Number One Lazy Merchant of the Beast World [Bahasa Indonesia] - Chapter 27
- Home
- Number One Lazy Merchant of the Beast World [Bahasa Indonesia]
- Chapter 27 - Ledakan yang Kuat
Rong Mingshi menatap di antara batu-batu dalam kotak dan Aojia. Ia tak tahu apakah itu karena dirinya yang mabuk tetapi ia tak merasakan inspirasi apa pun sekarang. Jika ia tak memiliki inspirasi maka ia tak bisa memahat. Objek itu akan kehilangan jiwanya, yang tak cocok dengan gaya Rong Mingshi. Dengan kata lain, ia tak memiliki keinginan untuk memahat sekarang.
Rong Mingshi dalam diam menurunkan cakar-cakarnya dan bergerak menjauh dari ujung kotak saat ia mempertimbangkan apa yang harus ia lakukan. Aojia melihat reaksi macan tutul kecil itu dan sedikit terkejut. Ia duduk di depan meja, menepuk bulu macan tutul itu dan bertanya, “Ada apa?”
Macan tutul kecil itu menaikkan kepalanya, wajahnya tampak gagal. “Aojia, aku tak jiji.”
“…!”
Macan tutul kecil itu menutupi wajahnya yang memerah dengan cakar-cakar tebalnya dan tergesa-gesa mengulang, “Aojia, aku tak memiliki inspirasi.”
Ekspresi Aojia adalah seolah sebuah masalah yang penting harus tetap dirahasiakan. Mungkin macan tutul kecil itu telah memahat begitu banyak naga-naga hitam kecil di halaman hingga inspirasinya menghilang? Tetapi, ini saat-saat yang kritis dan mustahil tak memahat. Aojia menarik napas dalam-dalam, membuka kompternya dan menghubungi Calant. “Temukan tiga orang pengawal dan kirimkan mereka.”
“Baik, pak.” Calant tak mengerti tetapi ia segera mengatur tiga orang pengawal yang cakap untuk datang. Tak lama kemudian, para pengawal itu tiba di luar pintu dan meminta untuk masuk. Aojia memberi mereka izin dan tiga orang yang sepenuhnya bersenjata itu dengan khidmat memberi hormat, “Pak!”
Aojia mengangguk dan menatap tiga orang itu sejenak.
Ketiga pengawal itu gelisah dalam hati mereka. Apa mereka tampak malas di mata bos dan kepandaian mereka tidak sesuai dengan standar? Tidak mungkin. Mereka biasanya sangat berhati-hati dan serius selama pelatihan mereka. Sepenuhnya tak ada keambiguan.
Rong Mingshi juga sedikit bingung dengan situasi.
Aojia, untuk apa ini? Apa ia ingin Rong Mingshi memahat sebuah bentuk manusia?
Jika itu benar-benar bentuk manusia, Rong Mingshi terinspirasi oleh pameran robot di bawah manor Aojia dan komposisi tepat. Masalahnya adalah bahan-bahannya tak cocok untuk komposisi itu. Selain itu, idenya besar dan batu-batu energi kecil ini tak bisa mengekspresikannya. Dengan kata lain, ia harus menyimpan uang untuk membeli sebuah batu energi yang besar. Ia tak boleh selalu menggunakan bahan-bahan Aojia.
Yang lebih penting, ia ingin melatih keterampilannya lagi, menggunakan persepsinya untuk memahat potret Aojia. Sebelum itu, ia tak memiliki keinginan untuk memahat bentuk-bentuk manusia lain.
Aojia berkeliling sekali mengelilingi para pengawal itu dan memerintahkan, “Lepaskan senjata.”
Ketiga pengawal itu mengikuti perintah dan melepaskan semua peralatan di tubuh mereka. Setiap otang memiliki setidaknya dua puluh atau tiga puluh senjata dan peralatan, mereka kemudian meletakkannya dengan rapi di atas lantai di depan mereka. Setelah melepaskan peralatan mereka, ketiga pengawal yang sangat cakap itu berdiri dengan tegak.
Kemudian Aojia memerintahkan, “Bertransformasilah menjadi bentuk binatang.”
“…”
“…”
“…”
Para pengawal sejenak merasa tak percaya. Apa yang bos mereka katakan? Bertransformasi menjadi bentuk binatang mereka?
Tentu saja, itu bukan masalah besar untuk menjadi seekor binatang. Ketika memahat batu-batu energi, mereka semua harus menjadi bentuk binatang mereka dan terkadang mereka akan bertransformasi di medan perang. Hanya saja ini kali pertama mereka menjadi bentuk binatang di hadapan bos mereka. Apa bos akan memeriksa kekuatan bentuk binatang mereka? Mereka tiba-tiba gugup!
Ekor macan tutul kecil itu melingkar di lengan Aojia dan ia duduk di sana dengan patuh, dengan hati-hati menonton dengan matanya yang jernih saat ia menunggu ketiga pengawal itu untuk bertransformasi.
“…”
“…”
“…”
Mereka ditatap oleh mata seperti itu dan tiba-tiba menjadi lebih gugup….
Pandangan Aojia menyapu mereka lagi. Ketiga pengawal itu dengan cepat bertransformasi.
Macan tutul kecil itu terkejut melihat ketiga pengawal itu menjadi seekor harimau bergigi pedang, seekor serigala hutan dan seekor trenggiling, berdiri di sana dengan ganas.
Mata Aojia sedikit terasa berat dan ia mengulurkan tangan untuk menggosok kepala macan tutul kecil itu. “Apa kau memiliki perasaan tertentu?”
Entah bagaimana sulit untuk bisa mendeteksi nadanya….
Rong Mingshi disentuh oleh tangan Aojia dan ia menaikkan cakarnya ke lengan Aojia. “Aojia, bisakah kau membuat mereka memasuki keadaan jiji?”
Keadaan jiji…
Rong Mingshi segera mengendalikan pita suaranya dan mengulang, “Keadaan bertarung, keadaan bertarung!”
Aojia mengangguk dan membuka sistem pertahanan dalam ruangan. Di bawah pandangan macna tutul yang penasaran, ia tiba-tiba bertransformasi menjadi seekor naga dan menukik ke arah ketiga pengawal. Cakar-cakar naga yang tajam, napas naga yang membakar, dan mata-matanya yang tajam…
Ketiga binatang itu secara insting mengambil posisi bertahan tetapi tak memiliki pikiran untuk melawan sama sekali. Ini adalah bos mereka. Bagaimana mereka bisa menyerang? Tambahan, bos mereka adalah binatang buas nomor satu di kekaisaran. Apa yang bisa mereka lakukan selain bertahan?
“…”
Macan tutul kecil, yang mengamati objek-objek pahatnya sebagai seorang pemahat, memegang wajahnya dengan cakar-cakarnya.
‘Aojia, kau terlalu mencolok… terlalu kuat!’
Black Dragon Aojia menatap ketiga pengawal yang bertahan, mendarat sebagai seorang manusia dewasa dan berbalik pada macan tutul kecil itu. Rong Mingshi mengerjap dan menatap Aojia dengan polos.
‘Aku bisa memahat pejuang-pejuang binatang di keadaan ini tetapi marsekalku, apa kau yakin? Tidakkah kau takut kau bisa mempengaruhi semangat para prajuritmu?’
Aojia berjalan kembali ke macan tutul kecil itu dan berbicara pada ketiga pejuang berbentuk binatang itu. “Kembalilah.”
Ketiga prajurit itu bertransformasi kembali ke bentuk manusia mereka dan menyusun kembali peralatan mereka dengan cara yang teratur. Kemudian mereka dengan hormat meninggalkan ruangan. Ketika pintu bos mereka tertutup, ketiga beastman itu saling bertatapan dengan ekspresi kebingungan.
Bos mereka sebenarnya memanggil mereka untuk melakukan apa?
Ketiga pengawal itu pergi dan Aojia menatap macan tutul kecil itu. “Bagaimana?”
Rong Mingshi melambaikan ekornya dan sedikit memiringkan kepalanya. Ada beberapa ide dalam hatinya.
Itu bukan bentuk yang ketiga pejuang tunjukkan ketika naga hitam itu tiba-tiba menyerang. Itu adalah keadaan ketika ketiga prajurit menjadi binatang buas. Setelah melepaskan senjata, pelatihan militer mereka tampak di tingkah laku mereka dan keganasan serta mata mereka yang tenang.
Ketiga bentuk binatang itu berbeda. Serigala hutan itu cerdas dan pemberani, harimau bergigi pedang itu arogan dan mandiri dan treggiling itu kuat dan bersemangat.
Kepala Rong Mingshi dipenuhi dengan gambar-gambar ketiga binatang buas itu. Ia menolehkan kepalanya dan mulai memilih batu energi yang ia perlukan.
Gaya memilih batu milik Rong Mingshi berbeda dari para pemahat lain. Pada umumnya, seorang pemahat akan memahat batu-batu energi kelas rendah berdasarkan warna beastman. Warna-warna yang beraneka ragam bercampur dengan warna utama tak dipertimbangkan oleh mereka. Selama proses memahat, mereka dengan sengaja takkan mengaktifkan energi warna-warna yang bercampur ini dan tak memikirkan tentang bagaimana warna-warna itu akan membuat pahatannya menjadi lebih hidup.
Selain itu, batu-batu energi kelas rendah itu mudah dihabiskan di mata kebanyakan pemahat dan tak pantas dengan usaha mereka. Beraneka ragam warna yang bercampur dengan warna-warna utama sangat kecil hingga tak pantas diaktifkan dengan persepsi mereka.
Rong Mingshi berbeda. Ia akan memilih batu yang jauh lebih baik dalam merefleksikan karakteristik objek pahatnya.
Batu empat warna dengan warna putih, hitam, abu-abu, dan emas terang cocok untuk serigala hutan. Batu dengan campuran warna putih, oranye gelap, dan hitam cocok untuk harimau bergigi pedang dan batu berwarna putih, hitam, dan cokelat terang cocok untuk trenggiling.
Rong Mingshi meraih batu-batu yang ia perlukan dari kotak dan akan mulai memfokuskan diri ketika ia tanpa sengaja melihat sebuah batu energi hitam di dasar kotak. Batu ini berbeda dari batu-batu yang sebelumnya. Hitam adalah corak utamanya dan batu itu memiliki banyak titik-titik bercahaya berwarna emas yang berserakan dan beberapa tanda merah.
Mata Rong Mingshi bercahaya. Ia mengulurkan cakarnya dan mengambil batu dari dasar, menyembunyikannya di balik ketiga batu-batu energi lain. Itu adalah kejutan yang akan ia berikan pada Aojia dan ia pada dasarnya harus menyembunyikannya.
Hati macan tutul kecil itu berputar melingkar. Tak ada yang lebih baik selain menemukan sebuah batu yang cocok dengan bentuk Black Dragon Aojia.
Setelah memilih semua batunya, Rong Mingshi berdiri di sana dan menggunakan satu cakarnya untuk mengamati dan menganalisa sebuah batu. Rong Mingshi menemukan bahwa persepsinya dengan mulus memasuki batu. Ia dengan cepat menyentuh kekuatan batu itu dan dengan jelas memahami karakteristik batu itu. Komposisi bentuk binatang buas dengan perlahan bergabung dengan batu di dalam kepalanya, seolah batu itu memberi tahunya bagaimana ia harus memahatnya.
Macan tutul kecil itu memasuki keadaan yang tepat dan mulai menangani batu itu dengan cara yang hebat. Telinga-telinga yang sedikit naik karena konsentrasi yang serius menggelitik hati manusia. Hanya saja naga hitam itu melihat bentuk kasar serigala hutan dan hatinya sedikit merasa lemas. Ia perlahan bangkit dan dalam diam meninggalkan ruangan.
Ia akan mengambil batu naga hitam kecil itu kembali. Memainkan naga-naga hitam kecil itu mungkin akan membuatnya lebih baik. Naga hitam itu sekali lagi mengubah mobil suspensinya menjadi sebuah jet tempur dan menukik ke halaman kecil Master Wuka.
Halaman kecil itu kosong dari batu-batu. Ukrian-pahatan naga hitam kecil itu sudah hilang. Mata Aojia membeku dan ada aroma terbakar yang datang dari mulutnya.
.
.
.
Centinni menerjemahkan ini untukmu.
Kami juga membuka donasi via Gojek pay ya guys. Setiap Rp. 10.000 yang terkumpul, kalian akan dapat satu chapter ekstra. Dan kalian juga, jangan lupa tulis untuk buku apa kalian berdonasi yaa. Kode QR ada di halaman muka yaaa.
Bergabunglah bersama kami di discord untuk mendapatkan update terbaru dan kesempatan untuk bertemu penerjemah favorit Anda ~
Jadilah bagian dari komunitas indonesia yang menyenangkan ~
Tautan discord: https://discord.gg/fbqJYJX
- Home
- Number One Lazy Merchant of the Beast World [Bahasa Indonesia]
- Chapter 27 - Ledakan yang Kuat
Donasi pada kami dengan Gojek!
