Why Fall in Love if You Can Attend Tsinghua University [Bahasa Indonesia] - Bab 56
- Home
- Why Fall in Love if You Can Attend Tsinghua University [Bahasa Indonesia]
- Bab 56 - Keinginan Duniawi (II)
Ketika dia baru saja membuka matanya dan melihat bahwa Xue Jiao tidak mengerjakan tugasnya, dia berpikir bahwa tidak ada tugas yang harus dikerjakan dan mengira bahwa dia salah mendengar karena dirinya masih setengah sadar. Siapa yang menyangka bahwa guru memberikan mereka tugas dan teman sebangkunya terlalu rajin dan menyelesaikannya dengan cepat!
Melihat wajah anak laki-laki itu tertegun, Xue Jiao tidak bisa menahan tawanya. Melihat gadis itu tertawa, Yi Tian Yu tidak bisa menahan dirinya dan menyeringai kepadanya.
Pada saat itu, sepotong kapur dilempar ke arahnya.
“Yi Tian Yu! Saat ini kamu sedang dihukum berdiri dan berani-beraninya tertawa! Apa yang kamu tertawakan! Sekarang kamu berdiri di belakang!!”
Yi Tian Yu: “…”
Di malam hari, Yi Tian Yu pulang ke rumahnya.
“Putraku! Kenapa kau berkeringat?”
“Aku habis lari!”Yi Tian Yu menjawab dengan santai, lalu dia membuka pintu lemari es dan meletakkan permen lolipop di sakunya dengan hati-hati ke dalam lemari es. Sementara dia memasukkannya, dia mengejeknya, “Gu Xue Jiao, lihat permen pecah yang kau berikan padaku, hanya dengan menempatkannya di saku selama beberapa hari saja, permen itu meleleh…”Dia memeriksa sekali lagi dan meyakinkan dirinya bahwa permen itu ditempatkan dengan baik dan berbalik menuju kamarnya.
Ibunya menggelengkan kepalanya dan mengantarkan secangkir air untuk anaknya. Setelah kembali, dia membuka lemari es untuk mengambil masker wajah, “Eh? Kenapa ada permen lolipop di sini?” Ibu Yi tampak bingung.
“Aiya, permen ini sudah meleleh, lebih baik aku membuangnya…”
Tangannya baru saja terulur, kemudian dia mengurungkan niatnya, “Aku sudah tidak memakan permen ini selama bertahun-tahun. Terakhir aku memakannya saat Yi Tian Yu masih kecil!”
Ibu Yi hidup bersama degan Ayah Yi dari nol. Jangan melihat betapa kayanya mereka sekarang, di masa lalu, mereka sangat miskin, bahkan permen pun dianggap barang mewah!
Ibu Yi mengingat kenangan itu sambil membuka bungkus permen itu.
“Rasa stroberi? En… tidak terlalu buruk…”
Keesokan paginya.
“Ah Ah Ah! Di mana lolipopku?!”Yi Tian Yu meraung.
Yi Tian Yu sedang dalam suasana hati yang buruk. Pada saat yang sama, suasana hati Lin Zhi Hua juga jauh dari kata baik.
“Apa kata kalian?”Dia menatap pasangan Lin dengan wajah dingin.
Ibu Lin tersenyum malu, “Zhi Hua, kau harus bertemu dengannya sekali saja! Bibi Xu dan aku adalah teman sekelas dan kau juga pernah bertemu dengan Nona Xu sebelumnya. Kalian bahkan bersekolah di TK yang sama!”
“TK?”
Mata Ibu Lin berbinar, “Ya ya ya! Gadis itu sudah bijaksana sejak kecil. Kalian sudah berkenalan sejak TK dan bersahabat sejak kecil.”
Lin Zhi Hua tersenyum dengan dingin, “Pertama-tama, tentu saja, aku tidak mengenal Nona Xu yang kalian maksud. Kedua, jika aku mengingatnya dengan jelas, aku hanya masuk TK selama tiga hari dan karena mereka semua terlalu bodoh, aku melompat ke kelas satu SD… jadi bersahabat sejak kecil… Maaf, itu tidak pernah terjadi.”
Ibu Lin tersenyum malu dan membuka mulutnya beberapa kali, “Itu… Itu… Zhi Hua, sangat sulit untuk bertemu dengan orang yang sepadan. Nona Xu belajar di luar negeri sejak SMP. Dia selalu mendukung hubungan platonis. Aku telah berdiskusi dengannya dan dia sangat menyukaimu. Selain itu, dia bersedia untuk menyediakan sel telurnya dan menjadi ibu pengganti. Anak itu akan menerima lebih banyak dukungan daripada kita mencari ibu pengganti lain.”
Lin Zhi Hua menatapnya dalam-dalam, “Jika kalian mempunyai waktu luang, maka aku akan mengirim Ayah dan Ibu ke luar negeri.”
Ibu Lin membelalakkan matanya dan menatap putranya.
Makna dari perkataan Lin Zhi Hua sangat jelas. Jika ibu Lin tetap mencampuri urusan pribadinya, maka dia akan mengirim pasangan itu agar mereka bisa “pensiun”.
“Kau kau kau——”
Lin Zhi Hua berdiri, memegang mantelnya, dan mulai keluar. Ketika dia mendekati pintu, dia tiba-tiba berhenti.
“Jangan khawatir dengan urusan pribadiku. Aku tahu apa yang harus aku lakukan.”
Setelah memberikan pernyataan itu, dia mengambil langkah besar dan pergi. Ibu Lin memandangnya dengan marah, “Pemahaman seperti apa yang kau ketahui?”
Dia mencengkeram dadanya dan menambahkan, “Aiya, hidupku yang malang. Aku tidak tahu apakah aku bisa melihat melihat menantu dan cucuku saat aku masih hidup.”
Lin Zhi Hua berdiri di depan rumahnya dan saat itu Chen Yan masih duduk di kursi pengemudi.
“Kau boleh kembali. Aku akan menyetir sendiri hari ini.”
“Bos…”Chen Yan tertegun. Sejak kecelakaan mobil terakhir, waktu yang digunakan bos untuk mengemudikan mobilnya bisa dihitung dengan satu tangan!
“Kau boleh kembali.”Lin Zhi Hua mausk ke dalam mobil, menyalakan mesin, dan pergi dengan cepat.
Dia langsung pergi menuju sebuah vila. Saat itu, seorang pemuda tampan berdiri di luar gerbang. Saat melihat Lin Zhi Hua, orang itu segera tersenyum hangat dan halus seperti batu giok.
Dia tampak seperti seorang pemuda yang menjauhkan dirinya dari dunia sekuler, tetapi begitu dia membuka mulutnya, semua anggapan itu segera sirna…. “Bos Besar Lin, hari ini, hanya untuk dirimu, aku telah menolak tiga tamu kehormatan. Kau harus menebusnya untukku!”
Ayo dukung penerjemah kesukaan kalian dengan cara berdonasi melalui Go-Pay. Setiap Rp10.000 donasi yang terkumpul, kami akan memberikan Satu Bab Tambahan untuk kalian. Jangan lupa untuk menyertakan nama penerjemah dan judul novel saat kalian berdonasi. Kode QR bisa kalian temukan di beranda website atau di bagian akhir halaman ini.
Terima kasih~
- Home
- Why Fall in Love if You Can Attend Tsinghua University [Bahasa Indonesia]
- Bab 56 - Keinginan Duniawi (II)
Donasi pada kami dengan Gojek!
