The Girl Who Ate a Death God [Bahasa Indonesia] - Chapter 30.3
- Home
- The Girl Who Ate a Death God [Bahasa Indonesia]
- Chapter 30.3 - Kehidupan Benteng yang Menyenangkan (3)
Untuk menjawabnya, Diener mengusulkan sebuah masalah yang tak Farzam duga.
“…Kami… berencana untuk merebut Cyrus dan Sayeh setelah ini. Selama itu, saya berharap Tuan Perdana Menteri akan mengatur militer dan para pegawai sipil dengan ketat, dan bersiap untuk membuka gerbang segera setelah kami tiba di Ibu Kota Kerajaan.”
“Saya tak bisa memahami maksud perkataan Anda; apa maksud Anda? Kita seharusnya membicarakan tentang kedamaian. Untuk saya melakukan tindakan pengkhianatan seperti itu, mengapa—“
Farzam kebingungan, tak mengerti sama sekali. Diener mengangkat bahu, dan memutar kisahnya secara acuh tak acuh untuk membujuknya.
“Ini masalah yang sederhana. Saya ingin Tuan Perdana Menteri untuk menjadi seorang pahlawan patriotisme. Jika Anda melakukan sebuah penyerahan diri tanpa pertumpahan darah untuk menyelamatkan orang-orang Ibu Kota Kerajaan, semua orang akan memuji Anda, Tuan Perdana Menteri. Dan, jika Anda bisa membujuk Raja dan Beliau turun takhta, ketenaran Anda akan tak terbatas dan tak perlu diragukan lagi. Untuk seseorang yang semulia itu, kami akan menyiapkan sebuah pangkat yang sesuai.”
“…”
Walaupun ia menutupinya dengan kata-kata manis, di baliknya, yang terpenting, terdapat sebuah tuntutan untuk pengkhianatan. Ia meminta agar militer dibekukan ketika mereka menyerang benteng-benteng, dan membuat Raja turun takhta, dan agar mereka segera menyerah pada Pasukan Pembebasan. Berganti sisilah, dan aku akan menyiapkanmu sebuah pangkat yang sesuai dan ketenaran, kata Diener.
“Putri Altura akan memperoleh takhta dan tunangannya, Pangeran Alan, suatu hari akan menghasilkan seorang pangeran bersamanya. Ia akan menjadi sebuah bintang harapan, dibebani dengan era Kerajaan yang selanjutnya. Penjaganya, akan menjadi Anda, Tuan Farzam. Saya minta pada Anda. Anda, yang menyatukan yang baik dan yang buruk, tentu akan bisa membimbingnya.”
Diener mengeluarkan sebuah surat dengan segel Altura di atasnya. Semua itu hanyalah janji-janji kosong sekarang, namun tulisan ini memiliki nilai yang suatu hari nanti akan menghasilkan buah.
“…Dan Anda akan memiliki bukti yang akan menjamin janji itu?”
“Pertama-tama, kami telah menyiapkan uang untuk menutupi segalanya. Gunakanlah untuk semua hal, dan bekerjalah untuk menghindari pertumpahan darah yang sia-sia. Juga, ambil ini.”
Vander membuka sebuah kotak kayu yang berisi, dan di dalamnya terdapat sejumlah besar koin-koin emas. Uang untuk rencana itu. Diener menawarkannya pada Perdana Menteri.
Dan satu hal lagi. Sebuah benda yang bisa disebut sebagai kartu truf. Dikemas dengan hati-hati, adalah:
“I-ini!”
“Ya. Salah satu relik suci yang diwariskan dalam keluarga kerajaan, Cermin yang hanya boleh dipegang oleh anggota keluarga Unicafe. Saya mempersembahkan ini sebagai sebuah pengganti bukti. Menurut saya Anda pasti mengerti bahwa Putri Altura memiliki maksud yang sama.”
Ada dua relik suci di Kerajaan Yuze. Pedang yang dimiliki oleh keluarga Unimat Kristoff, dan yang lainnya adalah Cermin milik keluarga Unicafe Altura. Nilai mereka tak bisa dibandingkan dengan emas, dan mereka khususnya adalah harta nasional.
Udara seolah meninggalkan paru-paru Farzam. Itu bukan tiruan. Farzam bisa mengetahuinya hanya dengan melihat karakter yang tergores di atasnya. Farzam adalah seorang pria yang telah berhubungan dengan banyak benda-benda berkelas tinggi dan berpengalaman dalam menilai.
“….Saya mengerti. Saya akan menghabiskan tenaga saya dan berjuang untuk menghindari perang yang sia-sia. Demi semua orang.”
Untuk semua orang—kata-kata itu tak sesuai dengannya sama sekali. Untuk keuntungannya sendiri, berapa ribu, berapa puluh ribu petani yang telah dibunuh olehnya?
Vander berusaha keras untuk menahan nafsu membunuhnya. Jika ia rileks, tampaknya seolah musuhnya bis membunuhnya kapan saja.
“Saya kagum, Perdana Menteri. Betapa murah hatinya pertimbangan Anda. …Namun, ketika prajurit Ibu Kota Kerajaan membantu benteng-benteng, maka pembicaraan ini akan dianggap tidak pernah terjadi. Tolong, saya memohon pemahaman Anda.”
“Saya tahu. Tapi, setidaknya semua ini akan membutuhkan waktu satu bulan.”
“Pada dasarnya saya menyadarinya. Kita akan membuat sebuah serangan yang sangat lambat. Gunakan waktu Anda untuk meyakinkan semua orang.”
Negosiasi berakhir. Farzam akan mengabaikan benteng-benteng itu demi perlindungannya. Ia tak memiliki maksud apa pun untuk melakukan bunuh diri ganda dengan Kristoff yang bodoh itu. Jika ia bisa mengamankan peran penjaga, maka akan ada banyak kesempatan untuk memulihkan posisinya.
Memutuskan untuk mengabaikan Kerajaan ini, Farzam akan menggunakan kemampuan dan usahanya untuk mengambil alih kendali militer dan para perwira sipil. Inilah sesuatu yang selalu ia lakukan hingga sekarang, dan hal itu akan menjadi sangat mudah.
Farzam meninggalkan rumah terpencil itu. Di dalamnya terdapat Diener dan Vander, yang tampaknya tak setuju.
“Tuan Diener, mengapa Anda membuat janji seperti itu? Bukan hanya itu, untuk bahkan mempersembahkan pusaka Putri, Cermin itu.”
“Itu hanya sebuah cermin. Kita bisa membuatnya sebanyak yang kita inginkan nanti. Jika kita bisa memperoleh Ibu Kota Kerajaan hanya dengan emas dan sebuah cermin yang membosankan, aku akan memanggilnya luar biasa. Bukan transaksi yang buruk.”
“Walaupun begitu, Anda akan mempekerjakan seorang parasit. Pria itu adalah iblis, akar penyebab kehancuran negara ini.”
“…Vander, apa menurutmu aku akan benar-benar mengampuni pria itu? Seorang pria kejam yang jauh lebih bodoh daripada anjing? Aku akan membuatnya bertindak seperti badut hingga Kerajaan runtuh. Ia tentu akan menari gila-gilaan untuk kita. Dan kemudian, pada akhirnya—“
Diener membuat sebuah isyarat, memotong lehernya dengan jarinya. Vander langsung merasa ngeri.
Diener bermaksud untuk meletakkan semua tanggung jawab pada Raja Kristoff dan Perdana Menteri Farzam. Dan kemudian, ia akan membunuh mereka sebelum mereka bisa mengatakan apa pun yang tak pantas. Ia mungkin akan membunuh mereka setelah mencurahkan semua nilai guna mereka. Seolah jerat telah berada di sekeliling leher mereka, hanya saja mereka tak menyadarinya.
“…Anda seorang pria yang menakutkan.”
“Vander, kau sudah menjadi salah satunya. Satu pria yang terkotori, sepuluh yang terbunuh, dan ribuan yang terselamatkan—itulah jalan terbaik. Tak perlu ragu-ragu. Kitalah yang harus mengambil inisiatif.”
Mereka akan membangun kembali Kerajaan dan menyelamatkan ribuan orang. Demi hal itu, mereka akan mengorbankan banyak hal. Apa yang buruk tentang hal itu?
Sembari menyelamatkan negeri ini, Diener akan melaksanakan balas dendamnya. Ia sebelumnya telah dibuang. Ia ingin mereka merasakan neraka.
Diener tersenyum dalam hati. Ia telah mengambil nama lain, yaitu Diener, berdiri sebagai ahli strategi Pasukan Pembebasan, dan memimpin mereka menuju kemenangan. Menggunakan koneksi unit intelijen, yang dahulunya merupakan tempatnya bergabung, ia merobek jaringan informasi Farzam dan mengambil alih kendali. Perdana Menteri telah memperlakukan mereka dengan keji hingga mereka mati, dan tak pernah memberi agen-agennya ‘penghargaan’. Tak ada seorang pun yang bersumpah setia pada Perdana Menteri, dan memecah belah mereka akan mudah.
“Semuanya dimulai dari sekarang. Vander, kita pergi bersama. Kita akan menyapu bersih dan membangun sebuah era baru untuk Kerajaan. Kita akan menjadi landasan; kita harus menunjukkan jalan pada mereka.”
“Tuan, silakan gunakan kekuatan saya yang Anda perlukan.”
Diener berdiri, namun ia berhenti bergerak. Ia mengingat sebuah urusan yang tak menyenangkan.
“…Aku baru saja ingat. Ke mana Dewa Maut yang dirumorkan itu kabur?”
“Tuan, berdasarkan laporan dari pengintai, ia bergerak menuju Benteng Cyrus.”
“Aku paham. Aku berutang pada benda itu dari Belta. Aku akan membuatnya mengetahui kerasnya dosa-dosa yang sudah ia perbuat.”
Dengan senyum kejam di wajahnya, ia memikirkan eksekusi sang Dewa Maut.
“Segera setelah kita kembali, kirimkan para prajurit ke Cyrus dan Sayeh. Kirimkan seorang pembawa pesan dan tawarkan sebuah laporan penuh pada Putri Altura. Benteng Sayeh akan jatuh dengan paksa. Untuk Benteng Cyrus…”
Diener menghentikan kata-katanya di sana, dan bergerak keluar rumah itu. Vander, yang kebingungan, mengejarnya. Raja yang berpikiran lemah, Perdana Meteri si badut, dan gadis kecil yang tak mengetahui tempatnya. Ia akan membunuh mereka semua. Diener akan melihat semua orang yang menentang Pasukan Pembebasan yang telah ia bangun dan ia tuangkan kehidupan itu mati.
Ia tak bisa menahan senyumannya, dan ia menutup bibirnya dengan tangannya. Kejayaan tengah mendekatinya tepat di depan matanya. Kejayaan itu begitu dekat hingga ia bisa meraihnya jika ia mengulurkan salah satu tangannya.
.
.
.
Centinni menerjemahkan ini untukmu.
Kami juga membuka donasi via Gojek pay ya guys. Setiap Rp. 10.000 yang terkumpul, kalian akan dapat satu chapter ekstra. Dan kalian juga, jangan lupa tulis untuk buku apa kalian berdonasi yaa. Kode QR ada di halaman muka yaaa.
Bergabunglah bersama kami di discord untuk mendapatkan update terbaru dan kesempatan untuk bertemu penerjemah favorit Anda ~
Jadilah bagian dari komunitas indonesia yang menyenangkan ~
Tautan discord: https://discord.gg/fbqJYJX
- Home
- The Girl Who Ate a Death God [Bahasa Indonesia]
- Chapter 30.3 - Kehidupan Benteng yang Menyenangkan (3)
Donasi pada kami dengan Gojek!
