Intense Love [Bahasa Indonesia] - Chapter 64
Keesokan harinya pada pukul 10 pagi, bel pintu berbunyi.
Zhou Shiyun bangkit dari sofa untuk membuka pintu.
Hanya ada dua orang di luar pintu. Zhou Zhengxian duduk di kursi roda dan Zhou Yan di belakang mendorong kursi roda.
“Kakak.” Zhou Shiyun menoleh ke samping, “Mengapa kau ada disini?”
Zhou Zhengxian melihat lingkaran hitam dan bibir Zhou Shiyun yang robek dan dia berkata dengan kaget, “Apa yang terjadi denganmu?”
Zhou Shiyun terdiam, masih sedikit bingung.
Dari belakang, Zhou Yan menunjuk bibirnya dengan baik hati, “Tuan Muda Kedua, bibirmu berdarah.”
Zhou Shiyun membeku sesaat, menyentuh bibirnya, dan segera memalingkan kepala sedikit canggung, “Bukan apa – apa, aku tidak sengaja terbentur.”
Zhou Zhengxian dan Zhou Yan saling melirik, terbentur? Dengan apa? Tapi melihat Zhou Shiyun yang jelas – jelas tidak ingin berkata lebih lanjut, keduanya tidak bertanya lagi.
Zhou Shiyun kembali ke ruang tamu untuk membuat teh untuk Zhou Zhengxian, “Apa kau sudah menyelesaikan urusan bisnis disini?”
“En, pada dasarnya sudah selesai.”
“Kapan kau akan pulang?”
“Besok.” Zhou Zhengxian mengambil cangkir teh porselen putih dan menyesapnya, “Ayo makan siang bersama.”
“En.” Zhou Shiyun menatapnya, “Saat kau pulang kali ini, jangan bepergian dulu. Jika ada urusan yang harus diselesaikan, delegasikan kepada orang lain. Kau harus menjaga kesehatanmu dulu.”
Zhou Zhengxian tersenyum, “Oke. Ngomong – ngomong, apa kau membawa Jinbei kesini kemarin?”
Zhou Shiyun mengangguk, “Dia masih tidur.”
“Aku berkata pada Sutradara Zhang kemarin untuk menjaga Jinbei. Meskipun aku tidak secara spesifik menyebutkan hubungan antara Jinbei dengan keluarga Zhou, aku percaya dia seharusnya tahu bagaimana mengendalikan situasinya.”
Zhou Shiyun, “Terima kasih, kak.”
Zhou Zhengxian menepuk pundaknya, “Untuk apa kau berterima kasih? Karena dia istrimu, tentu saja dia adalah anggota keluarga Zhou kita. Kau tidak perlu berkata ‘terima kasih’ di antara keluarga.”
Zhou Shiyun tersenyum tipis dan menuangkan secangkir teh lagi.
“Bang!” Saat mereka bertiga minum teh dalam diam, suara keras tiba – tiba datang dari kamar.
Zhou Zhengxian tertegun. Dia tahu suara itu datang dari kamar adiknya. Apakah mungkin…
“Zhou sayang! Zhou sayang?!” Suara Su Jinbei yang sangat ketakutan terdengar dari dalam kamar, kemudian pintu kamar terbuka. Wutong keluar lebih dulu, dan Su Jinbei mengikuti, “Kenapa aku disini Zhou say-…”
Di ruang tamu, tiga pria menatapnya bingung.
Pakaiannya acak – acakan, dan rambutnya berantakan. Su Jinbei, yang selalu menjaga penampilan cantiknya di depan orang – orang, tiba – tiba muncul dalam keadaan tidak pantas. Dia tercengang, mengapa ada orang lain di luar?!
Zhou Yan segera membuang muka dengan acuh tak acuh, ah, hari ini cuacanya cerah.
Zhou Zhengxian menunduk dan sedikit batuk, dengan senyum samar di mulutnya.
Zhou Shiyun mengangkat tangannya dan menekan ruang di antara alisnya, bangun dan berjalan ke arahnya, “kemari.”
Su Jinbei, “…Oh.”
Zhou Shiyun terlihat tenang, tapi sebaliknya dia bergerak dengan cepat. Dia menarik Su Jinbei kembali ke kamarnya sendiri dan menutup pintu dengan punggung tangannya.
“Pakai bajumu dengan benar.” Zhou Shiyun berkata dengan suara dalam.
Su Jinbei menunduk, kancingnya melenceng, dan setengah pundaknya terlihat. Dia segera memperbaiki kancingnya, “Kenapa, kenapa ada Kakak disini!”
“Dia tiba kemarin, dia baru berkunjung hari ini.” Zhou Shiyun meliriknya, “Kau melihatnya di hotel, apa kau lupa?”
Su Jinbei baru bangun dan kepalanya sangat sakit, apa yang bisa dia ingat pada keadaan seperti ini!
“Aku lupa…”
Zhou Shiyun terdiam, “Kau melupakan semuanya?”
“Aku…” Su Jinbei menggelengkan kepalanya dengan keras, “Tidak, aku pikir tidak semuanya. Aku ingat. Wutong disini, dan begitu aku membuka mata Wutong memang ada disana. Lalu!”
“Apa?” Zhou Shiyun menatapnya.
“Aku bermimpi erotis!!”
“…”
“Tapi rasanya tidak seperti itu.” Su Jinbei meraih lengan Zhou Shiyun, “Aku bangun di kamarmu pagi ini, uh, kemarin bukan mimpi? Itu nyata?”
Zhou Shiyun dengan tenang melepaskan tangannya, “Aku tidur di sofa kemarin, kau mungkin bermimpi.”
“Tapi, kenapa kau membiarkan aku tidur di kamarmu?”
“Kau mabuk dan bersikeras, tidak ada jalan lain.” Zhou Shiyun berbalik dan berjalan ke pintu. “Cepat ganti bajumu dan bersiap – siap, kita akan makan di luar.”
“Hei, tunggu, aku belum selesai bicara, aku merasa…”
Zhou Shiyun menyelanya, “Aku beri kamu waktu 15 menit.”
“…”
Zhou Shiyun keluar.
Su Jinbei menggaruk kepalanya. Tidak mungkin, apakah itu sungguh hanya mimpi? Tapi itu begitu realistis! Zhou Shiyun menciumnya, Zhou Shiyun menciumnya dengan kasar! Itu begitu mendebarkan!
Su Jinbei bergumul sesaat, dan berpikir lagi. Tidak, tidak, tidak, itu pasti mimpi, bagaimana bisa Zhou Shiyun yang asli bisa begitu barbar!
Ketika Su Jinbei selesai memakai baju dan riasannya, ketiga pria itu telah mengosongkan satu teko teh.
Su Jinbei batuk, dan berjalan di depan Zhou Zhengxian dengan malu, “Kakak, kau disini, uh… Tadi aku bersikap tidak pantas, maafkan aku.”
Zhou Zhengxian menaruh cangkir tehnya dan tersenyum lembut, “Tidak masalah, tidak perlu merasa tidak nyaman di rumahmu sendiri. Itu salah kami tidak memberitahumu ketika kami datang.”
Su Jinbei tersenyum kering, “Bukan seperti itu…”
Zhou Zhengxian dan Zhou melirik satu sama lain. Takut membuat Su Jinbei canggung, dia berkata, “Ayo pergi makan. Zhou Yan, dorong aku.”
“Ya, Tuan Muda.”
Keduanya keluar pertama. Su Jinbei berkata dengan pahit, “Zhou Shiyun, kakakmu tidak akan berpikir aku tidak seperti perempuan, kan?”
Bibir Zhou Shiyun sedikit melengkung, dia menoleh untuk melihatnya, “Kapan memangnya kau seperti perempuan?”
Su Jinbei, “!!!”
Donasi pada kami dengan Gojek!
