Number One Lazy Merchant of the Beast World [Bahasa Indonesia] - Chapter 13
- Home
- Number One Lazy Merchant of the Beast World [Bahasa Indonesia]
- Chapter 13 - Tidak Mudah Sama Sekali
Ingin baca lebih cepat? Yuk berdonasi. Kode QR Gojek ada di bawah yaaa. Jangan lupa tulis kalian ingin berdonasi untuk buku apa.
Setelah pergi ke bintang sumber daya dan sabuk asteroid, pesawat Aojia akhirnya kembali ke tujuan aslinya dan bergerak menuju Ibu Kota Kekaisaran.
Dalam perjalanan, masalah terbesar yang dihadapi Rong Mingshi adalah rintangan bahasa. Ketika Aojia mengusulkan rencana belajar, macan tutul itu tengah memakan telur burung berperut merah dan bersayap empat beserta sebuah paket nutrisi dengan rasa yang sama.
“Aku telah memperoleh sebuah kuota untukmu di Akademi Pemahat Ibu Kota Kekaisaran. Kau sudah dibebaskan dari ujian masuk dan bisa langsung masuk ke kelas pemahat pemula.”
Akademi Pemahat Ibu Kota Kerajaan terbagi menjadi banyak level termasuk kelas magang, kelas pemahat pemula, kelas pemahat junior, kelas pemahat tingkat lanjut, dan kelas pemahat tingkat tinggi. Setelah kelima kelas ini telah diselesaikan dengan sukses, kualifikasi perngpahat akan didapatkan.
Dalam pandangan Aojia, macan tutul yang ada di hadapannya cukup untuk memasuki kelas pemahat tingkat lanjut. Tetapi, macan tutul kecil itu melewatkan ujian masuk dan Aojia hanya bisa menggunakan kekuasaannya di Kelompok Sumber Daya Antar Bintang untuk memperoleh sebuah pembebasan dari ujian dan menaikkan macan tutul itu ke kelas pemula.
Macan tutul itu berteriak sambil memakan telurnya, mengulurkan cakar macan tutulnya untuk menepuk lengan Aojia, menyatakan rasa terima kasih dengan matanya. Kemudian ia mendengar naga hitam itu mengatakan, “Hal yang harus kulakukan sekarang adalah mengajarimu cara berbicara dahulu.”
Macan tutul yang merasa bangga dan tengah memakan nutrisinya mengngkat kepalanya. “?”
Aojia mengulurkan tangannya dan menepuk kepalanya. “Tak perlu khawatir. Kita akan menyelesaikan masalah ini dengan namamu dahulu.”
Aojia menyentuh komputer kuantum di pergelangan tangannya dan memberi macan tutul itu satu set kamus kekaisaran tiga dimensi, lalu meletakkan teks itu di depan macan tutul kecil itu.
Macan tutul yang dikelilingi oleh kata-kata itu tampaknya menyadari sesuatu. Ia hanya dipanggil dengan macan tutul kecil dan bahkan tak memiliki nama. Karena itulah, macan tutul itu mulai dengan serius memilih kata-kata. Selama bertahun-tahun, robot pembantu rumah tangganya telah mengajarinya setiap hari. IQ macan tutul kecil itu mungkin ditekan oleh nukleus binatang buasnya tetapi ia masih bisa belajar membaca dan bisa memahami apa yang berada di hadapannya.
Aojia menatapnya dalam diam saat macan tutul itu mengulurkan cakarnya dan menyentuh sebuah kata di teks itu. Kata yang dipilih oleh macan tutul itu ia dorong ke Aojia. Matanya bersinar terang saat ia membicarakan nama Aojia dengan sangat sungguh-sungguh.
Rong Mingshi….
Macan tutul itu memilih tulisan kekaisaran yang dilafalkan hampir sama dengan namanya. Aojia menatap kata-kata kekaisaran di depannya dan mengangguk. “Rong Rong.”
“…!”
Macan tutul kecil itu mendorong teksnya ke depan Aojia lagi, menekankan namanya! Aojia memegang cakar tebal macan tutul itu dan menggendongnya. “Karena kita sudah selesai makan, mari mulai kelasnya, Rong Rong.”
…Karena ia tak bisa berbicara, jadi ia tak memiliki hak untuk membedakan namanya?
Rong Mingshi digendong oleh Aojia dan merasa sedikit marah karena dipanggil Rong Rong. Itu terlalu memalukan. Membuatnya merasa seolah ia kembali menjadi anak berusia tiga tahun. Macan tutul kecil itu ingin menggigit orang itu tetapi hal-hal yang dilakukan Aojia untuknya ribuan kali lebih baik ketimbang ayah dukenya yang tak dikenal dan bahkan melebihi keluarganya di kehidupannya yang sebelumnya. Namanya bukan apa-apa melainkan hal luar. Apa itu sesuatu bernama cinta?
Saat itu macan tutul kecil itu agak marah dan ekornya yang berkulit kasar ia gigit dalam mulutnya. Aojia memegang macan tutul kecil itu dan saat ia berjalan melewati pintu, ia bertemu dengan kepala pengawalnya, Calant. Sebagai hasilnya, penjaga yang peduli (tentang gosip) itu berdiri di tempat.
‘Pak, bagaimana Anda menjaga macan tutul kecil ini sehingga ia tampak seolah sudah diganggu dengan buruk?’ Tetap saja, binatang buas kecil dengan ekornya dalam mulutnya sendiri itu benar-benar imut. Bagaimana ia tak pernah menyadari bahwa binatang buas seperti ini sangat imut?
Aojia menatap Calant si pengawal dengan ringan. ‘Apa yang matamu lihat?’
Akal Calant si penjaga kembali dan ia segera memberi hormat. “Pak!”
Sementara itu, ia terkejut. Apa bosnya cemburu?
“Apa ada sesuatu?”
Calant si penjaga mengangguk tetapi tak berbicara. Ia menatap macan tutul kecil dengan cara yang mungkin entah sengaja atau tak sengaja. Aojia menyipitkan matanya dan ia segera mengerti. Masalah Calant berhubungan dengan macan tutul kecil itu. Aojia menggosok kaki depan macan tutul itu. “Tunggu aku dalam ruangan untuk memulai kelasnya nanti.”
Macan tutul kecil itu melepaskan ekornya dan mengangguk. Ia mengetahui identitas Aojia dan memang biasa jika ada hal-hal yang rahasia. Karena itulah, Rong Mingshi dengan menurut melompat dari lengan Aojia dan berlari ke ruang belajar Aojia.
Ketika macan tutul kecil itu pergi, Calant kembali ke ruang duduk dengan Aojia. Kemudian ia melapor, “Pak, kami sudah menyaring gen-gen beastman di kekaisaran menggunakan bulu macan tutul kecil yang Anda berikan dan menemukan sebuah kecocokan genetis.”
Calan menarik napas sedikit sebelum melanjutkan, “Pak, itu Duke Oran. Darah macan tutul itu berhubungan dengan Duke Oran.”
Tangan Aojia terasa seolah diremas sesuatu yang tak terlihat. Ia tahu lebih baik dari semua orang bahwa rumah Duke Oran tak pernah memiliki tanda-tanda macan tutul jantan. Ia hanya memiliki seorang putri yang memiliki umur yang hampir sama dengan macan tutul kecil itu.
Calant melanjutkan, “Duke Oran telah menghapus bersih keberadaan anak ini. Saat ini, kami belum menemukan berita lagi. Tetapi, rumah Duke Oran baru saja diserang. Berdasarkan penyelidikan, ditemukan bahwa itu adalah ulah sebuah robot pembantu rumah tangga yang belum dihancurkan selama bertahun-tahun. Robot pembantu rumah tangga itu sekarang telah diformat dan memasuki tempat pembakaran sampah.”
Aojia menatapnya.
Calant terus berbicara, “Tentu saja, ini adalah informasi dari biro penyelidikan. Berita yang kami dapat adalah robot pembantu rumah tangga yang terabaikan itu pernah diberi sebuah perintah rahasia.”
Calant selesai dan ia mengirimkan perintah yang ia dapat dari komputer kuantumnya pada Aojia. Aojia melihat isi perintah itu dan ada sedikit perubahan dalam matanya. Di pupil matanya melintas sebuah sinar dingin tetapi itu hanya sejenak. Setelah beberapa saat, Aojia memerintahkan dengan pelan, “Bawakan aku robot pembantu rumah tangga itu.”
Calant tampak malu. “Pak, dia sudah kabur.”
Aojia menaikkan kedua alisnya. Jenis hal seperti ini tak bisa dilakukan. Apa orang-orang ini ingin kembali untuk rekonstruksi?
Calant segera menjelaskan, “Pak, seperti ini. Inti sari robot pembantu rumah tangga itu adalah datanya dan tubuh mekanisnya hanya penampilan saja. Karena itulah, hal yang diformat ternyata adalah data cadangan. Robot pembantu rumah tangga itu sebenarnya sudah menyelinap kabur.”
Ini menarik. Bibir Aojia sedikit melengkung.
Sebuah robot pembantu rumah tangga yang menyerang keluarga Oran dan perintah yang robot itu peroleh sebelum menyerang rumah itu berhubungan dengan macan tutul kecilnya. Robot yang menerima perintah itu tak melaksanakan perintahnya tetapi malah menyerang masternya.
“Pak, jika seperti ini, apa Anda ingin menghentikan sementara macan tutul kecil itu dari memasuki akademi?”
Aojia sedikit mengerjap. “Rencana ini takkan diubah.”
“Maka haruskah saya mengirim seseorang untuk melindunginya?”
Aojia terdiam sejenak. “Pertama, biarkan Eagle Tan menemui kita di ibu kota.”
“Baik, pak.”
Masalahnya telah dibereskan dan Aojia pergi ke ruang belajar. Kebetulan, ia melihat macan tutul itu duduk di atas sebuah kursi dan pandangan macan tuutl itu jatuh ke belakangnya. Aojia menolehkan kepalanya dan melihat ke belakang. “Apa yang kau lihat?”
Rong Mingshi menatap orang ini dengan cara yang aneh. Ia pada dasarnya ingin melihat guru yang Aojia atur untuk mengajarinya cara berbicara. Mata macan tutul yang jernih itu dengan mudah menampakkan keraguannya pada Aojia. Naga hitam itu menjelaskan, “Tak ada orang lain. Aku akan mengajarimu cara berbicara.”
Kemudian tanpa peralatan, macan tutul dan orang itu duduk saling berhadapan. Aojia melihat macan tutul kecil yang dihalangi oleh meja dan hanya kepala cerdasnya yang tampak dan merasa ini sangat tak nyaman. Ia mengulurkan tangannya untuk memegang cakar macan tutul dan membuatnya duduk di atas meja. Ketika arah pandangan mereka sejajar, naga hitam itu akhirnya merasa nyaman.
Dengan demikian, kuliah dimulai.
Aojia berbicara dengan mulus, “Batu energi.”
Macan tutul kecil itu mengikuti dengan serius. “Jiao ji.”
Aojia tak tertawa dan berbicara lagi. “Pemahat.”
Macan tutul kecil itu mengikuti dengan serius. “Jiao ji.”
Aojia tersenyum dan berbicara dengan sangat mulus. “Macan tutul kecil.”
Macan tutul kecil, “…”
“Aojia.”
Rong Mingshi berhenti sejenak dan dengan perlahan berkata, “Aoji.”
Guru naga hitam tersenyum sedikit dan mengangguk sambil memuji, “Sangat bagus, lanjut.”
“Batu energi.”
“Jiao ji.”
“Pemahat.”
“Jiao ji.”
…Itu pengulangan yang tak terhingga. Macan tutul kecil itu berpindah ke posisi berjongkok dan mata birunya yang cerah dipenuhi kecemasan. Apakah seseorang benar-benar berbicara dalam bentuk binatang buas?
.
.
.
Centinni menerjemahkan ini untukmu.
Hai semua! Kita lagi mengadakan survey nih, minta waktunya sedikit buat isi surveynya ya!
https://surveyheart.com/form/5f2eef17550440107635f996
Bergabunglah bersama kami di discord untuk mendapatkan update terbaru dan kesempatan untuk bertemu penerjemah favorit Anda ~
Jadilah bagian dari komunitas indonesia yang menyenangkan ~
Tautan discord: https://discord.gg/fbqJYJX
Kami juga membuka donasi via Gojek pay guys. Setiap Rp. 10.000 yang terkumpul, kalian akan dapat satu chapter ekstra. Dan kalian juga, jangan lupa tulis untuk buku apa kalian berdonasi yaa. Kode QR ada di halaman muka yaaa.
- Home
- Number One Lazy Merchant of the Beast World [Bahasa Indonesia]
- Chapter 13 - Tidak Mudah Sama Sekali
Donasi pada kami dengan Gojek!
