Why Fall in Love if You Can Attend Tsinghua University [Bahasa Indonesia] - Bab 12
- Home
- Why Fall in Love if You Can Attend Tsinghua University [Bahasa Indonesia]
- Bab 12 - Takdir (II)
“Baik, saat ini posisi tempat duduk kalian telah diatur dan bisa berubah kapan saja di masa mendatang. Sekarang mari kita pilih ketua kelas…”
Xue Jiao tidak tertarik dengan posisi ketua kelas. Kini suasana hatinya sangat buruk dan dia hanya menundukkan kepalanya. Efisiensi Yin Fang sangat tinggi, tidak hanya mengatur tempat duduk dengan cepat, namun juga memilih posisi ketua kelas dengan cepat.
Xi Jun Yang dengan sukarela menjadi ketua kelas. Si peringkat kedua, Liu Jia Xue menjadi ketua bidang akademik. Cheng Ming Jiao dipilih sebagai ketua bidang seni dan Yi Tian Yu juga dipilih sebagai ketua bidang olahraga.
Setelah Yin Fang selesai melakukan pengaturan struktur kelas, jam makan siang tiba.
“Baik, semuanya bisa istirahat dengan baik. Jam dua siang, ketua kelas dan ketua bidang olahraga harus membawa beberapa anak laki-laki untuk memindahkan buku pelajaran dan membawanya ke kelas kita!”
“Baik!”Berbeda dengan kesuraman Xue Jiao, Yi Tian Yu yang bahagia sejak pengaturan kursi berlangsung, dia menjawab dengan nada bangga.
Begitu Yin Fang pergi, kelas menjadi hidup.
“Ha ha ha ha ha ——”Setelah Yin Fang pergi, Yi Tian Yu tertawa terbahak-bahak di atas meja dan menunjuk ke arah Xue Jiao.
Xue Jiao mengerutkan keningnya.
“Hahahaha! Ternyata kau bukan siswi berprestasi. Astaga, aku pikir kau adalah seorang Xue Ba! Kau belajar sendiri pelajaran kelas dua? Hahahaha!! Apakah kau ingin aku tertawa sampai mati?”Anak laki-laki ini terlalu percaya diri dan tidak tahu cara menjaga ucapannya.
Xue Jiao memelototinya dan berdiri.
“Hei? Apakah kau marah?”
“Tidak!”Gadis itu mempercepat langkahnya.
Kaki Yi Tian Yu panjang, sehingga Xue Jiao tidak bisa menghindarinya. Dia terus mengejarnya, menundukkan kepalanya dan menatap gadis itu, “Untuk apa kau melarikan diri, jika kau tidak marah padaku?”
Xue Jiao berhenti sejenak, berdiri tegak, dan menarik napas dalam-dalam, “Yi Tian Yu, aku tidak melarikan diri tapi… aku mau makan!”
Setelah dia selesai menjawab, dia terus berjalan ke kantin dengan cepat.
Yi Tian Yu menghentikan langkahnya dan mengerutkan bibirnya. Suara beberapa anak laki-laki jangkung terdengar dari arah lapangan basket.
“Yu-Ge! Apakah kau ingin bermain basket?”
“Aku datang!”
Orang lain mungkin tidak mengenali Gu Xue Jiao dengan wajah bersihnya, tapi “saudari perempuannya” Gu Shi Yun langsung mengenalinya.
Ketika Xue Jiao duduk dengan makanan di atas meja, Gu Shi Yun segera melihatnya.
Dia tidak menyukai Xue Jiao dengan wajahnya yang bersih. Wajah yang lembut itu selalu mengingatkannya pada masa kecilnya, ketika ibunya hanya berani menbawanya diam-diam untuk melihat keluarga yang beranggotakan tiga orang itu.
Sang ayah menggendong putrinya dengan senang hati, namun dia hanya bisa mengawasinya dari kejauhan.
Untungnya, semua itu telah menjadi miliknya sekarang.
Ayahnya telah menjadi miliknya dan gelar Nona Gu juga telah menjadi miliknya.
“Shi Yun, apa yang sedang kau lihat?”Kedua gadis yang duduk di sampingnya bertanya.
Gu Shi Yun tersenyum dan menggelengkan kepalanya dengan lembut, “Bukan apa-apa.”
Dia meletakkan sumpitnya, mengeluarkan ponselnya, dan mengirim sebuah pesan.
Matanya memperhatikan Gu Xue Jiao dengan dingin dan mulutnya sedikit terangkat.
Dia tidak ingin melihat Gu Xue Jiao. Tahun pertamanya sudah sangat bagus. Gu Xue Jiao mengenakan riasan tebal dan jarang datang ke sekolah.
Makanan di SMA 7 lebih baik daripada makanan di kantin sekolah Xue Jiao di kehidupan sebelumnya. Keluarga Cheng tidak kekurangan uang. Pagi tadi Cheng Shuo mengisi 10.000 yuan di kartu makannya dan mengatakan itu adalah biaya hidupnya untuk semester ini.
Tidak peduli seberapa banyak dia makan, dia tidak bisa mengabiskan uangnya. Sungguh menyenangkan jika kita tidak perlu mengkhawatirkan tentang biaya hidup.
Xue Jiao mengangkat sudut bibirnya dan mengambil sumpitnya dengan senang hati.
Setelah makan siang, semua orang kembali ke kelas.
Yi Tian Yu mengajak beberapa anak laki-laki untuk membawa buku-buku itu ke ruang kelas. Yin Fang berdiri di atas podium dan mengarahkan semua orang untuk membagikan buku-buku tersebut.
Mata Xue Jiao berbinar dan menatap buku-buku itu secara langsung.
Tahun kedua di SMA adalah tahun paling gila untuk menyerap ilmu. Terdapat enam mata pelajaran pada bidang IPA, setiap mata pelajaran mempunyai dua buku referensi sebagai pelengkap bahan ajar. Hanya ada satu buku referensi di kelas biasa. Kelas eksperimen adalah kelas istimewa, sehingga ada dua buku referensi yang mereka gunakan.
Semua buku itu ditumpuk menjadi satu dan menutupi meja.
Ketika Xue Jiao menerima buku-buku itu, dia menumpuknya dengan rapi di atas meja dan memasukkannya dengan hati-hati ke dalam laci.
Yi Tian Yu yang duduk di sampingnya melemparkan semua bukunya langsung ke dalam laci dan menciptakan suara “Dong——”
Setelah dia menyimpan bukunya, dia melihat teman sebangkunya yang duduk dengan badan yang tegak.
Dia melihat gadis itu meletakkan bukunya satu per satu di atas meja dan mengeluarkan setumpuk sampul berukuran besar dan kecil dengan warna yang sama dari laci mejanya. Kemudian, gadis itu menyampul buku-buku itu dengan teliti dan hati-hati.
Pfftt——
Yi Tian Yu hampir mati tersedak dan kemudian dia tertawa terbahak-bahak, “Hahahaha! Gu Xue Jiao, Bisakah kau tidak bertingkah seperti anak SD? Apakah zaman sekarang masih ada orang yang menyampul buku mereka? Hahaha, bisa-bisa aku akan meninggal karena banyak tertawa!”
Bukan Xue Jiao yang menyela tawa Yi Tian Yu, namun orang itu adalah Yin Fang.
“Diam!”
Matanya menatap mereka dengan tajam dan dia meninggikan suaranya, “Yi Tian Yu, Gu Xue Jiao! Berdiri!”
Xue Jiao tertegun dan berdiri dengan pikiran kosong.
“Apa yang sedang kalian bicarakan? Katakan pada saya agar saya bisa mendengarnya?”
Xue Jiao benar-benar tercengang. Dia tahu bahwa dia telah terseret ke dalam masalah. Karena nilai rapornya buruk, dia dianggap sebagai perusak pemandangan oleh para gurunya. Tanpa sadar, sang guru mengira mereka berdua sedang mengobrol dan menyebabkan Yi Tian Yu tertawa.
“Apa? Kucing memakan lidah kalian?”Yin Fang menyeringai, “Teman-teman kalian diam. Hanya kalian yang bercanda di belakang, meski kalian tidak mempunyai niat untuk belajar, bisakah kalian tidak mempengaruhi orang lain?”
“Saya tidak peduli seberapa bagusnya keluarga kalian atau bagaimana kalian masuk ke dalam kelas ini. Sejak kalian sudah bergabung ke kelas ini, kalian harus mematuhi peraturan. Saya tidak peduli jika kalian tidak belajar, tapi jika kalian tertawa di kelas dan memengaruhi orang lain, maka saya hanya bisa menyuruh kalian keluar! Ini adalah peringatan pertama, tapi saya berharap ini juga akan menjadi peringatan yang terakhir kali. Ini juga berlaku untuk siswa yang lain. Apakah kalian mengerti?!”
“Mengerti!”Kelima puluh siswa menjawab pada waktu yang sama.
Yin Fang akhirnya berkata, “Baik, kalian bisa duduk,”
Xue Jiao menundukkan kepalanya dan duduk dengan sedih.
Sepertinya dia masih bisa merasakan ejekan orang lain yang ditunjukkan untuknya, ini adalah penghinaan dan pengalaman memalukan yang belum pernah terjadi sebelumnya.
Xue Jiao menunduk dan kembali menyampul bukunya dengan kaku. Yi Tian Yu menatapnya beberapa kali, sampai akhirnya Yin Fang keluar untuk menjawab panggilan telepon. Dia berbalik dan bertanya, “Hei? Ada apa denganmu?”
Tidak ada jawaban dari gadis yang duduk di sampingnya itu dan dia masih menyampulkan bukunya, seolah dia tidak mendengar pertanyaannya.
“Hei!”
Yi Tian Yu mendekat dan tiba-tiba dia tertegun dan bertanya dengan bodoh, “Apakah kau menangis?”
Xue Jiao masih tidak menjawabnya, hanya air mata yang jatuh dari pipinya.
Tes.
Setetes air mata jatuh ke atas meja.
Yi Tian Yu segera menciut, seperti burung puyuh, tidak ada satu suara yang keluar dari bibirnya.
Ayo dukung penerjemah kesukaan kalian dengan cara berdonasi melalui Go-Pay. Setiap Rp10.000 donasi yang terkumpul, kami akan memberikan Satu Bab Tambahan untuk kalian. Jangan lupa untuk menyertakan nama penerjemah dan judul novel saat kalian berdonasi. Kode QR bisa kalian temukan di beranda website atau di bagian akhir halaman ini.
Terima kasih~
- Home
- Why Fall in Love if You Can Attend Tsinghua University [Bahasa Indonesia]
- Bab 12 - Takdir (II)
Donasi pada kami dengan Gojek!
