Number One Lazy Merchant of the Beast World [Bahasa Indonesia] - Chapter 20
- Home
- Number One Lazy Merchant of the Beast World [Bahasa Indonesia]
- Chapter 20 - Marsekal Tidak Ada di Rumah
Malam hari biasanya tak tenang tetapi robot itu menahan kemarahannya dan tak segera membereskan marsekal itu. Alasannya adalah karena anaknya yang mengambil inisiatif…
Macan tutul kecil itu tak pernah menurut saat tidur. Ia berguling di lengan Marsekal Black Dragon. Tak diketahui berapa kali ia berguling tetapi pada akhirnya, kepalanya terkubur di dada marsekal dan ekornya melingkari lengan marsekal!
Pembantu rumah tangga itu bertanya-tanya mengapa anaknya harus berada dalam dekapan marsekal itu untuk tidur. Bukankah ia sebelumnya terbiasa tidur di tempat tidurnya sendiri?
Robot pembantu rumah tangga itu mengerahkan sistem cerdas kamar Aojia dan memulai penyelidikannya. Setelah kurang dari satu detik analisis data, pembantu rumah tangga itu menyimpulkan bahwa suhu tubuh marsekal lebih tinggi daripada suhu tubuh anaknya. Kamar ini diatur berdasarkan kebiasaan tidur marsekal. Dengan kata lain, suhu ruangan rendah dan nomal bagi macan tutul itu untuk mencari sumber kehangatan.
Karena itulah, pembantu rumah tangga itu dengan mudah menginvasi sistem kendali utama kamar itu dan menyesuaikan suhu ruangan. Suhu ruangan itu langsung meningkat. Macan tutul kecil yang berbulu itu kepanasan tetapi tak bertindak sesuai analisis logika si pembantu rumah tangga. Ia tak meninggalkan selimut atau menjauh dari sisi marsekal.
Alih-alih, cakar depannya menyentuh dada Aojia dan kepalanya menyentuh dagu Aojia saat ia membuat suara samar-samar, “Aoji… jiao…”
Aojia… jangan muntahkan api….
Rupanya, macan tutul kecil itu berada dalam keadaan linglung ketika mengantuk. Aojia seketika membuka matanya dan menyentuh punggung macan tutul kecil itu. Dalam cahaya ruangan yang redup, pupil keemasannya yang vertikal berkilat dan ia menatap ke arah sistem kendali dalam ruangan. Pembantu rumah tangga itulah yang mengintai data sistem kendali utama. Pada akhirnya, ia harus menyesuaikan suhu ruangan kembali ke suhu sebelumnya dan memalsukannya sebagai kesalahan sistem.
Aojia dengan erat mendekap macan tutul kecil itu dan menutup matanya lagi. Kemudian macan tutul itu membuat suara yang nyaman ketika tertidur.
Konfrontasi pertama, pembantu rumah tangga itu kalah.
Keesokan harinya, Aojia bangun sangat awal. Ia menggosok kepala macan tutul kecil itu, dengan lembut memindahkan macan tutul itu dari lengannya dan dalam diam meninggalkan kamar. Robot pembantu rumah tangga yang berada di ruang tamu, yang telah melakukan serangkaian simulasi perusakan data semalaman, sedikit mengangguk pada Aojia.
Pembantu rumah tangga itu pernah melakukan simulasi perusakan tetapi akibatnya tak bagus. Itu hanya akan menghancurkan rumah duke dan bukan pria yang mencoba melukai keluarganya. Karena itulah, pembantu rumah tangga itu hanya bisa terus memenuhi prosedur yang dibuat oleh robot pembantu rumah tangga manor yang sebelumnya dengan hati-hati. Ia membawakan Marsekal Black Dragon kopi dan sebuah paket, lalu berbicara dengan suara mekanis, “Master, ada sebuah paket.”
Aojia sedikit menaikkan kedua alisnya sembari meminum kopinya saat ia menatap bungkusan yang standar itu. itu adalah bungkusan untuk batu-batu energi gratis yang disediakan oleh Kelompok Sumber Daya Antar Bintang untuk para beastman kekaisaran. Paket itu juga memiliki logo Kelompok Sumber Daya Antar Bintang yang tersebunyi. Macan tutul kecil ini bergerak dengan cepat…
Aojia tak meraih paket itu dan memberi tahu pembantu rumah tangganya untuk meletakkannya di ruang tamu hingga macan tutul kecil itu bangun. Aojia baru saja memerintahkan pembantu rumah tangga itu untuk menyiapkan sarapan ketika komputer kuantumnya menyala dan sebuah pesan dari Penjaga Calant tiba. “Pak, ini darurat. Cepatlah kembali.”
Pupil Aojia mengecil dan ia berdiri. Ia dengan cepat berganti pakaian dan mengambil beberapa langkah menuju kamar. Macan tutul kecil itu telah membalikkan punggungnya, menampakkan sebuah perut putih yang lembut yang bergerak naik turun saat ia bernapas. Bibir Aojia melengkung dan ia menoleh untuk berbisik pada robot pembantu rumah tangga yang tiba-tiba mengikutinya, “Beri tahu dia aku akan kembali nanti dan ia tak perlu menungguku untuk makan. Jaga dia baik-baik.”
Robot pembantu rumah tangga itu menjawab dengan mekanis, “Ya, master.”
Pergilah cepat! Pembantu rumah tangga itu menatap macan tutul kecil yang tertidur ketika di saat yang sama, ia memasuki otak cerdas militer dan memberi kecerdasan buatan yang belum dewasa itu sebuah virus penganggu.
Aojia menatap macan tutul kecil yang berada di atas tempat tidur dan tak bisa menahan diri untuk menyentuh kedua telinganya yang bulat dengan ujung yang berwarna hitam. Macan tutul itu menaikkan cakarnya dan memegang telinganya ketika masih tertidur, memanggil, “Jiao.”
Itu geli, jangan sentuh.
Pembantu rumah tangga yang berada di samping Aojia, “…”
…Nakal! Ia takkan pernah menganggu anaknya ketika ia tidur.
Kemudian Marsekal Black Dragon pergi. Pembantu rumah tangga itu mengambil beberapa putaran di sekeliling kamar itu. Di dalam, macan tutul kecil itu masih tertidur dan tak menunjukan tanda-tanda akan bangun.
Rong Mingshi dengan nyaman tidur hingga siang. Ia terbangun dengan pusing, membuka matanya, dan menguap. Ia tak melihat sosok Aojia dan menggosok wajahnya dengan cakarnya, berteriak, “Aoji?” Aojia?
Saat itu, robot pembantu rumah tangga tengah bosan dan mengatur berbagai senjata di sekeliling manor. Ia menerima sinyal dan kembali dengan cepat. Ia membungkuk ke atas macan tutul yang terbangun di atas tempat tidur dan lengan mekanisnya ia ulurkan untuk mengangkat macan tutun kecil itu dari tempat tidur.
Rong Mingshi melompat dan menatap robot pembantu rumah tangga keluarga Aojia yang bertindak aneh. Robot ini… apakah ada sesuatu yang salah?
Pembantu rumah tangga itu menjauhkan lengan robotiknya. Setelah sementara mengurus marsekal, tampaknya ada masalah lain. Anak ini entah bagaimana berbeda dari sebelumnya. Ia harus meneliti dan mematuhi pola perilakunya yang baru.
Rong Mingshi melewati robot yang tampak aneh itu dan melompat turun dari tempat tidur, berlari keluar kamar untuk menemukan seseorang. Ia berkeliling dan tak menemukan orang itu. Ia tengah berpikir untuk mengecek ruang pameran robot bawah tanah ketika suara robot pembantu rumah tangga terdengar. “Master, marsekal tidak sedang di rumah. Silakan makan dulu.”
Rong Mingshi duduk di lantai dan cakarnya menekan komputer yang ada di cakar kanannya untuk mengaktifkan komunikatornya. Saat itu Aojia sementara tak bisa membuat panggilan video jadi ia mengirimkan sebuah pesan suara. “Kau sudah bangun, jadi pergilah makan.”
Rong Mingshi memberengut dan pergi ke kamarnya untuk mandi. Ia berjongkok di wastafel dan pertama mencuci cakar depannya. Kemudian Rong Mingshi meraih sebuah sikat gigi elektrik yang belum dibuka dari kamar mandi. Ia menggunakan kedua cakar macan tutulnya untuk menggenggam sikat gigi elektriknya ke arah gigi tajamnya dan membuat busa putih di wajahnya untuk memastikan bahwa giginya bersih. Kepalanya bergerak di bawah air yang datang dari keran dan ia menyeka busa putih dari wajahnya dengan cakar-cakarnya. Cakar-cakar tebalnya ia letakkan di bawah air dan kemudian ia hampir tidak bisa mengeringkan wajah basahnya dengan sebuah handuk.
…Benar-benar merepotkan jika memiliki bulu. Ia akhirnya selesai dan Rong Mingshi melompat turun dari wastafel.
Pembantu rumah tangga itu menatap macan tutul kecil yang berjalan keluar dari kamarnya, wajahnya seperti ‘(O___O)’ melalui seluruh prosesnya! Ia tak berguna sama sekali.
Di atas meja ruang makan terdapat semacan puding telur burung berperut merah dan bersayap empat yang beruap panas dan nutrisi dengan rasa yang sama. Rong Mingshi dengan serius menyelesaikan makanannya. Pembantu rumah tangga itu akhirnya menemukan sesuatu yang bisa ia lakukan. Ia mengirimkan alat makan (satu piring dan satu mangkuk) ke pencuci piring otomatis. Kemudian ia memberikan paket macan tutul itu. “Master, paket ini baru saja sampai pagi ini.”
Mata Rong Mingshi bercahaya dan ia menaikkan cakarnya untuk menunjuk sofa. Pembantu rumah tangga itu menuruti perintah macan tutul kecil itu, meletakkan paket itu di atas sofa dan membantu anak itu untuk membukanya. Paket itu berisi sepuluh batu energi yang kekaisaran sediakan gratis untuk beastman yang disetujui.
Rong Mingshi dengan antusias mengulurkan cakarnya. Batu-batu energi gratis itu pada dasarnya merupakan batu-batu energi yang paling umum dan berkelas rendah. Banyak dari mereka yang terdiri atas campuran berbagai warna dan tak ada warna spesifik yang lebih banyak. Mereka dipenuhi titik-titik berwarna-warni.
Rong Mingshi mengulurkan cakarnya untuk meraih batu-batu energi itu, meletakkan mereka di atas sofa dan menatap mereka satu per satu. Setelah memeriksa mereka, ada dasar-dasar bentuk kasarnya dalam kepala Rong Mingshi.
Ia dengan terburu-buru menyalakan komputer kuantum, mencari beberapa informasi dan memutuskan kesempatan bisnis yang ia pikirkan tadi malam. Ia akan menggunakan batu-batu energi gratis ini sebagai kolam emas pertamanya, dengan membuat pahatan berbentuk binatang buas untuk dijual. Kemudian ia akan menggunakan uang pertukarannya untuk membeli bahan-bahan untuk lanjut memahat.
Batu energi yang paling efektif untuk mania membutuhkan kadar kecocokan yang tinggi antara batu energi dan bentuk penggunanya tetapi tak semua beastman memiliki kesempatan untuk menemukan pemahat untuk memesan bentuk mereka. Dalam banyak kasus, setidaknya bentuk umumnya mirip. Contohnya, sebuah batu energi yang dipahat menjadi bentuk singa bisa diadaptasikan dengan semua beastman dengan bentuk singa. Tetapi, semakin tinggi kemiripan bentuk binatang dengan batu energinya, semakin jelas efek batu energi itu.
Rong Mingshi melihat sebuah batu energi dengan campuran warna hitam, abu-abu, putih, dan kuning dan memikirkan seekor kucing dragon li.
Ia menjelajahi Jaringan Bintang dan menemukan banyak foto binatang dan juga rekaman tiga dimensi kucing dragon li. Ia mengambil bentuk yang paling umum yang juga menangkap segi spritual kucing dragon li.
Setelah menonton video-video yang tak terhitung jumlahnya, Rong Mingshi sedikit menutup matanya dan seekor kucing dragon li dengan dua cakar putih muncul di kepalanya. Kucing itu sedikit mendongakkan kepalanya dan mata ambernya menatap ke depan. Perilakunya entah bagaimana tampak malas tetapi telinganya yang naik secara tidak langsung menampakkan sedikit ketekunan.
Rong Mingshi memastikan idenya sediri dan melompat turun dari sofa. Ia berlari ke kamar Aojia, mengambil peralatan cakar macan tutulnya dan kemudian berlutut di depan sofa. Ia menatap dengan serius untuk mengamati batu energi yang dimaksudkan untuk menjadi kucing dragon li.
Rasa seolah menyatu dengan batu itu muncul. Batu itu tampaknya menjadi sebuah objek spiritual, bercampur dengan gambar yang disusun oleh macan tutul kecil itu dan perlahan-lahan menampakkan bentuknya di bawah pisau-pisau Rong Mingshi.
.
.
.
Centinni menerjemahkan ini untukmu.
Kami membuka donasi via Gojek pay guys. Setiap Rp. 10.000 yang terkumpul, kalian akan dapat satu chapter ekstra. Dan kalian juga, jangan lupa tulis untuk buku apa kalian berdonasi yaa. Kode QR ada di halaman muka yaaa.
Hai semua! Kita lagi mengadakan survey nih, minta waktunya sedikit buat isi surveynya ya!
https://surveyheart.com/form/5f2eef17550440107635f996
Bergabunglah bersama kami di discord untuk mendapatkan update terbaru dan kesempatan untuk bertemu penerjemah favorit Anda ~
Jadilah bagian dari komunitas indonesia yang menyenangkan ~
Tautan discord: https://discord.gg/fbqJYJX
- Home
- Number One Lazy Merchant of the Beast World [Bahasa Indonesia]
- Chapter 20 - Marsekal Tidak Ada di Rumah
Donasi pada kami dengan Gojek!
