Why Fall in Love if You Can Attend Tsinghua University [Bahasa Indonesia] - Bab 68
- Home
- Why Fall in Love if You Can Attend Tsinghua University [Bahasa Indonesia]
- Bab 68 - Keterkejutan (II)
“Pertama-tama, saya menjamin hasil ujian ini adil dan begitu juga dengan situasi siswa yang sebenarnya. Sisanya, kita akan membahasnya di kelas.”
Keterkejutan yang dialami Yin Fang sebenarnya tidak kurang dari yang dialami Liu Ya Zhen.
Kemarin sore.
Semua guru baru selesai mengoreksi lembar jawaban untuk semua kelas. Sore harinya, mereka menghitung hasilnya. Dia pertama kali menerima hasil ujian Bahasa Inggris. Pada saat itu, dia hanya mengira bahwa Gu Xue Jiao mengalami kemajuan pada pelajaran Bahasa Inggris di ujian kali ini dan mendapatkan nilai yang tidak terduga.
Kemudian sekitar jam lima sore, semua hasil ujian keluar.
Semua guru yang mengajar di kelas dua langsung terkejut. Yin Fang terlihat sangat bingung.
Gu Xue Jiao? 739?!
“Guru Yin! Gu Xue Jiao, murid kelasmu, mendapatkan nilai 739?!”Suara wali kelas 2-1 mengejutkan seluruh guru yang ada di ruangan itu.
Yin Fang menelan ludah dan berkata dengan bodoh, “Kali ini… tidak ada kebocoran soal, kan?”
Dia juga tidak yakin saat dia menanyakan pertanyaaan ini. Lagipula, soal ujian Bahasa Inggrisnya hanya dibuat beberapa hari sebelum ujian dilangsungkan dan dia juga membuatnya di rumah. Mereka baru mengirimkan soal ujian kepada panitia ujian beberapa hari sebelum hari ujian.
Dia tidak membocorkan soal ujian apa pun. Panitia yang bertanggung jawab pada ujian ini adalah direktur yang bertanggung jawab di kelas dua. Dia merupakan orang yang terkenal disiplin pada semua peraturan dan probabilitasnya untuk tidak membocorkan soal ujian ini adalah seratus persen.
“Itu tidak mungkin berasal dari pihak saya dan gadis itu juga menjawab ujian bahasa Mandarin dengan sangat baik. Bahkan jika pertanyaannya bocor, tidak mungkin dia bisa menjawabnya dengan sebaik ini.”kata guru bahasa Mandarin.
Dia selalu menyukai Gu Xue Jiao, tulisan tangannya indah dan dia belajar dengan serius di kelas.
Jadi, dia menambahkan, “Selain itu, performa Gu Xue Jiao sangat bagus dan jawabannya juga mempunyai gaya yang sama seperti yang biasa dikerjakan di buku latihan. Berdasarkan latihan soal yang biasa dia kerjakan, menurut saya ujian kali ini benar-benar menunjukkan kemampuannya dan kebetulan dia tidak mengerjakannya dengan baik pada ujian sebelumnya.”
Guru Fisika mengangguk dengan setuju, “Sangat jarang melihat siswa yang patuh seperti Gu Xue Jiao. Saya telah mengamatinya beberapa kali bahwa dia telah mempersiapkan dirinya dengan baik. Kumpulan soal yang diberikan setelah kelas berakhir dan latihan soal pada buku lembar kerja siswa selalu dikerjakan pada hari yang sama. Sebelumnya, selama kelas berlangsung, saya memberikan sebuah pertanyaan agar mereka bisa segera menyelesaikannya pada hari yang sama. Saya melihat dia langsung menyelesaikannya. Sebelumnya, saya kecewa karena anak ini belajar dengan sangat serius, namun hasil ujiannya tidak begitu baik…”
Biasanya, jika topik itu tidak disebutkan, mereka tidak akan memedulikannya. Tetapi, ketika mereka menyadarinya, detail yang biasanya mereka abaikan, semuanya muncul ke permukaan.
Ada guru lain yang memeriksa pekerjaan rumah Xue Jiao. Jawabannya sangat fasih dan akhirnya dia mengambil kesimpulan bahwa Xue Jiao mungkin mempunyai sedikit keberuntungan pada ujian kali ini, tetapi ada juga kekuatan sejati di baliknya. Walaupun, hasil ujian terakhirnya tidak begitu memuaskan karena fondasinya masih terlalu buruk dan dia perlahan membangunnya untuk ujian kali ini.
Wali kelas 2-2 sama tercengangnya dengan Yin Fang.
Dia melihat ke arah Yin Fang, “Saya ingat ketika Gu Xue Jiao tiba di kelasmu, dia hanya mendapatkan sembilan poin dalam pelajaran Matematika dan pelajarannya yang lain juga sangat mengenaskan…”
Yin Fang mengangguk, “Benar… Untuk ujian sebelumnya, dia lulus dengan nilai pas-pasan di semua mata pelajaran.”
“Dari sembilan sampai sembilan puluh?!”Guru bahasa Mandarin berseru.
Guru Matematika juga membeku dan kemudian berkata, “Untuk ujian sebelumnya, nilainya meningkat dari 9 poin menjadi 90 poin dan pada ujian kali ini, nilainya meningkat dari 90 poin menjadi nilai penuh…”
“Gu Xue Jiao pasti belajar dengan keras dan juga mempunyai banyak bakat…”
“Guru Yin.”kata-kata wali kelas 2-2 terdengar masam, “Muridmu, Gu Xue Jiao, mendapatkan nilai yang sangat baik kali ini dan juga mengalahkan Chu Sheng. Sejak penempatan kelas, Chu Sheng telah meninggalkan kelas seni liberal, yang sudah pasti membuat nilainya memburuk, dan selalu berada di peringkat pertama…”
Setelah wali kelas 2-2 menyebutkan siswa yang sering dia sebutkan, Yin Fang segera mengangkat dagunya, “Bagaimana? Kelas kami juga bisa menempati peringkat pertama. Chu Sheng benar-benar siswa yang kuat, tapi bukankah sekarang Gu Xue Jiao bisa mengalahkannya dengan perbedaan sembilan poin?”
Wali kelas 2-2 mencibir, “Ini hanya kebetulan dan gadis itu hanya beruntung saja. Bakat dan kekuatan Chu Sheng tidak bisa dibandingkan dengan orang biasa.”
“Kalau begitu kita lihat ujian bulan depan!”
Yin Fang mengatakan kalimat itu, tetapi di dalam hatinya dia yakin bahwa dia sudah kalah. Ujian kali ini, Xue Jiao diliputi oleh keberuntungan dan jika dia ingin mengalahkan Chu Sheng pada ujian berikutnya, maka hal itu akan sulit…
Kembali ke masa sekarang,
Meskipun Ying Fang sendiri mencurigai pencapaian Gu Xue Jiao, namun nyatanya, tidak ada ruang yang memungkinkan terjadinya kebocoran soal.
Yang dia katakan pada Liu Ya Zhen hanyalah, ‘mari kita bicarakan di kelas’.
“Tapi…”
Apa pun yang ingin dikatakan Liu Ya Zhen, Yin Fang segera menyela, “Para orang tua, harap masuk ke dalam kelas!”
Pada akhirnya, dia tetaplah wali kelas. Begitu kata-kata itu terucap, semua orang tua bergegas masuk.
Li Si Tong tercengang di tempat, Xue Jiao melihat ibunya yang tidak bergerak, “Waktunya masuk ke kelas.”
Begitu dia mengingatkannya, Li Si Tong segera memegangnya. Dia merendahkan suaranya dan berkata dengan ganas, “Apa yang terjadi dengan nilaimu?! Apakah kau menyontek?!”
Xue Jiao: “…”
Setelah beberapa saat, dia berkata, “Tidak. Entah aku menyontek atau tidak, bukankah guru seharusnya tahu?”
Setelah dia selesai berbicara, dia masuk terlebih dulu ke dalam kelas.
Li Si Tong membuka mulutnya dan melihat Xue Jiao sudah berjalan jauh, jadi dia hanya bisa mengikutinya saja.
“Orang tua murid kelas 2-2 juga dipersilahkan masuk!”Wali kelas 2-2 menggiring para orang tua siswa kelas 2-2 untuk masuk ke dalam kelas.
Wu Wan Jun mencubit tangan Gu Shi Yun dan menggertakkan gigi, “Apa yang terjadi?! Bagaimana mungkin nilainya tiba-tiba menjadi begitu bagus!”
Ekspresi Gu Shi Yun tidak lebih baik darinya dan wajahnya penuh dengan kesuraman.
“Dan juga bukankah kau mengatakan bahwa kau akan meraih peringkat tiga besar?”
Wajah Gu Shi Yun semakin bertambah jelek.
Tanpa Gu Xue Jiao, nilai ujiannya benar-benar berada di posisi tiga besar, tetapi sebaliknya, Gu Xue Jiao berada di peringkat pertama. Selain itu… dia jelas telah belajar dengan sangat keras, kenapa dia masih belum sebaik yang lain?!
Wu Wan Jun menarik napas dalam-dalam, dia berjalan dengan marah. Nilai Gu Shi Yun yang selalu membuatnya bangga itu telah membuat dirinya malu kali ini.
Dan ketika dia memikirkan betapa bangganya dia di hadapan Li Si Tong, dia merasa seperti ditampar dan wajahnya terasa sakit.
Ayo dukung penerjemah kesukaan kalian dengan cara berdonasi melalui Go-Pay. Setiap Rp10.000 donasi yang terkumpul, kami akan memberikan Satu Bab Tambahan untuk kalian. Jangan lupa untuk menyertakan nama penerjemah dan judul novel saat kalian berdonasi. Kode QR bisa kalian temukan di beranda website atau di bagian akhir halaman ini.
Terima kasih~
- Home
- Why Fall in Love if You Can Attend Tsinghua University [Bahasa Indonesia]
- Bab 68 - Keterkejutan (II)
Donasi pada kami dengan Gojek!
