Intense Love [Bahasa Indonesia] - Chapter 25
Semua yang Su Jinbei tahu mengenai keluarga Zhou dari ibu kota kekaisaran datang dari Zhao Xueyan. Zhao Xueyan pernah memberitahunya jika bisnis keluarga Zhou telah turun temurun dari seratus tahun yang lalu. Entah itu dalam bisnis atau politik, pengaruh yang besar terakumulasi di setiap generasinya.
Tidak ada keluarga aristokrat yang tidak tahu keluarga Zhou, tapi pengetahuan mengenai keluarga Zhou hanya pada permukaan saja. Kekuatan mereka mengakar dalam dan komples, dan tidak terlalu jelas bagi orang biasa. Jika bukan karena kepala kedua keluarga pada generasi sebelumnya yang berjuang dan berteman bersama di medan perang, keluarga Zhou dan Su, yang satu tinggal di selatan dan yang lainnya di utara, tidak akan pernah bertemu.
Zhao Xueyan memberitahu Su Jinbei jika Tuan besar keluarga Zhou menyelamatkan kakeknya ketika mereka muda. Pada saat itu, kakeknya berkelakar bahwa dia akan menikahkan putrinya pada putra keluarga Zhou sebagai ucapan terima kasih. Itu seharusnya hanya sebuah lelucon, tapi Tuan besar Zhou serius. Kedua orang itu memiliki hubungan yang baik, dan bukan ide buruk untuk menguatkannya dengan hubungan pernikahan.
Namun, keluarga Zhou adalah keluarga yang sangat tradisional, dan ada banyak aturan untuk menikah. Keturunan langsung dari keluarga Zhou semuanya dicocokkan berdasarkan tanggal kelahiran mereka dengan bantuan dari guru spiritual. Jika takdir mereka tidak sejalan, tidak ada cara untuk masuk ke dalam keluarga Zhou.
Sayangnya, pada saat itu, Tuan besar Su tidak memiliki putri, dan tidak ada putri dari keluarga Zhou yang putra keluarga Su yang ulang tahunnya cocok. Masalah itu harusnya berhenti disana, tapi Tuan besar Zhou tidak menyerah.
Beberapa tahun kemudian, Tuan besar Zhou mencoba tanggal ulang tahun cucunya sekali lagi dan tidak disangka, ada yang cocok. Su Jinbei, cucu dari keluarga Su, cocok dengan cucu keduanya, Zhou Shiyun, dan menilai dari hasil yang telah dihitung, mereka akan menjadi pasangan harmonis yang sempurna untuk waktu yang lama.
Karena hal ini, Su Jinbei dan Zhou Shiyun bertunangan. Beberapa tahun kemudian, tetua dari keluarga Zhou dan Su menganggap satu sama lain sebagai kerabat, meski kedua protagonis sepertinya menjadi pengecualian dari ini.
Dalam lingkaran aristokrat, normal bagi tetua untuk mengatur pernikahan cucu mereka dengan orang dari lingkuran yang sama. Dalam kebanyakan kasus, orang yang terlibat tidak bisa mengatakan tidak karena, di dunia ini, kekuatan dan aset yang lebih berkuasa. Su Jinbei selalu menyadari kebenaran ini, tapi hanya karena dia tahu bukan berarti dia mengakuinya. Karena itu, sejak kecil, dia akan memutarkan matanya pada pemikiran mengenai perjodohan takhayul dari kedua keluarga. Ini bukan zaman dulu, pertunangan sejak kecil sudah tidak ada lagi.
Su Jinbei selalu memasang jarak aman dari keluarga tradisional Zhou dengan aturan mereka yang ketat. Dalam beberapa tahun terakhir, ketika ibunya Zhao Xueyan atau kakeknya mengunjungi keluarga Zhou, Su Jinbei tidak akan mau pergi bahkan jika dia mati.
Setelah melihat Zhou Shiyun, dia merasa sikapnya sedikit berubah, dalam benak Su Jinbei, sungguh disayangkan jika tidak bermain dengan tunangannya jika dia terlihat seperti itu.
“Kakak, sekarang sudah jam 5, dan kakak ipar hampir tiba. Mengapa kau masih di kamar?” Su Jianan bersandar pada pintu, penuh dengan keraguan.
Su Jinbei telah memakai riasan yang indah, bibir merahnya glamor, dia berbalik dan bertanya, “Jianan, apaka aku terlihat cantik dengan ini?”
Su Jianan tertawa, “Mengapa kau menanyakannya padaku hari ini? Tidak mungkin karena kakak ipar datang dan kau merasa resah sehingga kau kehilangan kepercayaan dirimu?”
“Omong kosong.” Su Jinbei berteriak, “Ini bukan pertama kalinya aku melihatnya, bagaimana bisa aku minder di depannya?”
“Oh~ begitukah.”
Su Jinbei meliriknya sekilas, “Lupakan, apa yang anak kecil sepertimu ketahui.”
Su Jianan tersenyum gembira, “Baiklah, aku tidak mengerti, aku akan turun dan menunggu kakak iparku.”
Dia menghilang. Su Jinbei memelototi pintu, dan mulutnya sedikit melengkung lagi. Cukup bagus mendengarnya memanggil Zhou Shiyun kakak ipar.
Setengah jam kemudian, ketika Su Jinbei merasa kesulitan antara sepatu hak 8 cm berwarna kulit atau sepatu hak 10 cm bertali, pengurus rumah tangga mengetuk pintunya, “Nona, Tuan Zhou sudah sampai.”
Ketika Su Jinbei mendengarnya, dia segera memakai sepatu hak bertali. “Sebentar, aku datang.”
Su Jinbei berputar beberapa kali ke arah cermin panjang dan membuka pintu saat dia memutuskan segalanya telah sempurna.
Ketika dia berjalan menuruni tangga, dia mendengar suara ibunya tersayang. Zhao Zueyan dengan perhatian memanggilnya dengan ‘Shiyun’, seperti dia sangat akrab dengan Zhou Shiyun.
Adegan di ruang tamu mulai tersingkap di depannya. Ada banyak orang, semua orang kecuali Kakak Pertama, Su Xianyan. Bahkan Su Yundong yang selalu berpesta di luar juga hadir.
Namun, mata Su Jinbei segera mengarah kepada Zhou Shiyun yang duduk di sofa. Hari ini, dia telah mengganti jubah putih dokternya dan memakai matel hitam selulut yang dipasangkan dengan kaos putih. Santai tapi dia terlihat sangat tampan.
Kaku, dingin, diam seperti batu.
“Zhou Shiyun, kau sudah sampai.” Su Jinbei memberi salam terlebih dulu. Dia berjalan dengan pelan menuju ruang tamu dan duduk di sampingnya dengan biasa. “Tepat sesuai jam.”
Zhou Shiyun mengangguk sedikit, matanya jatuh ke kaki Su Jinbei. Dia sedikit mengernyit dan berpikir dalam hatinya bahwa Su Jinbei masih tidak menurut dan memakai sepatu hak lagi.
“Eh, apa ini, kau membawanya?”
Beberapa kotak kayu cendana ditaruh di atas meja kopi.
“Tanda hormat dari Kakakku, aku harapa Kakek dan Paman seperti Bibi akan menyukainya.” Zhou Shiyun menghadap Su Jinbei, tapi kata – katanya untuk semuanya.
Donasi pada kami dengan Gojek!
