General's Lady [Bahasa Indonesia] - Chapter 2
Ketika Selir Chen membawa Shen Jin, ia menemukan, bahwa bukan hanya ada Tuan Putri Rui, tetapi juga ada Pangeran Rui yang duduk tegak di dalam ruangan itu. Dan Shen Zi sedang menangis di dalam pelukan Selir Xu, sementara Shen Jing berdiri di samping mereka dan menitikkan air matanya dalam diam.
Shen Qi duduk di samping Tuan Putri. Ketika ia melihat Selir Chen dan Shen Jin, ia sedikit menganggukkan kepalanya.
Pangeran Rui mengernyitkan dahi ketika ia melihat Selir Chen. Setelah Selir Chen membawa Shen Jin untuk memberi hormat, Tuan Putri Rui berkata, “Chen Shi1 dan Putri Ketiga, duduklah. Minumlah teh Cui Xi itu.”
1. Kata Shi biasanya menyatakan klan. Dalam konteks ini, kata Shi menyatakan bahwa Chen adalah marga ibu Shen Jin.
Pangeran Rui tidak mengatakan apa-apa. Walaupun ia paling menyukai Selir Xu, ia tidak banyak berbicara ketika itu menyangkut masalah halaman belakang. Seluruh masalah halaman belakang telah ia berikan untuk ditangani oleh Putri Rui, dan Putri Rui juga tidak pernah mengecewakan dirinya.
Shen Jin duduk di samping Selir Chen dan menundukkan kepalanya serta tidak berbicara sepatah kata pun. Walaupun ia juga adalah putri dari Pangeran Rui, tetapi ia benar-benar jarang sekali bertemu dengan ayahnya.
Kebanyakan, ia hanya sering mendengar dari kakak keduanya, Shen Zi. Hari ini ayahnya memberikan apa, besok ayahnya menghadiahkan apa. Awalnya ia merasa sangat iri. Tetapi berikutnya ia hanya merasa: oh, ternyata ayahnya pergi keluar dan menghabiskan kekayaannya lagi.
Putri Rui bertanya dengan suara yang sangat lembut, “Putri Ketiga, Pangeran dan aku memanggilmu kemari untuk menanyakan beberapa hal padamu.”
“Baik, Ibunda Putri.” Shen Jin mengangkat kepalanya dan menatap Putri Rui.
Putri Rui bertanya, “Jelaskan masalah yang terjadi di taman bunga hari ini.”
“Baik.” Orang yang mengikuti arus sejak awal tidak akan memiliki takdir yang baik. Mengingat tentang berita yang ia dengar di taman hari ini, Shen Jin menurunkan tatapannya dan menceritakan semua masalah yang terjadi.
Dia tidak menambahkan apa pun dalam ceritanya. Ia hanya mengatakan apa yang benar-benar ia lihat dan dengar. Tetapi dalam berbicara, ada juga sesuatu yang disebut dengan teknik. Ada beberapa kata-kata yang urutannya sedikit ia ubah. Ia tidak tahu apa hasil yang akan ia dapat, tetapi Shen Jin bergerak diam-diam ke sisi Tuan Putri.
Shen Jin merasa cemas saat melihat Shen Zi yang menangis dengan air mata yang tampak seperti bunga pir. Ia kemudian berkata, “Kemudian aku pulang.”
Sejak awal, Pangeran Rui sudah bisa menebak semuanya karena ia memang takut Shen Zi melihat Shen Qi mengenakan perhiasan batu karang yang ia berikan. Saat Shen Zi memintanya, Pangeran Rui bukannya tidak ingin memberikannya karena ia tidak rela.
Tetapi, ketika perhiasan itu baru diberikan, Tuan Putri sudah memberi tahunya untuk menyiapkan perhiasan itu untuk diberikan pada Shen Qi. Karena Shen Qi sudah mencapai usia di mana ia sudah harus menikah, bukan hanya barang-barang untuk mas kawin, barang-barang untuk dibawa pergi olehnya juga harus disiapkan.
Dan walaupun Pangeran Rui merasa kasihan pada Shen Zi, tetapi pada akhirnya Shen Qi adalah putri resmi di kediaman dan juga merupaka putri tertua. Sudah seharusnya mereka semua lebih memilih Shen Qi.
Pangeran Rui juga sudah menyuruh orang untuk pergi ke selatan untuk membeli barang, yang sudah ia perintahkan secara khusus untuk membeli banyak barang yang disukai oleh Shen ZI.
Tetapi, hari ini sudah terjadi keributan. Di satu sisi adalah istri resmi di kediaman Rui, di sisi lain adalah Selir Xu yang lembut, penuh perhatian, dan cantik.
Di dalam hatinya, Pangeran Rui sudah tahu bahwa semua masalah ini adalah karena kesalahan Shen Zi. Tetapi pada akhirnya ia tetap merasa kasihan pada putri Xu Jiu itu dan berkata sambil mengernyit, “Chen Shi, bagaimana caramu mendidik anak?”
Ini benar-benar bencana yang tak tanggung-tanggun. Selir Chen juga tak mampu menjelaskannya dengan kata-kata dan hanya bisa tergesa-gesa berlutut. Mata Shen Jin basah karena air mata, dan ia juga tergesa-gesa berlutut di samping Selir Chen.
Putri Rui memberi isyarat mata pada putrinya yang ingin berbicara. Shen Qi menggigit bibirnya dan tidak mengatakan apa-apa.
Shen Jin menahan air matanya dan berkata, “Semua ini salahku.”
Pangeran Rui berdeham dan berkata sambil menatap Putri Rui, “Istriku, bagaimana menurutmu?”
Putri Rui menatap Pangeran Rui dengan tatapan marah dan berkata dengan lembut, “Chen Shi, Putri Ketiga, berdirilah. Ini semua hanya masalah kecil di antara para saudari. Tidak ada yang benar dan tidak ada yang salah.”
Selir Chen berkata, “Baik.” Ia merasa bahwa lebih baik jika ia langsung meninggal saja karena penyakit setelah melahirkan putrinya. Akan lebih baik jika putrinya diberikan ke sisi Tuan Putri untuk dibesarkan di sana. Mereka berdua sama-sama putri dari selir Pangeran, tetapi mengapa kasih sayang yang mereka dapat begitu berbeda?
Selir Xu langsung berkata, “Adik Chen, jangan marah jika kakak banyak berbicara. Nona Ketiga jelas-jelas adalah seorang adik. Ketika ia melihat kedua kakaknya bertengkar, bagaimana mungkin ia tidak tahu bagaimana cara menasihati mereka? Dan mereka semua adalah anak pangeran. Bagaimana mungkin ketika melihat sesuatu, dia langsung menginginkan barang itu untuk dirinya sendiri? Ini adalah rumahnya sendiri. Bagaimana jika ini terjadi di luar? Pangeran pasti akan malu.”
Setelah berkata demikian, ia mengembuskan napasnya dengan ringan. “Jika tidak menyukai sesuatu, Zi’er hanya bisa mengatakan beberapa kata. Sejak kecil, gadis ini tidak bisa berbicara banyak, tetapi suka mencemaskan orang. Ia hanya terlalu memperhatikan Nona Besar sebagai kakaknya.”
Kata-kata ini hampir tepat sasaran. Bahwa Shen Jin adalah orang yang tinggi hati, ketika melihat Shen Qi mengenakan barang yang bagus, ia langsung menginginkannya.
Dan Shen Zi tidak bisa melihat hal itu dan peduli pada Shen Qi sebagai kakaknya dan hanya bisa mengatakan beberapa patah kata. Sayangnya, ketidak mampuan berbicaranya membuat orang berpikir bahwa kata-katanya tidak cukup enak untuk didengar.
Kata-kata ini akhirnya mendorong semua kesalahan ke arah Shen Jin. Sederhananya, ia seolah sedang menunjuk hidung Shen Jin dan memaki Shen Jin sebagai seseorang pembuat masalah yang licik.
Ekspresi Selir Chen berubah. Ia rela menerima sebanyak apa pun penderitaan. Tetapi mereka tidak boleh membuat putrinya menderita. Tetapi sebelum ia berbicara, Shen Jin sudah mengambil inisiatif untuk berdiri.
Selir Xu menolehkan tatapannya. Jika Shen Jin hari ini berani menantangnya dengan satu kalimat saja, ia akan meletakkan reputasi buruk pada Shen Jin. Ia tidak boleh membiarkan putrinya mendapat sedikit pun reputasi buruk.
Siapa yang menyangka bahwa Shen Jin tak memedulikan Selir Xu sama sekali? Sebaliknya, ia berkata pada Shen Qi, “Semua masalah hari ini adalah kesalahanku. Kakak pertama juga terlibat karenaku. Ketika kakak pertama memberikan gelang ini kepadaku, siapa yang tahu bahwa masalahnya ternyata bisa menjadi keributan besar seperti ini? Kakak pertama sudah memberikan gelang ini padaku, haruskah aku yang memutuskannya?”
Shen Qi menatap mata adik ketiganya yang basah oleh air mata, mengangguk, dan berkata, “Masalah ini bukan salahmu. Ini semua karena aku yang merasa bahwa adik ketiga imut dan ingin memberikan gelang itu padamu. Karena gelang itu sekarang adalah milikmu, tentu saja kau yang harus memutuskannya.”
Shen Jin tersenyum pada Shen Qi. Wajahnya menampakkan lesung pipit yang sangat kecil, yang membuat orang merasa sedih hingga ingin menitikkan air mata dan merasa bahwa ia manis.
Hati Pangeran Rui yang duduk di samping itu sangat terganggu. Pada akhirnya, yang paling tidak bersalah dalam masalah ini adalah Shen Jin. Walaupun ia tidak menyukai Selir Chen, Shen Jin juga tetap adalah putrinya.
Masalah itu jelas-jelas sudah selesai, tetapi Xu Shi tetap bersikeras untuk melepaskan masalah itu. Dalam hatinya, Pangeran Rui juga merasa tidak senang.
Shen Jin melepaskan gelang batu karang yang ada di pergelangan tangannya dan menyentuhnya dengan jari-jemarinya yang lembut dan putih. Sambil melihat Selir Xu dan Shen Zi yang ada di sampingnya, ia berkata, “Kakak kedua, jangan menangis lagi. Aku tidak tahu kakak kedua begitu menyukai gelang ini. Aku akan memberikan gelang ini pada kakak kedua. Ayahanda Pangeran dan Ibunda Putri selalu menyayangi kita semua. Melihat kita seperti ini, mereka juga bisa merasa sedih.”
Mendengar hal itu, Pangeran Rui tampak hampa. Barusan, ia berpikir anak ketiganya ini akan menitikkan air mata lalu mungkin bersikeras membela diri. Mungkinkah ini adalah salah satu argumennya?
Tetapi argumennya ini juga terlalu bodoh. Mungkinkah dia tidak tahu bahwa anak yang menangis akan diberi permen?
Putri Rui juga mendesah di samping Pangeran Rui. Ia berbisik dengan lembut, “Gadis bodoh.” Kata-katanya ini tidak bisa didengar oleh orang lain, tetapi Pangeran Rui yang duduk di sampingnya bisa mendengarnya dengan sangat jelas.
Di dalam hatinya, Shen Jing juga merasa ada yang tidak beres. Ia tergesa-gesa berkata, “Kakak ketiga, jangan salah paham. Kakak kedua tidak menyukai gelang ini.”
“En. Baik kalau begitu.” Shen Jin tidak membantah, tetapi ia berjalan maju beberapa langkah. Ia langsung memakaikan gelang itu ke tangan Shen Zi dan berkata, “Anggap saja adik memberikan ini pada kakak.”
Karena kata-kata Shen Jin barusan, tidak baik jika Shen Zi menangis. Jika ia menangis, ia akan tampak seolah sengaja ingin membuat Pangeran Rui mengasihaninya.
Dan karena Shen Jin memakaikan gelang itu secara tiba-tiba padanya, jika ia menangis, ia akan tampak seolah menangis benar-benar karena gelang itu. Shen Zi tidak menangis lagi. Ia tiba-tiba terpikir sebuah kemungkinan dan menatap Pangeran Rui yang wajahnya ternyata tidak enak dilihat. Shen Zi kemudian mendadak melepaskan tangannya dan berkata, “Aku tidak mau.”
Untaian manik-manik batu karang yang berwarna merah terjatuh ke atas lantai dengan suara yang berderai. Tubuh Shen Jin bergetar ketika ia berjongkok.
Ia masih muda dan tulang-tulangnya masih belum tumbuh. Tubuhnya masih membawa lemak bayinya. Ketika ia berjongkok, ia tampak seperti bola kecil, membuat orang-orang ingin mengasihaninya.
Shen Jin mengulurkan tangannya dan mengangkat untaian gelang batu karang dan tidak segera berdiri. Ia diam-diam menggunakan lengan pakaiannya untuk membersihkan wajahnya, seolah ia sedang berusaha menyembunyikan sesuatu.
Tetapi posisi duduk Pangeran Rui dan Putri Rui cukup tinggi. Walaupun mereka tidak bisa melihat dengan jelas wajah Shen Jin, mereka bisa melihat dengan jelas gerakan kecil Shen Jin itu.
Shen Zi tergesa-gesa berdiri dan berkata, “Aku tidak sengaja. Barusan… Barusan aku hanya terkejut dan tak sengaja menjatuhkannya.” Ini adalah sebuah penjelasan yang tidak meyakinkan.
“En.” Shen Jin berdiri. Gelang batu karang itu ia letakkan di atas sapu tangannya. Setelah ia mengelapnya dengan bersih, ia memberikannya lagi pada Shen Zi, “Ini untuk kakak kedua.”
Shen Zi menatap ke arah ibunya, tetapi ia tidak tahu bahwa di dalam hatinya, Selir Xu juga merasa penuh kebencian. Ia tidak tahu bahwa ternyata Chen Shi si wanita yang jarang berbicara itu ternyata membesarkan putrinya menjadi begitu licik.
Ini juga salahnya karena tadi ia tidak menganggap mereka serius. Hari ini, ia sudah mengalami begitu banyak kekalahan. Ia tak punya pilihan lain selain berkata, “Kenapa kau masih belum berterima kasih pada Nona Ketiga?”
“Terima kasih, adik ketiga,” jawab Shen Zi sambil menggertakkan gigi.
Shen Jin menggelengkan kepalanya dan kembali ke samping Selir Chen. Ia menundukkan kepalanya dan tidak berbicara lagi.
“Baiklah. Semuanya boleh kembali,” kata Pangeran Rui.
Setelah memberi salam, Selir Xu membawa kedua putrinya pergi. Selir Chen juga membawa Shen Jin keluar tepat di belakang Selir Xu. Setelah mereka tiba di pintu taman utama, Selir Xu berkata dengan senyuman, yang tidak tampak seperti sebuah senyuman, “Tampaknya sebelumnya aku terlalu menganggap remeh adik Chen.” Setelah berkata demikian, ia menolehkan kepalanya dan pergi.
Selir Chen menarik tangan putrinya. Ketenangan yang tadi ada di wajah Shen Jin sekarang sudah menghilang. Bukan hanya wajahnya yang memucat, bahkan tangannya pun mendingin.
“Kau ini…” Selir Chen merasa sangat kasihan pada Shen Jin, tetapi ia hanya bisa menarik putrinya dengan cepat menuju ke kediaman mereka.
Setelah semua orang pergi, Putri Rui berkata sambil menatap putrinya, “Untuk hukuman hari ini, salinlah tiga buku [Etika Wanita].”
“Baik.” Shen Qi tak berani banyak berbicara dan menyetujuinya.
“Pergilah,” kata Putri Rui.
Shen Qi berjalan pergi setelah memberi salam pada Pangeran Rui dan Putri Rui. Putri Rui berkata sambil menatap Pangeran Rui, “Pangeran, penyelesaian masalah hari ini terlalu memihak. Ini tidak adil.”
Di dalam hatinya, Pangeran Rui juga merasa bersalah. Tetapi ia merasa malu untuk mengakuinya. Alih-alih, Putri Ruilah yang mengatakan satu kalimat dan tak membicarakannya lagi. “Xu Shi mengajarkan anak keduanya menjadi anak yang berpikiran sempit dan tak sebijaksana putri ketiga.”
“Bagaimana jika kau membawanya ke sisimu?” Pangeran Rui juga berpikiran demikian. Walaupun Xu Shi adalah orang yang lembut, tetapi karena latar belakang keluarganya, ia tidak mampu mengajar anak.
Putri Rui mendesah. “Belakangan ini aku begitu sibuk dengan masalah Qi’er. Aku tidak punya waktu. Lagipula jika aku membawa anak kedua, apa aku perlu membawa anak keempat dan anak kelima juga?”
“Bagaimana jika aku memberikan Hao Ge ke sisimu?” Pangeran Rui juga memikirkan anak yang baru dilahirkan oleh Xu Shi. Jika anak itu diajar dengan salah, dia mungkin nanti akan menyesal.
Putri Rui juga memiliki dua orang putra. Bagaimana mungkin ia bisa mengendalikan masalah ini? Tetapi kata-kata itu tidak perlu dikatakan dengan jelas. Ia hanya berkata, “Pangeranku yang baik, biarkan aku beristirahat. Ia belum terlalu besar untuk meninggalkan ibunya. Ketika ia sudah lebih besar, panggilah dia ke halaman depan. Ketika kau dan kakak sudah mengajarinya sendiri, dia pasti tidak akan menjadi anak yang buruk.”
Pangeran Rui memikirkan alasan logis ini dan tak berbicara lagi.
.
.
.
Centinni menerjemahkan ini untukmu.
Kami juga membuka donasi via Gojek pay ya guys. Setiap Rp. 10.000 yang terkumpul, kalian akan dapat chapter ekstra. Dan kalian juga, jangan lupa tulis untuk buku apa kalian berdonasi yaa. Kode QR ada di halaman muka yaaa.
Bergabunglah bersama kami di discord untuk mendapatkan update terbaru dan kesempatan untuk bertemu penerjemah favorit Anda ~
Jadilah bagian dari komunitas Indonesia yang menyenangkan ~
Tautan discord: https://discord.gg/v4pveKG
Donasi pada kami dengan Gojek!
