Why Fall in Love if You Can Attend Tsinghua University [Bahasa Indonesia] - Bab 62
- Home
- Why Fall in Love if You Can Attend Tsinghua University [Bahasa Indonesia]
- Bab 62 - Terpikat (II)
“Oke…”Yi Tian Yu menjawab dengan patuh.
Dia tidak mengerti mengapa dia begitu patuh. Faktanya, meski dia tidak lulus ujian, ayahnya sudah terbiasa dengan hal tersebut. Paling-paling, dia hanya akan memarahinya dan menyita uang sakunya, namun ayahnya tidak akan bertindak secara berlebihan padanya.
Jadi, entah dia ingin belajar atau tidak, itu bukan masalah besar.
Sama seperti ketika Pak Tua Yi menyewa tutor untuknya, dia selalu mengabaikan orang-orang di sekitarnya. Tidak peduli apakah tutor itu hadir atau tidak, dia sibuk dengan dirinya sendiri dan bermain sendiri.
Sejak saat itu, Pak Tua Yi tidak lagi menyewa tutor untuknya.
Namun, ketika Xue Jiao mengajarinya dan memberikan pekerjaan rumah, secara tidak terduga, dia mendengarkannya dan juga mencatatnya.
Malam hari di kediaman keluarga Yi.
Ibu Yi bergegas ke kamar dengan tatapannya yang ngeri, “Luo Yi, Luo Yi.”
Yi Da Fa terbangun dari tidurnya dan berkata dengan marah, “Ada apa, aku baru saja tidur dan kelelahan setengah mati!”
Ibu Yi tidak memedulikannya dan menyingkap selimutnya sambil menepuk pipinya agar suaminya bangun, “Putra kita! Putra Kita! Terjadi masalah besar sekarang!”
Yi Da Fa segera duduk dan meninggikan suaranya, “Masalah apa lagi yang bocah tengik itu sebabkan selarut ini?!”
Ibu Yi menutup mulutnya dengan satu tangan dan dia berkata dengan takjub, “Putra kita sedang belajar!”
Yi Da Fa terlihat bingung, “Apa?
Beberapa saat kemudian.
“Apa dia benar-benar belajar?”Wajah Yi Da Fa sangat terkejut dan saat ini dia berdiri berdampingan dengan Ibu Yi di ambang pintu kamar putranya sambil memegang pintu dan mengawasi putranya dengan lekat.
“Ya…”Ibu Yi mengangguk dengan cepat.
“Apakah dia benar-benar putra kita?”
“Aku menjamin dia adalah putra kita.”
“Mungkinkan dia sedang membaca majalah basket?”Yi Da Fa masih meragukan penglihatannya.
Ibu Yi menepuk tubuhnya, “Jangan berisik!”
Kemudian, Ibu Yi merendahkan suaranya, “Tidak! Tidak! Tadi, aku melihatnya, ketika aku mengantarkan makan malam ke kamarnya. Yang sedang dibacanya adalah buku Fisika!”
Mata Yi Da Fa melebar, lalu dia tersenyum lebar.
“Ayo pergi, jangan mengganggu putra kita!”Dia menyeret Ibu Yi pergi dengan diam-diam.
Hari Selasa, di kelas.
“Yu Ge, ayo main, ayo main basket. Hu Zi dan teman-temannya mengambil alih lapangan!”Xi Jun Yang berlari dan duduk di kursi Xue Jiao dengan satu tangan tergantung di pundak Yi Tian Yu dan berbisik.
Meskipun Yin Fang tidak membuat pernyataan yang jelas, tetapi mereka tidak diizinkan untuk membawa bola basket. Lalu, dia mengatakan dengan jelas kepada pada siswa bahwa dia tidak akan membiarkan mereka untuk bermain basket.
Jadi, meskipun mereka dalah siswa yang tidak mempunyai harapan seperti Yi Tian Yu dan Xi Jun Yang, mereka juga harus mengurangi bermain basket.
Yi Tian Yu menjaukan dirinya dari Xi Jun Yang.
“Jika kau ingin pergi, pergilah sendiri, jangan menggangguku!”
Dia bicara dengan tidak sabar, ekspresinya terlihat kesal dan kusut.
Siapa pun yang tidak suka belajar tahu betapa sulitnya mempelajari materi yang tidak mereka pahami.
Saat ini, Yi Tian Yu mudah tersinggung sampai dia ingin memukul orang. Dia tidak bisa memahami peranan dalam mempelajari hal-hal ini, dia juga tidak bisa memahami penggunaan hukum kekekalan muatan dan penggunaan hukum Coulomb.
Hal tersebut membuatnya sangat gelisah.
Xi Jun Yang melihat ke meja dengan terkejut dan bertanya dengan gagap, “Yu Ge, apakah kau belajar?!”
“Jangan ganggu aku!”
“Hari ini… Apakah matahari terbit dari barat? Yu Ge, bukankah kau selalu memilih mati daripada belajar? Stimulasi macam apa yang kau terima?”Stimulasi yang diterima Xi Jun Yang juga tidak sedikit.
“…”
“Apa orang tuamu tidak memberimu uang saku lagi?”
“…”
“Atau kau sudah gila?”
“Enyah——”
Pada saat itu, Xue Jiao, yang baru selesai makan, masuk ke kelas.
Dia mengenakan seragam SMA 7, rambut panjangnya digelung dan meskipun dia mempunyai wajah yang bersih tanpa riasan, wajahnya tetap membuat orang merasa takjub.
Xi Jun Yang sedikit malu, dia tidak berani menatapnya.
“Ketua kelas, aku baru saja melihat Guru Yin, dia mungkin…”Xue Jiao sedikit tersenyum.
Tiba-tiba, Xi Jun Yang melompat, “Aku akan kembali ke tempat dudukku dulu!”
Xue Jiao duduk kembali ke kursinya dan mengeluarkan pensil.
“Ada contoh pertanyaan di depan pertanyaan ini. Guru bilang bahwa tingkat kesalahannya sangat tinggi di ujian sebelumnya, jadi kita tidak bisa mengesampingkan kemungkinan pertanyaan yang sama muncul kembali di ujian mendatang. Kau bisa lihat pertanyaan dasar yang telah diujikan bulan lalu dan kemudian gunakan hukum Coulomb…”
Dia menguraikan dengan pensil sambil berbicara dengan serius.
Suaranya rendah, meskipun sedikit dingin, tetapi itu terdengar cukup menyenangkan.
Telinga Yi Tian Yu sedikit bergetar, jantungnya berdebar kencang, dan jantungnya yang awalnya mudah tersinggung menjadi tenang. Dia hanya sedikit bingung dan segala sesuatu tentang bermain basket langsung terlempar ke otak belakangnya.
Sekarang, dia tidak ingin bermain basket, dia hanya ingin mengetahui tentang hukum Coulomb!
Ayo dukung penerjemah kesukaan kalian dengan cara berdonasi melalui Go-Pay. Setiap Rp10.000 donasi yang terkumpul, kami akan memberikan Satu Bab Tambahan untuk kalian. Jangan lupa untuk menyertakan nama penerjemah dan judul novel saat kalian berdonasi. Kode QR bisa kalian temukan di beranda website atau di bagian akhir halaman ini.
Terima kasih~
- Home
- Why Fall in Love if You Can Attend Tsinghua University [Bahasa Indonesia]
- Bab 62 - Terpikat (II)
Donasi pada kami dengan Gojek!
