Intense Love [Bahasa Indonesia] - Chapter 36
Su Jinbei terus mengoceh sepanjang perjalanan pulang, dan akhirnya mendesah lega ketika dia memutuskan bahwa kedua pengawalnya dan kesayangannya berhasil melarikan diri.
“Zhou Shiyun, pengawal keluargamu begitu hebat, kau harus memberi mereka kenaikan gaji.”
“Ini kewajiban mereka.”
“Atau bagaimana jika menambah bonus akhir tahun? Bagaimanapun, kita harus mengingat kerja bagus mereka.”
Mulut Zhou Shiyun sedikit terangkat, dan dia tidak berkata apapun lagi.
Su Jinbei menyenggolnya, “Hei, kau tidak mungkin pelit, kan, itu hanya menambah bonus lebih besar saja untuk mereka.”
“Mereka punya aturan sendiri, aku tidak mengendalikannya.”
“Apakah itu tidak mempan meski Tuan Muda Kedua yang mengatakannya?”
Zhou Shiyun berkata ‘ya’ dengan santai.
Su Jinbei memelototinya, “Keterlaluan! Kalian semua begitu pelit!”
Su Jinbei adalah orang yang mempercayai mata balas mata, gigi balas gigi. Kedua pengawal itu berhasil melindungi kesayangannya di situasi yang kacau! Keluarga Zhou berkata bahwa itu tugas mereka, tapi dia ingin berterima kasih pada mereka, apa yang harus dia berikan…
Kemudian, kedua pengawal ini dipromosikan dan gaji serta bonus akhir tahun mereka sangat besar. Tentu saja, Su Jinbei tidak mengetahuinya.
Dan kedua pengawal itu merasa kebingungan dan tidak tahu apa yang telah mereka lakukan sehingga pantas mendapatkannya. Tetapi faktanya, ini adalah perintah dari Zhou Shiyun ‘yang suaranya tidak didengarkan’.
Kembali ke kediaman keluarga Zhou, keduanya masuk ke aula bersama. Pada sat itu, kucing gemuk dan tembam tiba – tiba muncul di samping mereka.
“Ah, Wutong.” Su Jinbei berjongkok dan memeluknya dengan keras.
Wutong dengan patuh bersarang di pelukannya, dan tampak sangat nyaman.
Su Jinbei mengelus kepalanya, “Aku sangat merindukanmu.”
“Meong~”
“Baiklah, ayo kita ke kamarku.”
“Su Jinbei.”
“Hem?” Su Jinbei menggoda Wutong tanpa kenal lelah.
“Kembali dan ganti sepatumu dulu.”
Su Jinbei terhenti, menunduk melihat sepatu haknya. Karena dia berlari dengan sangat cepat tadi, ujung kakinya menjadi lecet.
Hah, bagaimana bisa Zhou Shiyun menyadarinya?
Ketika Su Jinbei akhirnya melihat ke arah Zhou Shiyun, dia sudah kembali ke kamarnya.
Su Jinbei tanpa sadar mengangkat ujung mulutnya, dia memikirkan kejadian tadi ketika Zhou Shiyun memegang pergelangan tangannya saat mereka berlari, dan ketika menariknya ke dalam pelukan…
“Wutong, Tuan Muda Keduamu ternyata tidak begitu dingin, ya?”
“Meong.”
***
Su Jinbei membawa Wutong kembali ke kamarnya.
“Kemari, berbaring di sofa.” Su Jinbei menurunkannya, tapi Wutong tidak ada niat untuk bergerak sama sekali, dengan malas beristirahat di pelukannya seperti tuan yang berkuasa.
“Oh, kau, begitu gemuk dan masih ingin digendong.”
“Meong~” Wutong menggaruk lengan Su Jinbei, menunjukkan bahwa dia sangat tidak menyenangkan.
Su Jinbei tertawa, “Kau tidak mau ada orang yang berkata kalau kau gendut, hah?”
“Meong!”
“Baiklah, aku tidak akan peduli padamu lagi. Aku akan menyerahkanmu pada Zhou Shiyun, aku tidak peduli.”
Su Jinbei dengan paksa menurunkan Wutong dan mengambil satu set cheongsam baru dari lemari. “Aku berkeringat karena banyak berlari tadi. Tunggu sebentar, Wutong, aku akan mandi dulu.”
Seekor kucing menggaruk wajahnya, “Meong~”
Makan malam di Kediaman keluarga Zhou diadakan tepat pada pukul enam.
Zhou Shiyun kembali ke kamarnya sebentar, dan setelah melihat waktu, dia bangun dan keluar.
Dia akan berjalan ke arah Yi Shi Tang ketika Zhou Shiyun ingat bahwa Su Jinbei yang tinggal di sebelah kamarnya belum familier dengan segalanya, jadi dengan baik hati dia berbalik dan mengetuk pintunya.
“Tok.” Pintunya terdorong dengan ketukannya, tidak terkunci.
Zhou Shiyun ragu untuk sesaat sebelum masuk.
“Meong~” Pada saat itu, Wutong menjulurkan kepalanya dari celah pintu. Dia mendongak menatap Zhou Shiyun dan mengelus sepatunya dengan cakarnya.
Zhou Shiyun berjongkok dan mendorong pintu sedikit, membiarkan Wutong untuk keluar.
“Dimana dia?”
“Meong.”
“Di dalam kamarnya? Apakah dia tertidur?” Meski dia tahu bahwa Wutong tidak akan menjawabnya, Zhou Shiyun terbiasa bicara padanya. Wutong memiringkan kepalanya, matanya membelalak seakan – akan mengerti.
Zhou Shiyun mengangkat bibirnya sedikit, meraihnya dan mengelus punggungnya, dan tiba – tiba berkata, “Jangan selalu meminta orang untuk menggedongmu, kau berat.”
“Meong!” Wutong membuka mulutnya, dan tubuh tembamnya melompat. Posturnya jelas mengartikan bahwa dia ingin melompat ke dalam pelukan Zhou Shiyun.
Zhou Shiyun juga memanjakannya, merendahkan tubuhnya sedikit agar Wutong bisa melompat. Dia memeluknya dan berkata, “Dia benar, kau seharusnya berolahraga.”
“Wutong, kau pasti sudah menunggu lama, aku minta maaf, aku mencuci rambutku… eh?” Su Jinbei menyeka ramburnya dan menatap Zhou Shiyun dalam keterkejutan, “Kenapa kau ada di kamarku?”
Karena dia sedang bermain dengan Wutong, Zhou Shiyun melangkah maju tanpa sadar dan sekarang berdiri di bawah pintu, jadi dia bisa dianggap sudah… memasuki kamarnya.
“Hampir waktunya untuk makan.” Zhou Shiyun menunduk menatap Wutong, sengaja menghindari melihat Su Jinbei yang sedang memakai jubah mandinya.
“Oh,” Su Jinbei menghampirinya, “Pengering rambut di kamarku rusak. Aku mencoba menyalakannya dalam waktu lama tapi itu tetap rusak.”
Aroma bunga melati semakin tercium saat dia mendekat, dan pelan – pelan melingkupinya. Zhou Shiyun tidak bisa menahan untuk mengangkat matanya, dan untuk sesaat leher Su Jinbei yang putih dan pergelangan tangannya yang ramping melompat masuk ke dalam matanya.
Pesona yang tersembunyi, menyihir dengan tidak sengaja.
Zhou Shiyun memalingkan wajah dengan perlahan, “Aku akan meminta orang untuk mengirimkannya.”
“Itu merepotkan, kau punya satu di kamarmu, kan? Apakah aku bisa kesana?” Bagaimanapun itu di sebelah, sangat dekat.
Zhou Shiyun melihat rambutnya yang basah dan mengangguk ringan, “Baiklah.”
Su Jinbei melihat dia mengangguk, melemparkan handuk di tangannya ke meja rias, dan pergi ke kamarnya. Zhou Shiyun yang memeluk Wutong di belakangnya mengingatkan, “Di lemari kamar mandi.”
“Ya.”
Su Jinbei memasuki kamar mandi, dan Zhou Shiyun duduk di sofa di luar, menunggu.
“Tok, tok, tok.” Seseorang mengetuk pintu.
Zhou Shiyun meremas telinga Wutong yang terlipat dan berkata dengan ringan, “Masuk.”
Pintu terbuka sedikit, dan seorang pembantu berkata dengan hormat, “Tuan Muda Kedua, waktunya untuk makan malam.”
“Ya.”
Pembantu itu melangkah mundur dan akan menutup pintu dan pergi ke kamar sebelah untuk memanggil Su Jinbei, tapi pada saat itu…
“Zhou Shiyun, kamar mandimu begitu besar, lebih besar dari kamar mandi yang ada di kamarku.”
Hehe, buat kalian yang nonton Intense Love pasti ingat adegan ini.
Donasi pada kami dengan Gojek!
