I Don't Want to Become Crown Princess!! [Bahasa Indonesia] - Chapter 58
- Home
- I Don't Want to Become Crown Princess!! [Bahasa Indonesia]
- Chapter 58 - Dia dan Kenakalan
*WARNING! Chapter ini menjurus ke R-18*
*Bijaklah dalam membaca!!*
[POV Lidi]
Untuk menghibur diri sendiri, sekarang aku mengabaikan jawaban Freed sepenuhnya.
Freed terdiam. Bahkan jika aku membuatnya berjanji untuk menunggu, aku ingin menghindari mengambil langkah lebih jauh. Jika pembicaraan ini terus berlanjut, pasti semua ini akan berkembang menjadi aku yang ‘didorong ke bawah’. Aku mengetahui hal ini dengan sangat baik.
Oleh karena itu, sambil duduk di pangkuannya aku berbicara tentang apa saja yang kulakukan selama dia tidak ada atau hal-hal sederhana, seperti makanan yang kusuka, mode di masyarakat dan sebagainya.
Dari waktu ke waktu dia menciumku dengan lembut, dan dengan menyenangkan, dia menyentuh seluruh tubuhku.
Aku tahu, kalau sebenarnya dia bertahan untuk tidak ‘memelukku’, jadi aku mengira kalau itu adalah bagian dari skinship, dan diam-diam aku menerimanya.
…Tapi, kalau aku harus mengatakannya, aku ingin semua ini berakhir dengan dia menyentuhku melalui pakaianku.
Mengambil kesempatan di mana aku tidak menolaknya, Freed menjadi lebih berani.
…Kalau saja dia tidak menyusupkan tangannya ke bajuku, semua ini tidak ada bedanya dengan sebuah pelukan biasa.
“Lidi, aku mencintaimu.”
Dengan bisikannya, ciuman yang tadinya hanyalah kecupan, dalam sekejap matanya berubah menjadi penuh gairah.
Tanpa sadar, tangan yang membelaiku melalui pakaian semakin menyelinap ke dalam.
Perlahan, ulahnya semakin memuncak, kini tangannya langsung mengusap ‘dadaku’.
Ciuman ini membuatku tidak bisa melakukan perlawanan. Lidah kami saling terjalin, kami pun bertukar air liur.
“Haa… Ah… Emm…”
Aku pun mengeluarkan suara lenguhan saat dia memegang ‘dadaku’.
Puas dengan suaraku, dia melepaskan jalinan lidah kami dan membuka sedikit pakaianku, ‘dadaku’ pun terekspos. Dia tenggelam ke dalam ‘dadaku’ dan memainkannya.
“Hyaaa…. Freed! Jangan…!!”
Aku mencoba melawan dengan lemah, tapi Freed sudah terbakar oleh kenakalannya, dia tidak mau berhenti.
“Kenapa? Lidi juga menyukainya, kan. Aku akan menunggu sampai malam seperti yang dijanjikan, jadi biarkan aku ‘mencicipinya’.”
Atau… Haruskah aku ‘memasukkannya’, karena dia justru mengatakan hal yang menggila, aku menggelengkan kepalaku.
Mungkin… Tidak, aku yakin dia tahu apa yang dia lakukan.
“Aku tidak ber… Aahhh!”
Dengan putus asa aku mendorong tubuh Freed dengan tanganku yang gemetar untuk melepaskannya, tapi ‘dadaku’ justru digigit olehnya, seolah-olah dia mengatakan bahwa itu tidak berguna. Dengan kaget tubuhku menggigil.
Seperti biasa, di mana pun dia menyentuhnya, rasanya nikmat…
Tidak ada gunanya mengatakannya hanya dengan kata-kata, tetapi tubuhku tidak menolaknya sama sekali.
Sebaliknya, aku menjadi lemah terhadap dirinya.
Meskipun… Untuk beberapa saat aku hanya dicium dan ‘dadaku’ dipermainkan, ada sesuatu yang salah dengan ‘bagian bawah’ tubuhku, di sana terasa basah.
Perutku menegang, menginginkan lebih banyak rangs*ngan darinya.
Meskipun begitu, aku meninggikan suaraku, berusaha untuk menghentikan Freed.
“Tung… Bukankah aku meminta untuk berbicara secara normal… Ahh!”
“Bukankah kita melakukan itu. Aku mendengarkan dengan baik apa saja yang Lidi lakukan saat aku pergi. Saat ini, aku hanya menyentuh Lidi sambil mendengarkannya.”
“Bu… Bukan…”
Suara yang disebabkan oleh Freed sangat tidak senonoh, dia mengulum ‘dadaku’, tapi aku merasa kalau ini nikmat.
Melihatku terengah-engah tidak bisa menahannya, Freed tersenyum bahagia.
“Haha… Lidi, sepertinya kamu menyukainya. Ah, aku ingin tahu apakah aku bisa ‘masuk ke tempat’ Lidi segera… Wah… Ini sangat basah.”
“Ah! Jangan di sana.”
Tanpa ragu, dia menarik rokku dan menyentuhku di sana, saat dia menyentuh ‘tempatku’ yang basah, aku menjadi sangat malu.
‘Di sana’ dia mempermainkan aku… Setiap sentuhannya, membuat tubuhku menggigil.
…Ah, rasanya sangat nikmat.
Refleks aku membuka kakiku. Tentu saja, Freed menyadarinya.
“Lidi, kamu bilang ‘jangan’ tapi kemudian, dengan sukarela kamu membuka kakimu. Tubuhmu benar-benar jujur, kamu juga sangat basah. Lihat, bahkan kamu semakin basah setiap kali aku menyentuhmu di sini, bukan? Aku akan membuatmu merasa lebih nikmat.”
“Jangan! …Hyaa!!”
“Pembohong. Jariku masuk dengan begitu mudah…”
Seperti yang dijanjikan, dia menyentuh tempat rahasiaku secara langsung dan tanpa jeda, dia memasukkan jari tengahnya ke dalam.
***
Yuk gabung ke discord biar lebih mudah dpt info update terbaru dan bisa ngobrol sama penerjemah2 di indo.centinni… kuy, lgsg aja klik
Tautan discord: https://discord.gg/qHkcfMc
(人-ω-)。o.゚。*・♡
Kami juga buka donasi via gopay, yaaa. Setiap kalian kasih kita donasi sebesar Rp 10.000, kalian akan dapat 1 ekstra chapter… Tinggal scan aja Kode QR-nya di homepage. Gampang, kan? Hehe
O(≧▽≦)O
Jangan lupa buat tinggalin catatan kasih donasi ke buku apa yaa
\(>o<)ノ
***
Tubuhku terasa nyaman saat dia menyentuh tempat rahasiaku untuk pertama kalinya setelah sekian lama.
“Ah… Ah… Ah…”
“Lihat, bukankah ini terasa nikmat, Lidi?”
Di sana, dia menggosok-gosokkan tempat rahasiaku. Aku pun mengeluarkan suara yang sangat tidak sopan.
Freed sudah mengetahui titik lemahku dan dengan bebas menyalahgunakannya.
Karena titik lemahku yang disentuh oleh Freed, aku hanya bisa berteriak tanpa melawannya.
“Ah! Haa… Tidak…”
“Mana mungkin ini bisa ditolak, kan? Tubuhmu mengatakan kalau ini terrasa sangat nikmat… Lidi, jujurlah… Aku akan membuatmu merasa lebih nikmat lagi. Tunjukkan betapa imutnya dirimu,”
“Haaaa…”
Freed berbisik dengan suara yang manis. Setelah dia menggigit telingaku dengan ringan, aku semakin jatuh lebih dalam ke lautan kenikmatan.
Tanpa kusadari, jumlah jari Freed yang mer*ngsangku bertambah menjadi 3.
Itu mengeluarkan suara yang tidak senonoh… Entah bagaimana, rasanya berbeda dari sebelumnya, ini amat sangat nikmat.
“Hya!! Ah… Aaaa… Ini nikmat!”
“Gadis baik. Akhirnya kamu mengatakannya…”
Aku mencoba melawan, tapi pada akhirnya, aku menyerah dengan mudah dan memeluknya dengan tidak pantas. Sambil melingkarkan lenganku di lehernya, aku menjerit, mengatakan “Ini nikmat, lagi…”
“Haha… Bagus sekali.”
Freed tersenyum dengan menawan padaku yang sedang memohon kepadanya, setelah jatuh ke dalam kenikmatan.
Perlahan bibirnya turun. Aku membuka mulutku dan menjawabnya dengan kenikmatan.
Ini tidak bisa ditolong lagi. Sebab, dari awal ini terasa nikmat, tidak ada jalan keluarnya. Kupikir, aku sudah bertahan dengan baik.
Saat aku menyerah, aku terhanyut.
Setelah menjadi sangat tidak sabar, akhirnya aku memohon kepada Freed untuk membuatku ‘mencapai puncak’. Lalu akhirnya, ini benar-benar selesai tanpa Freed harus ‘memasukiku’.
Sebaliknya, untuk beberapa alasan, aku menjadi merasa frustrasi…
***
Setelah itu, aku menghabiskan waktu di pangkuan Freed, benar-benar kelelahan.
Aku sudah memperbaiki pakaianku, aku tidak tahu bagaimana penampilanku dari sudut pandang orang luar, tapi karena Freed benar-benar ‘memanjakanku’, aku kelelahan.
“Aku masih ingin menyentuh Lidi sedikit lebih lama, tapi ini tentang waktu, jadi kita lanjutkan saja saat malam, ya.”
“Eh!?”
Aku sudah lelah… Dan kita tetap akan melakukannya di malam hari juga…?
Saat dia mengatakannya dengan senyum puas, aku memeriksa waktu, tanpa sadar, sepertinya ini sudah malam.
Sudah saatnya untuk mempersiapkan diri untuk datang ke pesta perayaan kemenangan.
Ketika aku memikirkan hal itu, pintu diketuk dengan hati-hati, dan Kepala Pelayan Wanita, Nona Grimm bersama dengan 5 dayang lainnya masuk sekaligus.
Bagi mereka untuk masuk pada saat ini, mungkin Freed menggunakan sihir untuk memanggil mereka.
“Yang Mulia Putra Mahkota. Ini sudah waktunya. Bisakah kami mulai membantu Putri Mahkota untuk mempersiapkan diri?”
Semuanya membungkuk dan Clara meminta instruksi dari Freed. Freed mengangguk dengan tenang.
“Itu benar. Lakukanlah.”
“Baik, kalau begitu Putri Mahkota, silakan lewat sini.”
Dengan ajakan Clara, akhirnya aku bisa turun dari pangkuan Freed.
Mau bagaimana lagi, aku jadi sedikit terhuyung-huyung.
Baik kekuatan fisik dan mentalku saat ini nol.
Aku ingin melupakan ciuman penuh gairah Freed yang diwarnai dengan penyesalan atas perpisahan ini. Meskipun aku tidak lelah, aku sangat berharap dia mau berhenti memamerkan sikap mesra di depan orang-orang.
“Selagi Lidi bersiap, aku akan menyelesaikan beberapa pekerjaan. Aku akan menjemputmu kalau sudah selesai, ayo kita pergi bersama.”
Berkata seperti itu, Freed menurunkanku dari pangkuannya, dan dengan ringan memperbaiki pakaiannya sendiri lalu berdiri.
Dengan lemah aku mengangguk padanya yang cukup energik untuk pergi menjalankan tugas resminya.
“…Hati hati.”
“Aku pergi. Aku akan segera kembali, jadi, jadilah gadis yang baik dan tunggu aku.”
Sambil mengatakan hal itu, dia menarikku ke arahnya dan kali ini, lagi-lagi dia mencium bibirku.
…Freed itu manis, terlalu manis. Apa-apaan ini…?!
Freed membelai rambutku dengan wajah yang terpesona, lalu dia pergi menuju ke ruang kerjanya. Dengan wajah yang tampak linglung, aku melihatnya pergi, kemudian suara Clara bergema.
“Putri. Tidak banyak waktu. Kita harus segera bersiap.”
Rupanya, ini bukan waktunya bagiku untuk linglung.
Aku tersenyum canggung dan mengangguk “Aku mengerti.”
***
Duh… Malu banget tiap nerjemahin chapter-chapter kyk gni…
(/(エ)\)
- Home
- I Don't Want to Become Crown Princess!! [Bahasa Indonesia]
- Chapter 58 - Dia dan Kenakalan
Donasi pada kami dengan Gojek!
