Intense Love [Bahasa Indonesia] - Chapter 39
Esok lusanya, Zhou Shiyun benar – benar menepati janjinya dan berjalan – jalan dengan mereka di taman.
Wutong berjalan dengan lesu di depan mereka, dia dan Zhou Shiyun mengikuti dari belakang.
“Jangan berhenti~ Ini baru lima menit.”
Wutong menoleh ke belakang dan menatap Zhou Shiyun dengan sedih.
Mulut Zhou Shiyun sedikit berkedut, “Ya, dengarkan dia.”
“Meong!” Wutong memutar kepalanya ke depan dengan penuh dendam dan lanjut berjalan dengan enggan.
Su Jinbei dengan bangga menatap pantat Wutong, “Benar saja, kau satu – satunya orang yang bisa memberi efek jera. Zhou Shiyun, apakah kau mendisiplinkan Wutong dengan keras sebelumnya? Lihat, betapa patuhnya dia kepadamu.”
Zhou Shiyun, “Dia juga sangat patuh kepada ibuku sebelumnya.”
Su Jinbei meloto, “Jadi, hanya aku satu – satunya yang dibully olehnya?”
Zhou Shiyun menggelengkan kepalanya, “Tidak benar, Wutong sedikit tidak menurut di depan orang lain selain ibu dan aku.”
“Itu keterlaluan.” Su Jinbei berjalan maju dua langkah dan berjongkok, menghalangi jalan Wutong. “Kucing gemuk, aku harus mengingatkanmu, jangan sampai menyinggung perasaanku. Jika kau menyinggungku, aku tidak akan memberikanmu makan yang enak.”
“Meong.” Dia sangat terhina.
“Kau tidak mempercayaiku?” Su Jinbei meraih kupingnya, “Tuan Muda keduamu yang kau takuti juga mendengarkanku, apa kau berani tidak mendengarkanku?”
Mendengar ini Zhou Shiyun terkejut dan menatap Su Jinbei seakan – akan dia sedikit bingung. Darimana Su Jinbei mendapatkan kepercayaan dirinya?
“Zhou Shiyun, bukankah itu benar?”
Dia bahkan berani bertanya padanya? Zhou Shiyun menghadiahkannya tatapan dingin dan melangkah maju dengan tidak peduli.
“Hei, hei,” Su Jinbei menyusulnya, “Kau seharusnya tidak memberiku wajah seperti itu di depan Wutong.”
Zhou Shiyun mengangkat alisnya dengan lembut, “Bagaimanapun Wutong tidak akan mempercayaimu.”
Su Jinbei, “…”
Su Jinbei tinggal dengan baik di kediaman keluarga Zhou, menghabiskan waktunya dengan mengganggu Wutong dan menggoda Zhou Shiyun. Lima hari berlalu dengan cepat. Hari ini adalah hari dia pulang ke kediaman keluarga Su dari Ibu kota Kekaisaran.
Su Jinbei datang tanpa koper, tapi ketika dia pulang, dia membawa dua koper besar yang penuh dengan jarahannya belakangan ini. Beberapa dikirimkan oleh keluarga Zhou dan beberapa dia beli sendiri.
“Wutong, ingat untuk merindukanku.” Sebelum masuk ke dalam mobil, Su Jinbei mengganggu Wutong dengan enggan.
“Meong.” Wutong sangat cerdas. Dia bisa merasakan bahwa Su Jinbei akan pergi, dan di mata malasnya mengandung kilasan emosi yang langka.
“Jika kau sangat menyukai Wutong, beritahu Zhou Shiyun untuk membawa Wutong untuk tinggal denganmu lain kali.” Huo Wanjun berkata dengan senyum.
“Tentu saja itu akan luar biasa,” Mata Su Jinbei menyala, “Wutong, sampai jumpa lain kali.”
“Meong.”
“Nenek, Kakak Tertua, kalau begitu aku pergi dulu, jangan lupa untuk menjaga kesehatan.”
“Baiklah, hati – hati di jalan.”
Su Jinbei menganggukkan kepalanya dan akhirnya menatap Zhou Shiyun. Dia tidak berkata banyak, hanya mengisyaratkan Zhou Shiyun untuk meneleponnya. Huo Wanjun dan Zhou Zhengxian menertawakannya, dan Zhou Shiyun mengerucutkan bibirnya. Seperi biasa, tidak ada ekspresi yang spesial.
Su Jinbei tidak keberatan, bagaimanapun, dia sudah terbiasa. Dia masuk ke dalam mobil, sopir dari keluarga Zhou menyalakan mobil, dan berangsur – angsur menghilang.
Di depan mansion keluarga Zhou, Zhou Zhengxian menghentikkan Zhou Shiyun yang akan pergi.
“Kali ini Jinbei datang tapi aku lupa memberikannya ini.” Zhou Zhengxian membuka tangannya dan di dalamnya terdapat kalung dengan liontin dari zamrud yang bebentuk tetesan air, berkilauan dan terang. Dari pandangan sekilas, jelas bahwa kalung ini berharga.
Kalung zamrud ini adalah milik ibunya. Ibunya pernah berkata bahwa dia akan menurunkannya pada menantunya. Kemudian, setelah kematian ibunya, benda ini menjadi milik Zhou Zhengxian.
Zhou Shiyun melihatnya dengan senyum tipis. Dia tidak berpikir bahwa Zhou Zhengxian akan lupa jika dia benar – benar ingin memberikannya sendiri.
Zhou Zhengxian melihat ekspresinya dan tahu apa yang dipikirkannya, jadi dia berkata, “Berikan padanya ketika kau kembali, itu akan memberikanmu alasan untuk bertemu dengannya. Aku tahu kau pastinya akan lupa begitu tiba di rumah sakit.”
“Simpan saja sendiri.” Ujar Zhou Shiyun.
“Kenapa aku harus menyimpannya?” Zhou Zhengxian berkata, “Aku tidak punya istri.”
Zhou Shiyun tersedak.
“Jadi aku hanya bisa memberikannya padamu.” Zhou Zhengxian langsun menaruhnya di tangan Zhou Shiyun, “Ingat, berikan pada Jinbei sendiri.”
Tanpa menunggu jawabannya, Zhou Yan mendorong Zhou Zhengxian masuk ke dalam.
Zhou Shiyun terdiam, menatap kalung zamrud berbentuk tetesan air, dia harus memberikannya sendiri… pada Su Jinbei.
Su Jinbei keluar dari pesawat dan orang yang dikirim oleh Zhao Xueyan datang untuk menjemputnya. Dia berpakaian biasa hari ini, tapi dia tidak menyangka kilat kamera menunggunya begitu dia keluar.
Su Jinbei terkejut selama sesaat. Perjalanan hari ini cukup rahasia. Bagaimana bisa ada para reporter?
Tapi di detik selanjutnya dia tahu alasannya. Tiba – tiba, ada jeritan di bandara, dan Su Jinbei menoleh lalu melihat Xu Jiawei keluar dengan orang mengerumuninya.
Donasi pada kami dengan Gojek!
