Number One Lazy Merchant of the Beast World [Bahasa Indonesia] - Chapter 26
- Home
- Number One Lazy Merchant of the Beast World [Bahasa Indonesia]
- Chapter 26 - Kepala Macan Tutul Kecil itu Sakit
Halaman itu senyap sejenak selain suara macan tutul kecil itu saat tertidur. Lion Wuka akhirnya menemukan suaranya dan menunjuk struktur bungalo itu. “Mandikan dia di dalam?”
Aojia menatap macan tutul kecil yang diselimuti oleh debu hingga warna bulunya tak tampak lagi. Ia dengan lembut meniupnya dan debu itu terbang, bulu macan tutul itu terbang bersamanya. Di saat yang sama, macan tutul kecil itu mengulurkan cakarnya dan memegang kepalanya. Wajah macan tutulnya yang panas menyentuh tangan Aojia saat ia memanggil, “Aoji!”
Aojia menggoyangkan macan tutul kecil itu. Sangat hingga debu berjatuhan hingga ia hanya bisa memandikan binatang buas kecil ini. Aojia membawa macan tutul kecil itu ke dalam rumah.
Di belakangnya, Wuka menyentuh dagunya saat ia menatap punggung muridnya dan banyak naga-naga kecil di halaman. Ia tersenyum seperti seorang pencuri, merasa bahwa istri masa depan muridnya telah datang. Kemudian ia mendesah, meraih botol anggur dan meminum anggur yang tersisa.
Sangat membahagiakan karena muridnya itu emosional tetapi kekuatan muridnya tumbuh terlalu cepat. Jika ia benar-benar memasuki estrus maka tak diketahui tipe bahaya apa yang akan ia hadapi. Macan tutul kecil yang ada di dalam itu mungkin bisa berada dalam bahaya saat itu.
Jangan lihat bagian depan bungalo Master Wuka yang sederhana. Fasilitas yang ada di dalam tak sederhana atau kekurangan peralatan cerdas. Aojia membuka pancuran kamar mandi dan dengan hati-hati memandikan macan tutul kecil itu.
Suhu air yang nyaman membasahi tubuhnya yang panas, menyebabkan macan tutul kecil itu dengan nyaman membuka kedua matanya. Mata macan tutulnya yang berkaca-kaca menatap Aojia dan cakar-cakarnya yang basah meraih dada Aojia. Ia tak bisa mengingat apa pun tetapi ia jelas mengingat pelukannya yang hangat.
Pakaian Aojia basah saat ia menggosok kedua telinga macan tutul kecil itu dan membersihkan debu-debu batu. Macan tutul kecil yang nyaman menggoyangkan ekornya dan menerbangkan air ke mana-mana. Ia masih basah saat ia menempelkan dirinya di lengan Aojia.
Aojia tersenyum tak berdaya saat ia meraih ekor tebal macan tutul kecil itu dan dengan hati-hati membersihkannya. Ketika semua debu telah dibersihkan, Aojia meraih handuk yang belum dibuka, membungkus macan tutul kecil itu di dalamnya dan memulai efek pengeringan dari handuk cerdas itu, menguapkan macan tutul kecil yang basah.
Macan tutul kecil itu menatap Aojia dengan matanya yang kebingungan. Aojia menariknya keluar dari handuk itu dan menggosok kepalanya yang berbulu halus. “Pergilah tidur.”
Macan tutul kecil itu menutup matanya. Kepalanya pusing dan tak diketahui berapa lama ia tidur. Ia mendapat mimpi bahwa ia berada di atas meja operasi seperti hidupnya yang sebelumnya. Ada rasa sakit yang menyobek kepalanya, seolah sebuah kapak menghantamnya.
Aojia selesai mengganti pakaiannya dan melihat macan tutul kecil yang bergelung di atas tempat tidur, cakar-cakar tebalnya memegang kepalanya yang bergetar. Aojia hampir terbang saat ia memegang cakar tebal macan tutul kecil itu dan memeluk macan tutul kecil itu erat-erat. “Rong Rong?”
Rong Mingshi membuka matanya, berkonsentrasi pada Aojia dengan penuh kesulitan. Ia sangat tak mengerti ketegangan dan kekhawatiran di wajah Aojia. Wajah Aojia sangat buruk dan matanya tampak seolah bisa mencairkan es. Ia dengan cepat membungkus macan tutul kecil itu dan berjalan keluar kamar. Ia mengabaikan pandangan aneh Wuka dan melompat ke dalam mobil suspensi, dengan cepat berkendara pergi.
Aojia mengendarai mobil suspensi itu dengan kecepatan pesawat tempur saat ia menukik di area lahan yang bersuspensi dan bergerak menuju pesawat. Mobil suspensi itu melaju ke dalam pesawat, mengejutkan para pengawal yang telah kembali. Calant melompat ke depan saat ia melihat bosnya yang memegang macan tutul kecil itu. Wajahnya tak tampak baik saat ia bertanya, “Pak, apa yang terjadi? Apakah macan tutul kecil ini terluka?”
Aojia dengan tatapan kosong menggendong macan tutul kecil itu dan berjalan ke ruang pemeriksaan dokter. Dokter itu telah menerima pesan dan mengangkat tangannya, membawa macan tutul kecil itu dari bosnya. “Pak, apa gejalanya?”
Aojia menjelaskan dengan suara yang rendah, “Sakit kepala dan kepala yang berdenyut-denyut. Ia mabuk sebelumnya.”
Mabuk… dokter itu mengerutkan dahi dan dengan cepat menarik cakar-cakar macan tutul yang melengkung untuk memeriksanya. Ini membangunkan Rong Mingshi dan ia menatap dokter itu dengan kebingungan sebelum menatap Aojia. Pandangan Aojia yang dalam menyebabkan jantung Rong Mingshi terasa akan melompat. Ia merasa seolah ia telah melakukan sesuatu yang salah.
Aojia melihat macan tutul kecil itu telah terbangun dan bertanya dengan lembut, “Apa kau merasa tak nyaman di suatu tempat?”
Rong Mingshi menggelengkan kepalanya. Ia tak mengingat apa yang terjadi sama sekali. Bukankah ia tadinya sedang makan barbekyu di rumah master? Bagaimana ia tiba-tiba bisa dibawa ke sini?
Aojia mengangguk dan menyentuh kepala macan tutul kecil itu. Kemudian ia berbicara pada dokter, “Macan tutul ini makan daging rusa tersembunyi dan landak ngarai, kemudian mencium anggur energi seribu tahun.”
Dua hal yang pertama itu bukan apa-apa. Mereka adalah bahan makanan yang lezat dan macan tutul kecil yang memakannya itu takkan mendapat masalah.
Tetapi, hal yang terakhir menyebabkan dokter itu terlompat dengan sedikit terguncang. “Pak, saya sudah menegaskan pada Anda. Nukleus binatang buas macan tutul kecil ini sangat besar. Hingga ia bisa sampai, memiliki kekuatan yang cukup untuk menambahnya. Ia tak boleh menyentuh apa pun yang Anda makan, apalagi anggur energi yang berusia seratus tahun. Ini mungkin bukan masalah bagi Anda tetapi macan tutul kecil ini belum tahu bagaimana cara menggunakan kekuatannya. Apa yang bisa Anda lakukan untuk mengatasi ini?”
Anggur energi berusia seratus tahun bisa membuat orang-orang mati karena keserakahan… Calant si pengawal yang berdiri di ambang pintu tanpa sadar menjilat bibirnya.
Rahang Aojia menegang dan ia berkata, “Itu sebuah kecelakaan.”
Ia menganggap anggur energi yang masternya berikan adalah anggur penyedap….
Dokter itu tergesa-gesa dan setelah mengatakan ini, ia tahu ia terlalu berlebihan. Bagaimana sikap bos mereka terhadap macan tutul kecil itu? Itu menakutkan hanya dengan berbicara tentang macan tutul itu. Jika ini bukan sebuah kecelakaan lalu bagaimana ia bisa mengambil risiko sejenis itu dengan macan tutul kecil ini?
Ujung-ujung jari Aojia mengelus punggung macan tutul kecil itu dan ia berkata, “Bagaimana cara mengobatinya? Apakah ia akan tetap mengalami sakit kepala?”
Dokter itu meletakkan perangkat pemeriksaan dan berkata, “Jangan biarkan dia tidur. Keadaan tak sadar adalah yang paling mematikan baginya. Ia perlu menemukan cara untuk mengonsumsi kekuatan ekstranya.”
Dokter itu hanya tahu bahwa macan tutul kecil itu kuat dan tak tahu kekuatan tepatnya. Ia tak bisa memberi tahu bagaimana macan tutul kecil ini akan menggunakan kekuatannya.
Aojia mengangguk. “Ya, aku tahu.”
Rong Mingshi menatap mereka berdua dari awal hingga akhir dengan kebingungn dan keraguan yang memenuhi kepalanya.
‘Apa yang terjadi? Siapa aku? Di mana aku? Aku tak mengerti apa yang kalian bicarakan!’
Aojia meninggalkan ruang pemeriksaan dengan macan tutul itu dan memerintahkan Calant yang berdiri di depan pintu, “Kirimkan beberapa batu energi kelas rendah.”
“Ya, pak!” Calant tak mengerti apa yang akan bosnya lakukan dengan batu-batu energi itu tetapi ia tetap melaksanakan perintah dengan serius.
Aojia membawa macan tutul kecil itu ke kamarnya, lalu meletakkan macan tutul yang terbungkus selimut itu di atas meja dan dengan lembut menepuk kepalanya. “Maaf Rong Rong, aku takut kau tak bisa tidur malam ini.”
Faktanya, sejak terbangun, Rong Mingshi yang hiperaktif tak mengantuk. Ia berjongkok di dalam selimut dan memirinkan kepalanya dengan sikap kebingungan. “Aojia, apa yang terjadi?”
Beberapa kata-kata beasman kekaisaran! Rong Mingshi bertepuk tangan untuk kalimat pertama yang ia katakan dengan lengkap.
“Anggur yang master bawa keluar adalah anggur energi berusia seratus tahun. Kau hanya mencium baunya sedikit tetapi tubuhmu tak bisa menahannya. Kepalamu sakit ketika kau sedang tidur.”
Rong Mingshi menaikkan cakarnya ke kepalanya. Ia tak bisa merasakan rasa sakit sama sekali. Mungkin ini adalah kebiasaan hidupnya yang sebelumnya ketika ia berada dalam kesakitan?
Setelah beberapa saat, Calant meminta izin untuk masuk. Aojia memberi izin dan Calant meletakkan sebuah kotak di atas meja bersama dengan macan tutul kecil itu. “Pak, ini semua adalah batu-batu energi kelas rendah yang ada dalam pesawat. Jika ini tak cukup, maka saya akan turun untuk mengambil lebih.”
Aojia mengangguk. “Ambil semua cadangannya.”
“Baik, pak.” Calant menjawab dan pergi.
Aojia mendorong kotak itu pada macan tutul kecil itu. “Lihat mana yang tepat.”
Rong Mingshi berdiri dan melihat ke dalam kotak yang dipenuhi dengan batu-batu energi dengan berbagai warna dan ukuran. Kemudian ia menatap Aojia dengan penuh keraguan. Aojia mengangkat satu atau dua batu energi, menyentuh kepala macan tutul kecil itu dan menjelaskan dengan perlahan, “Kekuatanmu perlu dihabiskan.”
Macan tutul kecil itu telah memahat banyak batu sebelumnya tetapi itu hanyalah batu-batu biasa. Mereka tak menghabiskan kekuatan persepsi macan tutul kecil itu sama sekali.
.
.
.
Centinni menerjemahkan ini untukmu.
Kami juga membuka donasi via Gojek pay ya guys. Setiap Rp. 10.000 yang terkumpul, kalian akan dapat satu chapter ekstra. Dan kalian juga, jangan lupa tulis untuk buku apa kalian berdonasi yaa. Kode QR ada di halaman muka yaaa.
Bergabunglah bersama kami di discord untuk mendapatkan update terbaru dan kesempatan untuk bertemu penerjemah favorit Anda ~
Jadilah bagian dari komunitas indonesia yang menyenangkan ~
Tautan discord: https://discord.gg/fbqJYJX
- Home
- Number One Lazy Merchant of the Beast World [Bahasa Indonesia]
- Chapter 26 - Kepala Macan Tutul Kecil itu Sakit
Donasi pada kami dengan Gojek!
