tangannya dan menggosokkan tangannya naik turun. Tidak hingga bulu itu yang sepenuhnya begitu lembut hingga ia bisa membakar beberapa penangkis serangga…
Rong Mingshi menolehkan kepalanya dengan marah dan menggunakan dua kaki depannya untuk memeluk lengan Aojia. Kemudian ia membuka mulutnya dan menggigit pergelangan tangan Aojia, gigi-gigi macan tutulnya yang tajam melekat di sana. Aojia melepaskan tangannya dan macan tutul kecil yang menggantung di lengannya dengan dua buah cakar depannya yang tebal, mulut yang melekat di pergelangan tangannya dan tak melepaskannya.
Naga hitam itu memegang macan tutul kecil itu lagi dan menepuk kepalanya untuk menenangkannya. “Jangan rasakan tekanannya dan lakukan saja dengan perlahan.”
Macan tutul kecil itu berteriak, “Aoji,” membenamkan diri dalam lengan orang itu dan menguap. Kemudian ia menutup matanya.
.
.
.
Pagi berikutnya, sebelum sarapan Rong Mingshi, pembantu rumah tangga itu mengemas pahatan anjing laut dan mengirimkannya.
Mereka selesai makan sarapan dan Aojia bersiap untuk mengantarnya ke universitas ketika batu dari pembeli lelang khusus batu energi kelas tinggi itu tiba. Rong Mingshi membukanya dan melihat sebuah batu oranye yang transparan dan sangat indah. Gambar beastman berbentuk harimau yang diberikan oleh pembeli khusus itu menyebabkan sebuah ide sederhana terbentuk di dalam kepala Rong Mingshi.
Dalam perjalanan menuju universitas, Aojia terhubung dengan komputer Kepala Sekolah Stewart dan menyebut tentang memberikan Rong Mingshi izin untuk memasuki perpustakaan. Ia berpikir bahwa Kepala Sekolah Stewart akan menolak atau membuat permintaan lainnya. Yang tak disangka, kepala sekolah itu setuju. Aojia sedikit mengernyitkan dahinya ketika ia mematikan komunikator dan memberi tahu macan tutul kecil itu, “Jangan setuju dengan mudah jika ada permintaan dari Kepala Sekolah Stewart.”
“Oke.”
“Pembantu rumah tangga dan elang itu telah memasuki universitas dengan identitas samaran. Panggil mereka kapan pun dan mereka akan meindungimu.”
“Ya.” Macan tutul kecil itu mengangguk.
Aojia menggosok kepala macan tutul kecil itu. “Masuklah.”
Rong Mingshi menolehkan kepalanya dan melohat bahwa ia sudah sampai di universitas. Ia melompat, melambaikan cakarnya dan masuk ke dalam kursi bolanya. Aojia menatap kursi bola yang membawa macan tutul kecil itu melayang ke dalam universitas dan tak membatasi macan tutul kecil itu untuk bermain di universitas.
Menjadi terkenal di universitas dan menjadi terkenal di Jaringan Bintang adalah dua hal yang sepenuhnya berbeda. Keahlian macan tutul kecil itu akan diketahui dan menyebar cepat atau lambat, tetapi dibandingkan dengan menjadi terkenal dalam jaringan, ketenaran dari universitas akan membuat fondasi macan tutul kecil itu lebih dalam. Akan lebih baik jika macan tutul kecil itu bisa mendapat keuntungan dari para profesor yang lebih tinggi daripada para pemahat tingkat atas.
Rong Mingshi tiba di kelas dan merasa bahwa pandangan para murid berbeda.
Mereka menatapnya dari waktu ke waktu dengan sebuah perasaan yang aneh.
“Teman sekelas Rong, aku dengar kau akan berganti kelas? Namamu tak berada di daftar kelas kita.”
“Kau akan dipindahkan ke kelas mana? Kelas pemahat junior?”
Rong Mingshi terkejut. Siapa yang mengatakan bahwa ia akan mengganti kelas? Ia baru berada dalam kelas ini selama beberapa hari…
Rong Mingshi tak memiliki bantahan yang jelas dan semua murid merasa bahwa mereka telah menebaknya dengan tepat. Karena itulah, lebih banyak orang yang berkumpul di sekelilingnya.
“Level Teman Sekelas Rong berarti kelas menengah seharusnya juga tidak buruk.”
“Sayang sekali hasil profesional Teman Sekelas Rong yang lainnya terlalu buruk atau kelas senior juga akan bagus
“Jika biaya kelas pemula kita begitu tinggi, biaya kelas junior dan senior seharusnya dua kali lipat… ”
Itu adalah pertanyaan tentang uang lagi…
Rong Mingshi sudah pernah melihat Aojia membayar untuk kelas pemahat pemula. Jika biayanya dua kali lipat…
Tampaknya ia akan membuka beberapa pemesanan khusus kelas tinggi lagi. Hal yang paling penting adalah uangnya juga harus bisa digunakan untuk membeli sebuah batu energi kelas rendah hitam murni untuk Aojia! Ini adalah pengeluaran besar sepuluh juta koin bintang.
Ketika para murid mendiskusikan masalah itu dan roh macan tutul kecil itu melayang ke langit, Profesor Phillier masuk dengan seseorang di belakangnya. Kelopak mata Profesor Phillier berkedut ketika ia melihat kekacauan di dalam kelas dan ia memerintahkan, “Kembali ke tempat duduk kalian!”
Semua murid mendengar suara guru mereka dan berhamburan, menampakkan macan tutul kecil yang berada di tengah-tengah. Macan tutul kecil itu menggosok hidungnya dan mengendarai bola itu menuju tempat duduknya. Di saat yang sama, para murid terkejut ketika mereka melihat wajah di belakang Profesor Phillier.
Di belakang Profesor Phillier adalah Kepala Sekolah Stwewart. Kepala sekolah universitas yang hanya bisa mereka lihat sekali setahun!
Phillier terbatuk dan menatap Rong Mingshi. “Murid Rong, tunggu sebentar. Kepala Sekolah Stewart ingin menemuimu untuk sebuah masalah.”
Macan tutul kecil itu menoleh dan melihat Kepala Sekolah Stewart yang tersenyum di belakang Profesor Phillier. Um… Aojia sudah memberi tahunya untuk tak menyetujui permintaan Kepala Sekolah Stewart!
Kepala Sekolah Stewart secara pribadi datang untuk mencari Teman Sekelas Rong untuk sesuatu…
Sementara itu, wajah Teman Sekelas Rong dipenuhi penolakan…
Seluruh kelas terkejut dengan bodoh. Apa mereka semua telah kehilangan penglihatan mereka?
Kemudian Kepala Sekolah Stewart membuka mulutnya. “Nak Rong, ikut bapak. Bapak akan memberimu izin untuk membuka perpustakaan.”
Kalimat ini menyebabkan seluruh kelas mendesah lega. Ini ternyata adalah izin untuk perpustakaan. Wakil rektor keempat telah memberikan penggunaan batu energi kelas rendah universitas secara tak terbatas jadi para murid merasa bahwa ini bukan apa-apa. Teman Sekelas Rong benar-benar lucu dan keuntungan lebih adalah hal yang normal.
Rong Mingshi benar-benar ingin tahu tentang leluhur putra duyung dan itu bukanlah sebuah permintaan nyata dari kepala sekolah. Karena itulah, macan tutul kecil itu mengendarai kursinya dan mengikuti kepala sekolah. Ketika Rong Mingshi meninggalkan kelas, para murid yang penasaran menanyakan pertanyaan yang ada di dalam hati mereka. “Profesor Phillier, apakah Teman Sekelas Rong akan mengganti kelas?l
Keahlian Teman Sekelas Rong menghancurkan mereka semua tetapi ia terlalu imut dan melihat proses memahatnya bahkan lebih menguntungkan. Profesor Phillier mengangguk dan membuka pelajaran yang sudah ia siapkan untuk kelas.
“Teman Sekelas Rong akan pindah ke kelas apa? Pemahat junior atau kelas pemahat menengah?”
Profesor Phillier tersenyum. “Kelas apa yang menurut kalian bisa masuk dan keluar perpustakaan?”
“Menurut saya kelas pemahat senior memiliki izin ini.” Ada beberapa murid yang mengetahui hal inj. Perpustakaan bukan hanya sebuah perpustakaan. Itu adalah sebuah tempat di mana orang-orang bisa membaca buku-buku dari kertas yang kuno dan video-video dua dimensi yang panjang.
Profesor Phillier mengangguk. “Murid Rong akan pergi ke kelas master.”
“…”
“…”
“…”
Semua murid merasa bahwa mereka berhalusinasi.
Kelas master, nama panjangnya adalah kelas pemahat master kekaisaran. Itu disebut sebuah kelas tetapi tak ada kelas-kelas yang dijadwalkan. Semua anggotanya adalah para pemahat master bersertifikasi yang berkumpul bersama untuk mempelajari keahlian memahat dan meningkatkan persepsi mereka. Tetapi, banyak master yang menerima pesanan batu-batu energi kelas tinggi dan kehilangan tujuan awal mereka untuk meneliti. Sekarang kelas itu hanya memiliki beberapa master yang berkeahlian tinggi dan menganggap uang sebagai kotoran. Kebanyakan master itu mengajar di universitas atau merupakan profesor tamu.
Saat ini, Rong Mingshi sedang duduk di kantor kepala sekolah. Setelah memberi izin untuk memasuki perpustakaan, Kepala Sekolah Stewart mengusulkan padanya untuk mengganti kelas. Rong Mingshi belum mendengar tentang kelas master dan sedang berpikir tentang biaya sekolah yang dua kali lipat. Ia bertanya, “Apa ini di atas kelas pemula?”
Kepala Sekolah Stewart mengangguk.”Ya.”
“Kepala Sekolah Stewart, bolehkah saya menolak?”
“Kenapa?”
“Saya tak bisa menanggung biayanya.”
“…”
Mulut Kepala Sekolah Stewart berkedut. Seorang beastman yang secara pribadi dikirim oleh marsekal ke sekolah sebenarnya mengatakan bahwa ia tak bisa menanggung biaya kuliahnya!
Rong Mingshi melanjutkan, “Sebagai tambahan, saya datang ke sini untuk mempelajari kendali persepsi. Fondasi saya tak bagus.”
“…”
Kepala Sekolah Stewart hampir memuntahkan darah. Seseorang tanpa sebuah fondasi yang bagus memahat sepotong wakil rektor yang indah yang membuat wakil rektor keempat menginginkannya?
Bahkan walaupun begitu, ekspresi Rong Mingshi sangat serius dan ia tak tampak berakting sederhana. Karena itulah, Kepala Sekolah Stewart bertanya, “Apa fondasimu benar-benar buruk?”
Rong Mingshi mengangguk. “Saya tak tahu tentang teori persepsi dan selama latihan mengendalikan, saya hanya bisa mencapai setengah jalan dalam labirin persepsi.”
“…”
Fondasi ini benar-benar sedikit buruk…
Hal yang pertama itu bukan masalah. Bagaimanapun, praktik memahat jauh lebih baik daripada teori. Hanya salah yang terakhir adalah sebuah masalah. Jika kendalinya tidak cukup maka bagaimana murid ini bisa sepenuhnya mengaktifkan kekuatan batu energi? Kepala Sekolah Stewart tiba-tiba mengingat tes persepsi di hari-hari sebelumnya. Tampaknya agak sulit untuk mengendalikan persepsi yng sekuat itu.
“Murid Rong, pergilah ke kelas. Ini adalah sebuah tempat di mana para master pemahat mengambil giliran untuk mengajar dan pasti akan baik padam. Tetapi, tak ada tuntutan. Tentang pengetahuan dasarmu, jika kamu tidak belajar dengan baik maka aku benar-benar tak memiliki cara lain.”
Rong Mingshi, yang tiba-tiba menerima topi kemalasan itu terkejut.
.
.
.
Centinni menerjemahkan ini untukmu.
Kami juga membuka donasi via Gojek pay ya guys. Setiap Rp. 10.000 yang terkumpul, kalian akan dapat satu chapter ekstra. Dan kalian juga, jangan lupa tulis untuk buku apa kalian berdonasi yaa. Kode QR ada di halaman muka yaaa.
Bergabunglah bersama kami di discord untuk mendapatkan update terbaru dan kesempatan untuk bertemu penerjemah favorit Anda ~
Jadilah bagian dari komunitas indonesia yang menyenangkan ~
Tautan discord: https://discord.gg/fbqJYJX
- Home
- Number One Lazy Merchant of the Beast World [Bahasa Indonesia]
- Chapter 44 - Tidak Bagus dalam Belajar
Donasi pada kami dengan Gojek!
