Intense Love [Bahasa Indonesia] - Chapter 75
Zhou Shiyun melihat Su Jinbei datang dari kejauhan, dia mengenakan gaun merah, luar biasa menawan. Dia sedikit mengernyit, dia mengenakan pakain yang tipis.
Zhou Shiyun mengangkat kakinya dan melangkah, “Dimana pakaianmu?”
Su Jinbei mengerjap, “Pakaian apa?”
“Kau tidak kedinginan hanya mengenakan ini?”
Su Jinbei bereaksi, “Oh, aku tergesa untuk bertemu dirimu. Aku lupa mengambilnya. Ini sangat dingin. Ayo ke mobil.”
Jiang Zhao memegang mantel miliknya di tangan. Mendengar Su Jinbei mengatakan itu, dia berkata tanpa sadar, “Jinbei, ambil mantelnya dan pakai dulu saja.”
Zhou Shiyun berhenti, dan matanya secara perlahan menatap wajah Jiang Zhao yang sedang berbicara. Pandangan itu ringan, tapi Jiang Zhao merasa itu menekan.
“Terima kasih, tapi tidak perlu.” Zhou Shiyun berbicara untuknya.
Jiang Zhao terkejut selama sesaat, lalu memundurkan tangannya.
Zhou Shiyun melepaskan mantel dan memakaiannya pada Su Jinbei, lalu mengambil Wutong dari pelukannya, “Ayo pergi.”
Su Jinbei menautkan bibirnya, meringkukan dirinya ke dalam mantel dan mengikuti Zhou Shiyun ke tempat parkir.
Pemanas di mobil telah dinyalakan ke suhu yang sesuai, Su Jinbei melepaskan mantel, “Mengapa kau menjemputku hari ini?”
“Aku datang untuk menjemput Wutong.”
“Yo, ternyata statusku bahkan tidak sebanding dengan Wutong.” Su Jinbei berbalik untuk melihat kucing gemuk dan berkata dengan marah, “Aku tidak akan mengajakmu keluar lagi.”
Wutong sangat tidak berdosa, “…”
Zhou Shiyun berkata lagi, “Siapa orang yang barusan?”
“Kau bahkan tidak tahu dia, aku sungguh meragukan bahwa kau pernah menyalakan TV-mu.” Su Jinbei berkata, “Dia adalah aktor populer Jing Zhao.”
“Oh.”
“Ada yang salah?”
“Tidak apa – apa.” Hanya saja pandangan pria itu terhadap Su Jinbei membuatnya tidak nyaman.
Su Jinbei akan mengatakan sesuatu ketika ponselnya berdering.
Dia mengangkat telepon, “Halo.”
“Adik, kau sedang apa?”
“Aku? Aku baru selesai syuting.” Su Jinbei mengangkat alis dan berkata, “Su Yundong, kau tidak biasanya meneleponku, hari baik apa hari ini?”
“Mengapa kau menganggapnya begitu, apa aku perlu acara khusus untuk menelponmu?”
“Baiklah, terserah, telepon aku kapanpun kau mau. Katakan, apa maumu?”
“Bukan apa – apa, hanya saja Kakek berkata bahwa kau harus pulang, kau sudah lama tidak pulang.”
Su Jinbei melirik Zhou Shiyun, “Kau bilang pada Kakek, aku sibuk berkencan.”
“Apa?” Su Yundong berkata, “Kencan dengan siapa?”
“Apa kau mau mati, siapa lagi yang akan aku kencani?”
“Oh, Zhou Shiyun?” Su Yundong berdecak, “Aku pikir kau diam – diam sudah menemukan yang baru. Ada apa, kau belum jenuh dengan Zhou Shiyun?”
Panggilan itu tidak diperkeras, tapi suaranya cukup keras, jadi kata – kata Su Yundong juga terdengar di telinga Zhou Shiyun. Mata Zhou Shiyun bergerak sedikit, jenuh? Mencari yang baru?
Su Jinbei batuk dan mengganti telinga, menjauh dari Zhou Shiyun.
“Diam, aku tutup jika tidak ada yang lain.”
“Hei, hei, pulang besok, Kakek sudah bilang, jangan melawannya.”
Su Jinbei menjulingkan mata, “Oke, baiklah, aku akan pulang.”
Pada saat ini, suara Zhao Xueyan terdengar dari ujung telepon, “Yundong, apa kau sedang menelepon Jinbei?”
“Yah, Kakek ingin dia pulang.”
“Berikan teleponnya, aku ingin berbicara dengannya.”
“Ayolah, Ibu…”
Dia belum selesai bicara ketika ponselnya direbut. Dari telepon yang terdengar adalah suara Zhao Xueyan. “Jinbei, kau pulang besok, kan? Ingat, jangan pulang sendirian dan bawa Zhou Shiyun denganmu.”
Su Jinbei, “Hah?”
“Jangan pulang sama sekali jika kau akan datang sendirian.”
“Aku…”
“Itu saja. Katakan pada Shiyun, Ibu berkata agar dia menjaga diri. Menjadi dokter tidaklah mudah, itu sangat melelahkan.”
Su Jinbei tersedak, “Putrimu… juga sangat lelah.”
“Hah.” Zhao Xueyan berkata langsung, “Seperti aku tidak tahu kelakukan memalukanmu saja. Baiklah, baiklah, itu saja, aku tutup dulu. Bibi Zhang-mu menungguku untuk bermain mahjong.”
“…”
Panggilan itu selesai, Su Jinbei tidak bisa berkata apa – apa, “Aku pulang besok.”
Zhou Shiyun terdiam, “En.”
“Apa kamu luang?”
Zhou Shiyun, “Ada beberapa operasi besok.”
“Ah… Kakek bilang padaku untuk pulang besok, ibuku bilang untuk membawamu juga, tapi jika kamu ada urusan, lalu lupakan saja.”
“Kapan kamu akan pergi?”
“Aku biasanya makan bersama dengan kakek, jadi aku mungkin akan pulang sebelum waktu makan.” Su Jinbei merasa sedikit enggan saat berpikir bahwa dia akan berpisah dengan Zhou Shiyun selama beberapa hari. Sial, apakah orang dramatis ini sungguhan dirinya?
Zhou Shiyun meliriknya, “Aku luang lusa nanti.”
Su Jinbei tidak menjawab, “En?”
Mata Zhou Shiyun sedikit menatap ke depan, “Kamu pulang lebih dulu, aku akan datang nanti lusa.”
Mata Su Jinbei melebar, “Sungguh?”
Apakah yang dia katakan begitu tidak bisa dipercaya? Zhou Shiyun tersenyum tipis, “Ya.”
Donasi pada kami dengan Gojek!
