General's Lady [Bahasa Indonesia] - Chapter 10
Sebenarnya perasaan Shen Jin tidak salah. Sebelum ia memasuki ruangan, ia mendengar suara pertengkaran dari sana. Ia tidak mendengar apa yang dikatakan oleh Kepala Pelayan Wang, tetapi ia mendengar Chu Xiuyuan berkata dengan penuh kemarahan, “Tidak bisa.”
An Ping mengetuk pintu dan menginterupsi pembicaraan di dalam sana. Dengan cepat, seseorang membuka pintu dari dalam.
Ini adalah pertama kalinya Shen Jin memasuki kamar Chu Xiuyuan. Kamar Chu Xiuyuan tidak sama dengan kamarnya. Di kamar Chu Xiuyuan, sama sekali tidak ada barang-barang berharga. Sebaliknya, di sana terdapat banyak sekali senjata dan buku-buku. Tempat tidurnya juga bukan kain berbordir, melainkan hanya katun tipis.
Chu Xiuyuan yang terluka tengah duduk bersandar di atas tempat tidur dengan wajah yang pucat. Melihat Shen Jin masuk, ia berkata, “Siapa yang membawa kakak ipar kemari? Keluar.”
Kepala Pelayan Wang tidak mengatakan apa-apa. Melihat Chu Xiuyuan tidak marah, Shen Jin sebenarnya merasa bahwa pemuda ini bukan anak yang buruk.
Ia berkata dengan nada lembut, “Aku punya banyak sekali tonik dan aku sudah meminta orang untuk membawakannya. Kepala Pelayan, jika kau masih membutuhkan sesuatu, katakan saja langsung padaku.”
“Terima kasih nyonya,” kata Kepala Pelayan Wang.
Dengan mata yang memerah, Chu Xiuyuan tergesa-gesa berkata, “Lebih baik kakak ipar kembali untuk membereskan barang-barang kakak ipar. Malam nanti, aku akan mengirim orang untuk membawa kakak ipar pergi.”
Mata Kepala Pelayan Wang menampakkan ketidak setujuan, tetapi ia tetap diam.
Saat mendengar kalimat ini, hati Shen Jin tiba-tiba tersentuh. Ia sangat ingin menyetujuinya, karena ia percaya bahwa kata-kata Chu Xiuyuan bisa dipercaya. Tetapi jika ia menyetujuinya, ia akan pergi ke mana?
Jika ia kembali ke Kediaman Pangeran di ibu kota, ia takut Pangeran Rui akan menyinggung Yong Ning Bo demi reputasinya sendiri. Dan jika mereka tidak memulangkannya lagi, mereka mungkin akan langsung membuatnya meninggal karena penyakit….
Pangeran Rui mungkin takkan memedulikan apakah perbatasan tengah mengalami perang atau yang lainnya.
Jadi dalam seketika, ia hanya memiliki satu ide. Orang lain pasti tidak akan bisa menyadari sedikit perbedaan. Shen Jin hanya berkata, “Aku tidak bisa pergi. Minta saja Kepala Pelayan Wang untuk mengatur orang untuk membawamu pergi sekarang.”
Mendengar hal itu, ekspresi Kepala Pelayan Wang menjadi sangat santai. Ia kemudian berpikir tinggi tentang Shen Jin. Chu Xiuyuan langsung berkata, “Keluarga Chu tidak akan melarikan diri tanpa berperang.”
“Kau masih kecil dan tengah terluka.” Nada Shen Jin sangat lembut. Setelah ia berada di perbatasan, ia makan dengan baik dan bermain dengan gembira hingga ia semakin tumbuh besar.
Belakangan ini, ia juga semakin kurus, tetapi ia juga semakin bulat. Karena tulangnya kecil, ia tidak tampak gemuk dengan cukup jelas dan tampak cukup proporsional. Pipinya tampak kemerahan, matanya tampak basah, dan ia tampak sangat manis. “Apa ada sesuatu yang bisa kulakukan?”
Shen Jin tahu bahwa mereka tidak mungkin akan memanggilnya datang tanpa alasan. Setelah mereka berbicara, ia sudah menyetujuinya, tetapi mereka masih belum berinisiatif untuk berbicara.
Kepala Pelayan dan Chu Xiuyuan saling bertatapan dan mengatakan semua situasi di perbatasan satu per satu. Semuanya sama seperti prediksi Shen Jin. Keadaan saat ini tidak baik.
Seharusnya, Chu Xiuming sejak awal sudah membawa orang-orangnya untuk kembali. Tetapi, entah apa yang ia temui, ia sampai hari ini belum kembali.
Dan saat ini, Suku Man tengah menyerang kota. Siapa yang tahu bahwa ternyata ada mata-mata di kota ini? Jika bukan meninggal di medan perang, Jenderal mereka yang sudah meninggalkan perbatasan mungkin sudah meninggal di tangan mata-mata.
Saat menyebutkan tentang mata-mata, baik Kepala Pelayan Wang ataupun Chu Xiuyuan, ekspresi keduanya tampak sangat buruk. Shen Jin tidak memahami soal perang, tetapi ia sangat pandai menebak hati orang.
Dalam waktu singkat, Shen Jin sudah curiga, bahwa mata-mata ini mungkin bukanlah diatur oleh Suku Man, tetapi… Tebakan Shen Jin membuat sekujur tubuhnya basah dengan keringat dingin. Ekspresinya juga berubah menjadi buruk.
Tetapi Kepala Pelayan Wang dan Chu Xiuyuan hanya merasa bahwa Shen Jin seperti ini karena kata-kata mereka telah menakutinya dan sama sekali tak memikirkannya lebih jauh.
“Hamba sudah mengirim orang untuk meminta bantuan, tetapi bala bantuan sejauh ini belum tiba,” kata Kepala Pelayan Wang dengan suara yang berat.
Shen Jin sudah bisa menebak untuk apa Kepala Pelayan Wang memintanya datang. Tetapi, ia merasa hal itu sangat tak bisa ia bayangkan. Ia melihat Chu Xiuyuan yang terluka dan Kepala Pelayan Wang.
Kepala Pelayan Wang juga tidak mengetahui hal itu. Tetapi, melihat Shen Jin sudah menebak maksudnya, di dalam hatinya ia merasa bersalah. Tetapi di dalam hatinya, demi Jenderal dan Tuan Muda Keduanya, tidak ada orang lain yang tidak bisa ia korbankan, termasuk dirinya sendiri. Ia harus menjaga perbatasan ini baik-baik demi Jenderalnya.
Kebiasaan di perbatasan dan ibu kota tidak sama. Di sini, semua rakyat adalah prajurit. Bukan hanya pria, tetapi wanita juga bisa mengangkat senjata dan bertempur.
Ketika di perbatasan tidak ada jenderal, harus ada seseorang yang berdiri dan mengambil komando untuk memimpin orang-orang di sini untuk melawan Suku Man itu.
Dan berdasarkan kedudukan Yong Ning Bo di hati orang-orang perbatasan ini, semua orang pasti akan rela mendengarkan kata-kata Chu Xiuyuan. Tetapi hari ini Chu Xiuyuan terluka parah.
Walaupun Shen Jin tidak melihat kegentingan di hari itu, tetapi dari hari ini Shen Jin bisa melihat bahwa Chu Xiuyuan terluka dengan sangat parah. Bahkan, aroma darah di kamar itu tidak bisa ditutup-tutupi. Wajah Chu Xiuyuan juga tampak pucat dan kata-katanya juga terdengar lemah.
Sekarang, harus ada orang yang mengambil alih posisi komando Chu Xiuyuan. Keadaan di perbatasan seharusnya berhubungan dengan keadaan Yong Ning Bo saat ini.
Satu-satunya orang dengan status yang membuat semua orang akan mendengarkan perintahnya hanyalah istri baru Yong Ning Bo.
Gelar Jun Zhu Shen Jin tidak banyak berguna, tetapi gelar Nyonya Bangsawan Yong Ning sudah cukup.
“Hamba bisa menyuruh orang untuk secara khusus melindungi nyonya,” kata Kepala Pelayan Wang.
Shen Jin mengulum bibirnya. Jika melindungi itu benar-benar ada gunanya, mengapa Chu Xiuyuan bisa terluka seberat ini?
Melihat pandangan Shen Jin, Kepala Pelayan Wang juga merasa bersalah. Ketika ia teringat tentang bagaimana cara mereka memperlakukan Shen Jin, ia berkata dengan lembut, “Dan nyonya tidak perlu benar-benar berperang. Nyonya hanya perlu berdiri sebagai simbol.”
“Aku tahu,” kata Shen Jin sembari menelan salivanya. “Aku tahu maksudmu.”
“Bawa kakak ipar pergi,” kata Chu Ciuyuan. “Ini masalah para pria.”
Shen Jin menatap Chu Xiuyuan. Saat ini, Shen Jin merasa semakin sadar. Jika Chu Xiuyuan bisa bergerak, mereka pasti tidak akan memanggilnya datang. Jika dirinya tampak ketakutan hingga pingsan di hadapan orang-orang ini, maka itu akan menjadi serangan mematikan bagi mereka.
Itu bukannya tidak mungkin. Seumur hidup ini, benda dengan ujung paling tajam yang pernah dipegang Shen Jin hanyalah gunting.
Kepala Pelayan Wang berkata, “Nyonya, Anda hanya harus bertahan hingga Jenderal kembali.”
Shen Jin menggertakkan giginya dan berkata, “Baik. tetapi kalian harus menjanjikan satu hal padaku.”
“Kakak ipar…” Chu Xiuyuan tampak sangat malu. Awalnya, kemarin ia membawa prajuritnya keluar dari kota untuk melakukan serangan kejutan, tetapi ia ketahuan. Semua prajuritnya mempertaruhkan nyawa mereka untuk menyelamatkannya, tetapi ia bukan hanya terkena panah di bahu dan perutnya, kakinya juga terluka.
Ia sama sekali tidak bisa bergerak. Ia paham bahwa harus ada seseorang dari Keluarga Chu yang mengambil komando dan ia selalu melakukannya dengan sangat baik… Jika ini tak terjadi, perbatasan juga tidak mungkin bertahan hingga sekarang dan sama sekali tak menyerang.
Tetapi sekarang, Chu Xiuyuan yang terluka parah tidak menangis, tetapi matanya saat ini memerah. “Kakak ipar, silakan bicara saja.”
“Tidak peduli setelah ini aku hidup atau mati, Yong Ning Bo harus memberikan gelar pada ibu kandungku.” Shen Jin takut mati, sangat sangat takut. Tetapi ia lebih takut ibunya akan mengalami hari-hari yang menyedihkan setelah ia meninggal nanti.
Ibunya hanya memiliki ia seorang. Jika ia meninggal, maka sedikit harapan yang ibunya miliki sudah tidak ada. “Dan ia harus mencari cara agar ibu kandungku bisa membesarkan seorang anak laki-laki.”
Jika Shen Jin menyebutkan hal ini di hari-hari yang biasa, Kepala Pelayan Wang pasti akan mencurigai motif tersembunyi Shen Jin. Tetapi, saat ini Kepala Pelayan Wang tidak berbicara dan tak bermaksud untuk menghentikannya.
Chu Xiuyuan berkata dengan suara yang dalam, “Baik. Aku akan menyetujuinya atas nama kakakku.”
Shen Jin mengangguk. “Rawatlah lukamu baik-baik.” Setelah berkata demikian, ia menatap Kepala Pelayan Wang. “Jika aku perlu melakukan sesuatu, beri tahu saja aku secara langsung.”
Kepala Pelayan mengangguk dan membicarakan situasi perbatasan secara mendetail dengan Shen Jin. Saat itu, Shen Jin tidak tahu.
Tetapi saat ini ia tahu bahwa ia saat itu benar-benar dermawan. Saat itu, ia langsung membawa Kepala Pelayan Wang untuk pergi ke gudang tempat ia menyimpan maharnya dan mengambil semua obat-obatan dan semua jenis kain di sana.
Tetapi, kebanyakan kain yang merupakan mahar Shen Jin adalah sutera dan satin. Di daerah ini, kain-kain itu benar-benar tidak ada gunanya. Tetapi, Kepala Pelayan Wang tetap membawa berbagai macam rempah-rempah.
Sebenarnya apa yang harus Shen Jin lakukan tidaklah sulit. Ia hanya harus berdiri. Untuk memimpin prajurit dan melawan musuh, itu tidak perlu ia lakukan, karena tentu saja ada Kepala Pelayan Wang yang akan menasihatinya seperti ini.
Tetapi, Shen Jin masih harus menulis beberapa surat untuk ia kirimkan. Ada surat yang akan ia kirimkan pada Pangeran Rui di ibu kota, ada surat resmi dengan segel Jun Zhu yang berisi situasi perbatasan untuk kekaisaran….
Semua ini adalah permintaan Kepala Pelayan Wang. Shen Jin hanya perlu meniru tulisannya, lalu membubuhkan segel Jun Zhu.
Bagaimanapun, Jun Zhu adalah kerabat Kaisar. Dengan dibubuhkan gelar keluarga jue wei, surat itu tentu saja berbeda.
Jika ada kesempatan untuk memilih, Shen Jin pasti tidak akan maju. Karena situasi di Kediaman Pangeran Rui, sejak kecil Shen Jin tumbuh dengan watak yang tidak mudah menginginkan sesuatu, tidak suka merampas milik orang lain, dan mudah puas. Tetapi hari ini ia tak memiliki pilihan selain maju.
Saat ini, Shen Jin sudah benar-benar mengetahui reputasi Yong Ning Bo. Hanya dengan statusnya sebagai istri Yong Ning Bo, entah itu prajurit maupun rakyat biasa di perbatasan, semuanya sangat hormat terhadap dirinya.
Mereka semua melaksanakan keputusannya tanpa sedikit pun keraguan, bahkan jika ia meminta mereka menyerahkan nyawa mereka….
Tanggung jawabnya? Shen Jin tidak tahu. Ia hanya mengatakan hal-hal yang Kepala Pelayan Wang minta ia hafal dengan penuh keheranan. Dengan dilaksanakannya perintahnya, sekarang yang menjaga kota sudah bukan hanya para prajurit, tetapi ada juga banyak penduduk biasa.
Semua pria memegang senjata dan semua wanita mulai secara spontan merawat orang-orang yang terluka. Semua bahan makanan yang disimpan di setiap rumah dikeluarkan dan diberikan sebagai persediaan bagi orang-orang yang perlu berperang.
Orang tua dan anak-anak menyalakan api dan memasak. Gadis-gadis muda memapah orang-orang yang terluka ke belakang. Di sini, seolah tak ada perbedaan di antara pria dan wanita.
Jika An Ping tidak sedang menopangnya di sampingnya, Shen Jin pasti tidak bisa berdiri lagi. Ada orang-orang dengan luka dengan daging yang terkoyak-koyak dengan parah, mayat-mayat yang ditumpuk bersamaan, dan jalanan yang ia pijak memerah akibat darah.
Kepala Pelayan Wang sama sekali tidak menyulitkan Shen Jin. Setidaknya, ia tidak meminta Shen Jin untuk berdiri di atas dinding kota. Shen Jin saat ini mengenakan pakaian berkuda, wajahnya pucat, dan An Ping bahkan langsung curiga bahwa Shen Jin akan segera pingsan.
Tetapi Shen Jin bertahan. Masalah perang ini semakin lama semakin intens. Suku Man tampaknya sudah menerima sebuah berita dan serangan mereka semakin ganas.
Suku Man mengangkat keledai kayu1, mengantarkan berkantong-kantong tanah, membangun jalur ikan2, dan menggunakan pelantak tubruk3 untuk memukul dinding kota dengan keras…
1. Kata keledai kayu mengacu pada semacam alat penyiksaan zaman kuno.
2. Semacam jalur terowongan untuk masuknya prajurit ke dalam benteng.
3. Pelantak tubruk (battering ram) adalah sejenis alat kepung yang dirancang untuk menerobos tembok benteng batu atau kayu.
Demi menghentikan Suku Man, kavaleri yang tersisa di perbatasan satu per satu pergi menyerang, bahkan hingga tidak ada kavaleri lagi, para suami yang bisa menunggang kuda dan tahu mereka hanya mengantarkan nyawa mereka, juga mengambil inisiatif menarik kuda mereka dari rumah mereka.
Orang-orang itu diam-diam membentuk pasukan, lalu menyerang keluar. Mereka semua tahu bahwa mereka pasti gugur, tetapi mereka tidak bisa membiarkan Suku Man menerobos dinding perbatasan. Mereka tidak boleh membiarkan para Suku Man membangun jalur ikan. Di belakang dinding ini, ada ayah dan ibu mereka, istri mereka, anak mereka….
Semua panah dan busur di dalam perbatasan sudah habis. Mereka hanya bisa menyerang dengan bolak-balik melemparkan batu, menggulingkan banyak sekali kayu perang di atas banyak tombak, dan menggiling prajurit musuh menjadi pai daging.
Bahkan walaupun mereka hanya menyenggol seorang prajurit, tombak mereka hanya membuat sedikit lubang yang berdarah, setelah melemparkannya, mereka harus menggunakan katrol untuk menarik diri mereka kembali ke atas dinding kota.
Menggulingkan kayu sangatlah berguna dan hebat. Tetapi strategi ini juga menghabiskan cukup banyak kayu. Kayu yang bisa digunakan tersisa sedikit, dan jika mereka melakukannya lagi, orang yang di atas juga akan terlambat melemparkan tombak.
Orang-orang yang tak berpengalaman benar-benar tidak akan bisa memahami kejamnya perang.
.
.
.
Centinni menerjemahkan ini untukmu.
Kami juga membuka donasi via Gojek pay ya guys. Setiap Rp. 10.000 yang terkumpul, kalian akan dapat chapter ekstra. Dan kalian juga, jangan lupa tulis untuk buku apa kalian berdonasi yaa. Kode QR ada di halaman muka yaaa.
Bergabunglah bersama kami di discord untuk mendapatkan update terbaru dan kesempatan untuk bertemu penerjemah favorit Anda ~
Jadilah bagian dari komunitas Indonesia yang menyenangkan ~
Tautan discord: https://discord.gg/v4pveKG
Donasi pada kami dengan Gojek!
