Intense Love [Bahasa Indonesia] - Chapter 79
“Eh?” Su Jinbei menatap dinding sebelah kanan selama sejenak, “Mengapa di kamar ini banyak fotoku?”
Ada foto dari ketika dia bayi, di sekolah dasar, sekolah menengah, dan sekolah tinggi… ada satu foto dari setiap tahunnya sejak dia lahir.
“Oh, aku ingat sekarang. Aku pikir aku pernah menempati kamar ini sebelumnya,lalu aku pindah karena aku ingin kamar yang lain.” Su Jinbei menaruh camilan, “Ibuku pasti sengaja melakukannya, membiarkanmu tidur disini. Hei, apa kamu sudah lama mengamatinya?”
Zhou Shiyun terdiam, “Ada beberapa yang belum aku lihat sebelumnya.”
“Beberapa?” Su Jinbei tertegun. “Kamu sudah melihat beberapa sebelumnya? Foto masa kecilku tidak pernah beredar daring sebelumnya.”
“Apa aku harus pergi daring untuk melihat foto – fotomu?” Zhou Shiyun meliriknya, “Aku telah melihat fotomu sejak aku kecil.”
“Uhuk, uhuk, uhuk…” Su Jinbei hampir tersedak ludahnya sendiri, “Sungguh? Lalu mengapa tidak ada yang menunjukkan fotomu padaku?”
“Aku tidak suka difoto.” Zhou Shiyun berkata dengan tenang, “Tapi mungkin ada satu atau dua yang diambil ketika aku masih kecil. Bukannya tidak ada yang menunjukkannya padamu, hanya saja kamu cuma tidak peduli sama sekali.”
Su Jinbei batuk dengan keras lagi, “Uh, ha ha ha, apakah begitu.”
Zhou Shiyun tertawa dingin.
Ditertawakan, hati Su Jinbei panik. Dia hanya bisa menjawab kering, “Hei, apa itu masalah bahwa kamu sudah pernah melihat fotoku dan aku belum, kamu tidak lebih baik dariku. Seolah – olah kamu tidak menentangnya saja, kamu bahkan tidak datang ke acara pertunangannya.”
Zhou Shiyun berhenti, “Waktu itu, karena ada sesuatu yang terjadi dengan seorang temanku.”
“Teman, teman apa?”
Zhou Shiyun berpikir sejenak, dan merasa dia perlu untuk menjelaskannya pada Su Jinbei, “Ketika aku SMA, ada kegiatan untuk mengajar di gunung, aku bertemu teman disana.”
Su Jinbei merasa tidak percaya, “Kamu, kamu pernah ke gunung untuk mengajar? Aku tidak menyangka kamu adalah tipe seperti itu, aku tidak tahu kamu begitu dermawan.”
Suara Zhou Shiyun menjadi dingin, dia berkata dengan ringan, “Aku tidak berpartisipasi dalam kegiatan luar sekolah, jadi aku kehilangan dua poin.”
Su Jinbei, “…”
Oh, jadi dia mengajar untuk mendapatkan poin, dan disini dia pikir dia adalah orang yang baik hati.
“Tapi, aku bertemu Zhang Chao disana.” Zhou Shiyun jarang menceritakan masa lalunya padanya, jadi Su Jinbei melebarkan telinganya dan mendengarkan dengan seksama.
Zhou Shiyun melanjutkan, “Dia adalah relawan dari mahasiswa kedokteran. Dia menghabiskan beberapa tahun di gunung terpencil tanpa internet. Karena dia juga aku mengerti daya tarik kedokteran. Aku rasa kamu bisa berkata bahwa dia adalah guru yang mencerahkanku.”
Zhou Shiyun menatap Su Jinbei, “Dia mengadopsi anak disana, tapi anak itu memiliki masalah fisik. Anak itu sakit pada hari itu… Maaf, situasinya begitu darurat dan jaraknya begitu jauh, jadi aku tidak bisa cepat kembali.”
Su Jinbei kaget. Dia tidak pernah berpikir bahwa ini alasan dia tidak bisa menghadiri acara pertunangan. Dia pikir dia, sepertinya, tidak ingin menikah jadi dia tidak repot – repot untuk datang.
“Dia pasti seseorang yang sangat penting bagimu.”
“Aku rasa begitu.”
“Eh, lalu dia masih disana?”
“En,” Zhou Shiyun berkata, “Dia senang berada disana.”
Zhou Shiyun sebenarnya berpikir untuk menyeret Zhang Chao keluar dari tempat itu, tapi Zhang Chao berkata bahwa dia begitu melekat dan tidak mampu untuk meninggalkan orang – orang yang membutuhkannya disana. Zhou Shiyun tidak membujuknya lagi setelah mengetahui hal ini. Bagaimanapun, semua orang memiliki alasannya masing – masing. Hanya setelahnya, dia menyuruh seseorang untuk membantu memperbaiki kondisi di gunung.
“Oke, karena ada alasan sebenarnya, jadi aku dengan enggan akan memaafkanmu.” Mata Su Jinbei berkilat licik, “Tapi jika kamu ingin aku memaafkanmu, kamu harus melakukannya dengan ketulusan.”
Zhou Shiyun sedikit bingung, “Ketulusan apa?”
Su Jinbei menunjuk bibirnya, tapi juga berjinjit dengan sangat pengertian, “Disini, disini, beri aku ciuman.”
Mata Zhou Shiyun beralih ke bibirnya, berwarna merah muda pucat dan terlihat lembut.
Su Jinbei hanya ingin menggodanya. Dia tidak berpikir Zhou Shiyun akan mengambil inisiatif untuk menciumnya. Tapi ketika dia ingin menggodanya lagi, orang di depannya tiba – tiba mendekat.
Dengan dingin, dan dengan serius menciumnya di pipi.
Su Jinbei membeku.
Zhou Shiyun berdiri tegak dan menunduk menatapnya, suara rendahnya tiba – tiba membujuk, “Apa kamu sudah memaafkanku?”
Su Jinbei menelan ludah, “Apakah aku bisa bilang… belum.”
Zhou Shiyun mengatupkan bibirnya, “Apa kamu tidak menepati janjimu?”
Su Jinbei menggelengkan kepalanya, “Tidak, karena yang aku maksudkan adalah french kiss.”
Zhou Shiyun, “…”
Donasi pada kami dengan Gojek!
