Number One Lazy Merchant of the Beast World [Bahasa Indonesia] - Chapter 10
- Home
- Number One Lazy Merchant of the Beast World [Bahasa Indonesia]
- Chapter 10 - Peralatan Cakar Macan Tutul yang Eksklusif
Batu energi telah ditemukan dan Aojia dengan biasa membawa macan tutul kecil itu pergi. Abel menatap bosnya menaiki pesawat, dalam diam menatap punggung jangkung bos mereka dan ekor macan tutul kecil yang tersingkap di sudutnya. Ekor yang berbulu lembut itu bergoyang dan tampak sangat senang.
Kucing ini cocok dipasangkan dengan batu energi terkuat dan ia selalu merasa sesuatu yang aneh akan terjadi.
…Ia benar-benar ingin meninggalkan pekerjaan manajer umumnya untuk menontonnya.
Setelah kembali ke dalam pesawat, Aojia memberi perintah pada Calant untuk menuju tujuan mereka yang berikutnya, sebuah rumah sakit di sabuk asteroid di mana dokter eksklusifnya bertugas. Selanjutnya, mereka harus memberi macan tutul itu pemeriksaan penuh.
Aojia pertama membawa macan tutul kecil itu kembali ke ruangannya untuk makan. Kemudian ia pergi ke ruang pemasangan baju besi robot di pesawat dengan macan tutul itu di salah satu tangannya. Pintu otomatis terbuka dan para teknisi baju besi robot yang berada di dalamnya langsung berkumpul di ruangan itu ketika melihat bos mereka. Mereka langsung menghentikan pekerjaan di tangan mereka dan memberi hormat. “Pak!”
Para teknisi robot yang terlatih tampak tenang (mencuri pandang) pada macan tutul kecil dengan bulu putih yang lembut dan bintik-bintik hitam yang didekap di lengan pemimpin mereka. Staf pesawat itu tak tertarik dengan gosip tetapi mereka sangat peduli dengan komandan mereka. Karena itulah, lusinan orang di pesawat tahu bahwa ada seekor bintang buas kecil di sekelilingnya.
Aojia mengangguk, mengisyaratkan pada mereka untuk lanjut bekerja dan membawa macan tutul kecil itu ke sebuah mesin cerdas. Rong Mingshi mencengkeram lengan Aojia dan menatap ke sekelilingnya dengan penasaran. Ia belum pernah melihat baju besi robot sebelumnya.
“Apa kau menyukainya?” Aojia menarik telinganya. Rong Mingshi mengangguk, matanya cerah. Senjata masa depannya tampak bagus. Aojia menepuk kepalanya. “Maka pergilah dan lihat-lihat.”
Kepala Rong Mingshi menubruk telapak tangan Aojia sebagai jawaban dan ia kemudian melompat turun, berlari ke sebuah robot hitam yang tak memantulkan cahaya apa pun. Di antara berbagai tipe robot, yang satu ini berdiri di tengah-tengah dan dihias dengan pola naga hitam. Itu adalah yang paling agung dan indah.
Aojia menatap macan tutul kecil yang ada di depan robotnya dan berbalik menghadap mesin peralatan cerdas. Ia mulai mendesain berdasarkan informasi yang ia peroleh dari meremas dan menekan cakar macan tutul di bintang sumber daya. Setelah menggunakan beberapa program, sesuatu yang mirip dengan cakar macan tutul muncul di stimulator. Aojia menatap cakar mekanis itu, menyesuaikan strukturnya sedikit dan menambahkan program-program.
Rong Mingshi memeriksa baju besi robot dan terpesona oleh keahlian masa depan itu. Ia berpikir ini seharusnya adalah baju besi robot Aojia dan ketika ia menatap ke arah Aojia, ia melihat simulasi Aojia.
Tak seperti baju mech-armourbesi Aojia yang destruktif dan bermartabat, cakar macan tutul ini lembut, halus, dan memiliki lekukan yang langsing. Rong Mingshi menatap cakar macan tutulnya dan kemudian benda yang Aojia buat. Tampaknya itu dibuat khusus untuknya.
Rong Mingshi bergerak kembali ke Aojia, melompat ke tempat duduk di samping Aojia dan menatap meja itu. Aojia menyelesaikan tindakan terakhir untuk memperhalus dan kemudian ia memperbesar gambar itu. ia mengangkat macan tutul kecil itu dan memegangnya di depan gambar. “Lihat, apa ada sesuatu yang salah di sana?”
Rong Mingshi menatap cakar macan tutul yang diperbesar itu yang ada di hadapannya dan mengulurkan cakarnya sejenak. Gambar itu berbalik dan menunjukkan dirinya semua detailnya.
Aojia memegang macan tutul kecil itu dengan satu tangan ketika ia menggerakkan gambar itu dengan tangannya yang lain. Ia menarik gambar itu agar langsung menutupi cakar macan tutul kecil itu. Simulasi buatan cakar macan tutul itu sangat pas di atasnya dan kapan pun Rong Mingshi menggerakkan cakarnya, lengan mekanis itu juga bergerak. Gerakannya jauh lebih saksama daripada cakar macan tutulnya.
Jemari Aojia menunjuk setiap tulang yang ada di gambar cakar macan tutul itu. “Setiap cakar bisa mengendalikan sebuah alat. Cobalah.”
Rong Mingshi mencoba untuk menggerakkan cakar itu ke posisi yang berbeda. Bersama dengan gerakannya, peralatan yang berbeda muncul di ujung lengan robotiknya. Bentuk alat-alat itu sangat familier bagi Rong Mingshi. Mereka adalah peralatan yang cocok untuk memahat. Macan tutul kecil itu benar-benar gembira. Ia telah melukai mulutnya ketika menggunakan sisik naga untuk memahat. Sekarang karena ia memiliki lengan cakar macan tutul robotik ini, ia pasti akan bisa membuat pahatan yang lebih baik!
Aojia menatap di antara peralatan yang terus berubah itu dan telinga macan tutul yang tegak itu dan tak bisa menahan senyumannya.
Setelah beberapa percobaan oleh macan tutul kecil itu dan beberapa perbaikan, Aojia memulai mesin peralatan itu. lengan cakar macan tutul itu terpisah menjadi sejumlah besar bagian-bagian dan perlahan-lahan tercetak di dalam mesin peralatan.
Aojia meletakkan macan tutul itu di sampingnya dan mulai memasang bagian-bagiannya. Rong Mingshi menatap tangan-tangan Aojia yang fleksibel dan cepat saat ia memasang bagian-bagian yang tak terhitung jumlahnya itu satu per satu. Rong Mingshi benar-benar iri.
Di kehidupan Rong Mingshi yang sebelumnya, kepalanya sering terasa sakit atau pusing dan ia mengalami banyak operasi otak. Beberapa syarafnya terpengaruh dan tangannya akan gemetar dari waktu ke waktu dalam proses memahat. Terkadang, ia harus berhenti dan menstabilkan dirinya sejenak sebelum lanjut memahat. Setiap kali ia ingin memahat sesuatu, ia harus mengulangnya beberapa kali karena tangannya yang gemetar.
Di sisi lain, tangan Aojia sangat stabil dan bisa memasang bagian-bagian kecil tanpa keraguan. Tentu saja, macan tutul kecil itu tidak cukup dangkal untuk berpikir bahwa semua orang terlahir dengan kondisi baik seperti ini. Manusia mungkin memiliki tangan yang bagus tetapi pemasangan yang tampak berpengalaman itu hanya akan bisa dilakukan dengan cepat dan akurat setelah mereka memasang banyak hal berkali-kali.
Karena itulah, macan tutul kecil itu duduk di atas kursi dan menatap peralatan yang perlahan-lahan Aojia pasang sambil diam-diam berjanji bahwa bahkan walaupun ia tak bisa menjadi manusia, ia akan berlatih untuk memiliki cakar macan tutul yang terampil dengan peralatan yang Aojia berikan padanya! Pahatannya di masa depan takkan kasar. Ia mungkin seekor macan tutul kecil tetapi ia akan memperoleh keahlian yang hebat!
Aojia selesai memasang lenga-lengan cakar macan tutul itu. kemudian ia menyemprot lengan-lengan mekanis itu dengan warna hitam dan putih, yang hampir sama dengan macan tutul kecil itu. Peralatan yang Aojia desain untuk macan tutul kecil itu telah selesai.
Para teknisi robot yang diam-diam mengintip sisi ini terkejut. Mereka berpikir bahwa komandan mereka datang dengan sebuah desain baru untuk robotnya sendiri. Mereka tak menyangka ia akan menggunakan mesin cerdas untuk mendesain dan memasang lengan-lengan mekanis berbentuk macan tutul.
…Berita (gosip) dari Calant bukan kebohongan! Komandan mereka benar-benar baik pada binatang buas ini.
Peralatan cakar macan tutul itu pertama dipasang di cakar kanan depan Rong Mingshi dan macan tutul kecil itu dengan senang bermain dengannya. Karena itulah, ia tak menyadari saat ia langsung diangkat oleh Aojia bersama peralatan-peralatannya dan dibawa keluar ke ruang pemasangan baju besi. Mereka kembali ke kamar mereka dan Aojia memberikan batu energi transparan yang ada di dalam sakunya ke macan tutul kecil itu.
“Pahat batu energimu sendiri.”
“…”
Macan tutul kecil itu menatap Aojia dengan ekspresi aneh. Bagaimana orang ini tahu ia bisa memahat? Tak ada yang akan mengira bahwa seekor macan tutul bisa memahat sesuatu, bahkan walaupun pahatan naga hitam itu benar-benar kasar.
Keraguan di mata macan tutul kecil itu terlalu jelas. Aojia menaikkan kedua alisnya dan mengeluarkan batu energi naga hitam dari ban lengannya. Ia meletakkannya di atas telapak tangannya dan menyodorkannya pada macan tutul kecil itu. “Di sana ada baumu.”
“…”
Macan tutul kecil itu kebingungan. Apa maksudnya dengan baunya? Ia tak meletakkan batu itu di atasnya, bagaimana itu bisa berbau sepertinya?
Aojia memegang batu energi batu hitam itu. “Saliva, macan tutul kecil. Itu jatuh dari mulutmu ke atasnya.”
“…!!!”
Macan tutul kecil itu menutup matanya dengan cakarnya! Itu terungkap! Ia menggunakan mulutnya untuk menahan sisik naga hitam itu dan salivanya jatuh.. yah, itu normal. Aojia tertawa atas pergerakan macan tutul kecil itu dan mengembalikan batu energi naga hitamnya kembali ke ban lengannya.
“…”
Macan tutul itu menatapnya dan ingin mengatakan sesuatu. ‘Kak naga hitam, bukankah kau seharusnya mencuci batu itu? Itu sesuatu yang selalu kau bawa bersamamu.’
Macan tutul kecil itu tak bisa berbicara. Bahkan jika ia menatapnya dengan matanya yang berkaca-kaca, Aojia acuh tak acuh saat ia mengetuk batu energi transparan yang ada di depannya. “Cobalah.”
Macan tutul ini bisa membuat sebuah batu energi naga hitam yang menggunakan 78% kekuatan batu energi tanpa alat apa pun. Seharusnya tak sulit baginya untuk memahat batu yang akan cocok dengannya. Rong Mingshi menatap batu trasparan itu, menggerakkan peralatan cakar macan tutul yang ada di cakar kanannya dan mencoba menggerakkannya di atas batu transparan itu.
Cakar itu baru saja menyentuhnya ketika macan tutul kecil itu tampaknya terpukul dan melayang jatuh dari meja. Untungnya, Aojia bergerak dengan cepat dan mengangkatnya.
Rong Mingshi kebingungan. Apa yang terjadi?
Aojia mengerjap saat ia menatap macan tutul kecil itu. “Untuk memahat sebuah batu energi, hal pertama yang harus kau lakukan adalah mengeluarkan persepsimu.”
“?”
Rong Mingshi tampak terkejut. Apa itu persepsi?
“Coba lagi,” dorong Aojia.
Rong Mingshi mengulurkan cakar macan tutulnya untuk melanjutkannya namun ia sekali lagi didorong paksa. Iblis ini… bukankah ini sebuah batu transparan? Mereka semua batu energi kan? Mengapa ia baik-baik saja ketika memahat naga hitam itu sebelumnya?
Pandangan Aojia mendalam. Tampaknya macan tutul kecil itu tak tahu bagaimana mengeluarkan persepsinya. Tampaknya ia harus membiarkan macan tutul kecil ini memasuki universitas untuk melatih profesi pemahatnya.
.
.
.
Terjemahan ini milik Centinni
Bergabunglah bersama kami di discord untuk mendapatkan update terbaru dan kesempatan untuk bertemu penerjemah favorit Anda ~
Jadilah bagian dari komunitas indonesia yang menyenangkan ~
Tautan discord: https://discord.gg/qHkcfMc
Kami juga membuka donasi via Gojek pay guys. Setiap Rp. 10.000 yang terkumpul, kalian akan dapat satu chapter ekstra. Dan kalian juga, jangan lupa tulis untuk buku apa kalian berdonasi yaa. Kode QR ada di halaman muka yaaa.
- Home
- Number One Lazy Merchant of the Beast World [Bahasa Indonesia]
- Chapter 10 - Peralatan Cakar Macan Tutul yang Eksklusif
Donasi pada kami dengan Gojek!
