Number One Lazy Merchant of the Beast World [Bahasa Indonesia] - Chapter 14
- Home
- Number One Lazy Merchant of the Beast World [Bahasa Indonesia]
- Chapter 14 - Apa Ini Bujukan?
Harus dicatat bahwa naga hitam itu adalah orang yang sangat sabar. Setelah pengulangan yang tak terhitung jumlahnya, Rong Mingshi merasa ia tak bisa memahami kata-kata ‘batu energi’ dan ‘pemahat’. Kepalanya dipenuhi dengan suaranya sendiri… ini sebuah bencana!
Di kehidupannya yang lalu, Rong Mingshi tak pernah menyentuh hal-hal yang intensif bagi otaknya karena masalah otak. Tetapi, ia terkadang mendengarkan kakeknya yang membicarakan tentang beberapa masalah bisnis keluarga dan bisa memahaminya. Ia bahkan pernah membuat satu atau dua saran. Saat itu, kakeknya selalu mendesah karena cucunya pasti akan bisa mencapai sesuatu jika ia tak mendapat sakit kepala. Oleh karena itu, Rong Mingshi masih sedikit percaya diri tentang pemahamannya.
Lalu mengapa berbicara itu sangat sulit?
Tetapi, macan tutul itu tak menyerah dengan mudah. Ini mungkin agak sulit tetapi sikapnya untuk belajar dengan Aojia sangat positif. Ia bekerja keras untuk mengendalikan lidah dan vokalnya saat ia dengan hati-hati mengulang beberapa kata.
Setelah ribuan pengulangan, Aojia menggosok kepala macan tutul kecil yang kacau. “Kau berbicara dengan sangat baik dan kau membuat kemajuan yang bagus.”
“…?!”
Kedua telinga Rong Mingshi bergerak saat ia menaikkan matanya untuk menatap Aojia.
…Apa ini bujukan? Ia membuat suara yang sama dari awal hingga akhir, terlepas dari ‘Aoji’ yang terdengar samar-samar seperti Aojia. Di mana kemajuannya? Aojia melihat pandangan macan tutul kecil yang serius meragukannya dan menyentuh sudut mulut macan tutul itu sebelum menggosok kepalanya. “Sebaliknya, haruskah aku menjadi binatang untuk mengajarimu?”
Rong Mingshi segera mengangkat kepalanya, matanya yang jernih berpaku pada Aojia. Apa itu tak apa? Apa ruangan ini cukup besar?
Aojia mengangkat macan tutul kecil itu dari atas meja, berjalan menjauh dari meja dan berdiri di bagian ruangan yang lebih luas. Dalam sekejap mata, Rong Mingshi merasakan telapak tangan lebar yang memegangnya berubah menjadi cakar naga yang kuat. Kemudian pria yang ada di hadapannya sekali lagi berubah menjadi apa yang ia lihat di bintang terpencil itu. Satu-satunya perbedaan adalah ukuran naga hitam itu menyusut dan ia muat di bagian terbuka ruangan itu.
Saat itu, macan tutul kecil itu telah sepenuhnya melupakan tentang belajar berbicara. Ia mengulurkan cakar berbulu lembutnya dan menyentuh sisik naga hitam, lengan naga yang kuat, dan sayap-sayap naga yang indah itu.
Um… pahatannya yang sebelumnya tak serinci dan masih kekurangan beberapa kekuatan di daging dan darahnya. Jauh lebih banyak imajinasinya dan hanya ada sedikit kenyataan. Itu tak cukup halus ketimbang sayap-sayap naga Aojia.
Di bintang terpencil, ia hanya melihat sekilas naga hitam itu dari kejauhan. Ia mungkin dengan gamblang memahami bentuk dan momentum naga hitam itu tetapi ia masih menyimpang dalam rinciannya. Mungkin kali berikutnya ia menemukan bahan yang tepat, ia bisa memahat sayap-sayap naga itu dengan lebih baik.
Macan tutul kecil itu mengingat ini dan sepenuhnya melupakan tujuan Aojia di balik bertransformasinya dirinya ke bentuk binatang buasnya. Ia hanya dengan hati-hati mengamati naga hitam di hadapannya. Semakin ia memperhatikan, semakin macan tutul itu menemukan bahwa beberapa rincian benar-benar tidak ada.
Sebuah senyum melintas di pupil emas naga hitam yang vertikal itu. Ia menatap tanah, sedikit melipat sayap naganya dan meletakkan ekor naganya di depan cakarnya. Kemudian ia mengangkat macan tutul yang fokus itu dan meletakkan macan tutul itu di atas punggungnya.
Rong Mingshi tanpa basa-basi melompat ke kepala naga itu dan mengerjap saat ia dengan hati-hati memperhatikan kepala Aojia. Kemudian ia berbaring di sana dan mempelajari mata Aojia dari atas hingga bawah.
Pupil emas Aojia sedikit menyusut saat ia mendongak menatap macan tutul kecil yang berjongkok di atas dahinya. Tak diketahui betapa lembutnya hatinya itu. macan tutul kecil itu tak menerima sebuah pelatihan memahat tetapi hal-hal yang ia lakukan secara insting sama dengan perilaku seorang pemahat yang terpelajar.
Mengamati, pengamatan yang mendetail.
Terlebih lagi, tatapan penuh kesabaran macan tutul kecil itu memberi Aojia perasaan bahwa macan tutul itu memiliki sebuah ide untuk pahatannya yang selanjutnya. Jenis pahatan yang tanpa tujuan apa pun, hanya untuk membuat pahatan bentuk binatang buasnya yang asli yang membuat hati naga hitam itu dibanjiri sebuah perasaan kedamaian dan keteguhan yang tak pernah ada sebelumnya.
Naga hitam itu tersenyum sedikit dan sedikit menggerakkan cakarnya ke atas kepalanya, memberikan macan tutul itu menyentuhnya dan membalikkannya berkali-kali. Ketika macan tutul kecil itu akhirnya puas dan semua bagian naga hitam yang indah itu sepenuhnya dipelajarinya, ia meluncur turun ke sayap naga. Kemudian ia mengingat dengan sedikit rasa malu tentang tujuan Aojia di balik bertransformasinya dirinya menjadi bentuk binatang buasnya.
Rong Mingshi terburu-buru kembali pada Aojia tetapi ketika ia mendongak, Rong Mingshi terkejut untuk melihat bahwa Aojia sudah tertidur. Kedua mata keemasan yang indah itu tertutup rapat dan sebuah aroma yang berapi-api keluar dari napas naga hitam yang memancar di depan macan tutul kecil itu. Ada sebuah perasaan bahwa ia akan terbakar dan Rong Mingshi tanpa sadar melangkah mundur. Kemudian ia perlahan memindahkan cakar yang tebal itu dan diam-diam mendekat, cakarnya ia naikkan untuk menyentuh hidung naga itu.
Rong Mingshi menyeringai, menampakkan gigi-gigi tajamnya saat ia dengan ringan berteriak, “Aoji.”
…Aojia.
.
.
.
Centinni menerjemahkan ini untukmu.
Hai semua! Kita lagi mengadakan survey nih, minta waktunya sedikit buat isi surveynya ya!
https://surveyheart.com/form/5f2eef17550440107635f996
Bergabunglah bersama kami di discord untuk mendapatkan update terbaru dan kesempatan untuk bertemu penerjemah favorit Anda ~
Jadilah bagian dari komunitas indonesia yang menyenangkan ~
Tautan discord: https://discord.gg/fbqJYJX
Kami juga membuka donasi via Gojek pay guys. Setiap Rp. 10.000 yang terkumpul, kalian akan dapat satu chapter ekstra. Dan kalian juga, jangan lupa tulis untuk buku apa kalian berdonasi yaa. Kode QR ada di halaman muka yaaa.
- Home
- Number One Lazy Merchant of the Beast World [Bahasa Indonesia]
- Chapter 14 - Apa Ini Bujukan?
Donasi pada kami dengan Gojek!
