Why Fall in Love if You Can Attend Tsinghua University [Bahasa Indonesia] - Bab 40
- Home
- Why Fall in Love if You Can Attend Tsinghua University [Bahasa Indonesia]
- Bab 40 - Kebenaran (III)
Jadi, Yin Fang akhirnya berkata, “Karena kalian adalah saudara, saya tidak akan ikut campur. Hari ini kalian bisa kembali untuk merenungkan sikap kalian bersama dengan orang tua kalian. Besok pagi, kalian harus membawa surat refleksi diri kalian.”
“Baik. Terima kasih, Guru!”Liu Ya Zhen buru-buru menjawab. Cheng Ming Jiao memegang lengan baju ibunya dan menangis dalam diam.
Xue Jiao memandangnya dengan dingin, lalu dia berjalan keluar dan meninggalkan kantor guru.
Kelas siang ini hanya membahas tentang soal ujian. Tidak masalah jika dia tidak menghadiri kelas tersebut. Suasana hatinya sedang memburuk. Dia hanya ingin pergi dari sana.
“Jiao Jiao——”Yi Tian Yu berusaha mengejar Xue Jiao, namun dia diganggu oleh teriakan Li Si Tong.
Yi Tian Yu menatap Li Si Tong yang berusaha mengejar putrinya dan berkata dengan suara keras, “Gu Xue Jiao sangat menderita. Anda, sebagai seorang ibu, bahkan tidak mengucapkan sepatah kata pun untuk mendapatkan keadilannya.”
Li Si Tong berhenti sejenak, lalu dia terus mengejar putrinya.
Xue Jiao berhasil dihentikan oleh Li Si Tong di gerbang sekolah. Dia meraih tangannya dengan erat dan berkata, “Maafkan Ibu… Jiao Jiao maafkan Ibu…”
Wajah Li Si Tong diliputi oleh kesedihan. Tangannya yang mencengkeram tangan Xue Jiao tampak memutih. Jadi kali ini bukan perkelahian, jadi… dia melakan semua ini untuk melindungi ibunya…
Suara Xue Jiao tidak menunjukkan emosi apa pun, “Bu, apakah Ibu benar-benar ibu kandungku?”
Wajah Li Si Tong langsung memucat. Jari-jarinya sedikit gemetar dan dia hanya bisa mengatakan, “Maafkan Ibu… Maafkan Ibu…”
“Tidak peduli apakah Cheng Ming Jiao benar atau bersalah, ibunya selalu berdiri di sisinya. Ketika dia dipukul, ibunya akan membantunya untuk mendapatkan keadilan. Ketika dia mengetahui bahwa itu adalah kesalahan Cheng Ming Jiao, dia segera membantunya untuk menjelaskan kepada semua orang. Bagaimana dengan Ibu?”Xue Jiao tidak menyelesaikan kata-katanya, tetapi mereka semua tahu kelanjutannya.
Tapi Ibu, yang sama sekali tidak mengetahui kejadian yang sebenarnya, langsung menampar putri Ibu sendiri. Ketika Ibu tahu bahwa putri Ibu berjuang untuk membela ibunya sendiri. Ibu hanya menatapnya dan tidak meminta penjelasannya.
“Maafkan Ibu… Maafkan Ibu…”Dia seperti telah kehilangan kemampuannya untuk berbicara. Dia hanya bisa mengucapkan kalimat ini.
“Aku tahu bahwa sebelumnya aku tidak dewasa, tetapi aku pikir tingkah laku-ku saat ini seharusnya dapat meyakinkan Ibu. Kau adalah ibuku. Jika Ibu tidak mempercayaiku, siapa lagi yang akan mempercayaiku?”
Dia memejamkan matanya. Dia mengulurkan tangannya, meletakkkan di pergelangan tangan Li Si Tong, dan menarik tangannya dengan lembut.
“Aku lelah. Aku ingin pergi mencari udara segar.”Setelah mengatakan itu, dia segera pergi.
“Jiao Jiao——”
Suara Li Si Tong terdengar sangat putus asa. Melihat sosok kesepian itu menjauh darinya, dia merasakan ketakutan di dalam hatinya.
Xue Jiao berjalan dengan kacau, dia dikelilingi oleh pejalan kaki yang berlalu lalang. Di sepanjang jalan, ada sepasang ayah dan anak perempuannya, sepasang ibu dan anak laki-lakinya, sepasang kekasih, teman… kehidupan mereka terlihat sederhana dan bahagia.
Orang-orang yang datang dan pergi ke toko yang berada di kedua sisi jalan ini tampak sangat sibuk.
Saat ini, Xue Jiao merasa kesepian.
Dia berjalan kaki di jalan yang ramai dan lingkungan yang ramai, namun semua itu berbeda dengan keadaannya saat ini.
Xue Jiao berhenti di depan toko boneka dan berdiri dengan tenang di luar toko. Dia menatap boneka panda itu.
Rasanya seperti kembali pada kenangan masa kecilnya. Saat itu, dia tidak menginginkan apa pun, tidak mempunyai apa-apa, dan tidak mampu membeli apa pun.
Dia mencoba untuk menjadi Gu Xue Jiao. Memang benar bahwa gadis itu telah meninggalkan banyak kekacauan untuk dirinya, akan tetapi dia masih sedikit senang.
Dia mempunyai identitas Gu Xue Jiao, sebuah keluarga yang dapat menampungnya meskipun semua itu bukan miliknya, seorang ibu yang masih menjadi ibunya meskipun cara mendidiknya tidak akurat…
Sekarang semuanya tampak tidak berarti lagi.
Di kehidupan sebelumnya, dia merasa bahwa dirinya tidak berguna dan ketika dia datang ke dunia yang tidak dikenalanya… dunia ini tampak tidak ada hubungannya dengan dirinya.
Xue Jiao berbalik dan menjauh dari toko itu. Kemudian, dia pergi ke sebuah taman dan duduk di samping kolam air mancur.
Sekitar setengah jam kemudian, dia tiba-tiba menutupi wajahnya dan tidak bisa menahan air matanya.
Entah, dia adalah Gu Xue Jiao atau Xue Jiao, dia masih tetap merasa sendirian.
Ketika dia sudah menangis dalam waktu yang cukup lama, sebuah sapu tangan putih bersih tiba-tiba muncul di depannya dan mata merah Xue Jiao menatap saputangan itu.
***
Penulis ingin mengatakan sesuatu:
Yi Tian Yu: Aku berpikir bahwa aku sangat tampan.
Lin Zhi Hua: Hahaha
Ayo dukung penerjemah kesukaan kalian dengan cara berdonasi melalui Go-Pay. Setiap Rp10.000 donasi yang terkumpul, kami akan memberikan Satu Bab Tambahan untuk kalian. Jangan lupa untuk menyertakan nama penerjemah dan judul novel saat kalian berdonasi. Kode QR bisa kalian temukan di beranda website atau di bagian akhir halaman ini.
Terima kasih~
- Home
- Why Fall in Love if You Can Attend Tsinghua University [Bahasa Indonesia]
- Bab 40 - Kebenaran (III)
Donasi pada kami dengan Gojek!
