Number One Lazy Merchant of the Beast World [Bahasa Indonesia] - Chapter 36
- Home
- Number One Lazy Merchant of the Beast World [Bahasa Indonesia]
- Chapter 36 - Baba si Pembantu Rumah Tangga
Calant si pengawal berdiri di depan pintu gudang, sedikit lebih jauh dari macan tutul kecil itu. Ia melihat situasi ini dan segera terkejut seolah ia baru saja disambar petir.
Calant berpikir tentang dua hari terakhir. Setelah komandannya membuat sebuah pengumuman resmi di Jaringan Bintang, beastman kekaisaran yang tak terhitung jumlahnya menggila dan ingin mengetahui cinta marsekal kekaisaran. Yang Mulia menghabiskan sepanjang harinya di departemen kemiliteran, ingin tahu beastman yang memberikan manset itu dan perilakunya yang tiba-tiba berubah terhadap Duke Oran…
Oh, sebuah kebocoran! Ia sekarang menemukan rahasia besar bosnya! Apa yang macan tutul kecil itu tarik keluar? Kapan bosnya memiliki seorang bayi? Itu juga dua! Bagaimana Calant tak mengetahuinya sama sekali?
Calant yang bersemangat menatap dua buah hewan kecil yang menetas dari cangkang. Setelah beberapa saat, ia akhirnya bereaksi. Ini tak benar. Bukankah macan tutul kecil itu adalah seekor binatang jantan? Hanya beastman betina yang bisa melahirkan. Jika dua ekor binatang jantang menginginkan keturunan, anak itu perlu ditumbuhkan di dalam sebuah inkubator. Bagaimana dua anak ini muncul dari dalam cangkang telur?
Di samping itu, bagaimana mungkin sebuah telur kecil sebesar sebuah kepalan tangan bisa memunculkan seorang anak…
Calant menyadari bahwa dua orang anak yang menetas dari cangkang itu dipahat oleh macan tutul kecil itu dan merasakan penyesalan. Bosnya seharusnya memiliki dua orang anak. Calant menatap bosnya dan bertanya-tanya apa yang sedang bosnya pikirkan…
“…!”
Calant tiba-tiba terkejut. Bosnya mengeluarkan sebuah napas yang menakutkan dan menampakkan sisik-sisik naganya. Ini jelas-jelas menunjukkan sebuah kecenderungan untuk bertransformasi! Calant dengan cepat meneriakkan sebuah peringatan pada para penjaga universitas yang masuk di belakangnya. “Semuanya, mundur! Mundur dari gudang dan jaga jarak kalian!”
Bosnya akan meledak! Ia takut seluruh gudang akan hancur…
Pikirkan. Seorang beastman melihat orang yang ia sukai dan orang ini tiba-tiba menarik keluar dua ekor binatang muda yang menetas dari dalam cengkang yang sangat mirip dengan bentuk binatang mereka. Siapa yang takkan membayangkan soal membuat keturunan? Siapa yang takkan bersemangat? Di samping itu, mereka adalah binatang muda yang lucu dan imut…
Tetapi, kekuatan bosnya terlalu hebat. Sebelum periode estrus, peristiwa-peristiwa manicnya sangat destruktif dan batu-batu energi tak bisa menahannya. Untungnya, batu-batu energi yang dipahat oleh macan tutul kecil itu bisa mengendalikan situasi dan Calant merasa lega.
Tiba-tiba, estrus muncul karena macan tutul kecil itu. Mungkin batu-batu energi yang dipahat oleh macan tutul itu tak bisa menahan serangan mania!
Para penjaga universitas tak mengetahui situasi dan tak bergerak sama sekali. Mereka menerima sebuah alarm dari gudang dan merasa gudang itu telah diserang dengan jahat. Mereka hanya melihat situasi dan menemukan bahwa seorang mahasiswa univesitas telah diserang. Seseorang tiba-tiba memberi tahu mereka untuk mundur tetapi mereka tak bisa.
Calant tiba-tiba menunjukkan pangkat kolonelnya dan berteriak, “Aku memerintahkan kalian untuk segera mengevakuasi!”
Para penjaga universitas harus meninggalkan barisan gudang itu. Kemudian Calant berbicara dengan sikap yang gugup dan hati-hati pada bosnya. “Pak, Anda harus menahan diri Anda. Anda harus menahan diri dan membiarkan macan tutul kecil itu pergi dengan aman dulu.”
Setelah itu, Calant sedikit menelan salivanya dan urat syarafnya yang tegang siap untuk menyelamatkan macan tutul kecil itu kapan pun. Jika macan tutul kecil itu terluka karena cakar-cakar naga bosnya atau napas naganya maka itu akan menjadi penderitaan bagi bosnya ketika ia terbangun.
Aojia mendengar kata-kata Calant dan sedikit menoleh untuk menatap Calant. Calant mengatakan bahwa pupil emas vertikal bosnya berkilat-kilat. Seluruh tubuhnya tegang saat ia menaikkan tangannya dan mengisyaratkan pada macan tutul kecil itu.
Cepat lari…
Ia begitu khawatir tentang macan tutul kecil yang menatap mereka dengan tenang tanpa bergerak!
“Aojia?”
Macan tutul kecil itu mengendarai kursinya mendekat, menatap sisik-sisik naga yang muncul dari waktu ke waktu juga pupil emas yang berkilat-kilat. Ia samar-samar merasa bahwa Aojia tengah menahannya demi dirinya. Aojia menepuk kepalanya dan menghiburnya. “Tenang saja. Batu energi yang kau pahat sangat efektif. Aku takkan meledak.”
Kemudian ia menatap dua ekor binatang yang menetas dari cangkang telur mereka. “Pahatan-pahatan ini sangat bagus, aku sangat puas.”
Mereka jauh lebih hidup daripada situasi yang ia gambar dengan cara yang sederhana sebelumnya. Macan tutul kecil itu menggunakan cakar-cakar tebalnya untuk mencoba dan keluar dari cangkang telur yang digambar di dadanya, memberinya keinginan untuk meraih dan menekan macan tutul kecil itu, membuatnya memanjat keluar lagi.
Aojia mengambil macan tutul salju dalam cangkang telur yang pecah dan menatapnya sejenak. Kemudian ia meletakkannya dalam penyimpanan kosong di ikat pinggang bersenjatanya. Tetapi, Aojia hanya menatap kasar naga hitam dalam cangkang telur yang pecah itu dan tak menyentuhnya.
Rong Mingshi membuka mulutnya ketika ia melihat bahwa Aojia hanya mengambil macan tutul salju dan mengabaikan naga hitam itu. “Aojia, apa kau tidak mau naga hitam kecil yang menetas dari cangkangnya?”
Aojia mengangkat tangannya pada naga hitam kecil itu sebelum dnegan cepat menariknya kembali. Ia berkata, “Kau harus menyimpan ini. Aku sudah membawa dua batu energi berbentuk naga dan mereka sudah cukup.”
Rong Mingshi melihat sisik-sisik naga yang jelas-jelas masuk kembali dari tangan yang berada di dekat naga hitam dalam cangkang telur yang pecah. Sementara itu, area-area yang jauh dari naga hitam dalam cangkang yang pecah memiliki sisik-sisik hitam yang berombak-ombak. Rong Mingshi merasa ragu untuk membuka mulutnya… cara ini, tampaknya batu-batu itu hampir tidak cukup! Lalu mengapa ia menolak naga hitam yang menetas dari cangkang telurnya?
Macan tutul kecil itu sedikit depresi ketika ia menatap naga hitam yang tergesa-gesa keluar dari cangkang telurnya. ‘Xiao Hei, kau ditolak oleh dirimu sendiri…”
Aojia menggosok kepala macan tutul kecil yang patah hati dan tak menjelaskan. Ia membawa Rong Mingshi keluar dari kursi bolanya dan memberi tahu Calant yang tegang, “Kirimkan semua robot-robot ini ke manor.”
“Baik, pak!”
Setelah memutuskan bahwa bosnya benar-benar baik, Calant mendesah dan menatap macan tutul kecil di dalam lengan bosnya, yang tersenyum padanya. Pahatan-pahatan macan tutul kecil itu masih yang paling berguna. Akan lebih hebat jika Calant suatu hari diberi kehormatan berupa sebuah pahatan oleh macan tutul kecil itu.
Tiga orang yang sudah pergi itu tidak kembali. Ia mendengar bahwa semua istri mereka sedang hamil…
Kepala pengawal itu iri.
Aojia pergi dengan macan tutul kecil, meninggalkan Calant untuk mengurus semua akibat serangan itu. Untuk meringankan gejalanya, Aojia tidak berkendara dengan cepat. Ketika ia kembali ke manor dengan macan tutul kecil itu, dua belas robot di manor teras telah dibongkar oleh robot pembantu rumah tangga dan sebuah kekacauan menumpuk. Bentuk asli mereka tak bisa dilihat sama sekali.
“…”
Macan tutul kecil itu melihat pembantu rumah tangga yang membongkar robot itu dan ada sebuah perasaan melepaskan kemarahan.
Ketika mobil suspensi itu mendarat di samping teras, pembantu rumah tangga itu bergerak dengan cepat, mata mekanisnya menyapu macan tutul kecil itu. Ia memastikan bahwa tak ada luka dan mengangkan sebelah tangannya untuk dengan lembut menepuk kepala macan tutul kecil itu.
Pembantu rumah tangga itu menoleh pada Marsekal Black Dragon. “Tuan, robot-robot ini telah menghancurkan diri sendiri setelah perintah mereka gagal tetapi program peninggalan mereka masih bisa dibuka oleh saya. Mereka menerima perintah untuk menangkap macan tutul kecil yang membawanya ke Institut Penelitian Nukleus Binatang.”
Aojia mengangguk. “Tubuh simulasi mekanismu akan tiba besok. Setelah berlatih untuk menggunakannya, kau akan memasuki universitas dengan Eagle Tan.”
Pada awalnya, ia mengirimkan Eagle Tan untuk melindungi macan tutul kecilnya tetapi sesuatu terjadi di jalan yang menunda elang itu selama dua hari. Mata mekanis pembantu rumah tangga itu menyipit saat Aojia menatap macan tutul kecil itu hampir dengan penuh cinta. Kemudian ia dengan tulus berkata pada Aojia, “Tuan, terima kasih.”
Aojia menggendong macan tutul kecil itu dan berjalan ke dalam. Sementara itu, macan tutul kecil itu mengangkat cakar-cakarnya dan menyentuh kepalanya sendiri. Sentuhan pembantu rumah tangga yang telah ia lakukan dua kali itu terasa sangat familier, cukup familier untuk membuatnya mencurigai bahwa pembantu rumah tangga itu adalah ayah pembantu rumah tangganya sendiri dalam cangkang mekanis pembantu rumah tangga Aojia.
Ayah pembantu rumah tangga… macan tutul muda itu termenung sejenak. Selama ia terus belum dewasa karena nukleus binatangnya, ia tampaknya selalu menganggap pembantu rumah tangga itu sebagai ayahnya.
Mereka memasuki kamar dan Aojia membawa macan tutul kecil itu ke kamar mandi untuk mandi. Macan tutul kecil itu duduk di atas meja cuci dan digosok oleh naga hitam itu, tetapi dirinya yang diam dan tatapannya yang dalam membuat naga hitam itu khawatir.
“Aku sudah mengirimkan seseorang untuk melindungimu dan mereka takkan menghalangi tindakanmu. Jangan tertekan,” kata Aojia saat ia menuangkan sedikit air.
Macan tutul kecil itu mengangguk dan tak berani membuka mulutnya untuk menjawab agar air tak memasuki mulutnya. Ia mendongak untuk membiarkan Aojia membersihkan bulu di kepalanya. Kemudian wajah macan tutul kecil itu ditarik menjadi bentuk yang aneh oleh tangan besar Aojia.
Ketika Aojia selesai mencuci ekornya, Rong Mingshi tiba-tiba berbalik. Ia duduk di atas meja cuci dan mencengkeram lengan Aojia dengan cakar-cakarnya. “Aojia, jika aku kehilangan seseorang, di mana aku harus meletakkan pengumuman pencarian?”
Aojia menaikkan kedua alisnya. “Kau kehilangan siapa?”
“Ayahku,” jawab Rong Mingshi tanpa keraguan.
Tangan naga hitam itu berhenti. Apa yang macan tutul kecil itu katakan?
Rong Mingshi mendongak dengan kepalanya yang basah. “Aku ingin menemukannya.”
Duke Oran? Mata Marsekal Black Dragon dipenuhi dengan kemarahan tersembunyi. Seorang ayah yang membuang anaknya dan menginginkan nukleus binatang anaknya untuk penelitian. Macan tutul kecil ini memanggilnya ayah?
“Ia tak pintar dan aku takut ia berada dalam bahaya. Ketika dia meninggalkanku, ia bilang ibu kota berbahaya dan aku tak bisa mengikutinya. Aku tak mengetahui bahaya itu. Jika aku mengunggah sebuah pengumuman pencarian di Jaringan Bintang, akankah itu membuatnya berada dalam bahaya?”
Sebuah kepala robot bekerja berdasarkan program perintahnya. Itu mungkin sangat tak fleksibel. Ia mengetahui bahaya tetapi tak bisa menghindar untuk tak menemui bahaya itu.
Ini tak terdengar seperti Duke Oran… Aojia menatap telinga macan tutul kecil yang basah dan sedikit menlonggarkan dahinya yang berkerut.
“Dia ayah pembantu rumah tanggaku dan sudah merawatku selama sembilan belas tahun.” Rong Mingshi mendongak dan berbicara dengan serius. “Tetapi, nukleus binatang di dalam kepalaku lebih besar daripada orang normal dan memori-memoriku telah kosong untuk waktu yang lama. Beberapa hal tidak begitu jelas.”
Aojia meraih sebuah handuk dan memeluk macan tutul kecil yang terbungkus di dalamnya, dengan perlahan menguapkan dirinya hingga kering. Ia menatap sistemn cerdas dalam kamar mandi dan berkata, “Aku akan membantumu untuk menemukannya.”
Pada akhirnya, ia tak secara langsung memberi tahu macan tutul kecil itu identitas pembantu rumah tangga. Ini adalah jenis hal yang harus dijawab oleh pembantu rumah tangga itu sendiri.
Saat ini, pembantu rumah tangga yang mendengarkan tetapi tak mengintip dengan bangga menarik datanya. Ia pergi ke Jaringan Bintang untuk menemukan kecerdasan militer, Ruhr.
Kecerdasan kecil itu telah menuntut untuk mengetahui nama pembantu rumah tangga itu setiap harinya. Nama itu adalah kode nama robot pembantu rumah tangga jadi ia belum ingin mengatakannya. Sekarang ia bisa dengan bangga memberi tahu kecerdasan kecil yang beberapa tahun lebih muda darinya. Namanya adalah Baba!
Di sisi lain, macan tutul kecil itu dihangatkan oleh handuk cerdas. Ia menguap dan mengatakan terima kasih pada Aojia sebelum tertidur dalam lengan pria itu. aojia menggosok bulunya yang halus, dengan lembut menyentuh telinganya dan meletakkan macan tutul kecil itu ke atas tempat tidur. Ia melihatnya sebelum dengan lembut keluar dan berjalan menuju ruang pemasangan robot bawah tanah.
Dalam ruang pemasangan robot, Aojia membuka tempat dalam ikat pinggang bersenjatanya dan mengeluarkan batu energi naga hitam rusak di dalamnya. Aojia menatap batu energi naga hitam yang rusak, sedikit menenangkan suasana hatinya, dan dengan hati-hati mulai menyusunnya kembali.
Bukannya ia tak menyukai naga hitam kecil dalam cangkang telur yang dipahat oleh macan tutul kecil itu. Hanya saja, ketika manianya akan meledak, batu energi kelas rendah hanya akan menjadi sesuatu yang bisa langsung hancur. Sayang sekali jika ia merusaknya. Ia tak ingin naga hitam kecil yang dipasangkan dengan macan tutul salju di dalam cangkang telur itu rusak.
- Home
- Number One Lazy Merchant of the Beast World [Bahasa Indonesia]
- Chapter 36 - Baba si Pembantu Rumah Tangga
Donasi pada kami dengan Gojek!
