Fields of Gold [Bahasa Indonesia] - Bab 224
Ingin membaca lebih cepat? Baca novel ini hanya di Centinni dan berdonasilah hanya di Centinni! Setiap Rp 10.000 terkumpul melalui Go-Pay, aku akan memposting “Satu Bab Tambahan”! Jangan lupa untuk menyebutkan judul novel apa yang kamu berikan donasi. Terima Kasih & Selamat Membaca: )
===
Di laut, langit biru tampak tak berujung ketika awan melayang perlahan. Beberapa burung camar berputar-putar di udara di permukaan laut. Di cakrawala, armada kapal yang besar melaju ke depan. Kapal yang memimpin adalah kapal penumpang tiga lantai yang sangat besar. Meski hanya dirancang dengan sangat sederhana, kapal itu tampak cukup tinggi dan megah. Layar besar mengepul tertiup angin dan mendorong kapal ke depan. Di puncaknya ada bendera berwarna emas dengan sulaman naga melingkar. Bendera ini dianugerahkan oleh Kaisar dan melihat benderanya sama dengan melihat Kaisar itu sendiri. Semua pejabat diminta untuk bersujud ketika mereka melihat bendera itu.
Di haluan kapal ada seorang pemuda dengan sikap yang mengesankan. Pemuda itu mengenakan jubah brokat berwarna ungu tua yang sederhana. Di sekeliling pinggang pemuda itu ada kain berwarna perak yang disulam dengan cinnabar dan benang emas. Rambut pemuda itu diikat dan, di bawah belaian angin laut, beberapa helai rambutnya yang sulit diatur itu terlepas dari ikatannya dan menempel di pipi pemuda itu. Pemuda itu memiliki sepasang mata yang jernih dan kuat yang sepertinya memancarkan rasa dingin. Mata pemuda itu begitu tajam sehingga orang lain menjadi gemetar ketika membayangkan sepasang mata pemuda itu sedang memandangi mereka. Sosok pemuda itu tinggi dan tegap, seolah-olah pemuda itu adalah pedang tajam yang akan segera terhunus.
Pada saat pemuda itu melihat Dermaga Tanggu yang jauh dengan cepat semakin dekat, ekspresi dingin Zhu Junyang-pun sedikit melunak. Zhu Junyang akhirnya kembali! Zhu Junyang dengan penuh kemenangan telah menyelesaikan perjalanan pelayaran panjang pertamanya dan akan pulang. Perjalanannya selama satu setengah tahun di laut telah memberi Zhu Junyang banyak pengalaman dan hal untuk dipikirkan.
Perjalanan pulang pergi tidak sepenuhnya berjalan dengan lancar. Mereka telah bertemu bajak laut yang mencoba menjarah mereka dan berhasil menghindar dari serangan badai yang datang secara tiba-tiba. Namun, dengan sekitar ribuan orang yang bekerja keras bersama di kapal, mereka akhirnya bisa kembali dengan selamat. Zhu Junyang yakin bahwa pengalaman yang diperoleh dengan susah payah ini akan menjadi harta karun dalam hidupnya. Semua pengalaman ini akan membentuk Zhu Junyang menjadi orang yang lebih baik dan menjadikan kejayaan Zhu Junyang di masa depan!
Meskipun pemuda ini hampir berusia enam belas tahun dan memiliki wajah yang tampak muda, mata pemuda ini bersinar dengan cahaya yang dewasa dan bijaksana. Wajah tampan dan dingin Zhu Junyang tidak berubah selama satu setengah tahun terakhir. Namun, sosok Zhu Junyang menjadi lebih mengesankan, seolah-olah Zhu Junyang diselubungi dengan sesuatu yang membuat orang menjadi mengerti akan kekuatan yang dimilikinya itu.
“Aku, Zhu Junyang … telah kembali!” Pemuda itu dengan ringan mengucapkan beberapa kata ini.
Di belakang Zhu Junyang adalah seorang pria berambut putih yang maju selangkah. Pria itu menggunakan suaranya yang agak melengking untuk berkata, “Pangeran Yang, kali ini perjalanan kita dari Barat bisa dianggap cukup lancar. Kita berhasil membawa kembali benih dari semua tanaman yang disebutkan oleh Kaisar. Saya hanya tidak tahu apakah Dinasti Ming yang Agung kita ini akan berhasil menumbuhkan semua tanaman ini.”
Zhu Junyang dengan dingin mengamati lahan kering yang semakin dekat dengannya itu. Suasana hati Zhu Junyang yang awalnya bersemangat perlahan menjadi tenang. Zhu Junyang-pun perlahan menjawab, “Semua itu adalah urusan Kementerian Pendapatan. Apa hubungannya denganku?”
Kepala Pelayan Liu Fusheng menunjukkan senyuman yang menutupi seluruh wajahnya ketika sudut matanya itu terangkat sampai ada kerutan yang terlihat, “Pangeran Muda Kerajaan, jangan katakan bahwa anda tidak ingin secara langsung menanam benih yang sudah anda peroleh dengan susah payah itu, melihat benih itu bertunas, menumbuhkan daun, mekar, dan menghasilkan buah …”
Ekspresi wajah Zhu Junyang menjadi gelap dan menjadi dingin ketika Zhu Junyang memandang Liu Fusheng, yang segera membuat pelayan itu merasakan tekanan yang luar biasa. Liu Fusheng bisa dianggap sebagai salah satu ahli terbaik di negara ini, namun ketenangan majikannya yang mengintimidasi itu menyebabkan Liu Fusheng meneteskan keringat dingin. Liu Fusheng segera berlutut di tanah dan meminta maaf, “Pelayan tua ini telah salah bicara, tolong hukum saya, Pangeran Yang!”
Zhu Junyang yang belum berusia enam belas tahun itu, setelah mengalami perjalanan laut yang panjang ini, merasa bahwa dia sekarang adalah seorang manusia, yang mampu menopang langit dan bumi. Karena itu, Zhu Junyang melarang orang lain untuk memanggilnya dengan sebutan ‘pangeran muda kerajaan’ atau nama lainnya yang serupa dengan itu. Terakhir kali seorang pengawal istana melakukan kesalahan itu, prajurit yang malang itu dilempar ke laut untuk memberi makan hiu oleh Pangeran Yang yang merasa marah itu. Setelah itu, ribuan orang yang menemani Zhu Junyang itu semua tahu bahwa nama ‘pangeran muda kerajaan’ adalah sesuatu yang tabu yang tidak boleh disebut-sebut lagi.
Jantung Liu Fusheng berdetak kencang ketika Liu Fusheng diam-diam mengangkat matanya untuk memperhatikan ekspresi dingin dari majikannya itu. Sejak Pangeran Kerajaan Yang lahir, Liu Fusheng telah berada di sisinya. Kepala pelayan itu telah menyaksikan masa balita Pangeran Yang yang menggemaskan dan juga menyaksikan anak laki-laki yang lucu itu perlahan tumbuh menjadi seorang pemuda yang tampan dan tinggi. Pangeran Yang telah mempelajari sebagian besar seni beladiri dari Liu Fusheng. Setelah lebih dari satu dekade persahabatan mereka itu, mereka berdua telah menjalin hubungan guru-murid, persahabatan sejati, serta hubungan antara majikan dan pelayan. Namun, hubungan majikan dan pelayan itu masih memiliki celah diantara mereka. Bahkan Liu Fusheng memiliki garis yang tidak bisa dilanggarnya dalam hubungannya dengan Pangeran itu.
Zhu Junyang menatap tanpa ekspresi pada Pelayan Liu, yang menundukkan kepalanya untuk meminta maaf itu. Mereka telah bersama selama lebih dari satu dekade. Seseorang akan memiliki perasaan kepada makhluk yang lebih kecil dalam kerangka waktu selama itu, apalagi terhadap seseorang. Zhu Junyang tidak bisa memperlakukan Pelayan Liu sebagai makhluk sekali pakai. Melakukan hal itu hanya akan membuat hati orang lain menjadi dingin. Jika Zhu Junyang menginginkan kesetiaan para pelayannya, Zhu Junyang perlu tahu kapan harus memberi penghargaan dan kapan harus menegur. Ini adalah aturan yang diajarkan oleh Pelayan Liu itu sendiri.
“Karena kau tahu kesalahanmu, ketika kita kembali ke ibukota nanti kau bisa menghukum dirimu sendiri!” Suasana hati Zhu Junyang yang baik sebelumnya rupanya tiba-tiba terganggu oleh episode kecil ini. Dingin yang membekukan, sekali lagi, muncul di mata Zhu Junyang. Pengawal Istana di belakang Zhu Junyang melirik Pelayan Liu, yang diam-diam menggunakan lengan pakaiannya untuk menyeka keringat dinginnya itu. Menurut pengawal itu, semakin sedikit berbicara semakin kecil kemungkinannya untuk membuat kesalahan, maka pengawal Istana itupun tutup mulut sambil berpura-pura menjadi salah satu tiang di kapal.
“Mereka disini! Mereka disini!” Ketika orang-orang di dermaga melihat armada megah yang terdiri lebih dari seratus kapal mendekati mereka, mereka segera menyerbu. Seluruh area telah dijaga ketat oleh darurat militer di bawah perintah pengawal Kekaisaran, yang merupakan penjaga pribadi Kaisar sendiri. Komandan tentara Yulin, yang bertugas melindungi Pangeran Yang, memiliki pangkat yang sama dengan komandan pengawal Kekaisaran. Kaisar jelas menyukai Pangeran Muda kerajaan ini karena Kaisar telah menugaskan sebagian pengawalnya sendiri untuk menyambut pemuda yang kembali itu.
Pelayan Liu melihat dari kejauhan ke dermaga dan melihat persiapan yang sudah dibuat untuk menyambut mereka. Pelayan Liu berkata dengan penuh rasa terima kasih, “Tuan, Kaisar mengirim orang untuk menyambut anda! Sepertinya … mereka semua adalah prajurit pribadi Kaisar.”
Komandan tentara Yulin telah melihat ‘musuh bebuyutannya’, Bao Qinming, dalam satu pandangan saja. Bibir Komandan Yulin bergerak-gerak ketika dia menyetujui kata-kata itu, “Mereka benar-benar prajurit pribadi Kaisar! Orang itu, Bao Qinming, juga ikut serta!!”
Ekspresi Zhu Junyang tetap tenang seolah-olah kerumunan orang di pantai itu tidak ada hubungannya dengan dirinya. Zhu Junyang terdiam beberapa saat sebelum Zhu Junyang tiba-tiba saja bertanya, “Ibu Selirku … apakah Ibu Selirku sekarang juga berada di Kota Tanggu?”
Pelayan Liu segera menjawab, “Ya, itu benar! Kami menerima surat yang mengatakan bahwa Permaisuri Jing sedang bersenang-senang di Kota Tanggu. Pada awal musim gugur, Yang Mulia secara pribadi mengantar Permaisuri Jing kembali ke ibukota. Sekarang musim semi dan cuacanya hangat, Yang Mulia Permaisuri telah kembali lagi ke Kota Tanggu dan saat ini tinggal di halaman yang biasanya untuk putra bungsu Hakim Wu.”
Zhu Junyang mengerutkan kening, “Ibu Selir kembali menjadi keras kepala! Cuaca menjadi dingin di musim semi dan Kota Tanggu berada di sebelah laut, yang juga membuatnya menjadi lembap. Ini bukan iklim yang baik untuk tubuh Ibu Selir.”
“Surat itu juga mengatakan bahwa sejak Permaisuri Jing berada di Kota Tanggu, Yang Mulia Permaisuri telah menghabiskan banyak waktu bersama dengan Nyonya Fang. Putri Angkat Nyonya Fang sangat pandai memasak masakan obat dan secara ajaib menyembuhkan penyakit lama Jenderal Fang. Saya yakin Nyonya Fang akan melahirkan anaknya pada bulan depan. Yang Mulia Permaisuri terkadang bertemu dengan gadis kecil itu dan telah memakan masakan obat gadis kecil itu sebanyak beberapa kali. Sejak itu, Yang Mulia Permaisuri samasekali tidak pernah menderita sakit selama tiga musim terakhir ini.”
“Omong kosong macam apa itu! Tabib Istana sedang merawat tubuh Ibu Selir. Bagaimana mereka bisa membiarkan seorang gadis kecil bermain-main dengan semua itu? Jika sesuatu terjadi … siapa yang akan bertanggung jawab? Ibu Selir benar-benar keterlaluan. Bagaimana mungkin Ibu Selir bisa begitu saja secara membabi buta percaya pada sembarang orang?” Dari tiga bersaudara itu, Zhu Junyang memiliki hubungan yang paling dekat dengan Ibu mereka. Zhu Junyang tidak bisa menahan diri untuk mengerutkan alisnya ketika mendengar berita ini dan sedikit kekhawatiran melintas di mata Zhu Junyang yang dingin itu.
Pelayan Liu buru-buru mencoba menghibur Zhu Junyang, “Tuan tidak salah karena merasa khawatir! Namun, masakan obat gadis kecil itu semuanya telah disetujui oleh Tabib Istana yang menyertai Permaisuri Jing. Tabib Istana memastikan bahwa tidak ada makanan yang akan menyebabkan masalah bagi tubuh Yang Mulia Permaisuri. Selain itu, pada saat makanan itu dibuat, setiap langkah pembuatannya diawasi dengan ketat oleh seseorang. Kekuatan tubuh Yang Mulia Permaisuri benar-benar meningkat setelah memakan makanan itu. Tolong jangan merasa khawatir, Pangeran!”
Setelah mendengar semua ini, ekspresi tegang Zhu Junyang akhirnya menjadi sedikit tenang. Zhu Junyang berpikir sejenak sebelum berkata, “Dari apa yang kau katakan kepadaku itu, gadis kecil ini memang memiliki keahlian! Mengapa kita tidak membawa gadis kecil ini ketika kita nanti kembali ke ibukota? Menyehatkan tubuh bukanlah sesuatu yang dapat terjadi dalam waktu singkat!”
Pelayan Liu membungkuk dan menjelaskan, “Gadis kecil itu tinggal di Desa Dongshan dan orangtuanya tidak ingin gadis kecil itu meninggalkan mereka di usia yang begitu muda. Permaisuri Jing memiliki hati yang baik dan tidak ingin untuk memisahkan orangtua dan anaknya. Meski demikian, gadis kecil itu juga putri angkat Jenderal Fang. Demi jenderal dan martabat istrinya, bukan ide yang baik untuk memaksa mereka, bukan?”
Desa Dongshan? Ketika mendengar nama ini, Zhu Junyang kembali mengernyit. Zhu Junyang tidak memiliki kenangan indah mengenai desa itu. Situasi yang paling memalukan dan sulit yang pernah dialami oleh Zhu Junyang terjadi di Desa Dongshan. Bayangan dikelilingi oleh air laut, berjuang dalam keputusasaan, tersedak air, dan diselamatkan dalam keadaan setengah sadar sekali lagi muncul di depan mata Zhu Junyang yang mempesona itu … Zhu Junyang sebelumnya mengira bahwa dia telah lama melupakan kenangan itu, akan tetapi kenangan itu kembali muncul dengan sangat jelas.
“Oh benar! Tuan, anda pernah bertemu dengan gadis kecil ini!” Pelayan Liu diam-diam mengangkat matanya untuk melirik Pangeran Muda Kerajaan itu sebelum melanjutkan ceritanya, “Bisa dikatakan bahwa gadis kecil itu dianggap sebagai salah satu dermawan penyelamat hidup anda!”
‘Seorang dermawan yang telah menyelamatkan hidupku? Benar-benar adalah gadis kecil itu!’ Zhu Junyang tidak begitu yakin bagaimana perasaannya mengenai semua ini. Gadis kecil yang sangat kurus dan kecil itu, yang secara tidak terduga memiliki sepasang mata yang cemerlang itu, tidak hanya menyelamatkan nyawa Zhu Junyang saja tetapi juga membantu Ibu Zhu Junyang pulih dari penyakitnya … Zhu Junyang samar-samar ingat bahwa sebelum dia pergi dalam pelayarannya itu, Zhu Junyang telah memberikan gadis kecil itu sekantong perak sebagai tanda terima kasih. Terbatuk-batuk … rupanya, sekarang Zhu Junyang-lah yang bersikap kasar dan terburu nafsu.
Ketika Zhu Junyang tenggelam dalam pikirannya itu, armada kapal hampir mencapai pantai. Kapal Kekaisaran lebih diutamakan, maka semua kapal lain di daerah itu menghindari mereka. Akibatnya, selain armada kapal ini, tidak ada kapal lain yang terlihat di dermaga.
Setelah mereka merapatkan kapal di dermaga, Zhu Junyang terlebih dulu turun dari kapal. Setelah mengapung di laut selama lebih dari setahun, Zhu Junyang benar-benar tidak ingin menghabiskan sedetikpun waktunya di atas kapal. Perasaan yang dirasakan oleh Zhu Junyang ketika kakinya menginjak tanah dengan kuat itu benar-benar terasa terlalu enak!
Komandan Bao dengan cepat menyambut mereka ketika Komandan Bao dan ratusan orang di bawahnya membungkuk kepada Pangeran Yang. Pemandangan yang megah itu benar-benar spektakuler.
Yu Xiaocao menyaksikan semua kejadian itu dari jauh ketika Yu Xiaocao menghela nafas di dalam hatinya, ‘Orang-orang ini sangat terikat oleh kelas yang ada di dalam masyarakat! Memiliki kekuatan adalah hal yang bagus! Lihatlah susunan penyambutan yang disiapkan oleh orang-orang ini, mata semua orang tertuju kepada Pangeran Yang ah!’
Meskipun darurat militer saat ini diberlakukan di dermaga, para tentara tidak mengusir pedagang di daerah tersebut. Setelah menjalani interogasi yang ketat, mie keluarga Yu dan kios makanan yang direbus milik keluarga Yu itu diizinkan untuk tetap buka. Jelas bahwa armada kapal yang begitu besar akan membutuhkan waktu lama untuk diturunkan. Jika di dermaga tidak ada orang yang menjual makanan, maka para pekerja pelabuhan itu harus bekerja dengan perut kosong.
Selama semua ini terjadi, terdapat sedikit waktu jeda. Komandan Bao dari pengawal Istana telah terpikat oleh aroma masakan Yu Xiaocao yang direbus dan memesan semangkuk mie zhajiang dan sepiring daging kepala babi yang direbus. Komandan Bao makan dengan nikmat. Komandan Bao berteman baik dengan pengawal pribadi Kaisar yang sudah pensiun, maka Komandan Bao-pun sudah lama mendengar teman-teman baiknya itu menjelaskan dengan fasih mengenai makanan rebus terkenal Keluarga Yu itu. Pengawal Kaisar yang sudah pensiun itu harus selalu memakan makanan yang dibuat oleh keluarga Yu itu setiap kali mereka mengunjungi Kota Tanggu. Makanan itu adalah makanan yang tidak bisa dilupakan oleh teman-teman Komandan Bao itu.
Komandan Bao berasal dari keluarga seorang jenderal terkemuka dan telah mencoba semua makanan lezat yang ada. Bagaimana mungkin sebuah tempat makan yang sederhana seperti itu, yang menjual makanan seharga satu koin tembaga, menjadi begitu menakjubkan untuk menarik perhatian para pengawal pribadi Kaisar yang sudah pensiun itu dan terukir dalam ingatan teman-teman baiknya itu? Maka, ketika Komandan Bao menerima misi ini, Komandan Bao memutuskan bahwa dia perlu mencoba makanan yang direbus dari dermaga itu ketika Komandan Bao berada di sana. Komandan Bao perlu mencari tahu apakah teman-temannya itu hanya melebih-lebihkan saja ataukah tidak.
Seratus kata tidak bisa menggambarkan satu gigitan. Daging kepala babi itu lembut dan beraroma, berlemak tanpa berminyak, dan lezat tanpa berlebihan! Bagi seorang prajurit gagah berani, yang suka minum banyak alkohol dan makan banyak daging, daging rebus yang dipasangkan dengan mie ini benar-benar disukai oleh Komandan Bao! Awalnya, Komandan Bao tidak terlalu lapar. Namun, Komandan Bao memakan dua mangkuk besar mie dan sepiring besar daging rebus sebelum akhirnya Komandan Bao pergi dengan perut buncitnya itu. Komandan Bao memutuskan pada saat itu juga bahwa sebelum Komandan Bao harus meninggalkan kota ini, Komandan Bao harus membungkus makanan yang direbus ini dalam tas besar untuk dibawa pulang. Kakek Komandan Bao pasti akan menyukai makanan itu!
Donasi pada kami dengan Gojek!
