Spending the Villain’s Money to Extend My Life [Bahasa Indonesia] - Bab 52
- Home
- Spending the Villain’s Money to Extend My Life [Bahasa Indonesia]
- Bab 52 - Mengirimkan Amplop Merah di WeChat! (III)
Pada saat yang sama, di mansion.
Semua tirai tertutup rapat di kamar tidur utama.
Qin Ru Hai, dengan jas putihnya, memandang pria yang terlihat seperti binatang buas. Mata pria itu merah padam dan dia jelas sangat kesakitan. Pandangan membunuh dari pasiennya ini membuatnya bergidik.
Awalnya, dia dipanggil ke mansion untuk menyembuhkan gadis yang sedang menderita penyakit diare dan demam.
Dia baru saja memberikan infus pada gadis itu, sebelum Si Yi datang kembali dan mengatakan bos membutuhkan dirinya lagi.
Qin Ru Hai mengerutkan keningnya.
Biasanya, Huo Si Shen masih bisa mengendalikan emosinya selama orang lain menjaga jarak darinya.
Tapi, begitu dia terstimulasi, dia akan terlempar ke ingatan masa lalunya. Rasionalitasnya akan keluar dari jendela dan dia menunjukkan tanda-tanda, seperti kecenderungan dalam kekerasan, kecemasan yang ekstrim, irasionalitas, dan tidak bisa ditenangkan.
Terakhir kali, ini terjadi sekitar dua tahun yang lalu. Setelah Qin Ru Hai memberinya beberapa obat penenang, dia tetap memberontak dan menghancurkan semua perabotan di mansion.
Dia juga hampir menyebabkan pesaingnya keluar dari lingkaran bisnis.
“Apakah tunangan kecilmu membuat dirimu kesal?”tanya Qin Ru Hai sambil menyuntikan obat penenang ke pembuluh darahnya.
Huo Si Shen duduk di sofa dengan mulut tertutup.
Tubuhnya dingin.
Pertanyaan itu membuat dirinya sedikit bereaksi.
Tunangan kecil…
Di dalam mata hitam, badai yang ada di dalam dirinya berhenti sejenak.
Wajah Gu Shi Shi yang pucat dan tampak tembus pandang muncul di benaknya…
Dia dikirim ke tempat yang belum pernah dia kunjungi sebelumnya, dan tidak pernah menanyakan tentang perihal itu lagi.
Dia merasa sangat kesakitan, sehingga dia tidak bisa bangun dari tempat tidurnya. Dia pingsan karena demam dan tidak ada yang mengetahuinya.
Pengalaman gadis itu terus mengingatkan dirinya tentang masa lalunya.
Tangan yang diletakkan di samping kaki dikepalkan dan kemudian dilepaskan, lalu dia mengepalkan tangan sekali lagi.
“Bukankah kau sudah menambahkan kontaknya di WeChat-mu?”Qin Ru Hai memaksa Huo Si Shen untuk menggerutu.
“Dia masih muda. Kau bisa melatihnya. Jangan hanya memendam semuanya…”
Meski begitu, dia cukup terkesan dengan keberanian gadis kecil itu.
Dia belum pernah melihat orang yang berhasil mendapatkan kontak Iblis Huo ini.
Qin Ru Hai melanjutkan percakapan sepihaknya, dia tidak menunjukkan tanda-tanda kebosanan di wajahnya.
Masalah terbesar Huo Si Shen adalah dia tidak bisa keluar dari ingatan masa lalunya.
Dia baru saja mengubah topik pembicaraan dengan membicarakan gadis itu dengan sebuah harapan bahwa pria itu keluar dari ingatan masa lalunya.
Qin Ru Hai mengetahui dengan jelas bahwa kondisi Huo Si Shen tidak ada hubungannya dengan tunangannya.
Tidak ada wanita yang bisa membuat pria itu merasa bahagia atau tidak bahagia.
Tepat ketika dia memikirkan langkah selanjutnya untuk merawat pria itu, dia mendengar sebuah suara yang kasar.
“Apa maksud dari amplop merah ini?”
“???”
Qin Ru Hai bingung.
Dia memandang pria yang kejam, kesepian, dan biasa menjilat lukanya sendiri. Dia mengusap telinganya dan bertanya, “Apa yang baru saja kau katakan?”
Huo Si Shen menunduk dengan tatapan tidak jelas ke arah ponselnya yang sekarang terlempar ke lantai.
Gadis itu telah mengirimkannya amplop merah setiap hari.
Sebelumnya, tidak ada seorang pun yang pernah melakukan itu.
“Apakah seseorang yang pernah mengirimkanmu amplop merah di WeChat?”
Tangan Qin Ru Hai yang mengusap telinganya berhenti. Matanya melebar dan nadanya naik setengah oktaf, “Tunangan kecilmu mengirimkan amplop merah?!”
Dia memang orang yang sangat pemberanni.
Apa maksudnya itu? Apakah gadis itu menggoda Huo Si Shen secara terang-terangan?
Qin Ru Hai memandang pria iblis yang terlihat seperti badai petir yang bisa terjadi kapan pun. Dia juga tampak seperti orang yang ingin mencabik-cabik seseorang setiap saat.
Dia berpikir sejenak dan berusaha untuk mengatur pikirannya dengan tenang.
“Aku hanya akan mengirimkan amplop merah kepada wanita yang ingin aku rayu…”
Tapi, sebelum dia bisa menyelesaikan apa yang ingin dia katakan, dia telah diusir oleh iblis besar itu sendiri!
“Sial, aku belum menyalakan aroma terapi mawarmu…”
Ayo dukung penerjemah kesukaan kalian dengan cara berdonasi melalui Go-Pay. Setiap Rp10.000 donasi yang terkumpul, kami akan memberikan Satu Bab Tambahan untuk kalian. Jangan lupa untuk menyertakan nama penerjemah dan judul novel saat kalian berdonasi. Kode QR bisa kalian temukan di beranda website atau di bagian akhir halaman ini.
Terima kasih~
- Home
- Spending the Villain’s Money to Extend My Life [Bahasa Indonesia]
- Bab 52 - Mengirimkan Amplop Merah di WeChat! (III)
Donasi pada kami dengan Gojek!
