Number One Lazy Merchant of the Beast World [Bahasa Indonesia] - Chapter 17
- Home
- Number One Lazy Merchant of the Beast World [Bahasa Indonesia]
- Chapter 17 - Kalung Hewan Peliharaan?!
Aojia memiliki sebuah manor kecil di Ibu Kota Kekaisaran. Itu terletak di lahan bersuspensi yang tak terlalu besar. Itu adalah satu-satunya manor Aojia karena ia menghabiskan sebagian besar waktunya dalam kemiliteran. Ia jarang memiliki waktu untuk kembali ke sana dan tinggal. Tetap saja, ada sebuah robot pembantu rumah tangga yang mempertahankannya dan ia bisa datang dan tinggal di sana kapan pun. Itu sebuah manor yang benar-benar indah dengan pegunungan, sungai, dan rerumputan hijau. Hanya saja…
Setelah turun dari mobil bersuspensi, Rong Mingshi menatap rumah yang dibangun di puncak gunung dan sebuah kalimat timbul dalam kepalanya. Sebuah gedung berbahaya dengan tinggi seratus kaki…
Kalau begitu, kenapa mereka harus turun dari mobil bersuspensi alih-alih langsung mengendarainya saja? Macan tutul itu kebingungan ketika Aojia yang memegangnya tiba-tiba bertransformasi menjadi seekor naga hitam. Cakar naga yang besar itu melingkupi binatang buas yang tampak sangat kecil. Aojia mengepakkan sayapnya, menukik ke puncak yang menjulang tinggi dan mendarat di teras manor di puncak gunung.
Ketika mendarat, naga hitam itu segera berubah menjadi manusia. Robot pembantu rumah tangga memberi hormat padanya saat ia berjalan menuju ruang tamu dengan kakinya yang panjang.
Macan tutul kecil itu: “…”
Rasanya seperti pangeran vampir telah kembali dari perburuannya dan berubah menjadi sesuatu.
Naga hitam itu memerintahkan saat ia berjalan, “Bawakan aku komputer kuantum yang sudah kupesan.”
Seorang manusia dan seekor macan tutul kecil duduk di ruang tamu itu. Robot pembantu rumah tangga menyerahkan sebuah miniatur komputer kuantum dan Aojia mengangkatnya. Untuk kemudahan macan tutul kecil itu, komputer itu dibuat menjadi sebuah kalung.
Setelah melihat Aojia akan meletakkan benda itu di sekeliling lehernya, macan tutul kecil itu melompat keluar dari lengan Aojia. Hanya saja tindakan kecilnya itu bukan apa-apa di hadapan naga hitam itu. Sangat mudah baginya untuk menangkap macan tutul kecil yang kabur itu.
“Aoji! Aoji!”
Aojia! Aojia!
Macan tutul itu meronta dan maksud penolakannya sangat jelas. Sebuah benda yang begitu mirip dengan kalung hewan peliharaan, ia pasti takkan memakainya!
Aojia memainkan komputer kuantum di tangannya. Ia menunduk menatap macan tutul yang dengan putus asa berjuang untuk melarikan diri dan sedikit menaikkan kedua alisnya. “Apa kau benar-benar takkan memakainya?’
Rong Mingshi mengangguk dengan sangat sungguh-sungguh.
“Oke.” Aojia menyetujui dengan sangat tenang. Ia melepaskan tangannya dan macan tutul kecil itu bergerak dari bawahnya, melompat turun dari sofa dan bersembunyi jauh-jauh… di belakang robot pembantu rumah tangga itu. Rong Mingshi yang melarikan diri itu tak tahu mengapa, tetapi ia merasakan robot pembantu rumah tangga itu memiliki rasa aman yang spesial.
Aojia tersenyum tipis saat ia menatap macan tutul kecil yang bersembunyi di belakang robot pembantu rumah tangga, setengah kepalanya tampak dan ia diam-diam mengamati Aojia. Ia sedikit memainkan kalung komputer kuantum itu dan secercah cahaya berkilat di matanya. Itu bukan untuk macan tutul kecil itu. Kemudian Rong Mingshi melihat kalung di tangan Aojia menyusut dan berubah menjadi sebuah gelang!
“…”
Jadi naga hitam itu melakukannya dengan sengaja?
Robot pembantu rumah tangga yang menghalangi macan tutul kecil itu bergetar sedikit, seolah ia terguncang setelah melihat naga hitam yang menggoda macan tutul itu. Tegangannya tak stabil untuk sesaat sebelum ia terdiam seolah tak ada yang terjadi.
Aojia memegang gelang itu di antara dua jarinya. “Apa ini bisa diterima?”
Macan tutul itu menggerakkan cakarnya, mendekati Aojia perlahan. Aojia mengangkat macan tutul kecil itu dari lantai, meletakkan Rong Mingshi di atas pagkuannya dan menaikkan cakar tebal macan tutul itu. Kali ini, Rong Mingshi dengan patuh berbaring di pangkuan orang itu, kepala kecilnya melihat wajah naga hitam itu lekat-lekat. Ia merasakan sesuatu yang tak bisa dijelaskan bahwa pergerakan Aojia terlalu serius, seolah ia tengan melakukan sesuatu yang sangat serius.
Um… Perasaan yang tak bisa dijelaskan dan familier ini sama seperti ketika Rong Mingshi menghadiri pernikahan sepupunya.
Macan tutul kecil itu dengan cepat menundukkan kepalanya. Tubuhnya di masa lalu sangat buruk dan ia tak bisa merasakan sesuatu secara berlebihan atau kekurangan. Khususnya, dokternya memberi tahunya untuk menjauhkan diri dari kehidupan yang seperti itu. Karena itulah, ia bahkan tak memiliki pacar, apalagi menikah. Satu-satunya yang ia perlakukan dengan kasih sayang adalah pahatannya.
Macan tutul kecil itu teralihkan.
Naga hitam dewasa itu mendesah dengan samar. Ia memegang cakar yang mengenakan komputer kuantum itu dan mengetuk kepala macan tutul kecil itu. Rong Mingshi mendongak padanya dengan ragu dan ia mulai mengajari macan tutul itu bagaimana menggunakan komputernya.
Karena itu adalah sebuah komputer yang bisa digunakan oleh seorang anak beastman kekaisaran yang berusia tiga tahun, program operasinya sangat sederhana. Macan tutul itu dengan cepat menguasainya dan tak bisa menunggu untuk memasuki Jaringan Bintang Kekaisaran untuk melihat hal-hal yang telah lama ingin ia ketahui dalam hatinya.
Contohnya, peran batu energi pada mania beastman, perlengkapan pribadi seorang pemahat, dan sebagainya. Di antara mereka adalah hal=hal kecil yang ia letakkan di paling bawah karena takut terlihat oleh Aojia. Contohnya, apa yang marsekal kekaisaran lakukan…
Aojia melihat berbagai antar-muka di hadapannya dan tersenyum. Macan tutul kecil itu tak bisa berbicara dan telah menahan banyak pertanyaan. Tetapi, tak masalah betapa penasarannya macan tutul kecil itu. Ini sudah larut dan sudah waktunya untuk makan sesuatu sebelum tidur. Aojia memerintahkan robot pembantu rumah tangga untuk mengatur makan malam dan membawa macan tutul dengan semua jenis antar-muka yang terbuka ke ruang makan.
Rong Mingshi terlalu fokus…
Saat makan, Aojia tak menghentikan macan tutul kecil itu dalam mencari. Alih-alih, ia menyuapi makanan bernutrisi itu secara langsung ke mulut macan tutul itu. Ada sesuatu yang tiba-tiba berada dalam mulutnya, menyebabkan Rong Mingshi akhirnya bereaksi. Cakar macan tutulnya bergerak dan menutup semua antar-muka. Kemudian ia menatap seekor naga hitam yang menyuapinya.
Orang ini adalah Marsekal Pertama Kekaisaran yang terkenal di Jaringan Bintang. Ia mengalami berbagai perang yang tak terhitung jumlahnya dan mendapat berbagai pencapaian. Jaringan Bintang menyebarkan sebuah foto dirinya dalam seragam marsekal yang saat tengah diberikan penghormatan. Foto itu menarik sejumlah besar beastman kekaisaran. Marsekal Black Dragon jarang muncul, menyebabkan banyak orang menantikan perjamuan kerajaan kali ini. Yang tak disangka, marsekal akan absen lagi karena masalah bisnis.
Marsekal Black Dragon, yang tak bisa berpartisipasi dalam perjamuan resmi karena bisnisnya, tengah menatap Rong Mingshi dengan lembut sambil mengulurkan tangannya untuk menyuapi macan tutul itu…
Yang tak bisa dijelaskan, wajah macan tutul itu memanas. Ia mengingat foto Aojia dalam seragamnya dan jantungnya berdetak cepat. Rong Mingshi merasakan keraguan. Apa karena ia tiba-tiba mengetahui bahwa Aojia sekuat ini? Aojia seperti Guo Jia, yang hanya bisa dilihatnya di televisi di kehidupan sebelumnya, tiba-tiba berdiri di hadapannya.
Tak peduli apa pun, Aojia pasti tak boleh menyuapinya makanan ini! Rong Mingshi mungkin tumbuh di bawah perlindungan kakeknya yang berlebihan tetapi minimalnya, etikanya masih harus diperhatikan. Karena itulah, ia menampik lengan Aojia dan berdiri, bergerak untuk memakan nutrisinya sendiri.
Ia menelan semulut penuh dan wajahnya mengerut. Rasa yang familier dan tak enak ini…
Terlebih lagi, ia familier dengan paket nutrisi yang robotnya tinggalkan untuknya di bintang terpencil itu. Rasa ini sangat mirip. Sebelumnya, Aojia telah memberinya makan sesendok tetapi ia terlalu teralihkan dan tak menyadarinya.
Aojia melihat macan tutul kecil yang mundur dan menaikkan kedua alisnya. “Kau masih ingin aku menyuapimu?”
Rong Mingshi segera menggelengkan kepalanya dan berjuang untuk makan.
Aojia menatap telinga macan tutul kecil yang bergetar itu dan menahan dirinya. Ia menaikkan tangannya dan memasukkan sesendok nutrisi macan tutul itu ke dalam mulutnya. Rasa tanah itu menyebabkan dirinya mengernyitkan dahi. Ia mengulurkan tangan untuk menghentikan macan tutul itu sebelum menoleh pada robot pembantu rumah tangganya untuk menyesuaikan rasanya.
Rong Mingshi menatap robot pembantu rumah tangga yang membawa pergi nutrisi itu. Rasanya seolah keraguan yang samar-samar melintas di wajah robot yang sangat standar itu.
.
.
.
Centinni menerjemahkan ini untukmu.
Hai semua! Kita lagi mengadakan survey nih, minta waktunya sedikit buat isi surveynya ya!
https://surveyheart.com/form/5f2eef17550440107635f996
Bergabunglah bersama kami di discord untuk mendapatkan update terbaru dan kesempatan untuk bertemu penerjemah favorit Anda ~
Jadilah bagian dari komunitas indonesia yang menyenangkan ~
Tautan discord: https://discord.gg/fbqJYJX
Kami juga membuka donasi via Gojek pay guys. Setiap Rp. 10.000 yang terkumpul, kalian akan dapat satu chapter ekstra. Dan kalian juga, jangan lupa tulis untuk buku apa kalian berdonasi yaa. Kode QR ada di halaman muka yaaa.
- Home
- Number One Lazy Merchant of the Beast World [Bahasa Indonesia]
- Chapter 17 - Kalung Hewan Peliharaan?!
Donasi pada kami dengan Gojek!
